Evelyn yang tengah berada di perpustakaan saat ini di kagetkan dengan Akram yang sudah berada di sampingnya. Akram duduk di hadapan Evelyn, sehingga membuat Evelyn langsung tertunduk tak ingin bertatapan langsung dengan pria yang merupakan calon suaminya itu.
" Evelyn kenapa kamu mengatakan hal itu sama abah kemarin? " tanya Akram to the point.
Evelyn sangat terkejut dengan pertanyaan Akram yang tiba-tiba seperti itu, Evelyn semakin menunduk dan tak berani mengangkat kepalanya.
" ustadz Akram berhak mendapat istri yang lebih baik dari saya ustadz. " ucap Evelyn pelan, namun Akram masih bisa mendengarnya.
" kamu tidak berhak memutuskan seperti itu sendiri Evelyn. Bagaimana jika saya tidak menyetujui usul gilamu itu Evelyn? " nada bicara Akram sangat tegas, sepertinya Akram sangat marah saat Evelyn mengatakan hal seperti itu.
" apakah ustadz marah? " tanya Evelyn hati-hati.
Akram terkekeh, " tentu saja saya sangat marah sama kamu. bahkan kamu tidak berbicara ataupun meminta penjelasan kepadaku, " ucap Akram.
" Evelyn, yang menentukan jodoh itu bukan manusia, tapi Allah. " Akram menjeda ucapannya, " jika Allah menghendaki kita tidak berjodoh, maka Allah mungkin saja gadis itu atau keluarganya akan mempersulit pernikahaan kita. tetapi jika Allah menghendaki kita berjodoh, apapun masalah yang kita hadapi saat ini, pasti mempudah jalannya. " pungkas Akram.
Evelyn terdiam mendengarkan ucapan Akram, dalam hatinya Evelyn membenarkan ucapan Akram. bahkan Evelyn sudah berusaha dengan keras menolak perjodohannya dengan Akram, namun semua usahanya nihil. kedua keluarga tetap memutuskan meneruskan perjodohan mereka.
' mungkin apa yang di katakan ustadz Akram itu benar, ' monolog Evelyn dalam hati.
" Maaf ustadz, " akhirnya hanya kata itulah yang dapat Evelyn utarakan.
" hemp.. " jawab Akram singkat. " kuliahmu sudah selsai? " tanyanya kembali yang di angguki Evelyn.
" baiklah, ayo aku antar kamu pulang Evelyn. " ucap Akram.
Mendengar Akram akan mengantarnya pulang, Evelyn segera menggelengkan kepalanya cepat. " hem..tidak usah ustadz, saya bisa pulang sendiri." Evelyn masih teringat terakhir kali Akram menjemputnya dengan motor sport nya, dan hal itu membuat Evelyn kesusahan menaiki motor besar Akram. Evelyn tidak ingin bersentuhan lagi dengan Akram seperti hari itu.
Akram terkekeh mendengar penolakan Evelyn. " tenang saja, aku bawa mobil. " ucap Akram.
mendengar kata mobil, Evelyn semakin kalang kabut, bahkan kedua tangannya bergetar tak karuan. bukannya takut, Evelyn justru merasa tak jika harus seatap dengan Akram.
jika itu orang lain, mungkin Evelyn akan menerima ajakannya. Tapi ini Akram, pria yang sangat di hormati di kalangan masyarakat. Evelyn merasa benar-benar sangat canggung jika di hadapan akram. bahkan saat ini saja Evelyn selalu waspada, takut jika menjadi fitnah diantara orang-orang di sekitarnya, padahal jelas-jelas Akram adalah calon suaminya.
melihat raut ketakutan Evelyn, justru Akram semakin terkekeh. dan membuat Evelyn mendongkak menatap heran kepada Akram.
" kenapa ustadz tertawa, apa ada sesuatu yang salah dengan saya? " tanya Evelyn menyelidik.
Akram semakin terkekeh, " tidak, aku hanya heran. apa se takut itu kamu padaku Evelyn? " ujar Akram.
Evelyn terdiam tak berani menjawab pertanyaan Akram.
" tenang saja, ada Laila bersama kita. " ucap Akram kemudian.
hufffttt...
Evelyn bernapas lega, lagi lagi hal itu di lihat oleh Akram dan tentu saja Akram terkekeh melihat tinggal evelyn yang terlihat menggemaskan baginya.
sedangkan Evelyn yang melihat Akram tertawa seperti itu merasa kesal dan juga heran. ' apa aku terlihat seperti badut yang pantas di tertawakan? kepada dia selalu tertawa seperti itu saat melihatku' batin Evelyn.
\* \*
sementara itu..
Dibawah terik matahari di area parkiran universitas, Laila terus saja mondar mandir di depan mobil hitam yang terparkir di belakangnya.
Sorot matanya terus mencari sosok Akram yang tak kunjung datang. Bahkan Laila sudah menunggu kakaknya itu hampir satu jam, setelah mereka menyelesaikan urusan mereka, dan Akram berkata akan mengambil barangnya yang ketinggalan di ruang dosen.
Laila benar-benar sudah bosan menunggu, gadis cantik berkerudung hitam itu mendengus kesal saat melihat sang kakak dari kejauhan.
" mas Akram, mas Akram itu benar-benar menyebalkan yah, mas dari mana saja? udah hampir satu jam aku nunggu mas disini seperti orang gila " ucap Laila kesal.
Namun Akram malah mengabaikan ocehan Laila yang sepanjang jalan kenangan itu, Akram justru menoleh kelakang dan mengajak Evelyn masuk kedalam mobilnya.
" ayo masuk Evelyn, " perintah Akram.
" ooohhh... jadi ini yang membuatku harus menunggu lama, bidadarimu mas Akram. " ucap Laila menyindir.
Evelyn merasa tidak enak, gara-gara dia Laila harus menunggu Akram sampai satu jam.
" maafkan aku Laila, ini semua salahku. " ucap Evelyn sungguh-sungguh.
" ini bukan kesalahanmu Evelyn, jangan menyalahkan dirimu sendiri. " balas Akram tak ingin Evelyn melahkan dirinya sendiri.
Akram pun melakukan mobil lnya setelah berdekatan kecilnya dengan sang adik. sebelum mengantarkan Evelyn pulang, Akram membawa Evelyn makan di restoran, tentu saja dengan Laila. jika tidak ada gadia itu Evelyn pasti akan menolak ajakan Akram.
* *
Tak terasa dua minggu telah berlalu begitu cepat, waktu yang di berikan kiyai kini sudah habis. Namun sampai saat ini tak ada tanda-tanda apapun mengenai gadis yang bernama Akram hari itu.
kedua keluarga pun merasa sangat senang, terutama bu Sinta sangat girang, akhirnya rencanya menikahkan Evelyn dengan ustadz Akram akan terwujud.
kedua keluarga sudah sepakat pernikahan Evelyn akan di adakan dia hari lagi. Namun, Evelyn harus menelan kekecewaan karena di hari pentingnya sang ibu tidak bisa menghadiri pernikahannya, karena saat ini mamah Evelyn sedang berada di luar negri demi mengurusi perusahaannya.
Evelyn sangat sedih, ia berharap jika sang mamah akan menghadiri pernikahannya yang akan di gelar dua hari lagi. namun apalah daya itu hanya harapan belakanyasaja.
sejak kepergian sang ayah 2 tahun yang lalu untuk selamanya, bu Rindri yang merupakan mamah Evelyn lebih menyibukan dirinya mengurus perusahaan peninggalan suaminya.
Bahkan bu Rindri harus menitipkan Evelyn kepada kakak suaminya yaitu pak Subondo. Dan hal itulah yang membuat Evelyn membenci ibunya, bahkan di hari pentingnya bu Rindi justru lebih memilih mengurusi pekerjaannya di luar negri, dari pada harus menghadiri pernikahan putri tunggalnya. Dan itulah yang membuat Evelyn semakin membenci sang ibu.
" Evelyn kamu jangan nangis, masih ada uwa bersamamu. Uwa tidak akan pernah meninggalkanmu seperi mamahmu itu, Uwa akan menemanimu sampai acara perrnikahanmu dengan ustadz Akram selesai. " ucap bu Sinta.
Inilah yang membuat Evelyn merasa aman tinggal bersama pak Subondo dan bu Sinta. Memang benar terkadang bun Sinta bersikap keras kepadanya, namun Evelyn tahu jika bu Sinta sangat laah menyayanginya.
Evelyn merasa sesak di dadanya saat ini, sehingga Evelyn tidak bisa lagi menahan air matanya. dan akhirnya buliran bening pun tumpah dan membanjiri kedua pipi chubby nya.
yah memang saat ini Evelyn tengah berada di kamarnya, dan Evelyn pun saat ini sedang tak memakai hijab dan niqabnya.
Bu Sinta memeluk Evelyn, membelai rambut panjang gadis itu mencoba menenangkannya.
" jika kamu ingin menangis, menangislah. kamu juga berhak bahagia Evelyn, " ucap bu Sinta.
Evelyn tak bisa berkata-kata apa-apa saat ini, Evelyn merasa jika dadanya sangat sesak. Evelyn hanya menangis dan bertumpu di dada bu Sinta, sedangkan bu Sinta saat ia sedang berperan sebagai seorang ibu yang akan melepas putrinya.
bu Sinta tak mengomel seperti biasanya, ataupun bersikap kasar pada Evelyn. Bu Sinta akan selalu berubah menjadi seorang peri saat Evelyn sedang benar-benar terpuruk.
seperti saat itu, saat ayah Evelyn meninggal. bu Sinta merangkul dan membawa Evelyn pergi dari pemakaman sang ayah. dan hari ini bu Sinta merangkul dan memenangkan Evelyn.
bu Sinta tahu jika saat ini Evelyn sedang benar-benar merasa kecewa kepada ibunya yang lebih mementingkan pekerjaan dari pada pernikahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nurlaela
lanjutt
2024-05-12
1
Zila Aziz
Ah sedih
2024-03-22
1