Bab 2 Satu Rumah ll

Setelah Danis mandi dan berganti pakaian, pemuda itu segera ikut bergabung di dapur bersama Hanny dan kedua orang tuanya. Mereka menikmati sarapan pagi mereka dengan tenang sebelum memulai aktivitas hari ini.

.

.

"Ah, aku harus mengambil tasku dulu!"

Usai sarapan dan hendak berangkat ke sekolah, Hanny kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil tas.

Langkahnya berhenti sejenak ketika matanya melihat foto kedua orang tuanya yang di pajang di dinding samping meja belajarnya. Dia mendekat perlahan dengan senyum lembut di wajahnya, bergumam pelan di depan foto itu. "Aku berangkat ke sekolah dulu, Ayah, Ibu... "

'Kuharap tahun ini aku tidak akan mendapatkan masalah apapun, dan bisa segera lulus tanpa hambatan', Batin Hanny penuh harap. Dia tidak ingin lagi tahun ini ikut menjadi tahun yang berat untuknya selama dia sekolah nanti, seperti di tahun-tahun kemarin.

.

.

Sebelum menuju perusahaan nya, Galih mengantarkan Hanny dan Danis ke sekolah mereka. Pria dewasa itu memarkirkan mobilnya agak sedikit jauh dari gerbang sekolah karena permintaan Hanny, alasan nya adalah karena gadis itu ingin turun lebih dulu untuk bertemu dengan teman nya disana.

Padahal itu hanyalah sebuah kebohongan belaka.

Sejak masuk SMA, Hanny kesulitan mendapatkan teman. Mana mungkin dia akan bertemu dengan teman nya?

Dia hanya tidak ingin di lihat oleh banyak orang, bahwa dirinya keluar dari mobil yang sama dengan Danis. Meskipun Danis tidak pernah mengatakan kepada kedua orang tuanya, pemuda itu sebenarnya sangat populer di SMA mereka sejak masih jadi murid kelas satu.

Tidak hanya karena berwajah tampan dan bertubuh cukup tinggi, tetapi pemuda itu juga cukup cerdas di hampir semua mata pelajaran. Dia juga atletis dan hebat dalam segala aktivitas fisik, membuatnya sering menjadi bahan pembicaraan siswa siswi dan para guru karena prestasinya dalam bidang olahraga.

Satu-satunya hal minus yang ada dalam diri Danis mungkin hanyalah sifat tenang dan sikap dingin nya di depan orang-orang yang belum dia kenal. Ia tidak cukup ramah untuk bersikap lembut di depan orang lain yang jarang dia temui.

Para siswa perempuan bahkan menyebut dirinya 'pangeran salju' karena dia selalu bersikap dingin di depan orang asing, dan hanya akan menjadi hangat di depan orang-orang yang telah akrab dengan nya saja.

Namun sejauh ini Danis hanya akrab dengan empat orang teman nya karena mereka terus bersama sejak masih kelas satu.

Galih yang tidak merasa curiga hanya menuruti permintaan gadis itu dengan tenang, namun dalam diam nya, kedua mata Danis terus mengamati sosok gadis itu yang kini kian menjauh.

.

.

Ketika Hanny sampai di kelas dan memilih tempat duduk nya, gadis itu hanya bisa diam mengamati teman-teman sekelasnya yang nampaknya sudah akrab satu sama lain, orang-orang itu saling bersenda gurau.

Ada beberapa siswa siswi yang dikenal nya sejak kelas satu dan dua, tapi nampaknya mereka sengaja mengabaikan keberadaan Hanny dan tidak mau mengajaknya bicara.

'Apa yang harus kulakukan sekarang?sepertinya mereka semua memang sudah saling kenal sejak awal.'  Hanny membatin nelangsa, merasa kecewa karena sepertinya tahun ini dirinya akan sendiri lagi tanpa siapapun.

Di sekolah elit ini, semua orang yang menjadi teman sekelas Hanny di kelas dua sudah tahu kalau dirinya adalah seorang gadis yatim piatu.

Terima kasih kepada seseorang, mereka jadi dengan sengaja berpura-pura tidak mengenalinya karena merasa Hanny kurang pantas untuk bergaul dengan mereka.

Ada juga siswa siswi yang belum pernah mengenal dirinya. Hanny bertanya-tanya dalam benaknya, apakah dirinya harus menyapa mereka lebih dulu dan kemudian mengajak mereka berteman?

Tapi apa yang harus dia katakan untuk permulaan? Dia tidak tahu!

SLAP!

Saat Hanny sedang sibuk dengan pikiran di kepala nya, tiba-tiba saja belakang kepalanya di pukuli dengan kipas genggam oleh seseorang.

"Heh, Hanny Arinita!"

Hanny yang tidak siap menjadi kaget. Dia lalu menyentuh kepalanya yang terkena pukulan itu, lalu menoleh ke belakang untuk melihat pemilik suara yang sudah lama di kenal nya.

"Sepertinya tahun ini kita satu kelas lagi, ya?"

Hanny menatap horor orang-orang yang berdiri di belakangnya. Itu adalah Merina dan kedua teman perempuan nya yang selalu mengikutinya kemanapun.

Hanny pertama kali bertemu dengan gadis itu dan teman-teman nya sejak tahun kemarin, dan mereka selalu saja sengaja menganggu Hanny setelahnya. Hal-hal apapun mereka lakukan untuk membuatnya merasa tak nyaman.

Hanny tidak tahu alasan mereka terus melakukan itu.

Mereka sering menyuruh Hanny untuk membelikan mereka makanan di kantin dan meminjam barang-barangnya tanpa berniat untuk mengembalikan nya. Meski mereka selalu dengan paksa bilang pinjam kepada nya, tetapi sebenarnya hal itu sama sekali tidak ada bedanya dengan mencuri.

Hanny selalu ingin menolak permintaan mereka, namun Merina dan teman-temannya terus mengancam Hanny akan membully nya jika dia berani menolak meminjamkan mereka barang-barangnya dan tidak mau menjadi pesuruh mereka.

Tentu Hanny menjadi takut, dia tidak punya siapa-siapa yang akan membantu dirinya melawan Merina.

Merina dan teman-teman nya jugalah yang telah menyebarkan fakta bahwa Hanny adalah anak yatim piatu kepada teman-teman sekelas mereka saat masih kelas dua.

Itulah penyebab mengapa Hanny sangat ingin terhindar dari Merina dan antek-anteknya. Namun sayang sekali, tahun ini takdir malah kembali mempertemukan mereka di kelas yang sama.

Hanny menjadi tak bersemangat.

"Guys, ayo kita duduk di belakang tempat duduknya, biar kita bisa puas nyuruh-nyuruh dia kalau kita mau." Ajak Merina kepada teman-temannya.

"Okee!!" Jawab mereka antusias.

Hanny bertanya tanya dalam hati dengan penuh keraguan. Dia ingin sekali saja melawan mereka, tapi apa dirinya bisa membuat perubahan kali ini?

Dengan sedikit keberanian, Hanny berusaha untuk protes. "Bisakah kau pindah ke--"

"Apa kau bilang?!! Kamu mau ku tampar, hah?! Kamu itu gak berhak memerintah ku!" Merina langsung memotong kata-kata Hanny, nampaknya dia memang menunggu kesempatan Hanny mengatakan itu.

Dia berdiri dari bangkunya dan mengangkat tangan nya yang sedang memegang kipas, lalu hendak memukul wajah Hanny dengan alat itu.

Melihat Merina yang hendak memukul wajahnya dengan kipas, nyali Hanny seketika menciut. Dia segera meminta maaf.

"Ma-maaf... "

"Heh... Baru di gertak saja kau sudah tidak berani, malah mau coba memerintahku." Merina tersenyum angkuh, dia kembali duduk di bangku nya. Kedua temannya hanya tertawa melihat itu.

Hanny menjadi murung. Dia awalnya berniat untuk melakukan sedikit perubahan, tetapi sepertinya dia tidak mampu untuk melakukan hal itu. Jika dia melawan Merina, pasti akan ada orang lain yang membantu gadis itu.

Merina lalu dengan tiba-tiba bertanya kepadanya. "Hei, apa kau sudah makan?"

Ditanyai itu membuat dirinya sedikit bingung, tetapi Hanny tetap menjawab Merina. "Huh? Yah... Aku sudah makan."

"Kalau begitu cepat belikan aku dan teman-temanku makanan di kantin! Aku belum makan dari tadi pagi!" Ucapnya memerintah sambil tersenyum lebar. Gadis itu mengeluarkan satu lembar uang seratus ribu dan menyerahkan nya kepada Hanny.

Hanny menghela nafas lelah, masih pagi saja dirinya sudah di peralat oleh orang ini.

Yahh paling tidak, dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membelikan mereka makanan.

"Baik, aku belikan makanan kesukaanmu." Hanny berkata sambil bangkit dari bangku nya dan hendak pergi ke kantin.

Mungkin karena sudah mulai terbiasa di peralat, Hanny tidak terlalu mempermasalahkan hal ini.

"Belikan aku dua bungkus Roti Keju dan coklat!! dan jangan lupa tiga botol susu strawberry!!" Seru salah satu teman Merina.

'Sepertinya aku harus ikhlas menjadi kacung mereka lagi tahun ini'  batin Hanny.

Saat hendak meraih gagang pintu kelas, tanpa di duga oleh Hanny pintu itu terbuka dari luar, dan muncullah sosok Danis dengan headset yang terpasang di kedua telinga nya. Mereka hampir  bertabrakan kalau saja tubuh Danis tidak segera berhenti dengan tepat waktu.

"Ehh...? "

"Ahh..."

Keduanya terlihat terkejut satu sama lain dan tidak tahu harus berkata apa.

Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!