04# Penolakan Naziya

“APAAA!!!”

Naziya terkejut. Seketika desir darah melaju cepat hingga ujung kepala. Emosinya memuncah, prasangka yang merundung tidak dapat lagi terbantah.

“Naziya enggak mau bu!” suara lantang Naziya terdengar dari seberang sana.

Sementara Farida, masih tetap tenang berbincang dengan Arjuna di saluran telepon. “Nak, maaf. kalau boleh, nanti kita sambung lagi ya,” ujarnya lembut.

“Enggak apa-apa, tante. Boleh Juna ngobrol sebentar sama Naziya?” pinta Arjuna tak kalah lembut.

Farida ragu. “Bener kamu mau ngobrol sama Naziya? Hati-hati, kalau lagi ngambek gini dia bisa makan orang.”

Terdengar suara kekehan renyah dari sambungan telepon.“Juna sudah pernah dimakan Naziya bu,” ujarnya disela tawa ringan, hingga membuat kedua alis Farida berkerut bingung.

Lalu keduanya saling melempar tawa, tanpa mengetahui air muka Naziya yang sudah merah padam karena marah.

“Siniin bu teleponnya,” sambat Naziya. Wanita itu lantas meraih benda pipih itu dari tangan ibunya.

Dengan napas yang menderu, tanpa salam, Naziya berseloroh. “Apa maumu, Juna?”

“Menikah,” Arjuna menjawab. “Bukankah, aku sudah bilang kemarin. Ayo kita menikah?!”

“Tapi, aku belum sepenuhnya menyetujui perjodohan ini,” Naziya merasa tertantang. “Pasti kamu ingin...” ucapan Naziya sontak terhenti, sesaat melihat ibunya yang tengah memperhatikannya.

“Ingin apa, Naziya? Kenapa tidak kamu teruskan ucapanmu itu?” celetuk Arjuna dari sambungan telepon.

Naziya mencoba mengatur napasnya. Dia merasa tak terima dengan sikap Arjuna dan sang ibu yang berbuat seenaknya.

“Dengar, Jun-Jun. Aku tidak akan menikah denganmu walau laki-laki di dunia ini tinggal kamu seorang!” cecarnya dan langsung mengakhiri sambungan telepon.

“Ibu, Naziya gak mau menikah sama Juna!Ziya sudah punya laki-laki pilihan Ziya sendiri.”

Airmata Naziya luruh begitu saja. Harga dirinya sebagai wanita terluka. Dia merasa Farida dan Arjuna tidak menghargainya karena mengambil keputusan sepihak.

Naziya gegas masuk ke kamar. Wanita itu melempar diri di ranjang dan menangis.

Dia menangis, bukan hanya merasa tidak dihargai. Ada sedikit rasa bersalah dan ketakutan. Apakah dia akan terjebak dalam pernikahan palsu? Apakah Arjuna hanya ingin balas dendam kepadanya? Dan, bagaimana jika Farida tahu bahwa Naziya dulu merundung Arjuna yang merupakan putra dari sahabat ibu dan ayahnya.

Entahlah, semua perasaan kalut sedang bertarung hebat dalam dirinya.

***

Pagi itu cuaca sangat indah. Cahaya keperakan naik ke cakrawala. Namun, tidak seindah suasana di rumah Farida.

Masih membekas guratan kekecewaan di wajah Naziya.

Kedua matanya membengkak dan beberapakali sisa isak terdengar di deruan napasnya.

Namun, Farida pun tak ingin kalah. Dia tahu kalau Arjuna adalah laki-laki yang tepat untung sang putri.

Mereka berdua saling diam. Farida asyik dengan pekerjaan rumah yang biasa dia lakukan. Sementara, Naziya asyik mempersiapkan diri untuk bekerja.

Tidak ceroboh seperti biasanya. Setelah mandi, Naziya menjemur handuknya rapi.

Naziya pergi begitu saja ke kantor siaran. Sesampai disana, dia mencurahkan segala kebimbangannya kepada Putri.

“Demi Tuhan, Ziya. Arjuna benar-benar memintamu menikah dengannya?” Putri juga memiliki intuisi yang sama.

Pasti Arjuna ingin membalaskan dendamnya kepada Naziya.

“Sungguh, laki-laki pengecut,” umpat Putri.

Naziya mendesah resah, “Tapi Put, sekarang ibu jadi enggak menegurku, semua ini gara-gara aku mencecar Arjuna. Sepertinya dia sudah terhipnotis sama si Jun-Jun,” ungkapnya penuh kekesalan.

Putri menaikkan bibirnya sebelah. “Ini mah sudah pasti, dia sudah menjerat ibu kamu, Ziy,—untuk menjebak kamu. Kalau enggak, mana mungkin dia bisa sedekat itu sama tante Farida,” hasut Putri.

Naziya mengangguk tegas. “Ya, dia pasti sudah merencanakan ini dari awal, Put.”

“Jadi, apa rencanamu berikutnya, Ziy?” tanya Putri lagi.

Naziya menoleh, wajahnya bingung. Seketika dia menaikkan kedua bahunya. “Enggak tahu, Put,” ungkapnya polos.

“Ya elah, Ziy. Ini udah mode perang, kamu masih enggak tahu rencanamu apa. Kamu bisa kalah telak ngelawan si Jun-Jun. Apalagi kamu bilang kalau dia anggota pasukan khusus. Heh, sudah menang telak, dia,” celoteh Putri yang sontak memancing emosi Naziya.

“Kamu sebenarnya belain aku atau si Jun-Jun sih,” gerutunya seraya menyipitkan mata.

“Bantuin dong, buntu nih,” tambahnya lagi.

Putri nampak berpikir keras. Setelah beberapa detik, lengkungan dibibirnya melebar. “Gimana kalau kamu kawin lari aja sama pak Bram?”

Naziya sontak melotot. “Gila kamu, Put? Bisa di coret nama aku dalam kartu keluarga.”

Mengingat dikeluarga Naziya—etika dan adab sangat dijunjung tinggi. Jangankan 'kawin lari', minggat dari rumah saja, Naziya bisa terancam—tercoret dari garis keturunan Harris dan Farida.

Naziya menggeleng cepat. “Enggak ada ide lain apa, Put.”

“Berarti cara satu-satunya, terima pernikahan itu. Gimana, alih-alih Jun-jun yang balas dendam, kamu aja yang kembali bully dia,” tawa Putri lepas begitu saja.

Naziya menyeretkan lirikannya. “Put, kamu lupa, kalau Arjuna sudah bermetamorfosa. Dia bukan lagi Jun culun si buruk rupa. Belum lagi, dia pasukan khusus.”

Kini mereka kompak menghela napas berat.

“Apa iya, ini kutukanku karena merundung Arjuna.” Batin Naziya.

***

Naziya dikejutkan dengan suara ponselnya sendiri. Dia menyembunyikan layar ponsel dari dalam tas bahunya.

Benar saja, panggilan itu dari Arjuna. Sementara, wanita berparas ayu itu tengah bersama Bram—di dalam mobil.

Naziya menyambungkan panggilan itu? Oh, tentu tidak. Dia me-reject panggilan pria yang akan menikahinya tersebut.

Namun, semakin Naziya mematikan sambungan telepon itu, Arjuna semakin gencar menghubunginya. Pria itu tak akan kalah begitu saja.

Hingga, suara dering itu memancing perhatian Bram. “Kenapa enggak diangkat saja teleponnya?”

Naziya berdeham, tenggorokannya tercekat, seperti dia sedang kepergok berbuat dosa. “Ehm... Enggak, ini spam ... Spam,” bohong Naziya, seraya menonaktifkan ponselnya.

Kedua bola mata Bram menyipit, Naziya tidak pintar berbohong. Pria itu mulai mencurigainya.

“Ziy, kamu sayang enggak sama aku?” tiba-tiba Bram bertanya.

Naziya menautkan kedua alisnya. Pertanyaan yang dilontarkan Bram, sungguh membuat dia terkejut.

“Maksudmu?” Naziya menatap lekat sang kekasih. “Kalau aku enggak sayang sama kamu, mana mungkin aku duduk disini.”

Naziya meraih tangan Bram dan menautkan jari-jarinya dengan milik Bram. Mereka saling bergenggaman tangan. Kemudian, saling melempar senyum.

Bram kembali tersenyum, pria itu mendaratkan kecupan hangat di punggung tangan Naziya.

Hati Naziya berbunga. Begitupula dengan Bram. Malam ini, malam yang indah untuk mereka berdua.

Bahkan, panorama malam kala itu—dengan purnama yang nampak tersenyum kalah indahnya dengan perasaan kedua sejoli itu.

Demi Tuhan, jika dapat memilih. Naziya menginginkan Bram yang menghiasi hari-harinya.

Naziya merasa, dia dan Bram memiliki banyak kesamaan. Dari pandangan tentang hidup hingga beberapa kesukaan yang sama.

Sejenak wanita itu melupakan praharanya dengan Arjuna. Kedua matanya hanya memandang Bramasta Prayoga. Pria tampan yang kini duduk di sebelahnya.

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

next

2023-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 01# Benarkah Dia?
2 02# Ternyata Dia.
3 03# Ayo Menikah.
4 04# Penolakan Naziya
5 05# Syarat Naziya.
6 06# Disetujui
7 07# Ada apa dengan Bram?
8 08# Pengkhianatan
9 09# Calon Menantu
10 10# Terungkap.
11 11# Pengkhianatan Putri.
12 12# Pengakuan.
13 13# Obrolan Pernikahan.
14 14# Berlian Pink Argyle
15 15# Pengakuan Naziya.
16 16# Malam yang Panjang
17 17# Percakapan Malam Hari.
18 18# Tanda Mata Dari Nala
19 19# Kedatangan Vivian.
20 20# Misterius
21 Surat Cinta Author 1
22 21# Kepulangan Arjuna.
23 Pengumuman Visualisasi
24 22# Hari Pernikahan.
25 23# Malam Pertama.
26 24# Hari Pertama
27 25# Pulang ke Apartemen.
28 26# Aku Tidak Akan Pergi.
29 27# Penganggu!
30 28# Wejangan
31 29# Ke Supermarket
32 30# Memburu
33 31# Wanita yang Diundang
34 32# Mencari Putri
35 33# Putri Menghilang
36 34# Tak Bisa Lari Dariku
37 35# Mengantarkan Ibu Pulang
38 36# Buku Kenangan.
39 37# Tertangkapnya Putri
40 38# Mengikuti Kami?
41 39# Siapa Lagi?
42 40# Kunjungan Mertua
43 Berangkat ke Yogyakarta
44 Surat Cinta Author 2
45 42# Naziya Menghilang Lagi
46 43# Balon Stroberi
47 44# Cerita Kala Hujan
48 45# Tugas Mendadak
49 46# Rahasia Arjuna
50 47# Membawa Lara
51 48# Kedatangan Inka
52 49# Mengantarkan Arjuna
53 50# Panggilan ke Pengadilan
54 51# Mengantar Oleh-Oleh
55 52# Meragukan Naziya
56 53# Kecerobohan Naziya
57 54# Kabar Mengejutkan
58 55# Langkah Pasti Naziya
59 56# Melepas Kerinduan
60 57# Kejujuran Yang Menyakitkan
61 58# Kecemasan yang Menggemaskan
62 59# Akrab?
63 60# Suasana Tenang Sore Hari
64 61# Percakapan Sepanjang Jalan
65 62# Takdir Yang Lain
66 Promosi Karya Kedua
67 63# Mengidam?
68 64# Kecemburuan Tak Berdasar
69 65# Mengembalikan Kepercayaan
70 66# Bunga Tidur
71 Surat Cinta Author 3
72 67# Limapuluh Panggilan Tak Terjawab
73 68# Tamu Tak Diundang
74 69# Farida Menghilang
75 70# Kehilangan
76 Pengumuman Hadiah
77 71# Cerita Kita, Oath Of Love
78 Pengumuman Tamat
Episodes

Updated 78 Episodes

1
01# Benarkah Dia?
2
02# Ternyata Dia.
3
03# Ayo Menikah.
4
04# Penolakan Naziya
5
05# Syarat Naziya.
6
06# Disetujui
7
07# Ada apa dengan Bram?
8
08# Pengkhianatan
9
09# Calon Menantu
10
10# Terungkap.
11
11# Pengkhianatan Putri.
12
12# Pengakuan.
13
13# Obrolan Pernikahan.
14
14# Berlian Pink Argyle
15
15# Pengakuan Naziya.
16
16# Malam yang Panjang
17
17# Percakapan Malam Hari.
18
18# Tanda Mata Dari Nala
19
19# Kedatangan Vivian.
20
20# Misterius
21
Surat Cinta Author 1
22
21# Kepulangan Arjuna.
23
Pengumuman Visualisasi
24
22# Hari Pernikahan.
25
23# Malam Pertama.
26
24# Hari Pertama
27
25# Pulang ke Apartemen.
28
26# Aku Tidak Akan Pergi.
29
27# Penganggu!
30
28# Wejangan
31
29# Ke Supermarket
32
30# Memburu
33
31# Wanita yang Diundang
34
32# Mencari Putri
35
33# Putri Menghilang
36
34# Tak Bisa Lari Dariku
37
35# Mengantarkan Ibu Pulang
38
36# Buku Kenangan.
39
37# Tertangkapnya Putri
40
38# Mengikuti Kami?
41
39# Siapa Lagi?
42
40# Kunjungan Mertua
43
Berangkat ke Yogyakarta
44
Surat Cinta Author 2
45
42# Naziya Menghilang Lagi
46
43# Balon Stroberi
47
44# Cerita Kala Hujan
48
45# Tugas Mendadak
49
46# Rahasia Arjuna
50
47# Membawa Lara
51
48# Kedatangan Inka
52
49# Mengantarkan Arjuna
53
50# Panggilan ke Pengadilan
54
51# Mengantar Oleh-Oleh
55
52# Meragukan Naziya
56
53# Kecerobohan Naziya
57
54# Kabar Mengejutkan
58
55# Langkah Pasti Naziya
59
56# Melepas Kerinduan
60
57# Kejujuran Yang Menyakitkan
61
58# Kecemasan yang Menggemaskan
62
59# Akrab?
63
60# Suasana Tenang Sore Hari
64
61# Percakapan Sepanjang Jalan
65
62# Takdir Yang Lain
66
Promosi Karya Kedua
67
63# Mengidam?
68
64# Kecemburuan Tak Berdasar
69
65# Mengembalikan Kepercayaan
70
66# Bunga Tidur
71
Surat Cinta Author 3
72
67# Limapuluh Panggilan Tak Terjawab
73
68# Tamu Tak Diundang
74
69# Farida Menghilang
75
70# Kehilangan
76
Pengumuman Hadiah
77
71# Cerita Kita, Oath Of Love
78
Pengumuman Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!