AMY#04

Lo kaya? Gue nggak kalah kaya, tapi gue nggak sombong.

***

Seperti nya Dewi Fortuna, Malaikat Cinta, sedang tidak berpihak pada nya, karena untuk ke tiga kalinya Alvaro bertemu dengan seorang gadis menyebalkan, lagi-lagi ia harus berurusan dengan nya, apa salah dan dosa nya. Harus mendengar gadis itu lagi-lagi memaki ke arahnya, tak juga mau mengalah pada nya. "Lo pikir, ini parkiran bapak, lo!" Alvaro masih tidak terima, Bias, ia hanya menatapnya tajam. Seorang gadis akhirnya datang, berusaha melerai percekcokan yang kini tengah terjadi antara mereka, tak berbeda dengan kedua teman Alvaro yang juga melakukan hal yang sama.

"Kalau pun, ini parkiran bukan punya gue, bisa aja gue minta, bokap, bayarin ini tempat" Bias tak ingin kalah, membuat laki-laki dihadapan nya terlihat mengepalkan kedua tangan nya, geram, karena terus dipertemukan dengan gadis aneh, sekaligus menyebalkan.

"Udah, Bi" Sebelumnya Tarisa sudah membuka pintu mobil, berniat untuk segera masuk, mendengar Bias memaki, membuat gadis itu kembali mengurungkan niat nya, memilih menghampiri ke arah nya, berusaha menengahi perselisihan yang kini masih terus berlanjut. "Nggak, bisa! Ni orang, ngeselin banget dari tadi" Bias tak juga ingin mengalah, dan tetap pada pendirian nya.

"Ngaca mba nya! Lo pikir, lo nggak ngeselin! Dasar cewek aneh!" Ucap Alvaro tidak terima saat sang gadis mengatakan hal itu dari mulut nya. "Al,," Rangga terdengar membuka suara, memanggil namanya, berusaha menyadarkan sahabat nya, Begitupun, David, yang juga melakukan hal sama dengan Rangga, bahkan kini terlihat menepuk bahu nya. "Apaan sih?!" Alvaro mengalihkan pandangan nya, terusik dengan tindakan sahabat nya.

Rangga terlihat mendekat, lebih dekat dari sebelumnya. "Dia, cewek, yang tadi gue jadiin tantangan buat lo, ****!" Ucap Rangga berbisik, laki-laki itu menaik turunkan tatapan nya ke arah depan, seketika mengerjap, tersadar dengan apa yang baru saja dilakukan oleh nya, hal yang akan mempersulit usaha nya.

"So-rry, gue, nggak sengaja" Tak hanya Bias, Tarisa pun tiba-tiba merasa aneh, aneh karena laki-laki yang sebelumnya ngotot, sampai ngegas, tak ingin kalah saat berselisih dengan sahabat nya, seketika berubah, melunak, saat berbicara pada Bias, bahkan meminta maaf. Bias hanya memutar bola mata nya malas, tidak ingin tahu, tidak perduli, dengan tingkah nya. Gadis itu segera membuka kembali pintu mobil nya, Begitupun Tarisa, yang juga melakukan, hal yang sama, membuka kembali pintu, diposisi mengemudi.

"Jalan" Ucap Bias seraya menutup kasar pintu mobil, mengeluarkan Earphone dari dalam tas, memutar keras music melalui ponsel nya, membuat suara apapun tak lagi terdengar, begitupun suara laki-laki yang kini terlihat berbicara pada nya, yang hanya terabaikan oleh kedua nya.

"Sial!" Umpat Alvaro, sesaat setelah kepergiaan sang gadis dari hadapan nya, teman-temannya, hanya diam memperhatikan, menautkan alis bingung, tanpa sadar menggelengkan kepala prihatin.

"Astaga, bro-bro, apa yang lo lakuin, barusan" Alvaro seketika menatapnya. "Gagal, gagal sudah, mendapatkan Grand Prize" Timpal David, yang membuat laki-laki itu menatapnya kedua nya tajam.

"Kalian denger, gue, Alvaro, nggak pernah gagal, dalam hal apapun, tanpa terkecuali!" Dengan yakin, juga percaya diri Alvaro mengucapkan kata-kata yang membuat mereka seketika mengangguk, mengacungkan ibu jari nya, dan berlalu masuk ke dalam mobil.

"Gue, yakin, bisa, buat lo jatuh cinta! Selesai, menangin tantangan dari mereka" Tatapan Alvaro sulit di artikan, diam menatap lurus ke arah depan.

🚘

Tarisa terus memanggil Bias, entah sudah ke berapa kali, namun gadis itu hanya diam, tenang diposisi nya, bahkan mengabaikan ia yang kini sudah merasa kesal. Membuat gadis itu, akhirnya menarik paksa Earphone yang terpasang rapih dikedua telinga sahabat nya. "Bias!" Sang empunya nama, seketika menatapnya, diam menunggu, Tarisa membuka suara. Tarisa tanpa sadar menghela nafas berat, mendapat respon seperti itu dari nya.

"Lo, nggak kenal sama cowok tadi?" Tarisa penasaran, membuat Bias terlihat, seolah tengah mengingat sesuatu. Karena sebelumnya, Tarisa juga tidak terlalu jelas melihat wajah Alvaro, pasa saat menyelamatkan sahabat nya, bahkan tadi, tak sempat memperhatikan lebih detail, meskipun ia yakin, laki-laki itu tampan, namun sulit untuk kembali mengingatnya.

"Oh, Buaya" Ucapan Bias yang tiba-tiba, juga terdengar sedikit aneh, membuatnya mengeryit bingung, menautkan alis nya, tak paham dengan apa yang baru saja diucap kan oleh nya. "Maksud lo, apaan Buaya?" Semakin penasaran, karena ucapan ambigu Bias, terpaksa ia kembali melontarkan pertanyaan lagi, untuk memperjelas maksud ucapan Bias.

"Crocodile!" Jawaban Bias, kini berubah menjadi bahasa inggris, namun masih dengan arti yang sama, berhasil membuat nya lagi-lagi menghela nafas berat. Gadis itu memang selalu mampu, dan berhasil membuatnya merasa frustasi, bahkan darah tinggi, hampir setiap hari. Kelakuan, sifat, juga sikap nya, membuat siapapun menggelengkan kepala, terlebih, ucapan nya.

"Suka hati, lo, Bi!" Kesal Tarisa, dan memilih untuk kembali fokus mengendarai mobil, memecah jalanan yang kini terlihat ramai. Sedangkan Bias, hanya menggedikkan bahu acuh, kembali memasang Earphone yang sempat terlepas. Mata nya terlihat fokus, menatap ke luar kaca jendela, semilir angin terasa jelas menerpa wajah nya, menyibak anak rambutnya, tanpa sadar bibirnya ikut melantunkan lagu yang kini tengah terputar.

Aneh, kenapa, gue ngerasa kaya nggak asing, ya. Pikir Bias, dengan tatapan masih fokus seperti sebelumnya.

"Awas, kesambet, baru tau rasa!" Sindir Tarisa terdengar kesal. "Nyetir, mah, nyetir ae mba" Celetuk Bias santai, tanpa merubah posisi tubuhnya yang membelakangi Tarisa. Gadis itu seketika mendengus, juga menekuk wajah nya kesal.

🏡

Alvaro terlihat menghela nafas lega, merasa lelah karena baru saja sampai di rumah, setelah menempuh perjalanan cukup panjang hari ini. Terlebih mood nya cukup buruk, bahkan bertambah buruk, hancur, rasa nya, seperti nano-nano. Hari ini seperti nya akan bertambah satu, orang yang menjadi alasan mood nya memburuk, karena matanya baru saja menemukan sosok laki-laki tengah terduduk di ruang tamu, tatapan nya sulit di artikan, wajah terlihat datar, sepertinya sudah menunggu kepulangan nya, hingga bersusah payah untuk menyambut kedatangan nya.

Laki-laki itu kembali, terlihat menghela nafas berat, berusaha mengabaikan kehadiran nya, memilih untuk segera beranjak masuk ke kamar nya yang berada di lantai dua. Saat di anak tangga kedua, langkah nya seketika terhenti, mendengar suara tegas, dari laki-laki yang jauh lebih tua dari nya. Mau tidak mau, Alvaro kembali mundur, datang menghampirinya dengan tampang lusuh, merasa sudah sangat lelah, menghabiskan waktu seharian bersama teman-temannya, dan kini akan bertambah lelah jika harus mendengarkan ceramah nya.

Tatapan tajam terlihat jelas dari nya, Alvaro benci, karena ekspresi nya selalu sulit di artikan, membuatnya menunggu, sampai ia kembali membuka suara. "Mau main, tatap-tatapan?" Celetuk Alvaro santai.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

ayah Alvaro kayaknya

2021-06-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!