AMY#03

Badan Kerempeng, Rambut Pirang, Mulut Toak, Persis Pokemon Kelaperan.

***

Seorang gadis datang mengusik nya, mengucapkan kata-kata sakral yang berhasil membuat nya kesal, hal yang paling ia benci, karena pertama kali dihidup nya, seorang gadis menjatuhkan harga diri nya, karena ucapan juga mulut enteng nya. Gadis yang tidak tahu terima kasih, padahal Alvaro baru saja menyelamatkan hidup nya, balasan nya tak seperti yang diharap kan, sang gadis seolah tak pernah melihat nya, melihat sosok nya.

Malu-kesal-marah, seolah bercampur menjadi satu, gadis aneh yang mempermalukan nya, tepat dihadapan kedua teman nya. Lagi-lagi Alvaro terlihat menghela nafas, menghembuskan nafas frustasi, bahkan mengacak rambut nya dengan kasar.

David kembali menepuk bahu nya pelan, berusaha menenangkan sahabat nya yang kini benar-benar terlihat frustasi. "Santuy, mas bro, tenang aja nggak ada yang tau kok" Alvaro bungkam, enggan menanggapi. "Speechless dong gue, sumpah" Selepas mengucapkan hal itu, Rangga terlihat menggelengkan kepala, tidak percaya dengan apa yang baru saja menimpa sahabat nya.

"Puas, senang, liat gue kaya gini" Rangga seketika tertawa, terlebih mendengar ucapan Alvaro, merasa jika laki-laki itu terlihat sangat kesal, maklum, hal itu adalah yang pertama untuk nya.

Seketika Rangga terlihat mengerjapkan mata nya, senyum tampak diwajah nya, senyum licik penuh arti pasti nya. "Ah-ha! Abang tau, ide cemerlang dong" Suara Rangga reflek membuat kedua sahabat nya menutup telinga, suara nya, melebihi seorang wanita tengah kegirangan. "B aja, monyet!" David tidak terima, spontan mengumpat ke arahnya.

Rangga menunjuk Alvaro, membuat laki-laki itu seketika balik menatapnya, alis nya tertaut, bingung. Apa lagi sekarang, selalu saja tantangan, meskipun ada rasa senang, tetap saja lama-lama membosan kan. Meski akhirnya ia tidak akan menolak, gengsi, jika harus kalah sebelum bertempur.

"Wadidaw-Apaan nihh" Celetuk David semangat, bahkan seketika heboh, sedangkan Alvaro, hanya diam, fokus mendengar kan. "Gue mau, Alvaro buat tu cewek jatuh cinta" Melihat Rangga yang kini menatap nya remeh, rasa gengsi nya seketika membara, tidak terima, merasa diremehkan oleh sahabat nya, padahal mereka sudah tahu bagaimana kemampuan juga pesona wajah nya. "Klepek-klepek, ni yee" Celetuk David santai.

"Untung nya buat gue, apa?" Ucapan nya membuat mereka terkejut, tercengang, tak percaya dengan rasa percaya diri nya, padahal Alvaro tidak mengenal gadis yang tengah menjadi perbincangan hangat antara mereka.

"Salah satu, koleksi motor gue" Rangga tidak percaya dengan apa yang baru saja David taruhkan, karena disini, ia yang memberikan tantangan, mengapa laki-laki itu ikut menawarkan imbalan, benar-benar melukai harga diri sultan nya. "Nggak bisa! Gue nggak terima" Sentak Rangga, membuat mereka menatapnya bingung. "Pilih, salah satu koleksi mobil gue, di rumah" Alvaro benar-benar tengah dihujani ribuan bintang, terlebih ia tahu betul, koleksi mobil Rangga, semua adalah barang mewah, juga kesayangan nya.

"Dengan ini, gue terima, tantangan lo" Dengan mantap, Alvaro menjabat satu persatu tangan mereka, tatapan nya sulit di artikan. Meskipun, ia tidak terlalu membutuhkan imbalan yang tengah di pertaruhkan. Karena, Alvaro itu tajir, bahkan teman-temannya mengecap ia, anak sultan.

Tersadar akan kenyataan, bagaimana cara ia mendekati nya, sedangkan ia sama sekali tak mengenal nya. "Tapi, gue minta, cari tau semua tentang tu cewek" Tanpa membuka suara, mereka terlihat mengangguk, dengan mantap.

🚗

Beruntung, akhirnya hari yang sangat menyebalkan, akan segera berakhir, membuat nya terlihat menghela nafas lega. Langkah kaki nya seketika terhenti, diam di tempat, karena Tarisa baru saja memanggil nya, menunggu kedatangan sahabat nya, Bias berbalik ke arah nya. "Lo, dari mana sih?" Wajah nya terlihat cemas, nafas nya tersegal-segal, karena sejak tadi terus mencari keberadaan Bias.

"Please, ya, gue bukan anak kecil" Ucap Bias, terlihat memutar bola mata nya malas, frustasi karena gadis dihadapan nya selalu bersikap berlebihan pada nya. "Lo kan, biang onar" Ucapan polos Tarisa, berhasil membuat gadis itu menatap nya tajam, bahkan kesal, memilih untuk kembali melangkah, meninggalkan Tarisa yang kini menggerutu seraya menyusul nya. "Ihh, tungguin napa"  Tarisa memang mengganggu, saat gadis itu bersikap berlebihan, tetap saja Bias sangat sayang pada nya.

Sebelum nya Bias pernah belajar di TK, sampai ia kelas 5, sekolah dasar, memutuskan untuk berhenti, membuat gadis itu berakhir menjadi murid, Home School, karena kelakuan nya, membuat orang tua nya frustasi, sekaligus putus asa. Akhirnya saat ia memutuskan untuk masuk ke sekolah menengah pertama, dipertemukan dengan Tarisa, berkat gadis itu, Bias bisa berbaur, bersikap baik dengan teman-teman saat di sekolah, bahkan sampai hari ini ia menginjak kan kaki di sekolah menengah atas, dan Tarisa, adalah satu-satu nya sahabat baik Bias.

Sejak dulu Bias itu kelewat nakal, rupa nya saja, seorang gadis, namun kelakuan nya melebihi laki-laki. Bias sering kali bertengkar dengan teman satu kelas, atupun sekolah nya, berakhir dengan ia di keluarkan karena ulah nya. Jujur, Bias salah satu anak broken home, orang tua nya selalu sibuk, hilir mudik ke luar negeri, perihal pekerjaan pastinya. Tak cukup ia di telantarkan, tak mendapatkan perhatian dari kedua orang tua nya, masih harus menanggung kenyataan pahit, kehilangan ibu nya, saat gadis itu baru saja masuk SMP. Bias hanya tinggal berdua di rumah besarnya, bersama asistent sekaligus pengasuhnya. Ayah nya, laki-laki itu tak pernah perduli dengan nya dan selalu sibuk dengan pekerjaan nya.

Bias terlihat santai, menikmati setiap langkah nya, seolah tengah menghitung langkah kecil nya, Tarisa panik, heboh takut di tinggal pulang oleh teman-temannya yang sudah kembali ke dalam Bus. "Cepetan! Nanti ketinggalan" Panik Tarisa, sedangkan Bias hanya menatapnya datar, menggelengkan kepala tak habis pikir dengan penyakit pikun sahabat nya.

"Lo lupa,," Tarisa menautkan alis nya, menunggu ia melanjutkan ucapan nya. "Gue bawa mobil Nastar" Sambung Bias, membuat gadis itu seketika menghentikan langkahnya, terdiam menatapnya, mulutnya terlihat, ber-oh ria menanggapi ucapan nya.

"Ehh, gue lupa Beras" Ucap Tarisa, terlihat menggaruk tengkuknya. "Nama gue, Bias, bukan Beras" Sindir Bias tidak terima, karena gadis itu selalu melencengkan nama nya.

"Nama gue, Tarisa, bukan Nastar" Ulang Tarisa, memutar balikan ucapan nya. "Nggak nyambung banget, tau nggak" Sambung Tarisa, membuat gadis itu memutar bola mata nya malas.

Cukup lama Tarisa terus berceloteh ria disamping nya, membuat nya terlihat bosan, hingga sampai dimana Bias memarkirkan mobil nya, membuatnya menghela nafas, memilih untuk segera masuk ke dalam, namun seketika ia menghentikan tangan nya saat pintu mobil sudah setengah terbuka namun tak cukup untuknya masuk kedalam, karena secara bersamaan, pintu mobil disaping nya ikut terbuka.

"Liat dong! Gue duluan yang buka pintu" Tanpa mengalihkan pandangan nya ke arah dimana seorang laki-laki terlihat menatapnya tajam.

"Suka-suka gue! Emang, lo siapa?" Ucapan santai, namun terdengar menyebalkan, membuat Bias seketika kesal, berbalik menatap kearah nya, membuat mata nya seketika terbelalak, terkejut dengan sosok yang kini juga memasang tampang yang sama.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

ketemu lg mereka

2021-06-25

0

Nur Aini Tarigan

Nur Aini Tarigan

kayaknya ini seru

2020-05-20

5

Dewi

Dewi

alvaro y

2020-05-01

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!