Rara yang baru saja tiba di rumah pukul sepuluh malam. Ia segera membuka pintu rumahnya pelan-pelan dengan mengunakan kunci cadangan yang selalu ia bawa.
Ia bernafas lega melihat lampu rumahnya telah padam menandakan bahwa sang ibu telah tertidur. Rara segera memasukkan motor buntutnya ke dalam rumah yang hanya berukuran 6×10.
Setelah itu ia segera berganti pakai melakukan salat isya lalu segera melihat kondisi sang ibu.
Rara segera membuka pintu pelan agar sang ibu tak terbangunkan.
Rara segera mencium kening sang ibu.
"Ibu cepat sehat ya, Rara sayang ibu. Ibu lah yang Rara punya, jika ibu pergi siapa yang bersama Rara," ucap Rara tanpa ia sadari butiran air dari sudut matanya keluar begitu saja.
Rara segera menghapus kasar lalu meninggalkan kamar sang ibu, ia tak ingin ibunya tahu yang hanya akan membuat beban sang ibu bertambah.
Setelah kepergian sang anak, Nia pun segera menyadarkan tubuhnya di ranjang. Menyesali semua kesalah yang pernah ia buat di waktu muda, jika dulu tak terjadi kesalahan besar mungkin hidupnya tak akan semenderita ini. Anak yang selama ini tak bersalah harus menanggung beban dosa semua ini yang telah ia perbuat.
Seadainya ia bisa menjaga kehormatannya dengan baik mungkin ia tak akan hamil diluar nikah, dan tak akan hidup sesusah ini di usir dari keluarganya bahkan sang kekasih pun tak memberi kabar dan tak mau bertangung jawab.
****
Satu bulan kemudian Rara telah menerima gaji pertamanya sebagai pelayan cafe di tempat abangnya Lina namun semua gajinya masih belum cukup untuk biaya ujian semesternya hingga akhirnya bang Ken kasihan dan iba dengan hidup Rara ia meminjami sisa kekurang biaya sekolah agar ia bisa mengikuti ujian semester satu itu.
Di cafe semua orang disibukan dengan kegiatannya yang akan kedatangan tamu orang nomer satu di kota Malang tersebut.
"Ra, tolong kamu antar minuman ini ke ruangan VIP ya, jangan sampai terlambat, jika terlambat lima menit saja habislah nasib kita, tak akan dapat bonus bulanan," ucap mbak Indah sang kepala chef mengingatkan betapa pentingnya tamu tersebut.
"Baik mbak," jawab Rara.
Rara segera membawa satu botol wine serta dua gelas kosong, serta satu gelas manggo thai, dan cappucino.
Rara yang berjalan dengan buru-buru agar tak membuat kecewa sang tamu dan agar ia tak kena amukan dari sang seniornya dan dari sang bos.
Bruk
Tanpa sengaja manggo thai dalam gelasnya tumpah mengenai jas mahal seseorang yang ia tabrak.
Rara bernafas lega, beruntung wine dan gelas tak pecah jika pecah ia tak tahu harus menggantinya pakai apa, harga wine itu sama dengan gajinya satu bulan.
"Kamu kalau jalan pakai mata? Kamu tahu harga jas ini?" hardik Alexsander Atmaja.
Alexsander Atmaja berumur 28 tahun, seorang pengusaha yang kaya raya yang sukses di usia mudanya, yang selalu dikelilingi wanita-wanita cantik dan di cap sebagai play boy kelas atas, namum dengan statusnya seperti itu tak membuat para wanita berhenti mengejar-ngejarnya dengan wajah tampannya dan kekuasanya ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dalam hitungan menit.
"Maaf om, saya tak sengaja. Saya sedang buru-buru mengantarkan pesanan ini," ucap Rara segera meninggalkan seseorang yang ada didepannya.
"Berhenti kamu! Jika kau tak berhenti, maka kamu akan kehilangan pekerjaanmu sekarang juga," hardik Alex dengan berteriak dengan lantang.
Mendengar kata berhenti bekerja Rara segera membalikkan badannya, menghampirinya kembali.
"Maaf saya tadi tak segaja, tolong jangan laporkan saya. Saya butuh pekerjaan ini om," kata Rara. Rara segera mengeluarkan sapu tangannya mengusap jas Alex yang kotor karena ulahnya.
Alex segera menampik tangan Rara dengan kasar.
"Kamu banyak kesalahan denganku, pertama kamu terlalu cerobah membuat jas mahalku kotor, kedua kamu terlalu bodoh memanggilku dengan sebutan om, apa kamu tak tahu saya siapa?" tegas Alex dengan memegang dahu Rara.
Rara memang tak tahu siapa laki-laki yang ada di depannya ia segera menggelengkan kepalanya.
Apa dasar gadis kecil, semua orang tahu siapa diriku. Semua orang menghormatiku tapi gadis cerobah ini tak mengenalku umpat Alex kesal, hingga niatnya bertemu kliennya ia batalkan seketika.
Alex segera melepaskan dagu Rara, lalu melepaskan jasnya membuangnya begitu saja meninggalkannya.
Sedangkan Rara yang diam mematung dengan menatap punggung laki-laki yang marah-marah tak jelas, padahal dengan di cuci juga akan bersih kembali umpat Rara segera memungut jas yang ada dilantai menyimpannya.
Rara segera melanjutkan kerjanya menuju ruang VIP.
Kok sepi tak ada orang, katanya ngak boleh telat, ini juga rasanya saya sudah telat lima menit gara-gara kejadian tak terduga tadi pikir Rara clinguan mencari setiap sudut yang tak ada juga batang hidungnya.
"Ra, kamu ngapai disitu? Sudah ayo pergi dari sini," tanya mas Sony juga seorang pelayan pengantar makanan.
"Kata mbak Indah suruh mengantar minuman kesini tapi kok tak ada orang," jawab Rara.
"Orangnya tak jadi, tadi saat ia masuk ada kejadian tak terduga, hingga dia marah-marah," sahut mas Sony.
Apa jangan-jangan orang yang saya tabrak tadi orang yang memesan ini, gimana kalau dia mengatakan kepada bang Ken. Gimana jika bang Ken marah kalau saya dipecat saya harus membayar hutang saya gimana. Pikiran Rara semakin kacau.
Rara segera membaca doa apa saja yang ia pelajari agar ia terhidar dari masalah besar ini, agar dirinya masih tetap di izinkan bekerja.
"Mas Sony, dengar dari siapa tentang itu? Apa bang Ken tabu soal ini?" tanya Rara penasaran, jika bang Ken tahu habislah masa depannya.
Kenapa hidup sesial ini dosa apa yang saya buat, kenapa selama hidup tak pernah bahagia atau pun beruntung. Rara hanya bisa mengelus dadanya pelan.
"Saya ini disuruh mbak indah memberi tahu kamu, mbak indah dikasih tahu pak bos. Sudah kamu disuruh nyanyi sama pak bos, semua orang sudah menunggu pentasmu," goda Mas Sony.
"Kenapa tak bilang dari tadi?" tegas Rara memukul lengan rekan kerjanya.
Rara berjalan untuk berganti pakai, saat ia sedang memoles sedikit wajahnya ia berhenti sejak memikirkan masalahnya.
Kalau bang Ken menyuruh saya menyanyi, berarti dia tak tahu yang membuat tamu VIP pergi tadi saya, semoga saja dia tak tahu gumam Rara.
Ya Allah berikan saya keberuntungan hari ini, agar saya bisa membiayai hidup kami, tak mungkin jika saya membiarkan ibu bekerja lagi, kesehatannya tak memungkinkan beliau kerja keras, hamba tak ingin satu-satunya orang saya miliki di dunia ini, hanya beliau lah orang yang begitu tulus mencintai dan menyayangi hamba doa Rara dalam hatinya.
Bersambung...
Jangan lupa like juga tekan ❤ beri krisar ya...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
lia ahdiyani
kasian Rara" di bully Alex
2024-03-18
0
Een Sunita
sama2 Atmaja
2022-04-26
0
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
ni pasti ank Danial pandai nyanyi seperti ayahnya
2022-01-16
0