"Bang, gimana boleh ngak?" tanya Lina.
"Gimana ya, tapi kamu kerja beneran ya. Apa kamu sanggup dengan pekerjaan disini? Disini kerjanya keras banget ya," ucap Ken.
"Bang, jangan kasih dia perkerjaan yang berat-berat dong, kasihan dia. Rara itu sahabat terbaik saya lo Bang, pleace," Lina memohon.
"Seberat apa pun, saya mau Bang Ken. Saya sangat butuh pekerjaan ini, untuk biaya hidup saya juga biaya sekolah," kata Rara dengan gusar.
Melihat tekat dia ingin bekerja saya merasa kasihan, kenapa remaja semuda dia harus hidup menderita seperti itu sedangkan di usianya yang masih remaja saatnya mereka bersenang-senang dengan temannya menikmati masa-masa sekolah tanpa beban ekonomi batin Ken yang hatinya merasa tak tega melihat Rara.
"Ok, karena kamu sahabat adik saya, maka kamu saya terima kerja disini. Masalah gaji saya akan membayar kamu sama dengan pelayan lainnya, tapi ingat jangan bilang ke mereka. Bisa-bisa mereka demo minta ke naikkan gaji," ucap Ken sambil tertawa.
"Terima kasih Bang Ken, saya akan kerja lebih giat, saya janji tak akan mengecewakan kalian. Makasih ya beb," kata Rara memeluk Lina karena bahagia.
"Sama-sama Raraku, nanti pulang sekolah kita kesininya barengan ya, tapi saya minta bonceng kamu," canda Lina.
"Beres itu, saya bisa bekerja sekarang Bang Ken," ucap Rara.
"Jika kamu ingin kerja sekarang tidak masalah. Lina kamu antar teman kamu ke mbak Desta bagian dapur ya, bilang sama dia suruh ngajarin Rara untuk melayani pelanggan," perintah Ken.
"Baik Bang. Bang makasih banyak ya, sudah mau bantu sahabatku. Lina janji akan jadi anak pintar dan penurut," bisik Lina di telinga sang kakak.
"Iya, Abang itu juga ngak tega jika lihat dia. Abang lihat dia kerja keras jadi teringat kamu, Abang bayangi jika kita jadi dia pasti sang sulit sekali hidupnya," jawab Ken pada sang adik.
"Ayo Ra, saya kenalin sama para karyawan lain, tapi kita ganti baju dulu yuk, ikut saya!" ajak Lina menuju keruangan pribadi milik Abangnya.
"Kita kemana Lin? Katanya mau ke dapur kok kesini?" tanya Rara penasaran.
"Ke ruangan pribadi milik Abang Ken saat ingin istirahat tidur siang disini," jawab Lina.
Mungkin enak ya jadi Lina, punya orang tua lengkap yang menyayanginya. Memiliki kakak yang sangat sayang padanya, ia juga tak pernah kekurangan ekonomi beda dengan hidupku. Kenapa hidupku tak seindah hidup mereka gumam Rara.
Astagfirulallah, kenapa saya jadi iri begini. Kamu lebih beruntung Rara, lihatlah anak yang ada di panti asuhan atau anak-anak yang hidup dijalanan mereka jauh menderita dari kamu batin Rara.
"Ra, kamu pakai ganti baju dulu ya!" suruh Lina memberikan baju pelayan kepada sang sahabat.
"Ok, dimana kamar mandinya?" tanya Rara clingu'an.
"Di pojok sana kamar mandinya."
Rara segera menuju kamar mandi untuk menganti seragam sekolahnya dengan pakaian pelayan. Terima kasih Ya Allah engkau telah memberikan pekerjaan ini, semoga dengan hasil kerja saya disini bisa untuk membantu Ibu agar beliau tak perlu lembur kesana kemari mencari uang untuk biaya hidup kami.
Ya Allah semoga hamba segera lulus, agar hamba bisa kerja mencari uang. Semoga kelak hamba bisa kuliah dan menjadi orang yang sukses seperti Abang Ken agar hidup kami tak menderita seperti ini batin Rara dengan berdoa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Nur fadilah
berbahasa yang baik dan benar.itu kali yang dikedepankan
2023-01-14
0
Lilian Sawori
amin
2022-10-10
0
Harum Handayani
terlalu formal bahasanya...hrs nya d'bedakan percakapan antara teman dan orang yg lebih tua, biar ngk kelihatan kaku
2022-08-23
1