TOLONG JANGAN PLAGIAT, KAMI BISA PROSES SESUAI HUKUM. DAN YANG SUDAH PLAGIAT KEMARIN ****TOLONG DIHAPUS. BELAJAR, BUKAN MENCURI ITULAH DUNIA MENULIS.
INI KARYA TERKONTRAK PLATFORM, TIDAK TERBIT DI PLATFORM LAIN JUGA AKUN YOUTUBE, INI HANYA ADA DISINI, KARENA MILIK SAYA DARI OTAK SAYA. JIKA ADA LAIN, HARAP KASIH TAU DI KOLOM****KOMENTAR AGAR DITINDAK LANJUTI.
_____________________________________
Dua minggu berlalu usai pertemuan Rena dan Aulia di depan kost, mereka tak pernah lagi berjumpa. Banyaknya tugas kampus, membuat ketiga sahabat itu menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas mereka. Mengingat deadline diberikan Dosen, dianggap terlalu mepet jika dilihat dari banyaknya tugas diberikan.
Rela bolak-balik kampus kost menggunakan motor yang mereka bawa dari rumah masing masing, karena tak mungkin terus menggunakan jasa taksi yang akan menghabiskan banyak dana ketika pergi dalam waktu tak bersamaan.
Pagi itu, Rena terburu buru ke kampus karena alarm tak berbunyi dan membuatnya bangun kesiangan. Tepat di lampu merah, tanpa disangka sebuah kejadian tidak diharapkan justru terjadi di tengah jam yang tak mau berhenti untuk mengerti.
Bruuuukkk
Terdengar hantaman yang sangat keras di bagian belakang motor Rena, langsung membuat Rena terjatuh dan tertimpa oleh moto dikendarainya. Semua pengemudi menoleh ke arah perempuan jatuh miring pada trotoar, namun seorang lelaki sudah lebih dulu menolong ketika pengendara lain ingin menolong.
Pengemudi yang menelpon sembari mengemudi itu langsung turun seketika ia menyadari jika mobilnya menabrak, mematikan cepat panggilan dan meletakkan ponsel pada jok samping jok pengemudi. Banyak pekerjaan harus diurus, membuat lelaki berjas biru tua itu mengemudi kencang tanpa memperhatikan lampu jalan yang berubah merah, karena ia juga tengan menggunakan ponsel ketika mengemudi.
"Ma, maaf Saya tidak sengaja. MAri Saya bantu," terdengar bersalah ucapan lelaki mengangkat motor dari atas kaki perempuan merintih kesakitan.
"Kalau nyetir itu hati hati, banyak pengguna jalan lain disini. Dikira ini jalan milik kamu aja?!" kesal dan ketus Rena menjawab tanpa melihat siapa yang berusaha mengangkat motor dari kakinya.
"Iya maafkan Saya, tadi sedang buru buru. Saya antar ke Dokter," ucap Dimas semakin menyesal.
"Anda Pap Aulia kan?!" tanya Rena begitu melihat ke arah orang sudah meletakkan berdiri motor miliknya.
"Rena?!" seru Dimas terkejut.
"maaf, saya buru buru tadi. Kamu tidak apa apa? lebih baik Kita ke rumah sakit sekarang, biar motor kamu tetap disini. Nanti Saya akan minta orang mengambilnya dan mengantar ketempat kamu," ucap Dimas tak mendapatkan jawaban apapun dari perempuan tengah memegangi kakinya.
Melihat ke sekeliling dan mendapati sebuah toko, Dimas membawa motor Rena untuk dititipkan apda pemilik toko tersebut. tak lupa ia memberikan sejumlah uang pada tukang parkir di depan toko untuk menjaga motor perempuan sudah dibantu lebih dulu memasuki mobil.
Rena terus mengeluhkan kakinya ketika dibantu naik ke dalam mobil, segera Dimas kembali setelah memarkirkan motor dan membawanya ke rumah sakit takut jika sesuatu terjadi. Mobil langsung ditancap Dimas menuju rumah sakit usai melihat jam pada pergelangan tangannya.
Butuh sekitar 45 menit untuk mereka tiba di rumah sakit paling dekat, langsung saja Dimas menagngkat tubuh Rena dan membawanya ke UGD begitu mereka sampai agar segera mendapatkan pertolongan. Ketika digendong untuk memasuki ruang UDG, entah mengapa jantung Rena berdetak sangat cepat.
Ia juga merasakan gugup ketika tubuhnya begitu dekat dengan seseorang yang mampu dicium aroma parfumnya. Dada bidang juga mampu membuat Rena merasa nyaman ketika berda dalam dekaan, terus mencium aroma tubuh menusuk hidung namun menyegarkan.
"Aduh, Rena! ini sudah menikah dan punya anak, jadi stop mikir macem macem!" tegas Rena bergumam dalam hati, mencoba menasehati juga menyadarkan dirinya sendiri.
Wajah Rena bersemu merah, menundukkan pandangan cepat. Tiba tiba ia merasa khawatir jika Dimas mampu mendengar suara detak jantungnya yang seakan berlompatan ingin keluar.
"Dok, tolong tangani pasien ini segera. Ia baru mengalami kecelakaan dan kakinya tertimpa motor," ucap Dimas cepat begitu masuk ruang UGD, seorang Dokter jaga mempersilahkan agar meletakkan tubuh Rena di atas ranjang periksa.
Begitu selesai membantu untuk berbaring, Dimas bergegas keluar meninggalkan Dokter untuk memeriksa. Ia menyelesaikan pendaftaran juga administrasi rumah sakit. Berulang kali lelaki tinggi 187cm itu menoleh ke arah jam tangan untuk melihat wakt, karena sudah memiliki pekerjaan pagi ini.
Usai menyelesaikan segala diperlukan, Dimas kembali ke ruang UGD dan mendapati kaki telah di gips. Tertimpa motor, membuat Rena mengalami keretakan pada tulang di pergelangan kaki dan terpaksa harus di gips oleh Dokter.
"Maaf ya, gara gara Saya semua jadi seperti ini." Dimas begitu menyesal melihat kondisi sesorang tanpa sengaja di tabrak.
"Tidak apa apa, Pak. Saya ju__" kata Rena terhenti, panggilan telpon di saku celana Dimas memaksanya berhenti berbicara.
Dimas meraih ponsel dalam saku celana kiri, melihat siapa yang memanggilnya kini. Wajahnya tampak gelisah, keluar untuk mengangkat panggilan meninggalkan seseorang menatapmya lekat. Rena membuang napas panjang, mengamati setiap runagan tertutup kelambu sebagai skat seorang diri.
"Maaf, Saya harus pergi secepatnya. Setelah urusan Saya selesai, pasti akan kembali kemari." Dimas berpamitan dengan nada terburu buru, langsung pergi tanpa menunggu jawaban diberikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Njji Ofij
bagus thor..walau msh nyimak
2021-03-10
0
Teh yan"
msh abu" .. blom dapet feel nya
2020-08-30
4
Vina Fazilla
lanjut.. awal yg baik
2020-08-27
0