Episode 2 PERLAKUAN KASAR TANIA

Keesokan harinya di pagi hari, Tania menarik paksa Xavera untuk ikut dengannya. Dan ternyata, Tania membawa Xavera ke ruang toilet lalu menghempaskan nya dengan kasar.

"AW!" Ucap Xavera mengaduh kesakitan.

Siswa lain yang tengah berada di ruang toilet pun langsung tergesa-gesa keluar. Mereka tahu bagaimana populernya seorang Tania yang merupakan anak dari pemilik yayasan SMA Mutiara Cinta. Sejauh ini pun tidak ada yang berani menegurnya selain sama-sama memiliki kekuatan.

"Kenapa? Sakit ya?" Ucap Tania sembari mencengkeram kuat rahang Xavera.

Xavera sendiri tidak berusaha melawan. Ia hanya terus diam dan menerima setiap perlakuan kasar Tania padanya.

"Keluar, Beby. Gue mau bicara empat mata sama orang yang ngga tahu diri ini." Ucapnya tanpa mengalihkan tatapan tajamnya pada Xavera.

"Oke, Gue tunggu di kantin."

"Hem." Jawab Tania.

Setelah puas mencengkeram kuat rahang Xavera, Tania pun langsung melepaskan nya dengan kasar.

"Ini benar-benar peringatan terakhir Xavera Adelina Putri. Kalau sampai Lo melanggar perjanjian kita, ngga ada ampun, kelar semuanya!"

"Bukannya sejauh ini aku sudah melakukan semua nya dengan baik?" Ucap Xavera setelah mengatur nafasnya yang sesak akibat dari cengkeraman tangan Tania pada lehernya tadi.

"Melakukan nya dengan baik? What?!" Tania berteriak keras tepat di depan wajah Xavera. "Apa yang Lo lakukan kemarin itu justru hal gila yang bisa membuat perjanjian kita hancur dalam sekejap! Berpura-pura menjadi gadis polos yang munafik! Sengaja melakukan nya untuk membongkar siapa Lo yang sebenarnya. IYA? ITU PASTI TUJUAN SIALAN LO KAN? GUE NGGAK BODOH XAVERA!" Tania begitu muak untuk hanya sekedar menatap wajah Xavera. Ia benar-benar menahan kekesalannya kemarin karena tidak bisa meluapkannya sepulang sekolah karena harus melakukan ekskul cheerleaders.

Permasalahan ini dimulai saat Xavera yang lupa mengubah nama di lembar jawaban nya. Hingga yang terjadi saat pemeriksaan guru, tertera ada dua nama Xavera. Yaitu yang dibuat oleh Xavera sendiri dan juga Tania.

"Maaf." Ucapnya menghela nafas, "Aku benar-benar tidak sengaja melakukannya."

Mendengar hal itu Tania justru langsung tertawa terbahak. la tidak percaya dengan alasan Xavera.

"Lupa Lo bilang? Lo jangan lupa, bersikap fokus itu ada di perjanjian kita. Jadi sikap lupa Lo itu adalah kesalahan besar, seolah sengaja melanggar aturan."

"Aku beneran lupa, Tania."

"Harusnya Lo itu fokus, sialan! FOKUS!" Tania menyahuti nya dengan penuh emosi. "Untung semua percaya. Kalau ngga, semua fasilitas medis untuk Ibu Lo bisa dengan mudahnya Gue lepas. And your Mom Will die!"

"Jangan!" Xavera langsung berlutut di

hadapan Tania. "Aku mohon jangan sampai lakukan hal itu. Aku minta maaf, Tania. Aku minta maaf. Aku benar-benar merasa bersalah. Dan Aku akan pastikan hal itu tidak akan terulang lagi." Ucapnya sembari mengatupkan kedua tangan meminta permohonan maaf dari Tania.

Semakin merasa sombong. Tania melipat kedua tangan di dadanya dengan dagu yang diangkat ke atas. Ekspresi wajahnya saat ini benar-benar merendahkan posisi Xavera.

"Oke Gue maafin Lo. Tapi ingat. Ini yang pertama dan terakhir. Gue nggak mau ada kesalahan lain setelah ini. Karena kalau sampai ada, jangan salahkan Gue kalau Ibu tercinta Lo mati detik itu juga." Ucap Tania

berlalu pergi meninggalkan Xavera yang

masih berlutut sembari menundukkan

wajahnya.

Luruh sudah air matanya yang berusaha ia tahan habis-habisan. Xavera benar-benar tidak bisa menahannya lagi sampai air matanya lolos terjatuh berderai membasahi kedua pipinya. Namun meski begitu, Xavera masih kuat dan bertahan untuk tidak mengeluarkan suara tangisannya. Dan itu cukup menyayat hatinya yang tidak puas dan merasai dadanya yang semakin sesak oleh kenyataan.

Xavera malu jika tangisannya terdengar oleh siswa lain. Terlebih mereka tidak akan perduli juga dengan kesedihan yang dialaminya. Daripada mendatangkan hujatan dibanding rengkuhan, Xavera kembali berusaha menahan air matanya dan bergegas untuk keluar dari dalam kamar toilet, lalu menghapus air matanya dengan cepat.

"Aku masih ingin melihat sejauh mana kamu bersikap sombong dan pura-pura tidak merasa bersalah. Aku juga semakin tidak percaya kamu akan bersikap tidak tahu malu seperti ini, Tania." Batin Xavera melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya.

Di sepanjang perjalanan menyusuri koridor sekolah, semua mata tertuju ke arah Xavera. Sepertinya berita tentang Tania yang melabrak Xavera sudah tersebar seantero sekolah.

Xavera yang tidak peduli terus melangkahkan kakinya. Mata-mata yang memandangnya rendah saat ini seolah lenyap tiada arti. Xavera yang dipaksa kuat oleh keadaan, mulai terlihat tangguh. Ditinggalkan oleh Ayah dan juga adik laki-laki nya, hidup bersama dengan Ibu yang tengah sakit karena mengalami kecelakaan, dan di-bully oleh Tania sudah berhasil membentuknya menjadi se tegar saat ini.

"Ada hot news guys. HOT NEWS!" Ucap Zizi sang ketua gosip kelas XA. Tingkahnya yang tiba-tiba berlari ke arah ruang kelas dan berdiri di depan menjadi pusat perhatian.

"Ada apa sih, Zi heboh bener. Awas aja ya Lo kalau nggak penting!" Timpal Jihan teman sebangku Zizi.

"Iya Lo kenapa sih, Zi."

"Ada berita apaan, buruan ngomong."

"Iya apa Zi penasaran nih."

"Gue tebak aja kali--"

"Gak usah!"

"Biasa aja dong, santai."

"Gue biasa ya. Ngga suka aja liat cara Lo sok sok an nebak, dikira ini lagi ada kuis dadakan apa."

Seisi kelas pun riuh saling bersahutan sampai akhirnya..

"STOOPPPPP!!!!!!!" Zizi berteriak.

"Gimana Gue mau jelasin ke kalian kalau berisik kayak gini."

"Oke, sorry. Lanjut."

"Buruan!"

"Iya ah, diem!"

Akhirnya semua pun diam menunggu ucapan Zizi.

"Gue tadi liat Xavera lagi di kasarin lagi sama Tania."

"Lo serius?" Semua mata menatap tak percaya. Terkejut dengan berita yang dibawa Zizi. Lagi yang dikatakan Zizi benar adanya, beberapa kali Tania melakukan itu pada Xavera.

"Seribu rius dong. Tania narik kasar Xavera di ruang toilet tadi. Gue aja yang baru mau masuk toilet langsung ngga jadi."

"Kasian banget sih dia. Kenapa nasibnya harus satu kelas sama orang-orang yang ngga mau bantu dia buat maju." Ucap Jihan perihatin. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena urusannya dengan Tania.

"Bukan cuma buat maju. Tapi juga buat bantu melindungi dia dari Tania." Timpal Zizi.

"Tania memang super power. Siapa coba orang yang sepadan sama dia berani ngelawan dia."

"Gue"

Tiba-tiba seseorang menimpali ucapan Jihan. Semua mata pun beralih padanya.

"Pasha.. Lo.."

Semua tentu dibuat terkejut, karena untuk pertama kalinya Pasha ikut campur dalam pembicaraan kelas.

"Siapa namanya?" Tanya Pasha pada Zizi yang hatinya kini tengah bergejolak asmara ditanyai oleh Pasha.

"Na-nama siapa, Sha?"

"Yang kalian maksud tadi. Gue lupa."

"Oh iya. Itu.. itu Tania yang ganggu Xavera, mereka anak kelas XC." Timpal Jihan.

"Oke makasih." Pasha pun kembali fokus dengan buku-bukunya.

"Malah bengong Lo." Bisik Jihan pada Zizi yang malah tersenyum malu-malu menatap ke arah Pasha.

"Suaranya indah banget, Jihan. Gue terpesona dibuatnya."

"Iya iya Gue tahu. Malu tahu dilihat sama anak-anak yang lain, keliatan banget sukanya."

"Ngga papa. Sengaja Jihan supaya Pasha peka dan langsung nembak Gue."

"Dih, iya iya Aamiinn. Udah ya kita duduk bentar lagi bel masuk."

Terpopuler

Comments

Alwys

Alwys

Sedih rasanya jadi Xavera di dunia nyata. Hahaha adakah yang mengalaminya

2023-10-31

1

Linda19

Linda19

"Aku tidak pernah bersedih"- Jangan membohongi perasaanmu Xavera. Kita hanya manusia biasa, dan menangis juga adalah hal yang wajar kok. Jangan terus menahannya hanya karena takut melihat reaksi orang lain. Abaikan saja, dan Bahagialah setelah nya🤗🥰

2023-10-22

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!