Episode 4 PULANG BERSAMA

Kaisar masuk ke dalam kelas dengan ekspresi datarnya berjalan menuju dimana tempat duduknya. Di samping tempat duduknya sudah ada Aldi yang tengah berbincang dengan kedua teman di hadapannya. Tertawa lepas membicarakan cerita lucu yang hanya mereka ketahui.

"Woy, Kai!" Sapa Aldi melambaikan tangannya pada Kaisar.

Sesampainya di dekat Aldi, Kai langsung duduk di tempat duduknya tanpa menimpali sapaan Aldi seperti biasanya.

"Lo kenapa, Kai? Kelihatannya ada sesuatu hal yang terjadi nih. Nggak biasanya Lo pasang muka begitu." Tanya Aldi menatap lekat ke arah Kaisar yang kini terlihat mengerutkan keningnya.

"Nggak usah sok tahu Lo." Jawab Kai dengan ekspresi datarnya menatap lurus ke depan. Membohongi hatinya sendiri yang entah mengapa terus membayangi wajah Xavera.

"Gue nggak percaya. Lo beneran beda, Kai." Ucap Aldi meyakinkan penglihatan nya.

"Bisa diem nggak Lo?" Ucap Kai menatap sinis Aldi.

"Bisa Kai, bisa. Gue diem nih." Aldi sontak melaksanakan ucapannya. Tak ingin melihat kemarahan di wajah Kaisar yang menurut nya tidak marah saja sudah cukup menyeramkan.

"Dasar es batu! Nggak bisa apa Lo cair se menit ngga usah lama-lama. Kesel Gue, untung Lo sahabat Gue, Kai." Batin Aldi tersenyum menatap sekilas ke arah Kaisar yang tiba-tiba saja sedikit menundukkan wajahnya.

• • •

"Kejadian tadi jadi tranding topik sekolah, Tan." Ucap Beby.

"Gue tahu." Ucap Tania memutar bola matanya malas.

"Semua siswa satu sekolah lagi ngomongin Lo yang kejam sama Xavera. Bahkan mereka bilang--" Beby tidak meneruskan kata-katanya saat melihat Xavera masuk ke dalam kelas. Ia dan juga Tania langsung fokus melihat ke arah Xavera dengan tatapan sinis.

"Baru kali ini Gue lihat dia nangis setelah berkali-kali Lo sakitin, Tan." Ucap Beby tanpa mengalihkan tatapan matanya pada Xavera.

"Itu belum seberapa. Gue justru ingin melihatnya menangis darah."

"Tania."

"Apa?"

"Buat perkataan Lo tadi nggak serius, kan?" Tanya Beby menatap lekat Tania.

"Menurut Lo? Apa selama ini Gue pernah main-main sama dia." Ucap Tania dengan tatapan penuh kebencian ke arah Xavera.

Beby benar-benar tidak habis pikir dengan Tania yang begitu membenci Xavera. Ia begitu penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Namun karena tidak ingin membuat Tania marah dengan pertanyaan nya, Beby memilih diam dan mengikuti semua kemauan Tania.

Saat bel pulang berbunyi, Kai tidak langsung menuju parkiran untuk kemudian pulang ke rumah. Melainkan berdiri di koridor sekolah menunggu seseorang.

"Nggak seperti biasanya lagi nih. Nunggu siapa, Kai?" Tanya Aldi.

Kai tidak menjawab perkataan Aldi. Namun ekspresi dingin dan sorot mata tajam tipis-tipis nya berhasil membuat teman satu mejanya itu tak lagi berkutik.

"Gue pulang duluan ya." Lagi-lagi tak ada jawaban. Tapi dari tatapan yang ditampilkan Kaisar seolah mengatakan padanya untuk cepat pergi dan jangan mengganggu nya.

"Lama-lama Gue bisa nggak tahan nih deket-deket Kaisar. Bukannya membaik malah makin gila. Gue hanya manusia biasa, Kaisar. Nggak mungkin selalu memahami tatapan misterius Lo itu!" Batin Aldi menggerutu kesal. Sembari berjalan pulang meninggalkan Kaisar.

"Kok dia belum keluar sih. Lama bener di kelas lagi ngapain, belajar otodidak." Batin Kaisar tidak sabar. Sikap dingin dan tatapan tajamnya begitu disegani hingga para siswa perempuan yang begitu menggilainya tak berani mendekat. Hanya bertanya-tanya penasaran tentang mengapa Kaisar berdiri di depan ruang kelas XC.

Nyatanya Tania tengah asyik menahan Xavera di dalam kelas. Ia sengaja melakukan aksinya sampai seluruh teman sekelasnya sudah keluar kelas termasuk Baby yang dimintanya untuk tidak ikut campur.

"Maaf. Aku harus cepat pulang." Ucap Xavera sembari menundukkan wajahnya. Berpaling dari bersitatap dengan Tania yang terus saja menahan langkahnya.

"Maaf juga. Tapi Gue lagi mau main-main sama Lo di sini. Gimana dong?" Ucapnya tanpa melepaskan tatapan matanya dari melihat ekspresi wajah Xavera.

Xavera yang tidak tahan memberanikan diri menatap Tania. "Aku mohon jangan menghalangi langkah aku, Tania. Aku benar-benar ingin cepat pulang."

"Kalau Gue nggak mau. Lo mau apa?" Ucap Tania sengaja ingin menyulut emosi Xavera dan membuat nya harus mati-matian menahan.

"Iya udah. Aku ladeni kamu. Sampai kamu puas, sampai kamu muak dan sampai kamu menyadari bahwa apa yang selalu kamu lakukan seperti sekarang ini itu ngga ada gunanya." Ucap Xavera memberanikan diri menatap lekat Tania yang semakin geram dibuatnya.

"Oh ya? Apa benar apa yang Gue lakukan ini nggak ada gunanya?" Tania melangkah lebih dekat. Sorot mata tajamnya tak lepas dari menatap Xavera.

Xavera yang tahu tidak ada yang melihatnya saat ini bisa bergerak bebas untuk melawan kata-kata Tania.

"Kamu hanya akan melukai diri kamu sendiri, Tania." Ucap Xavera.

Tania tertawa mendengarnya, "Bagaimana bisa dikatakan begitu jika selama ini yang Gue lihat justru Lo menangisinya. Lo menderita karenanya, dan itulah yang paling Gue sukai Xavera." Ucapnya sembari menyeringai tipis.

"Aku memang menangis. Tapi bukan untuk menangisi perlakuan mu." Mendengar hal itu Tania langsung mencengkeram kuat rahang Xavera.

"Berani-beraninya Lo natap dan lawan kata-kata Gue. Apa Lo lupa dengan perjanjian kita, hah?!" Ucap Tania. Sorot mata tajamnya terlihat menyala-nyala, emosinya yang bergejolak seolah tengah menggerayangi sekujur tubuhnya, memanas.

Xavera yang kini tersadar dengan kesalahan nya karena melawan Tania hanya bisa pasrah tanpa perlawanan. Ia begitu takut jika masalah ini akan mempengaruhi kesehatan Ibunya.

"A-aku.. Aku Min-min.. ta, maaf." Ucapnya terbata karena Tania semakin kuat mencengkram rahangnya.

"Aarrrggghhh.." Tania menghempaskan cengkraman nya dengan kasar hingga membuat Xavera terdorong ke belakang.

"Ya!!" Suara teriakan dari seseorang yang langsung masuk ke dalam kelas cukup membuat Tania dan juga Xavera terperangah.

"Kak Kaisar." Ucap Tania yang mengenal Kaisar. Walaupun hanya mengenalnya sekilas tapi ia tahu betul bahwa Kakak kelasnya itu jarang terlihat berbaur dengan siapapun. Dan sekarang, dia ada di kelasnya. Sungguh mengejutkan.

Kaisar mendekat ke arah Tania yang berdiri dan Xavera yang duduk tersungkur.

"Maaf, Kak. Ada apa?" Ucap Tania dengan perasaan cemas.

"Ada apa? Ck. Pertanyaan konyol!" Ucap Kai menatap tajam Tania. Xavera sontak berdiri dan merapihkan seragamnya yang kusut.

"Kita hanya sedang bermain. Dan Kakak tiba-tiba aja muncul, jelas Tania menanyakan nya." Ucap Xavera setelah melihat raut cemas di wajah Tania.

"Dan perkataan Lo itu jauh lebih konyol dan bodoh!" Ucap Kaisar menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Kakak mau apa ke sini?" Tanya Xavera tak ingin Kaisar mencampuri urusannya dengan Tania.

"Gue nggak mau apapun. Gue cuma salah ada di sini sekarang dan berhadapan sama Lo berdua." Ucapnya berlalu pergi meninggalkan. Kesal dengan reaksi Xavera yang menurutnya terlalu naif. Bagaimana bisa ia yang sudah melihat perlakuan kasar Tania masih saja mendapat pembelaan dari Xavera.

"Gue benci sama Lo. Gue benci banget sama Lo Xavera, Gue benci! Kenapa nggak Lo aja yang koma lalu mati! Kenapa?!" Ucap Tania meninggalkan Xavera yang terpaku, berdiri di tempatnya saat ini.

"Aku minta maaf Tania. Apa kita nggak bisa bersahabat lagi seperti dulu. Apa kamu benar-benar begitu membenci aku setelah kejadian itu." Batin Xavera merasai perasaannya yang hancur. Ia begitu merindukan kebersamaannya dulu dimana dirinya sangat akrab dengan Tania.

• • •

Xavera menjadi siswa terakhir yang melewati gerbang sekolah untuk pulang. Dengan langkah gontainya ia berjalan menuju jalan raya untuk menunggu kendaraan umum.

Disaat Xavera berjalan dengan wajah yang sedikit menunduk, sebuah motor sport berwarna hitam tiba-tiba saja berhenti di sampingnya yang sontak menghentikan langkah Xavera.

Perlahan Xavera mengangkat wajahnya untuk melihat siapa itu. Dan betapa terkejutnya ia karena lagi-lagi Kakak kelasnya itu yang datang menghampiri nya. Kakak kelas yang akhir-akhir ini selalu di lihatnya di ruang perpustakaan.

"Jalan Lo lambat banget sih. Juara nih pasti kalo lomba sama keong."

Xavera memilih diam dan kembali melangkahkan kakinya daripada meladeni ejekan Kaisar. Kaisar pun dengan sigap mengikuti langkah Xavera.

"Ada apa Kak? Maaf banget ya, Kak. Tapi aku nggak lagi mau diganggu siapapun."

"Gue udah nunggu Lo dari tadi. Dimana rumah Lo? Gue antar."

Xavera membulatkan matanya tidak percaya, "Dalam rangka apa Kakak mau ngantar aku pulang."

"Kasihan." Jawabnya dengan ekspresi datar.

"Apa?" Xavera semakin terkejut dibuatnya. Sangat-sangat natural dan apa adanya. Menyedihkan. Padahal Kai begitu karena ekspresi nya memang sudah biasa.

"Ayo. Gue nggak punya banyak waktu."

Dengan tersenyum dipaksakan Xavera menjawab, "Silahkan Kakak pulang dengan cepat dan selamat. Aku biasa naik kendaraan umum."

"Ck. Naik nggak?" Xavera menautkan kedua alisnya bingung menatap Kaisar yang seolah memaksanya dengan tatapan dinginnya itu.

"Naik sekarang juga. Gue nggak rela waktu Gue nunggu Lo tadi malah sia-sia." Ucap Kai masih memaksa.

"Apa? Memangnya aku yang minta Kakak buat nunggu? Nggak, kan. Pergi aja, Kak. Aku bener-bener lagi nggak mau diganggu." Ucapnya menghela nafas berat.

"Cih. Memangnya siapa yang mau ganggu Lo. Gue cuma mau nganter Lo karena udah terlanjur buang-buang waktu Gue." Ucap Kai lagi-lagi berdalih. Karena yang sebenarnya, ia sengaja ingin mendekati Xavera, namun rasa gengsinya yang besar itu terus saja memaksanya untuk menapik perasaan nya.

Karena tidak ingin terus berdebat di pinggir jalan seperti ini, akhirnya Xavera memilih mengalah dan menaiki motor Kaisar.

Disaat Kai hendak melajukan motornya, sebuah motor yang begitu dikenal Xavera berjalan melewatinya. Seseorang yang tengah mengendarai motor tersebut pun jelas menjadi perhatian Xavera.

"Dia nggak mungkin ada di sini. Iya, itu nggak mungkin dia. Tapi kenapa mirip banget sih. Apa mungkin dia memang ada di kota ini." Batin Xavera cemas. Ia tidak ingin bertemu lagi dengan seseorang di masa lalunya. Seseorang yang sudah membuatnya bertengkar hebat dengan Tania.

Terpopuler

Comments

Siska

Siska

Semangat update nya, Thor🤗

2023-10-31

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!