"Mama sudahlah. Jangan membahas masalah Brian. Yang tau masalah hati itu aku dan Brian. Jadi mama dan papa jangan khawatir. Ya sudah Anju mau naik dulu. Istirahat sebentar dan nanti mau makan malam bersama Brian," ucap Anju yang mencium pipi Anna.
"Bye!" Anju langsung pergi dengan menaiki anak tangga.
"Anak itu sangat santai. Kalau aku seperti itu. Huhhh sudah mencari laki-laki yang lain," ucap Anna.
"Itu kamu berbeda dengan Putri kita," sahut Athar.
"Iya deh. Namanya juga wanita. Wanita itu butuh kepastian," sahut Anna menegaskan.
Athar tidak menanggapi lagi. Karena jika di perpanjang. Yang adanya mereka yang akan bertengkar. Sudah punya anak dewasa. Tetapi pasangan suami istri itu kerap kali ribut karena masalah kecil. Saling bete dan nanti baikan lagi. Pemandangan untuk Anju setiap hari.
************
Pemakaman.
Naomi meletakkan bunga atas pusarah makam dengan mesan yang bertuliskan. Ahmad Gilang subana. Saat pulang dari rumah sakit di sore hari ini. Naomi menyempatkan diri untuk datang kepemakaman.
Naomi di temani Rachel yang berdiri di belakangnya yang menunggu Naomi yang berziarah. Tidak ada yang di katakan Naomi dia hanya mengirim doa dan setalah itu langsung berdiri dengan mengukir senyum di wajahnya.
"Sudah!" tanya Rachel. Naomi menganggukkan kepalanya.
"Ayo!" ajak Rachel. Naomi mengangguk dengan tersenyum.
2 wanita itu berjalan melewati beberapa pemakaman yang ada di sana. Sembari berbincang-bincang.
"Tidak terasa sudah 4 tahun kepergiannya," ucap Rachel.
"Iya kamu benar Gilang sudah bahagia di atas sana," sahut Naomi dengan tersenyum dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Kamu sendiri Bagaimana? Jika Gilang sudah bahagia. Kamu sendiri masih tetap dalam kesedihan," ucap Rachel.
"Banyak pasien mengatakan. Jika aku Dokter paling ramah dan sering tersenyum. Jadi kenapa kamu bisa mengatakan jika aku masih dalam kesedihan," ucap Naomi dengan tersenyum.
"Karena aku yang paling dekat dengan kamu dan aku bisa melihat dari mata kamu. Kamu terus dalam penyesalan dan tidak lepas dari Gilang," ucap Rachel.
Naomi hanya diam. Rachel memegang tangan Naomi dengan melihat Naomi dengan serius.
"Naomi takdir kematian memisahkan kamu dari Gilang dan bukan kesalahan kamu untuk kematian itu. Tidak perlu ada penyesalan. Karena semua sudah takdir. Seperti yang kamu katakan dia sudah bahagia. Jadi kamu juga harus bahagia dan melanjutkan hidupmu. Kamu berhak untuk jatuh cinta dengan laki-laki lain," ucap Rachel pada sahabatnya itu.
"Kamu terlalu serius bicaranya. Apa kabar dengan kamu. Kamu juga bertahun-tahun menunggu seseorang," sahut Naomi.
"Aku menunggu orang yang masih hidup dan kamu tidak Naomi. Hanya khayalan kamu yang berpikir jika dia akan kembali. Namun tidak. Reinkarnasi pun tidak akan membuatnya kembali," ucap Rachel.
Naomi hanya tersenyum dengan matanya berkaca-kaca. Seperti ada kesedihan di dalam hatinya yang terpendam. Ya Naomi kehilangan orang yang mencintainya. Ada penyesalan dalam hidupnya. Karena baru merasakan kebahagiaan bersama orang yang mencintainya.
Namun kematian memisahkan mereka. Karena Gilang yang harus pergi dengan penyakit yang di deritanya dan semenjak itu Naomi tidak menjalani hubungan serius dengan siapapun. Karena masih terbayang akan penyesalannya.
"Ayo pergi!" ajak Naomi pada Rachel.
Rachel hanya mengangguk menghela napas saja. Sudah biasa baginya dengan tanggapan Naomi yang sangat dingin.
**********
Anju bersiap-siap di kamarnya. Dia terlihat sangat cantik dengan gaun merah tua dengan lengan pendek selututnya. Rambutnya di biarkan di gerainya. Anju memakai anting untuk menambah keindahan dalam penampilannya yang special untuk malam ini.
Makan malam dengan Brian. Meski ini bukan pertama kali. Tetapi setiap makan malam bersama Brian Anju selalu berpenampilan menarik dan mereka juga sering Dinner seperti pasangan kekasih. Tetapi tetep ternyata Anju dan Brian sama-sama belum ada hubungan yang jelas.
"Cantik sekali Putri mama yang satu ini," ucap Anna yang memasuki kamar dan melihat Putri cantiknya.
"Namanya mamanya cantik," sahut Anju dengan tersenyum yang membuat Anna juga tersenyum dengan memegang pipi Anju.
"Semoga malam ini kamu dan Brian jadian," ucap Anna dengan doanya.
"Mulai lagi deh mah," sahut Anju tampak malas setiap pembahasan masalah itu.
"Namanya juga doa dan doa orang tua itu doa paling afdol. Bilang amin aja kenapa sih," ucap Anna.
"Amin," sahut Anju.
"Gitu dong," sahut Anna.
"Ya sudah mah. Kalau begitu Anju pergi dulu. Nanti pulangnya langsung kerumah sakit," ucap Anju.
"Iya sayang kamu hati-hati ya dan salam untuk Brian," ucap Anna.
"Pasti," sahut Anju dengan mengangguk tersenyum yang langsung pergi keluar dari kamar tersebut.
"Anakku sangat cantik tidak sia-sia aku menikah dengan suamiku yang tampan. Jadi anakku juga cantik," ucap Anna dengan percaya dirinya.
********
Anju pergi menggunakan taxi menuju salah satu Restaurant tempat iya janji dengan Brian. Anju yang turun dari Taxi langsung memasuki Restaurant tersebut dan sudah memesan meja sebelumnya dan langsung duduk.
"Kalau Brian telat bukan hal yang aneh. Jadi aku kamu harus bersabar. Karena pasti dia akan telat," gumam Anju yang melihat ponselnya.
Dia hanya mengirim pesan pada Brian. Jika dia sudah sampai dan sangat berharap Brian tidak terlalu lama datang.
Brian masih berada di rumah sakit yang melakukan operasi pada pasiennya. ponselnya pasti berada di lokernya. Jadi Brian tidak melihat pesan yang masuk.
"Jait!" titah Brian pada Suster yang mendampinginya ketika dia sudah selesai operasi dan hanya tinggal di jait saja.
Brian menghela napas saat Operasi yang di pegangnya berjalan dengan lancar. Lalu kemudian Brian keluar dari ruang operasi yang langsung mencuci tangan dan membuka pakaian operasinya.
Setelah selesai dengan pekerjaannya dan Brian kembali memakai pakaian dokternya. Brian berjalan di koridor rumah sakit. Ponselnya sejak tadi belum di ambilnya dan dia tidak akan melihat pesan Anju.
"Dokter Brian!" tiba-tiba Suster memanggil Brian membuat Brian menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" tanya Brian.
"Pasien kamar 07 drop!" ucap suster dengan panik.
"Aliyah," lirih Brian yang mengenali pasien itu dan langsung berlari menuju ruangan kamar tersebut untuk melihat pasien yang sedang bermasalah dengan jantungnya.
Ketika Brian masuk kedalam ruangan itu terlihat Aliyah yang kejang-kejang membuat Brian kaget. Orang tua Aliya berada di dekatnya yang panik dengan keadaan anak mereka.
"Aliya!" lirih Brian yang langsung melakukan pertolongan pertama dengan memeriksa pasiennya. Sementara Suster menyuruh orang tua Aliya untuk menunggu di luar. Karena Dokter akan memeriksa kondisi Aliya yang sedang drop.
"Di mana Dokter Naomi?" tanya Brian.
"Shift nya malam jadi pulang sebentar," jawab Suster.
"Siapakan alatnya," titah Brian dengan tergesa-gesa.
"Baik Dokter!" Sahut Suster yang langsung bergerak cepat untuk menyiapkan alat-alat apa saja yang di butuhkan Aliyah
Suasana tegang di ruangan itu terjadi. Bahkan sampai Brian melakukan pompa jantung. Karena tiba-tiba detak jantung Aliyah berhenti.
Anju masih berada di rumah sakit dan Anju sendiri terlihat begitu gelisah yang menunggu Brian yang tidak datang juga. Sudah tidak tau berapa lama Anju menunggu. Namun dia sudah mulai bosan dan terus menghubungi Brian.
"Ini sudah 1 jam lebih. Kamu kenapa belum datang juga. Pesan ku juga tidak di balas," gumam Anju yang mulai kesal dengan Brian yang tak datang-datang sampai detik ini.
Anju sudah menghabiskan 2 gelas air putih. Namun pria yang berjanji kepadanya untuk makan malam tidak datang juga ya membuat Anju mulai kesal dengan Brian yang selalu terlambat datang dan juga ingkar janji.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments