Setelah melakukan pertolongan kepada Aliyah. Akhirnya kondisi Aliyah bisa tertolong dan kembali normal. Brian masih berada di ruangan Aliya yang masih mengecek kondisi Aliya dengan menyuntikkan obat pada infus Aliyah.
Tidak tau apa yang terjadi dan membuat Aliyah tiba-tiba kejang-kejang dan hal itu sangat menakutkan sekali bagi Brian. Orang tua Aliyah juga sempat panik. Namun Aliyah sudah bisa tertolong membuat orang tuanya lega dan sekarang Aliyah sudah membaik dengan Brian yang masih mengecek konsinyasi.
Perlahan mata Aliyah terbuka. Pandangan mata itu belum sempurna. Sampai akhirnya melihat sosok seorang Dokter yang berdiri di sampingnya. Pandangan Aliyah mulai jelas yang melihat ke arah Brian. Melihat Brian yang ada di sampingnya membuat Aliyah tersenyum yang seolah bahagia
"Dokter Brian!" lirih Aliyah masih dengan keadaan lemah. Brian melihat ke arah Aliya dengan mengeluarkan senyumnya untuk pasiennya itu.
"Kamu sudah merasa enak?" tanya Brian dengan lembut pada Aliyah.
"Apa yang terjadi dengan saya? Apa terjadi sesuatu?" tanya Aliya dengan bingung karena pertanyaan Brian.
"Tadi kamu sempat drop. Kamu sepertinya kecapean. Makanya drop dan kondisi kamu sempat menurun," jawab Brian dengan lembut.
"Benarkah?" tanyanya yang tidak percaya dengan keadaannya. Dia juga merasa tiba-tiba tubuhnya sakit.
"Aliyah lain kali jangan terlalu banyak beraktivitas. Bukannya kamu ingin cepat sembuh dan ingin cepat pulang. Jadi perhatikan kesehatan kamu dan kejadian ini jangan terulang lagi," ucap Brian pada Aliyah yang memberikan pesan untuk pasiennya itu.
"Iya Dokter maafkan saya," sahut Aliya dengan mengangguk pelan.
"Ya sudah kamu istirahat saja. Jaga kesehatan kamu dan ingat pesan saya jangan terlalu banyak beraktivitas. Kondisi kamu tadi siang buruk dan untung kamu masih bisa tertolong," tegas Brian. Aliyah hanya mengangguk saja.
"Baiklah! Saya permisi dulu!" ucap Brian.
"Dokter!" Aliyah menghentikan Brian dengan memanggil Brian.
"Ada apa?" tanya Brian.
"Saya ingin makan," ucap Aliya tiba-tiba merasa lapar. Mungkin tenaganya habis karena kejang-kejang.
"Di mana orang tua saya?" tanya Aliyah yang tidak melihat orang tuanya di ruangan itu.
"Mereka tadi pamit pergi sebentar dan menitipkan kamu kepada saya dan mereka pasti secepatnya akan kembali," jawab Brian.
"Begitu rupanya," sahut Aliyah dengan wajah sedihnya.
"Baiklah Aliya. Jika kamu lapar saya akan bawa makanan untuk kamu," sahut Brian yang langsung bertindak. Karena tidak ingin Aliyah kelaparan. Dia tau Aliyah pasti butuh tenaga dan makan bisa membantu kondisi Aliyah.
"Tapi akan merepotkan Dokter," ucap Aliyah merasa tidak enak.
"Tidak akan. Kamu tunggu di sini ya," ucap Brian. Aliya menganggukkan kepalanya dan Brian langsung pergi untuk mencari makanan untuk Aliyah.
"Dokter Brian adalah pria yang sangat baik dan Dokter Naomi mengatakan. Hanya aku pasien yang mendapatkan perhatian special dari Dokter Brian. Dia memang sangat baik dan juga sangat tampan. Aku sangat beruntung bertemu dengannya dan perhatiannya yang begitu tulus membuatku sangat bahagia," Aliya yang tersenyum penuh kebahagiaan yang menggambarkan perasaannya pada Brian sosok yang di kaguminya.
Mungkin awalnya mengagumi. Namun pasti Aliyah sudah merasakan kenyamanan pada Brian dengan semua kebaikan Brian kepadanya.
"Aliya hatimu selalu bergetar saat dekat dengan Dokter Brian. Aku sangat berharap Dokter Brian tidak pernah berubah dan selalu di sampingku," batin Aliya memegang dadanya.
Dari cara bicara Aliya kelihatan mempunyai perasaan yang lebih kepada Brian. Mungkin karena Brian memperhatikan dan berlaku berlebihan. Jadi Aliya terbawa perasaan dan hal itu benar-benar menggetarkan hatinya. Awal mengagumi dan wajar berubah menjadi rasa suka.
**********
Sudah jam 10 malam. Brian masih di rumah sakit yang mengurus Aliyah dan melupakan jika dia ada janji bersama Anju.
Berbeda dengan Rachel dan Naomi yang mereka sama-sama turun dari mobil. Mereka berdua ada shift malam dan tadi sore setelah pulang dari rumah sakit mereka kembali lagi kerumah sakit.
"Semoga tidak ada pasien darurat malam ini," ucap Rachel dengan doanya yang membuat Naomi tersenyum saat berjalan di sampingnya.
"Amin!" sahut Naomi yang juga mengaminkan saja. Jika tidak ada pasien darurat. Jelas kebahagiaan untuk Dokter dan berarti tingkat kesehatan semakin meninggi.
"Kalian baru sampai?" langkah 2 wanita itu terhenti ketika suara yang tidak asing itu terdengar.
"Brian!" sahut keduanya serentak ketika melihat Brian.
"Kalian baru sampai?" tanya Brian lagi. Karena jawabannya yang pertama tadi belum di jawab.
"Iya ini baru sampai," jawab Naomi.
"Kamu dari mana?" tanya Rachel.
"Ini cari makanan keluar untuk Aliyah," jawab Brian mengangkat kantung plastik yang sejak tadi di pegangnya.
"Oh begitu ternyata. Untuk Aliya. Baik banget sih Dokter Brian sampai keluar untuk membelikan pasiennya makanan," sahut Rachel dengan mengejek. Naomi hanya tersenyum saja mendengarnya.
"Udah deh nggak usah ngejek. Ya sudah aku masuk dulu. Aliyah pasti sudah menunggu," ucap Brian yang langsung masuk.
"Pasti modus tuh. Sekalian tuh di suapi nanti!" teriak Rachel yang sudah tau kelanjutannya.
"Bodo amat," sahut Brian dengan santai yang sudah berjalan terlebih dahulu.
"Benar-benar ya tuh anak. Paling pintar," ucap Rachel tampak kesal.
"Namanya juga Brian," sahut Naomi yang sudah biasa.
"Heran ya. Kenapa Anju bisa tahan dengannya. Padahal nih ya semua cewek di dekati Brian dan Anju masih aja menunggunya," gumam Rachel yang malah emosi.
Menyebut nama Anju yang tiba-tiba saja Anju sudah datang dengan dres yang masih di kenakannya.
"Kalian lihat Brian?" tanya Anju dengan wajahnya yang tampak merah. Kalau di lihat di komik pasti ada 2 tanduk di kepalanya.
"Ya ampun Anju kamu ngagetin aja. Sudah seperti hantu begitu sebut nama langsung muncul. Kamu panjang umur sekali," ucap Rachel dengan mengelus dadanya yang kaget Anju sudah ada saja di tempat mereka.
"Kamu dari mana Anju?" tanya Naomi melihat penampilan Anju dari atas sampai bawah.
"Di mana Brian?" Anju tidak menjawab dan kembali bertanya. Dia sudah ingin menemui Brian yang membuatnya emosi.
"Baru aja masuk," jawab Naomi.
"Biasalah Anju pasti lagi di ruangan pasien kesayangannya. Tadi aja dia habis dari luar membeli makanan," tambah Rachel yang membuat Anju semakin panas mendengar pengakuan Rachel.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Naomi pada Anju yang sangat jelas menyimpan kemarahan.
"Brian kau benar-benar! Kau tidak memperdulikan ku!" geram Anju yang langsung masuk ke rumah sakit melewati Naomi dan juga Anju.
"Ada apa dengannya?" tanya Rachel.
"Entahlah aku juga tidak tau kenapa dia seperti itu," jawab Naomi dengan heran.
"Tapi sepertinya dia marah," ucap Rachel.
"Kelihatan memang iya. Tetapi nggak tau juga dia kenapa sebenarnya," ahauy Naomi.
"Pakaiannya juga aneh. Apa dia habis Dinner?" tebak Rachel. Naomi diam ya mungkin saja Dinner dan bisa jadi janji dengan Brian. Karena Brian yang langsung di carinya.
"Ya sudah ayo masuk! Nanti juga tau dia kenapa," ajak Rachel. Naomi menganggukkan kepalanya dan langsung masuk bersama dengan Rachel.
Anju pasti murka dengan Brian. Brian tidak mengingat janjinya pada Anju. Sebenarnya Brian juga ada operasi dan tadi Aliyah sedang kritis. Dia juga tidak membuka ponselnya. Jadi tidak akan mengingat tentang janjinya pada Anju.
Anju yang sudah lelah menunggu. Memutuskan pulang dan langsung kerumah sakit. Selain dia ada shift malam dia juga ingin menemui Brian pastinya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments