Adam Putra Hariyanto

" Eh mas adam" seru pak anton

"Pak Anton, Saya mau masuk" jawab Adam

"Bentar mas kita absen dulu" Kemudian memberikan buku absensi kepada Adam, dan Adam pun menandatangani buku yang ber isi siswa siswi yang pernah kesiangan tersebut.

Di balik pintu gerbang yang terbuka terlihat manisya berdiri menatap lurus ke arah Adam.

DEG!!!!

Perasaan Nisya tak karuan.

Ya dia adalah ADAM PUTRA HARIYANTO, ia merupakan teman sekelas Manisya yg sudah ia idolakan sejak pertama kali duduk di bangku SMA.

"Mas Adam, Itu bareng mbak Manisya ya, langsung datang ke ruang Pak Ahmad." Pak Anton melihat ke arah Manisya yg berdiri tidak jauh dari pintu gerbang.

Adam menatap Manisya dengan selidik.

"Hai Adam." sapa Manisya sambil memperlihatkan gigi rapih nya kepada Adam.

Adam hanya menatap tak menjawab.

"Kamu kenapa kesiangan dam ? Tumben". Manisya melontarkan pertanyaan kembali..

Namun Adam kembali tak menjawab pertanyaan Manisya.

"Yah seperti biasa, Alergi nya kambuh kalo liat aku,Sudahlah" Nisya mengungkapkan kekesalannya di dalam hatinya.

Merka berdua melangkah menuju ruangan Pak Adam, langkah Manisya di susul oleh langkah Adam, karena Adam berjalan dengan cepatnya, Adam pun berhasil menyusul Manisya, kini ia berada tepat di depan Manisya.

"Cepet banget siii dia jalannya, Kakiku kan masih sakit pas tadi jatuh, Hei Adamku yg cute tungguin aku, jarang - jarang kan kita berdua kayak gini, aku nunggu momen- momen kayak ginih Adam ku" Nisya tak berhenti mengungkapkan perasaannya dalam hati, perasaan senang karena ia sekarang berada dekat dengan Adam, namun perasaan kecewa juga berkecamuk dalam hati Manisya, karena Adam tak memperdulikannya.

Ya adam merupakan teman satu kelas Manisya, Menurut manisya dia merupakan satu- satu laki-laki tertampan di sekolahnya, selain tampan, dia juga pintar, pintar dari segi pelajaran maupun olahraga, Maka dari itu Semenjak pertama masuk sekolah tersebut Manisya sangat meng idolakan Adam.

Kini langkah kaki Nisya menjauh dari Adam.

Tiba tiba.

"Brukkkkk"

"Aww " Nisya meringis kesakitan

"Aduuuh" meringis kesakitan

"Kenapa harus jatuh lagiii, Hari ini udah dua kali..hiks.. Sakit yg tadi juga belum sembuh"

Tertunduk dan mengeluarkan airmata, Kemudian segera menyekanya dengan kedua tangannya

Nisya menepuk nepukan lututnya yg terluka.

Adam yg mendengar suara tersebut segera berbalik badan menoleh ke arah Nisya.

Adam sedikit terkejut kemudian berlari berbalik arah untuk menghampirinya

Nisya hendak berdiri namun ia tak kuat menopang badannya sendiri, Saat hendak Manisya hendak mencoba berdiri.

"Blukk." tangan adam seketika meraih Manisya yg hampir jatuh kembali.

"Ceroboh" Adam menekankan suaranya terlihat kesal.

Nisya yg kaget melihat Adam

"Eh Adam. Aku bisa sendiri kok, lepasin ajah, Kamu duluan aja nanti aku nyusul. Takut d tungguin Pak Ahmad." berkata sambil memberikan senyuman manisnya pada adam berharap mendapat balasan.

Namun bukan balasan senyuman manis yg Nisya terima.

"Jangan berisik." sambil menekan cengkramannya ketangan Manisya.

"Cepat" sahut Adam dengan nada kesal karena Nisya berjalan sangat pelan. Terpaksa ia memapah Nisya yg berjalan dengan kaki pincang.

"iya iyah Adam ku" Manisya kembali memperlihatkan senyuman ya pada Adam.

Tibalah mereka di ruang Pak Ahmad.

"Pagi Pak Ahmad" Nisya menyapa

"Pagi Pak" Adam mengikuti.

"Pagi" Pak Ahmad menjawab sapaan Adam dan Manisya.

"Eh kenapa Nisya lutut mu terluka begitu"

Tanya pak ahmad penasaran

"Sedikit terjatuh pak tadi." Jawab Manisya.

"Nisya kamu apain dam sampai susah jalan begitu" tanya Pak Ahmad pada Adam.

"Dia Ceroboh" Adam menjawab dengan tatapan kesal pada Pak Ahmad.

"Bukan Pak, Bukan gara-gara Adam, Ini tadi jatuh aja ga tau kenapa saya juga" jawab Nisya membenarkan perkataannya.

"Ooowh kirain, di apa-apain juga ga apa-apa ko dam, Iya kan Nisya?" pak ahmad berkata sambil terkekeh melihat Nisya.

Adam hanya diam mematung tanpa bersuara.

"Pak Ahmad, Ini Adam udah nolongin Nisya."

Menjawab sambil mengedipkan matanya pada pak ahmad tanda tak ingin memperpanjang masalahnya, Sesekali Nisya menoleh adam yg masih memeganginya dengan perasaan takut, Pak Ahmad hanya tersenyum.

Ya Pak Ahmad memang sudah dekat dengan Manisya, Hal itu dikarenakan seringnya Manisya kesiangan, Keakraban mereka terjadi begitu saja, bahkan Pak Ahmad sudah mengetahui bahwa Manisya sangat mengidolakan Adam, namun bukan cuma Pak Ahmad tapi satu kelasnya pun sudah tau bahwa Manisya sangat mengidolakan Adam.

Kemudian pak ahmad menyuruh mereka duduk sebelum akhirnya menginterogasi mereka berdua.

"kamu kenapa kesiangan melulu Nisya"

Tanya Pak Ahmad.

"Itu Pak anu, Hmmh, Tadi ketinggalan bis. Jadi nunggu bis yg dateng lagi agak lama" jawab Nisya gelagapan.

"kamu tuh ya hampir tiap hari kamu kesiangan, dan jawabannya sama, hukuman mu kali ini seminggu berturut turut. Pokoknya besok bapak ga mau liat kamu kesiangan lagi." Pak Ahmad memperingatkan Manisya.

"Baik pak". Jawab Nisya sambil menunduk..

"Kamu kenapa kesiangan dam,  Tumben sekali.."

"Bangun kesiangan pak" jawabnya singkat

"Kamu itu. besok jangan kesiangan lagi.  Mentang2 Manisya kesiangan kamu jadi ikutan."

Pak ahmad berkata asal.

Mendengar perkataan Pak Ahmad,, muka adam semakin ditekuk karena merasa kesal dengan perkataan Pak Ahmad.

"Ya sudah Karena Manisya kondisinya lagi gak memungkinkan buat lari keliling lapangan.. Jadi hari ini hukumannya, beresin perpustakaan, nanti setelah jam pelajaran sekolah selesai. "

"Baik pak" jawab Nisya sama adam bersamaan

"Pokoknya besok kalian berdua jangan kesiangan."

"Siap Pak" jawab Nisya.

Adam hanya menjawab dengan memanggutkan kepalanya.

"Skr kamu antar Nisya ke klinik sekolah dulu dam. Biar lukanya di  obatin dulu, baru nanti kalian masuk kelas" Pak Ahmad memberikan instruksi.

"Tapi pak, Kenapa saya" tanya Adam kesal.

"Ya karena kamu kan yg kesiangannya bareng,  Coba ada lagi ga disini yg kesiangan??" tanya Pak Ahmmad.. "Ga ada kan." Pak Ahmad memastikan.

"Ok dam." Mengisyaratkan persetujuan pada Adam.

Adam menjawab dengan manggut-manggut memasang muka masamnya..

Kemudian mereka bergegas keluar..

"Adam, Kamu ke kelas saja. Aq bisa jalan sendirian kok klink" Manisya mencoba menolak perintah Pak Ahmad.

Adam tiba tiba menghentikan langkahnya, Kemudian wajah mereka tak sengaja bertatapan, Nisya langsung memalingkan mukanya karena merasa sangat canggung, Dia bergumam dalam hati "Adamku kamu cakep banget, jadi ingat mimpi semalam yang indah, hihi"

"Lo ada niatan apa nyuruh gua ke kelas? Lo sengaja kan. Abis tuh lo mau laporin pak ahmad trus Nanti pak adam memperpanjang masa hukuman gua. Jangan ngarep deh lo"

Kemudian melangkahkan kaki nya kembali dengan sedikit menarik paksa tubuh nisya

"Sakit dam" Nisya merasa kesakitan karena tangan adam semakin kuat mencekram tangannya.

Kemudian Adam segera melonggarkan cengkraman tangannya yang membuat tangan Manisya kesakitan.

Nisya kembali berhenti.

Kemudian melanjutkan perkataan yg sempat ingin iya ucapkan.

"Ya enggak lah dam. Kamu tuh bisanya fikiran negatif terus sama aku.  Aku tuh ga enak aja sama kamu dam, Kamu jadi terbebani sama aku, udah kamu ke kelas saja. Aku beneran deh bisa sendiri. Nanti Aku susul balik ke kelas."

"Ga usah berisik, Cepetan jalan!!!"

Adam kembali memapah tangan Manisya dengan sedikit memaksa.

Sampailah di depan pintu klinik. Terlihat seorang perempuan di sana, Adam dan Manisya pun langsung masuk ke dalam klinik tanpa berkata permisi.

"Mbak ini tolong di urus." Adam Menyodorkan tangan Manisyaa kepada perempuan yg sedang terduduk di sana.

Perempuan tersebut merupakan seorang perawat yg sudah lama bekerja di klinik sekolah mereka. Dia di panggil suster ani..

"Ada apa nih." Saut perawat tersebut.

"Tolong di obatin suster lutut saya" Nisya memperlihatkan luka d lututnya yg terlihat mengeluarkan sedikit darah.

Segera Nisya d persilahkan berbaring oleh perawat penjaga klinik tersebut.

Kemudian Nisya berbaring d tempat tidur pasien di dalam klinik tersebut.

"Gua ke kelas" Adam berpamitan sambil berlari keluar dari klinik tersebut.

"Iya Adamku makasiiiihh banyak".Nisya berteriak, belum sempat menyelesaikan kata-katanya namun dia sudah tak terlihat lagi batang hidungnya.

Ya begitu lah Manisya. Dia begitu mebgidolakan Adam, Berteriak dari kejauhan memanggil namanya sering ia lakukan, Mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp setiap hari dia lakukan. Sekali-kali melakukan panggilan Video Call, namun tak urng mendapat jawaban, Namun saat berada dekat dengan Adam, Manisya tak berani bicara apapun, Dia hanya memilih jurus diam.

"tidak ada yg tidak mungkin adamku."

Episodes
1 Manisya Gadis Aralan
2 Adam Putra Hariyanto
3 Menjalani Hukuman
4 Perpustakaan
5 Aku Takut
6 Tidur Pulas
7 Enak Juga
8 Pecel Lele
9 Angin Malam
10 Malam Ini Bersamaku
11 Seperti Biasa
12 Perpustakaan Jilid 2
13 BUS
14 Mau Titip Payung
15 Rumah Manisya
16 Obat Luka
17 Hukuman Lagi
18 Aku Juga Menyukainya
19 Membersihkan Toilet
20 UGD
21 Perdebatan
22 Rumit
23 Jangan - jangan
24 Kamu di apain sama Adam
25 Itu Sebuah Hutang
26 Biaya Rumah Sakit
27 Rahasia Perempuan
28 Paperbag
29 Pelangi Cinta
30 Pertengkaran
31 Mewujudkan Mimpi Indah
32 Menemuinya
33 Di sekolah
34 Rencana Kabur yang Gagal
35 Pertanyaan untuk Pak Komar
36 Green Book
37 Makan Malam
38 Pertahanan Manisya
39 Mini Market
40 Berjumpa Tapi Tak Menyapa
41 Buku Matematika
42 Adam dan Rumah Sakit
43 Khawatir
44 Sebuah Pertanyaan
45 Aku Tidak Pernah Menyuruhnya
46 Menemani Adam
47 Aku Ingin Pulang
48 Terserah Apa maumu
49 Pelukan Hangat
50 Samira
51 Hanya Teman
52 Semua Orang Berhak Memilih
53 Seperti Se Ekor Harimau yang Hendak Menerkam Mangsanya
54 Nama Belakang
55 Kencan yang Sebenarnya
56 Aku tidak Mengerti
57 Seorang Pengganggu
58 Membuat Telinga Sakit
59 Sepupu
60 Pertengkaran
61 Menerima Kenyataan
62 Menunggu
63 Tak Ada Penjelasan
64 Bersamanya
65 Cuma Bercanda
66 Kampung Camping
67 Penyesalan
68 Terluka
69 Ke Anehan
70 Pertanyaan Rangga
71 Gagal Faham
72 Helm Hilang
73 Aku pacarnya
74 Kalian tidak percaya padaku
75 Pelukan Hangat
76 Sebuah Pengakuan
77 Teruslah Menyukaiku
78 Mereka Mirip
79 Handphone yang Tertinggal
80 Sedang Apa Kalian!
81 Tidak Boleh
82 Hidung, Alis, dan Mata
83 Cemburu
84 Mengelak Cemburu
85 Bucin Pada Waktunya
86 Manisya Bekerja
87 Ponsel yang Lelah
88 Pesanan Untuk Manisya.
89 Rena Memang Cantik
90 Salah Faham
91 Terkejut
92 Berhenti Bekerja
93 Perasaan yang Tak Tenang
94 Aku Sedang Tidak Ingin Membahasnya
95 Sama Kayak Nama Aku, Manis ya!
96 Aku Akan Selalu Mengingatnya
97 Teror Pesan Setiap Hari
98 Bocah yang Berebut Makanan
99 Boneka Panda Mirip Adam
100 Perpisahan
101 Merindukan Adam Setiap Hari
102 Sikap Dingin Adam
103 Jangan Lakukan Apapun
104 Bukan Urusanku
105 Kamu Juga Boleh Ikut
106 Apa Sudah Menemukan Dompetmu?
107 Peluk Aku
108 Sangat Merindukanmu
109 Rasa Kesal Mona
110 Kopi Manisya yang Hilang
111 Terlelap Tidur
112 Kakek
113 Tolong Dukung Saya
114 Ledekan Manisya
115 Rumah Kakek Adam.
116 "Bagian mana dari wajahku yang paling cantik?"
117 Salah Paham
118 Mengabaikan Perintah
119 Papan Nama
120 Dia Kekasihku
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Manisya Gadis Aralan
2
Adam Putra Hariyanto
3
Menjalani Hukuman
4
Perpustakaan
5
Aku Takut
6
Tidur Pulas
7
Enak Juga
8
Pecel Lele
9
Angin Malam
10
Malam Ini Bersamaku
11
Seperti Biasa
12
Perpustakaan Jilid 2
13
BUS
14
Mau Titip Payung
15
Rumah Manisya
16
Obat Luka
17
Hukuman Lagi
18
Aku Juga Menyukainya
19
Membersihkan Toilet
20
UGD
21
Perdebatan
22
Rumit
23
Jangan - jangan
24
Kamu di apain sama Adam
25
Itu Sebuah Hutang
26
Biaya Rumah Sakit
27
Rahasia Perempuan
28
Paperbag
29
Pelangi Cinta
30
Pertengkaran
31
Mewujudkan Mimpi Indah
32
Menemuinya
33
Di sekolah
34
Rencana Kabur yang Gagal
35
Pertanyaan untuk Pak Komar
36
Green Book
37
Makan Malam
38
Pertahanan Manisya
39
Mini Market
40
Berjumpa Tapi Tak Menyapa
41
Buku Matematika
42
Adam dan Rumah Sakit
43
Khawatir
44
Sebuah Pertanyaan
45
Aku Tidak Pernah Menyuruhnya
46
Menemani Adam
47
Aku Ingin Pulang
48
Terserah Apa maumu
49
Pelukan Hangat
50
Samira
51
Hanya Teman
52
Semua Orang Berhak Memilih
53
Seperti Se Ekor Harimau yang Hendak Menerkam Mangsanya
54
Nama Belakang
55
Kencan yang Sebenarnya
56
Aku tidak Mengerti
57
Seorang Pengganggu
58
Membuat Telinga Sakit
59
Sepupu
60
Pertengkaran
61
Menerima Kenyataan
62
Menunggu
63
Tak Ada Penjelasan
64
Bersamanya
65
Cuma Bercanda
66
Kampung Camping
67
Penyesalan
68
Terluka
69
Ke Anehan
70
Pertanyaan Rangga
71
Gagal Faham
72
Helm Hilang
73
Aku pacarnya
74
Kalian tidak percaya padaku
75
Pelukan Hangat
76
Sebuah Pengakuan
77
Teruslah Menyukaiku
78
Mereka Mirip
79
Handphone yang Tertinggal
80
Sedang Apa Kalian!
81
Tidak Boleh
82
Hidung, Alis, dan Mata
83
Cemburu
84
Mengelak Cemburu
85
Bucin Pada Waktunya
86
Manisya Bekerja
87
Ponsel yang Lelah
88
Pesanan Untuk Manisya.
89
Rena Memang Cantik
90
Salah Faham
91
Terkejut
92
Berhenti Bekerja
93
Perasaan yang Tak Tenang
94
Aku Sedang Tidak Ingin Membahasnya
95
Sama Kayak Nama Aku, Manis ya!
96
Aku Akan Selalu Mengingatnya
97
Teror Pesan Setiap Hari
98
Bocah yang Berebut Makanan
99
Boneka Panda Mirip Adam
100
Perpisahan
101
Merindukan Adam Setiap Hari
102
Sikap Dingin Adam
103
Jangan Lakukan Apapun
104
Bukan Urusanku
105
Kamu Juga Boleh Ikut
106
Apa Sudah Menemukan Dompetmu?
107
Peluk Aku
108
Sangat Merindukanmu
109
Rasa Kesal Mona
110
Kopi Manisya yang Hilang
111
Terlelap Tidur
112
Kakek
113
Tolong Dukung Saya
114
Ledekan Manisya
115
Rumah Kakek Adam.
116
"Bagian mana dari wajahku yang paling cantik?"
117
Salah Paham
118
Mengabaikan Perintah
119
Papan Nama
120
Dia Kekasihku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!