Pelangi Cinta

Pelangi Cinta

Manisya Gadis Aralan

"Hei Adam aku memang suka sama kamu, tapi bisa tidak jangan memperlakukan seseorang dengan seenaknya, kalau kamu mau membuang pemberian wanita-wanita yang menyukaimu setidaknya jangan membuang di hadapannya" Manisya.

Tangan Adam mencekram tangan Manisya dengan kuat.

"Gua ga nyuruh lo atau pun mereka buat suka sama gua"  Adam mendekatkan kepalanya kepada kepala manisya, hingga jarak mereka sangat berdekatan.

Manisya memberontak berusaha melepaskan genggaman tangan Adam.

"Aku sangat menyesal menyukaimu" Manisya berkata kembali.

"Apa kata lo barusan" Adam

"Aku sangat  menyesal, ya sangat menyesal sudah menyukaimu, benar-benar menyesal"

Tiba-tiba Adam semakin mendekatkan kepalanya dan memeluk tubuh Manisya, hingga membuat bibir mereka saling bradu.

"Brakkk"

"Aw, Sakit" Manisya mengusap-usap badannya yang kesakitan akibat terjatuh dari tempat tidurnya.

"Ya ampun ternyata aku barusan hanya mimpi, mimpi indah dicium Adam" Manisya mengusap bibirnya membayangkan kembali mimpi yang barusan ia alami.

"Tik tok tik tok" bunyi jam ber detik.

Waktu menunjukan pukul 06.00 pagi. Manisya tersadar akan lamunannya, kemudian ia segera memasuki kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

Terdengar suara pamitan seorang gadis yg duduk di bangku SMA tersebut, "Manisya berangkat dulu ya bu" Pamit gadis tesebut.

Ya dia adalah MANISYA GADIS ARALAN gadis berumur 16 tahun yg kini duduk d bangku sma, tepatnya kelas 2 (dua) sma. Tidak ada yg spesial dengan seorang Manisya, Manisya merupakan anak pertama dari dua bersaudara, Manisya memiliki seorang adik laki laki, Manisya bukan merupakan anak yg berprestasi, Dia juga tidak terlalu pandai dalam bergaul, Namun kepolosannya selalu membuat keceriaan disekitarnya. Ayah dan Ibu Manisya bekerja sebagai seorang guru sementara di sebuah sekolah Dasar tak jauh dari rumahnya, mereka hidup dengan sederhana.

"Udah makan belum sayang" tanya sang Ibu yang bernama Ibu Dewi tersebut.

"Udah bu, telor sama tempenya udah abis, Manisya berangkat dulu udah, telat ni bu"

kemudian dia bergegas bersalaman, "hati - hati d jalan sayang, jangan lari" Ia tak menghiraukan nasihat sang ibu, kemudian Berangkat sambil berlari..

Ya jarak rumahnya ke sekolah membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit, belum lagi jarak dari rumah ke tempat menunggu bis membutukan waktu juga karena Nisya berjalan kaki untuk sampai ke Halte Bus. Untuk itulah Manisya harus berangkat  sekolah masih dalam keadaan pagi buta dari rumahnya, karena dengan menggunakan bis terkadang ada drama yang terjadi, seperti Ban nya yang tiba-tiba bocor, bermasalah dengan mesin, hingga penumang yang banyak maunya.

Pada saat hampir sampai di tempat Manisya biasa menunggu bis, tiba-tiba,

"BRRUUUGGGG " badanya terjatuh tepat mengenai jalan ber aspal.

"AAAAAKKK.. Huuu Huuu.. Hiks, sakit." Manisya pun bangun sambil menoleh ke kanan dan kekiri memastikan tidak ada yg melihatnya.. Kemudian dengan rasa sakit d seluruh badannya, Manisya me nepuk nepuk telapak tangan dan lutut yg terlihat lecet di sertai sedikit darah yg keluar.

"Untunglah tidak ada yg liat"

gumam Manisya dalam hati, sambil meliri kanan dan kiri, memastikan tak ada yg melihat kejadian tersebut.

Ia bergegas berdiri, melihat ke arah jam tangan yang ia kenakan, kemudian ia tersadar dirinya sudah tertinggal bis yang sehrusnya ia naiki saat ini.

"Sial kesiangan, Padahal kemaren baru kesiangan lagi, alamat bakal kena hukuman lagi, aduh malesnyah/" Manisya menggerutu dalam hatinya, menyesal karena kini ia harus bersiap untuk terkena hukuman.

10 menit berlalu, Manisya tak henti menggerakan kaki tanda khawatir, sambil duduk menunggu bis lainnya yg lewat, namun Bis yang di nantinya masih tak kunjung datang. setelah 15 menunggu, akhirnya bis yang membawanya untuk berangkat sekolah pun datang.

Sepanjang perjalanan ia memikirkan kesiangan sekolah. "kali ini hukuman apa yg bakalan aq terima, kemaren di suruh bersihin wc, aduh males banget, apa aku bolos ajja ya, aduh tapi nanti ada yg telpon ke ibu, Huft, biarlah Manisya harus kamu hadapi dengan senyuman, kali ajja hari ini idola ku ikut kesiangan juga, Smangat!!

Ia mengepalkan tangan sambil tersenyum menyemangti dirinya sendiri.

Tanpa sadar Seseorang yg dari ujung kursi tak henti memperhatikannya.

Karena perjalanan membutuhkan waktu yang cukup lama, Manisya pun ter tidur di sepanjang perjalanan menuju sekolah nya.

"malam selalu panjang di waktu aku merindukanmu, kau bisa menjaga aku hingga diriku merasa teduh, aku..."

Wanita yg kau pilih - rossa*

Bunyi hp manisya terdengar memekikkan suara di telinganya hingga ia pun terbangun.

"Hmmph" manisya menggeliat sambil membuka matanya. "Astaga aku ketiduran, Nina Menelpon."

suara hpnya masih menyala, Manisya masih mantap layar ponselnya, di sana masih terlihat panggilan dari Nina.

"Kau jadikan aku ini wanita yg kau pilih untuk jadi kekasih muu dan kau pun tlah" suara ponselnya berbunyi.

""halo nin ada apa?'" Manisya mengangkat panggilan teleponnya.

"Ada apa-ada apa, Kamu tuh ini udah jam 07.15 loh, kamu ga masuk sekolah?? atau jangan2 kamu kesiangan lagi?? Kamu tuh ya, tidur jam brp siii, Kesiangan melulu." Nina tak berhenti meng interogasi..

"Ini nih udah depan sekolah bentar lagi aq turun, cerewet banget sobat ku yg cantiknya kebangetan inih,Untung kamu telpon nin, kalau nggak aku pasti ke bablasan ketiduran." Manisya mencoba menjelaskan.

"Apa??? Ketiduran!! Astaga nisya, kamu yah udah tau kesiangan, Bisa-bisa nya ampe ketiduran, Buru nih guru bk udah marah nungguin kamu dari tadi" Giliran Nina menakut-nakutin.

"Seriusan?? Kalau begitu bilangin aku sakit ya nin, Aku lagi males dengerin omelan, ya ya ya ya. Aq bolos aja ga sekolah" Manisya memohon pada Nina.

"Ya udah ga papa bolos aja Manisya sayang, nanti aq bilangin ke pak ahmad guru bk kita kalaukamu lagi sakit,sakit kuping gara-gara ga mau dengerin omelan pak ahmad. Gitu kan!!"

Nina menegaskan kata-katanya menandakan protes akan Manisya yang hendak bolos dari sekolahnya.

"Iyah iya cerewet, Ampun deh, Nih aku turun dulu, dah ya aq tutup dulu telpon nya Nina ku sayang akan aku hadapi dengan senyuman walaupun kesiangan, tunggu ya jangan kangen."

"Tuut tut tut tut tut tut"

Seketika nina mematikan ponselnya.

"isyh galak amat.." Berkata sambil menatap layar hp kemudian melebarkan senyuman saat hendak menyimpan hpnya kedalam tas miliknya..

Ya dia Nina teman sekolahnya Manisya, lebih tepatnya sahabatnya sejak tingkat sekolah pertama, Nina tau betul bagaimana karakter Manisya luar dan dalam karena persahabatan mereka yang terjalin cukup lama, Mereka selalu pergi bersama di setiap kesempatan.

"Berhenti di depan ya pak" Nisya bergegas turun dari bis di ikuti langkah kaki penumpang lainnya.

"Nyampe juga, hmpph"  Manisya berdesah resah.

Ia pun berlari menuju gerbang sekolah yg sudah tertutup rapat.

"Pagi pak anton" menyapa satpam yg bertugas menjaga pintu gerbang.

"Pagi mbak Manisya" Pak Anton yang merupakan Satpam penjaga sekolah memberi jawaban sapaan Manisya.

"Pak Anton bukain donk gerbang nya" sambil mengedip-ngedip kan matanya, berharap pintu gerbang langsung di buka.

Karena sering nya Manisya kesiangan sekolah, Manisya menjadi sangat akrab dengan Pak Anton.

"Siap mba Nisya, tapi tunggu ya, Kita absen dulu, sama saya harus lapor Pak Ahmad dulu ya mbak.." Jawab Pak Anton kepada Manisya.

"Yah Pak Anton jangan bilang Pak Ahmad dunk, ya ya ya." Jawab Manisya sambil memberikan senyuman harapan kepada Pak Anton.

"Mba saya udah di pesan sama Pak Ahmad, hari ini ada 2 (dua) orang yg kesiangan. Katanya klo udah ada Dua2nya langsung lapor Pak Ahmad, nanti kalau saya ga bilang saya lagi yg di tegur, repot kan mbak, makannya saya gak mau ikutan ah mba." Pak Anton berkata sambil menulis absensi ke siangan, dan memberikan nya kepada Manisya.

" Nih mba tanda tangan dulu" Memberikan sebuah buku absen di lengkapi dengan pulpennya kepada Manisya.

Kemudian nisya pun menandatangani absen kesiangan yg di berikan Pak Anton.

"Makasih mba nisya, yu masuk." Pak Anton mengambil kembali buku absensi yang telah di tandatangan oleh Manisya, kemudian menyimpan buku tersebut dan beralih memegang pintu gerbang yang akan ia buka.

"Pak anton, Pak Ahmad bilang gak ya, hari ini hukuman nya apa kalau kesiangan." Manisya bertanya pada PAk Anton.

"Ga tuh mba, kan tau sendiri Pak Ahmad klo ngasi hukuman suka bikin kejutan, Haha, siap aja mba, Kalo diliat liat siii td Pak Ahmad udah persiapan"  Pak Anton berkata sambil kembali mendorong pintu gerbang yang sempat ia hentikan untuk menjawab pertanyaan Manisya.

"Persiapan apa pak?"

Nisya bertanya penasaran.

"Persiapan buat ngasih bekal yg kesiangan, Kayaknya takut kecapean." Lanjut Pak Anton

"Kecapean apa pak? emang hukuman nya apa? Sampai prepare segala? " Manisya yang penasaran tak henti memberikan pertanyaan kepada Pak Anton.

"Lari keliling indonesia mba, Hahaha" jawab Pak Anton kegirangan menjahili Manisya.

"Isyh, Pak anton nih, Gak lucu" Manisya menjawab sambil me manyunkan bibirnya yang tipis.

"Bercanda mba nisya, abisnya mba nisya lucu." Jawab Pak Anton sambil berjalan mendekat ke arah Manisya.

"Isssshhh Pak Anton serius nih?" lagi deg2an juga. " Manisya yang khawatir.

"Damai mba damai" Pak Anton mengkat kedua jarinya tanda perdamaian.

"Ayooo mba masuk." Melambaikan tangan nya kepada Manisya.

Nisya pun segera masuk melewati gerbang sekolah yg sekarang telah di buka..

Saat nisya baru masuk, tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki berlari.

"Duk duk duk duk duk"  Semakin kencang.

Kemudian

"Pak Anton tunggu" suara bas seorang laki laki terdengar berteriak.

Seketika Pak Anton dan Manisya menoleh ke arah suara panggilan tersebut.

"Eh mas adam."

***

Hallo semuanya mohon maaf jika ada salah penulisan kata ya.. Mudah2an suka..

Jangan lupa klik tombol like dan komen nya ya.. Thenkiss.. 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Bunga rose

Bunga rose

iih seru banget,, aku syuka ceritamu...

salam dari "Hubungan Jarak Jauh" yaa.... jika berkenan mampirlah diceritaku.... ditunggu jangan lupa tinggalkan jejak

2021-02-12

0

A4

A4

awal yg menarik.......

2021-02-11

0

tetaplah tersenyum ☺️

tetaplah tersenyum ☺️

Masi nyimak

2021-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Manisya Gadis Aralan
2 Adam Putra Hariyanto
3 Menjalani Hukuman
4 Perpustakaan
5 Aku Takut
6 Tidur Pulas
7 Enak Juga
8 Pecel Lele
9 Angin Malam
10 Malam Ini Bersamaku
11 Seperti Biasa
12 Perpustakaan Jilid 2
13 BUS
14 Mau Titip Payung
15 Rumah Manisya
16 Obat Luka
17 Hukuman Lagi
18 Aku Juga Menyukainya
19 Membersihkan Toilet
20 UGD
21 Perdebatan
22 Rumit
23 Jangan - jangan
24 Kamu di apain sama Adam
25 Itu Sebuah Hutang
26 Biaya Rumah Sakit
27 Rahasia Perempuan
28 Paperbag
29 Pelangi Cinta
30 Pertengkaran
31 Mewujudkan Mimpi Indah
32 Menemuinya
33 Di sekolah
34 Rencana Kabur yang Gagal
35 Pertanyaan untuk Pak Komar
36 Green Book
37 Makan Malam
38 Pertahanan Manisya
39 Mini Market
40 Berjumpa Tapi Tak Menyapa
41 Buku Matematika
42 Adam dan Rumah Sakit
43 Khawatir
44 Sebuah Pertanyaan
45 Aku Tidak Pernah Menyuruhnya
46 Menemani Adam
47 Aku Ingin Pulang
48 Terserah Apa maumu
49 Pelukan Hangat
50 Samira
51 Hanya Teman
52 Semua Orang Berhak Memilih
53 Seperti Se Ekor Harimau yang Hendak Menerkam Mangsanya
54 Nama Belakang
55 Kencan yang Sebenarnya
56 Aku tidak Mengerti
57 Seorang Pengganggu
58 Membuat Telinga Sakit
59 Sepupu
60 Pertengkaran
61 Menerima Kenyataan
62 Menunggu
63 Tak Ada Penjelasan
64 Bersamanya
65 Cuma Bercanda
66 Kampung Camping
67 Penyesalan
68 Terluka
69 Ke Anehan
70 Pertanyaan Rangga
71 Gagal Faham
72 Helm Hilang
73 Aku pacarnya
74 Kalian tidak percaya padaku
75 Pelukan Hangat
76 Sebuah Pengakuan
77 Teruslah Menyukaiku
78 Mereka Mirip
79 Handphone yang Tertinggal
80 Sedang Apa Kalian!
81 Tidak Boleh
82 Hidung, Alis, dan Mata
83 Cemburu
84 Mengelak Cemburu
85 Bucin Pada Waktunya
86 Manisya Bekerja
87 Ponsel yang Lelah
88 Pesanan Untuk Manisya.
89 Rena Memang Cantik
90 Salah Faham
91 Terkejut
92 Berhenti Bekerja
93 Perasaan yang Tak Tenang
94 Aku Sedang Tidak Ingin Membahasnya
95 Sama Kayak Nama Aku, Manis ya!
96 Aku Akan Selalu Mengingatnya
97 Teror Pesan Setiap Hari
98 Bocah yang Berebut Makanan
99 Boneka Panda Mirip Adam
100 Perpisahan
101 Merindukan Adam Setiap Hari
102 Sikap Dingin Adam
103 Jangan Lakukan Apapun
104 Bukan Urusanku
105 Kamu Juga Boleh Ikut
106 Apa Sudah Menemukan Dompetmu?
107 Peluk Aku
108 Sangat Merindukanmu
109 Rasa Kesal Mona
110 Kopi Manisya yang Hilang
111 Terlelap Tidur
112 Kakek
113 Tolong Dukung Saya
114 Ledekan Manisya
115 Rumah Kakek Adam.
116 "Bagian mana dari wajahku yang paling cantik?"
117 Salah Paham
118 Mengabaikan Perintah
119 Papan Nama
120 Dia Kekasihku
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Manisya Gadis Aralan
2
Adam Putra Hariyanto
3
Menjalani Hukuman
4
Perpustakaan
5
Aku Takut
6
Tidur Pulas
7
Enak Juga
8
Pecel Lele
9
Angin Malam
10
Malam Ini Bersamaku
11
Seperti Biasa
12
Perpustakaan Jilid 2
13
BUS
14
Mau Titip Payung
15
Rumah Manisya
16
Obat Luka
17
Hukuman Lagi
18
Aku Juga Menyukainya
19
Membersihkan Toilet
20
UGD
21
Perdebatan
22
Rumit
23
Jangan - jangan
24
Kamu di apain sama Adam
25
Itu Sebuah Hutang
26
Biaya Rumah Sakit
27
Rahasia Perempuan
28
Paperbag
29
Pelangi Cinta
30
Pertengkaran
31
Mewujudkan Mimpi Indah
32
Menemuinya
33
Di sekolah
34
Rencana Kabur yang Gagal
35
Pertanyaan untuk Pak Komar
36
Green Book
37
Makan Malam
38
Pertahanan Manisya
39
Mini Market
40
Berjumpa Tapi Tak Menyapa
41
Buku Matematika
42
Adam dan Rumah Sakit
43
Khawatir
44
Sebuah Pertanyaan
45
Aku Tidak Pernah Menyuruhnya
46
Menemani Adam
47
Aku Ingin Pulang
48
Terserah Apa maumu
49
Pelukan Hangat
50
Samira
51
Hanya Teman
52
Semua Orang Berhak Memilih
53
Seperti Se Ekor Harimau yang Hendak Menerkam Mangsanya
54
Nama Belakang
55
Kencan yang Sebenarnya
56
Aku tidak Mengerti
57
Seorang Pengganggu
58
Membuat Telinga Sakit
59
Sepupu
60
Pertengkaran
61
Menerima Kenyataan
62
Menunggu
63
Tak Ada Penjelasan
64
Bersamanya
65
Cuma Bercanda
66
Kampung Camping
67
Penyesalan
68
Terluka
69
Ke Anehan
70
Pertanyaan Rangga
71
Gagal Faham
72
Helm Hilang
73
Aku pacarnya
74
Kalian tidak percaya padaku
75
Pelukan Hangat
76
Sebuah Pengakuan
77
Teruslah Menyukaiku
78
Mereka Mirip
79
Handphone yang Tertinggal
80
Sedang Apa Kalian!
81
Tidak Boleh
82
Hidung, Alis, dan Mata
83
Cemburu
84
Mengelak Cemburu
85
Bucin Pada Waktunya
86
Manisya Bekerja
87
Ponsel yang Lelah
88
Pesanan Untuk Manisya.
89
Rena Memang Cantik
90
Salah Faham
91
Terkejut
92
Berhenti Bekerja
93
Perasaan yang Tak Tenang
94
Aku Sedang Tidak Ingin Membahasnya
95
Sama Kayak Nama Aku, Manis ya!
96
Aku Akan Selalu Mengingatnya
97
Teror Pesan Setiap Hari
98
Bocah yang Berebut Makanan
99
Boneka Panda Mirip Adam
100
Perpisahan
101
Merindukan Adam Setiap Hari
102
Sikap Dingin Adam
103
Jangan Lakukan Apapun
104
Bukan Urusanku
105
Kamu Juga Boleh Ikut
106
Apa Sudah Menemukan Dompetmu?
107
Peluk Aku
108
Sangat Merindukanmu
109
Rasa Kesal Mona
110
Kopi Manisya yang Hilang
111
Terlelap Tidur
112
Kakek
113
Tolong Dukung Saya
114
Ledekan Manisya
115
Rumah Kakek Adam.
116
"Bagian mana dari wajahku yang paling cantik?"
117
Salah Paham
118
Mengabaikan Perintah
119
Papan Nama
120
Dia Kekasihku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!