Ratna terus melihat Bunga yang begitu kagum dengan yang di lihat nya,
"tidak terbayang Bu, aku ada disini"
" Apa kau senang nak, ada di dalam pameran terbesar ini ? kau pasti ingin berkeliling pergilah nak nikmati acara nya. Ayah dan Ibu akan bergabung rekan kami".
Tanpa menunggu lama bunga pun mengelilingi area pameran, begitu mengagungkan karya mereka, semoga aku bisa mewujudkan suatu hari ini menjadi pelukis terbaik.
mata bunga terus mengedar sampai ia melihat seseorang yang seperti nya ia kenal.
"Hai Bunga, sama siapa disini ku lihat sendiri sedari tadi" sapaan seseorang membuat nya kaget, Bunga mengingat siapa yang sedang menyapa nya pemuda tampan yang sangat familiar.
"Aku Revo ingat kah ? teman yang selalu di ajak pergi membolos di waktu mata kuliah tertentu.
tidak berubah sedikit pun sifat pelupa mu" kekeh Revo.
"maaf aku lupa nama mu tapi seperti familiar dengan wajah mu"
senyum Bunga merasa malu telah melupakan orang yang sudah menemani nya dengan baik di masa kuliah.
"Aku disini dengan ayah dan ibu, kamu dengan siapa ? Pasangan mu kah ?"
"aku sendiri Nga, tidak lagi menjalin hubungan dengan siapapun karena aku baru saja di tinggal menikah oleh kekasih ku, sungguh menyedihkan".
"Sudahlah mau ikut dengan ku berkeliling? Aku ingin sekali melihat semua karya lukis yang ada disini, mumpung acara lelang belum di mulai Vo", ajak bunga membuat hati Revo seperti memflash back masa kuliah dulu, cuma beda nya sekarang tidak di ajak membolos.
Mereka yang memiliki hobby yang sama begitu menikmati maha karya yang di ungkapkan lewat kanvas dan tinta cat, hingga waktu pameran hampir tiba mereka masih asik mengobrol sambil menikmati pandangan sekeliling setiap coretan di atas kanvas milik orang lain.
"Mengagumkan sekali Vo, aku sedari dulu bercita cita menjadi pelukis yang di kenal sayang aku tidak memiliki keberanian untuk mengembangkan nya, bahkan aku sampai disini karena ayah ku". Ungkap bunga yang begitu lesu
"Kamu hebat di setiap bidang banyak yang iri dengan dirimu, di dukung oleh orang tua, apapun yang di mau pasti mudah untuk di dapat, kamu pun begitu baik dan mudah untuk akrab dengan orang lain".
Pujian terucap dari Revo yang memang dari masa kuliah sudah mengagumi Bunga, sayang Ia tidak pernah berani mengatakan apa yang di rasakan.
sudah belasan tahun mereka mengenal baru ini revo memuji gadis itu, begitu lama revo menyimpan perasaan pada bunga, alih alih memiliki kekasih tapi Bunga lah yang dia inginkan.
"Lelang sudah di mulai nih, yuk kita gabung di ayah dan ibu, kami memiliki satu bangku kosong, karena adik ku Tora tidak jadi ikut".
ajakan bunga membuat hati revo mencelos bagai di lempar kembang api ke langit tapi begitu hangat.
"Bunga kamu perpartisipasi di dalam lelang ?
karena mereka ada di bangku VIP yang di khususkan untuk pemilik karya yang melelang hasil karya nya".
"Hanya ikut ayah aja aku Vo, kita nikmati aja acara nya aja yuk. ajakan bunga pun tidak bisa di tolak Revo sampai mereka duduk di bangku yang sudah Banu pesan".
"Halo om, Tante apa kabar ?" Sapa revo membuat pasangan suami istri itu begitu kaget,
"REVO..... Ya ampun apa kabar nak, lama sekali Tante tidak tau kabar mu".
heboh Ratna membuat bunga tak enak hati.
sini duduk nak, bareng dengan kami ajak Banu.
"Wah terima kasih om tante".
mereka menikmati acara yang terselenggara, hingga tiba tiba karya bunga terpampang untuk memulai lelang selanjut nya.
Revo dan Bunga syok dengan apa yang di lihat nya,
" Nga itu lukisan kamu waktu kuliah dulu ? Aku ingat sekali itu, dua lukisan yang kamu buat dengan banyak sekali arti".
Bunga terdiam melihat nya,
"Yah... Apa ini ayah yang melakukan nya ? Aku hanya membawa untuk di pameran?"
Bunga tidak mendapat jawaban hanya ulasan senyum sang ayah terpatri di lihat nya.
Pembawa acara menyebut kan nominal awal yang untuk membuka lelang, Bunga terus menunggu dengan jantung berdetak kencang irama nya.
"Ya... Masih ada yang mau menambah angka terakhir dua lukisan milik Bunga Julia Sanjaya seorang Gadis yang memiliki segudang Prestasi di dalam dunia bisnis nya seorang anak dari Bapak Banu Jonisanjaya yang sudah tidak asing lagi nama nya, 10 menit lagi....
Hingga habis waktu yang di berikan pembawa acara, dua lukisan Bunga terlelang dengan harga yang sangat tinggi 90jt rupiah.
tepuk tangan sangat meriah menutup lelang karya bunga.
"Air mata Bunga tidak bisa di tahan lagi, Terima kasih Ayah, Ibu."
" Pakai lah untuk mewujudkan mimpi mu dalam berwirausaha nak seperti yang kau cita citakan". Ucap Banu dengan singkat.
Banu memang selalu mewujudkan apapun yang anak anak nya inginkan tapi tidak semua Ia beri dengan cuma cuma, selalu sambil mengajarkan dengan bekerja supaya sang anak bisa menghargai apa yang di dapat dan apa yang di keluarkan dengan pertimbangan.
Hari sudah sangat larut acara sudah selesai hati bunga yang bahagia dan haru dengan apa yang di rasakan malam ini.
"Om, saya pamit pulang dulu, terima kasih sudah boleh bergabung dengan keluarga Om Tante malam ini, suatu kehormatan untuk saya".
Pamit Revo dan berlalu pergi, dengan memberi kartu nama pada Bunga, " Bye Nga.. Aku pamit pulang ini kartu nama ku jika memerlukan ku hubungi saja", Bunga pun memberikan kartu nama nya. Lalu mereka berpisah dan pulang kerumah masing masing.
Sampai rumah, adik adik bunga menunggu dengan ekspresi yang tidak di mengerti bunga', " ada apa si mata kalian julid banget"... Tanya bunga kesal melihat adik adik nya.
"Jadi kapan kakak bisa mentraktir kami?
kami tau kakak sedang sangat bahagia malam ini".
Tora membuka suara sebagai tanda todongan ke kakak nya.
"baiklah, sabtu esok kita pergi ya, karena minggu sore aku harus mengerjakan sesuatu untuk pekerjaan ku".
Senyum terbit dari bibir Tora dan Caca, sambil berlalu pergi kekamar masing masing, "thank you ka. Bye Nice Dream sister teriak Caca".
...****************...
Beberapa hari setelah acara pameran dan lelang, Revo berusaha memberanikan diri untuk menyapa Bunga lewat pesan teks, niat nya selalu urung karena minder dengan Bunga.
tidak ada salah nya aku mencoba, ucap dalam hati nya Revo.
"Hai Bunga... ini aku Revo bagaimana kabarmu ?"
"kabar ku baik baik saja Vo, gimana dengan mu? Aku simpan kontak mu ya".
"baik bunga kabar ku, aku baru saja pulang, next time kalau aku tiba di kota mu, kita berjumpa ya".
"what? Ku pikir dirimu memang tinggal di Jakarta ataupun bandung sampai hadir di acara pameran kemarin".
"Tidak, aku hanya mendapat undangan dari rekan kerja ku, karena ada yang ku cari maka nya aku datang".
" mencari ? lalu dapat yang kamu cari Vo",
"Sudah ku dapatkan Bunga, Terima kasih sudah mengingat dan mengijinkan aku bergabung malam itu, salam untuk om dan tante.
btw, aku senang bisa bertemu lagi dan bisa berkomunikasi lagi dengan mu Nga".
*Me too Revo. Jangan sungkan menghubungi ku ya".
bunga tidak habis pikir dengan revo, entah dari dulu dulu selalu misterius bagi bunga.
Jam makan siang pun tiba, rutinitas yang selalu di terjadi mendengar suara Helen berteriak..
Ayuk makanan Bunga... lama banget deh laper nih....
berisik Kuti betina masih siang udah teriak aja, julid Vandy tak kalah.
Mereka pun pergi makan siang bertiga, karena memang di kantor yang sesuai mereka hanya beberapa orang saja jadilah trio ban bajaj
"Abis dari pameran dan lelang lukisan happy banget Nga, aku liat loh... Semu semu falling in love ke timpuk durian gurih" ledek Helen.
"Len jangan kudet jadi orang kurang update bunga abis ke tiban durian berikut pohon nya, rekening nya langsung nambah banyak".
"Apaa si kalian rempongan deh.
Eh pesan lah aku makan apa aja yang penting ada es teh yaa Len".
Helen yang selalu tau selera makanan bunga dan yang selalu mengatur menu makanan bunga bagai Ibu suri nya bunga, karena malas mendengar suara helen komplain kalau milih menu makanan sendiri pasti heboh kenapa makan itu ngak sehat bunga'....
"Van, aku kasih sering cari tau lewat sosmed, tapi sedikit yang aku paham, beberapa hari ini aku ngak terlalu memberi kabar, salah ngak ya ?"
"ngak ada yang salah Unge, kenapa ngak bertanya langsung ke anak nya, dari pada jadi setan penasaran setengah hidup... Emosi paripurna deh".
"Sejauh ini baik baik aja, di cuekin pun masih yang oke aja, tapi kenapa gitu kaya nutup lingkungan dirinya sendiri, banyak puzzle di kepala ku tapi ah sudahlah sakit kepala jadi nya".
"Unge, bawalah dalam doa mu seperti ibu mu menasehati mu, percayalah semua akan terungkap apa yang menjadi keresahan mu, tapi tetaplah waspada supaya tidak sakit hati".
Vandy bak malaikat yang lagi bisikin hayooo mau ikut aku atau dia.
"Serem banget si vand kaya penyihir aja dih",
helen yang sedari tadi di belakang vandy langsung menepuk bahu nya vndy dengan begitu keras.
"Eh Kuni betina tolong ya jangan asal tabok, sakit taauuu.."
kekehan Bunga yang melihat dua temannya selalu menghibur setiap penat.
"Nga, nanti pulang kerja temenin yuk, aku mau ke toko buku,," ajak helen karena dia tau hari ini tidaklah mereka harus pulang malam.
"Jadi kalian ngak mengajak aku? Hei para betina bumi". Lirikan vandy melejit, tolong ya My bos lagi busy pulang ke rumah sore jadi sapi ompong aku..
"Dasar garpu codet susah banget di tinggal", julid Helen lagi, kadang baik kadang berdebat begitulah mereka berdua
"Ayo jalan gitu aja ribut terus, aku juga mau cari sesuatu disana, tunggu ayah lama belum tau libur kapan juga".
"Selesai jam makan siang, mereka kembali bekerja karena memang hari ini tidak setegang hari biasa nya,
Bunga berinisiatif mengirim teks pada Chandra.
"chand, gimana hari ini, baik baik saja?"
Lama membalas nya gadis itu kembali mencari kesibukan lain, meletakkan ponsel nya di meja kerja, bunga yang jenuh setelah berjam jam lama nya tidak ada kegiatan berusaha menelepon Chandra beberapa kali tidak ada jawaban sama sekali.
"kemana anak ini, seharian tidak ada kabar. Apa sibuk ya ?" Dalam hati bunga berbicara,
Lalu Seperti cenayang helen pun datang tiba tiba berbisik, "sudah nanti aku telepon balik aja ya".
Bunga yang kaget dengan hadir nya helen yang tiba tiba, "astaga helen kurang kerjaan banget deh, ngapain coba"
"Nih,, aku tadi nya mau taro ini aja berkas titip untuk tanda tangan big bos ya, lalu ini coklat panas untuk Bunga yang di landa kegalauan. Bye.."
"Helennnn...." Teriak Bunga. untung di ruangan hanya mereka beberapa orang saja yang lain nya lagi perjalan dinas.
Ponsel Bunga berdering melihat layar ternyata sang ayah yang menelepon. tumben banget ayah telepon jam kerja.
"ya ayah...". Sahut Bunga
"nak hasil lelang mu sudah di transfer sisa nya, ayah hanya akan mengabarkan itu saja, ayah sudah booking resto untuk hari esok, luangkan waktu mu".
"baik ayah, terima kasih.." Bunga lanjut kerja dulu ya ayah.
"jaga dirimu nak".
Bunga tersenyum menatap layar setelah di hubungi sang ayah, "panjang usia mu ayah, di sehatkan selalu, mungkin jika ayah tidak ada bunga tidak akan seperti sekarang".
Jam pulang kerja pun tiba tepat pukul empat sore lebih tiga puluh menit dua manusia yang selalu menemani bunga datang ke meja kerja bunga.
"Cepetan absen bosen dari tadi nih". tarikan helen yang tidak sabar untuk pergi.
"ishh sabar si, aku matikan monitor dulu... Yuk daahh pergi kita, jadi ikut Cong" sambil melihat Vandy.
"Ikut.......Yuk Kunti betina udah gelisah dari tadi orang di buru buru aja kerjaan nya".
Bunga fokus melihat jalanan yang padat, sampai melihat seseorang yang sangat di kenal nya, Vandy yang mengendarai mobil milik bunga berusaha mengalihkan untuk berputar ke lain sisi jalan supaya bunga tidak melihat.
"Vand kita kenapa muter? Aku lihat seseorang di sana tadi di dekat lampu merah bangku taman mini sesisihan dengan halte. mereka duduk begitu akrab", cerita bunga pun membuat dua teman nya merinding.
"Salah lihat mungkin Nga, jalanan padet banget ini pasti vandy mau cari jalan pintas biar cepet sampe gaes. Yaa kaaann Vandy......"
Helen yang melihat pun ikut bingung gelagapan sama seperti Vandy.
"Akses lewat sana di tutup, jadi aku lewat sini aja, udah lah tidur aja masih lama sampe biar relax gitu". Timpal Vandy juga supaya bunga tetap positif.
Mereka melihat Chandra dengan seorang perempuan di bangku yang tidak jauh dari lampu merah mereka lewati, dengan posisi duduk yang seperti bukan teman biasa mereka mengobrol, untung lah teman nya bunga memiliki penglihatan yang kurang baik tanpa kaca mata.
Bisik Helen pada Vandy sambil melirik bunga yang tertidur. "jantung lemes bestie pas lihat tadi",
"bisa kejang kalau dia minta muter balik untuk memastikan"
"sama Len sampai keringat dingin tangan ku kalah film horor", mereka kembali diam memulihkan hati mereka yang syok tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Towa_sama
Tambahin lagi adegan romantisnya, thor. Aku suka banget sama chemistry antara tokoh utama 😍
2023-10-25
1