Sedikit Informasi

"Unge, Aku satu Gereja dengan chandra kekasih mu, aku juga baru beberapa tahun tapi aku tidak terlalu mengenal dia, tapi sebelum nya aku mau bertanya beberapa hal pada mu, terserah mau kamu jawab atau ngak karena mungkin itu bagian dari privasi mu"

Vandy memulai percakapan antara mereka, memberikan informasi sesuai yang di ketahui nya.

"Sudah berapa kamu mengenal dia sebelum menjalin hubungan kekasih mu itu? Aku lihat banyak sekali rasa ingin tau mu tentang dia, apa ada sesuatu yang mengganggu mu?"

   Vandy memastikan karena memang dia di titipkan banu untuk menjaga gadis itu, sedikit banyak walau tanpa di ketahui oleh bunga sendiri.

Bunga sedikit terdiam dengan apa yang Vandy ucapkan, seperti mengerti ada sesuatu yang sangat menggangu ketentraman hati.

"Aku belum terlalu lama mengenal nya sampai saat ini, tapi aku mengerti akan ke khawatiran ayah ku Van, bahkan selama kami berjalan dari awal mengenal dan sekarang aku sama sekali tidak di bawa nya dalam lingkungan hidup nya, hampir delapan bulan.

hari hari kami hanya dengan kesibukan dan rutinitas biasa, berkomunikasi, jalan. Tapi aku tidak mengenal lingkungan nya,

Sampai aku memberanikan diri untuk berkata pada ayah tentang hubungan ini, aku tidak pernah memberitahu orang tua ku selama ini dan itu membuat hati ku gelisah, ketika aku memberitahu ayah, respon ayah seperti singa yang akan menerkam siapa saja, berhari hari ngak ada tegur sapa dengan ayah ku setelah memberitahu nya, itu yang mengganggu ku, ada apa sebenarnya? Apa sebab ayah begitu keras melarang ku".

Bunga menjelaskan semua yang di rasakan, dengan hati hati takut salah di mengerti kedua nya, rasa khawatir nya jauh lebih besar untuk peringatan dari sang ayah.

"Ayah memang berbeda Van, Len. Kau tau sendiri Len seperti apa ayah ku, Ia selalu melihat lewat mata batin nya tapi sukar mengungkapkan apa yang Ia ketahui, seperti meminta kita untuk mencari tau sendiri supaya tidak salah mengambil keputusan apapun itu bentuk nya".

      "Bunga, apa kamu ngak pernah mengajak Chandra untuk bicara tentang lingkungan nya seperti apa? Aku rasa itu hal wajar bagi siapa saja dan hubungan apa pun nya mesti banyak sering salah paham ketika melihat kenyataan yang berjalan".

ucap helen dengan hati hati juga takut bunga salah mengerti maksud dan menimbulkan pertengkaran, karena tau hati bunga akan membela chandra itu.

   "Aku ngak pernah meminta nya untuk mengajak ke lingkungan nya, cuma aku di beritahu dimana dia bekerja, rumah, dan yaa seperti lain nya tanpa tau dimana itu, awal nya di rasa cukup untuk jujur semua yang di beritahukan ke aku,tapi aku penasaran setelah ayah begitu menentang hubungan kami".

    "Sudah lah jangan larut dalam suasana hati mu itu, ngak baik. Aku kemarin bertanya pada teman ku tentang Chandra, dia banyak memberikan informasi pada ku dari masa lalu dan sekarang, memang panjang sekali sampai aku pun sempat jenuh mendengar nya, karena untuk membantu mu unge sahabat juga saudara perempuan ku, Aku lelah mendengar kalian beradu argumentasi".

     "Dengar informasi ku baik baik ini, Chandra aktif di Gereja sejak remaja bahkan sempat menjadi ketua remaja disana, di senangi banyak sekali perempuan dan orang tua, karena sifat nya friendly dan ramah nge dia tinggal di Jakarta dengan kakak dan tante nya tidak jauh dari gereja itu.

Usia nya sekarang jauh dari kita loh, aku terkejut mendengar teman ku memberitahu usia nya tiga puluh sembilan tahun.

dia sukses di pekerjaan beberapa tahun lalu, sampai suatu hal terjadi, dia berpacaran dengan salah satu gadis di gereja itu juga hubungan mereka lumayan lama, sampai suatu hari chandra ingin meminang si gadis itu tapi di tolak oleh orang tua gadis itu karena latar belakang keluarga chandra seorang petani di kaki gunung dan chandra pun bukan dari keluarga berada, lalu orang tua si gadis tau latar belakang chandra pribadi selama menempuh study di Jakarta ini".

   "Tunggu Vandy, aku mau bertanya apa gadis itu kau kenal dan siapa yang memberitahu kan pada mu ?"

 Bunga bertanya dengan sorot mata dalam, seperti membaca apa yang di katakan Vandy adalah sebuah kisah nyata.

    " ya a ku mengetahui lewat pemusik gereja yang sangat mengenal mereka Bunga dan Ia masih berteman baik antara chandra dan dia dengan gadis itu juga,

lalu tidak lama gadis itu mendapat pujaan hati nya kembali di luar dan dalam waktu setahun mereka menikah, itu yang membuat chandra Kacau di kehidupan nya, seperti rusak dunia nya, hancur pekerjaan nya, tidak ada yang tau bagaimana kabar chandra setelah acara pernikahan gadis itu, kau tau Bunga siapa orang nya ? Pasti dirimu sangat mengenal nya".

Lirikan Bunga berfikir siapa yang di maksud kan oleh Vandy, menebak nya pun pasti sia aja.

"yang menikahi gadis itu sepupu mu sendiri bunga, dia yang kamu ceritakan pada kami orang tua nya meminta mu untuk menjadi menantu nya karena adat mu memperbolehkan anak tante menikahi gadis dari abang atau adik laki laki nya, tapi kau tolak karena kau mengejar study dan karir mu".

Bunga tampak syok dengan penuturan yang di jelaskan Vandy, di pikiran bunga pantas aja kakak itu antusias ketika mengetahui sedikit kalau bunga dekat dengan Chandra, dia berusaha menerima dan meminta Vandy melanjutkan cerita nya.

    "Beberapa waktu Chandra menghilang dari lingkungan Gereja aktifitasnya entah siapa yang tau kemana dia Nge, sampai dia kembali lagi muncul dengan membawa gadis lain mengenalkan pada yang lain tapi itu tidak bertahan lama dalam kurun waktu satu tahun banyak gadis yang dia dekati, mungkin mencari jati diri nya kembali, mengingat usia nya tidak lagi muda, di dalam organisasi remaja pun ada gadis yang selalu mendekat chandra tidak menolak sampai sekarang".

"Tunggu... Apa mereka memiliki hubungan Vandy? "

" Untuk itu aku tidak tau karena di lingkungan Gereja pun mereka biasa aja hanya sesekali mencuri pandang* tidak tau kalau di luar sana Bunga.

Chandra bekerja di perusahaan yang ya cukup lumayan di pandang jika sebagai pegawai biasa tapi aku mendapatkan informasi kalau sekarang dia hanya broker marketing, seperi itu Bunga informasi yang aku dapat, aku belum mendapat informasi lebih nya, tapi semoga kau puas dan tidak terlalu pusing memikirkan hal yang tidak seharus nya, kau sudah lelah menitis Karir baik bisnis ataupun sekarang sebagai pegawai seperti kami, fokus lah dengan tujuan mu semoga semua baik baik saja, Kalau kau mau mencari tahu lebih dalam pelajari lah dulu dari yang ku beritahukan tadi".

Helen pun mengangkukan kepala seraya setuju dengan yang vandy ucapkan, karena mereka berdua menangkap hal yang ngak baik dari hubungan yang lagi di jalin antara bunga dengan kekasih nya

"Terima Kasih vandy kau sudah banyak membantu dengan informasi mu, semoga aku tidak salah mencerna dari setiap cerita mu".

Bunga yang menatap Vandy dan Helen bergantian, lalu terbuai dalam lamunan.

seperti ada bayangan di pikiran nya yang tidak pernah Bunga tau selama ini, selalu datang ketika mencari tau sesuatu atau merasakan sesuatu yang mengganjal.

"Kamu baik baik saja bunga?"

 tepukan helen menyadarkan nya dari lamunan yang terbawa bayangan itu, seperti memberi jawaban tapi tidak di mengerti bunga.

"Pantas ayah begitu menentang ku Len, begitu rumit di mengerti, dan setiap aku memikirkan itu banyak sekali bayangan puzzle di dalam kepala ku, membuat aku sakit kepala"

"Sudahlah nga, kamu akan baik baik saja, feeling mu jauh lebih kuat dari kami, semoga Allah selalu memberikan kan petunjuk untuk mu. Amin ya Rabbal Al-Amin".

Helen mendoakan yang terbaik untuk sahabat nya yang sudah mengenal nya sejak tumbuh menjadi remaja.

Helen yang mengenal bunga dan senang berteman dengan nya karena sifat bunga yang begitu baik dan terbuka, terlalu ramah walau kadang bikin kesel karena terlalu usil menjahili rekan kerja nya.

"Sudah siap belum? Nanti kita ketinggalan pesawat mepet waktu boarding nih."

"ngak apa telat kita masih bisa ubah tiket kok tidak akan hangus Vand"

jawab Helen dengan ekspresi yang memang mengharap telat bisa perpanjang waktu di Jogja .

"Itu si kemauan mu Helen..."ketus Bunga dengan melirik bunga mengajak yang helen dan vandy..

Ayok aku sudah selesai, mari pulang.

See You Jogja

...****************...

"Ayah..... "

Teriak bunga berlari mendekat pada sang ayah.

"kenapa harus berlari kau nak, gimana dinas mu menyenangkan?"

tanya Banu pada anak gadis kesayangan nya.

"Senang sekali ayah, banyak yang aku pelajari juga disana, terima kasih ayah sudah membawaku di bidang itu, walau aku harus menempuh dengan cara otodidak aku seperti nya Jatuh Cinta pada kota Jogja ayah".

Cerita Bunga pada sang ayah yang begitu di rindukan keramahan nya.

Banu tersenyum melihat nya, karena Bunga tidak pernah mengeluh dengan apapun yang di kerjakan nya,

"istirahat nak esok pagi kita akan pergi ke pameran lelang di Bandung, ayah akan membawa mu kesana bawalah lukisan terbaik mu nak".

Pelukan dari Bunga mendarat pada sang ayah, Karena bisa melihat pameran besar.

"terima kasih banyak ayah, Bunga kira tidak akan sampai disana. Baiklah bunga akan beristirahat dan memilih lukisan terbaik bunga".

"dimana ibu, yah ?"

Bunga yang mengitari pandangan nya di dalam ruang keluarga,

"ibumu sedang pergi bersama Tante mu, adik adik mu belum pulang masih dengan kegiatan masing masing". Jawab Banu singkat menjelaskan memang seperti itu menjawab dengan pasti dan tepat.

"bunga masuk kamar dulu ya, daahh ayah"

Bunga berlalu pergi dengan cerita karena kabar dari sang ayah, bunga tidak mengira akan menjadi salah satu orang yang bisa melelang karya nya di sebuah pameran besar Nusantara yang di gelar setiap tahun.

Semua berkat ayah walau galak dengan aturan nya sendiri tapi tau bagaimana menyenangkan hati anak anak nya, hati nya muja sang ayah yang selalu menjadi publik figur hidupnya.

Di dalam kamar bunga kembali larut dalam rasa penasaran nya, padahal sudah mendapat informasi dari Vandy, seperti bertanya tanya.

mengingat beberapa waktu lalu Chandra meminta maaf atas kegagalan nya dalam pekerjaannya, tapi Bunga tidak mengerti apa yang terjadi pada kekasih nya itu.

Harus ku cari tau apapun itu informasi nya, gerutu bunga dalam hati yang membuat pikiran nya kembali penuh dengan puzzle tidak tersusun, ingin bertanya pada sang ayah tapi urung takut salah mengambil alih untuk bertanya.

Bunga mengalihkan pikiran dengan memilih 2 lukisan terbaik nya, satu lukisan menggambar kan Suasana alam dari hutan dan satu lagi lukisan abstrak yang pernah dia lukis di waktu kemelut batin nya melanda dengan arti dari lukisan nya ada apa dengan diri ku yang semua terlihat baik baik tapi seperti begitu banyak pagar yang menjaga ku dan memperingatkan ketika hal buruk akan datang.

Dia selalu melukis dengan perasaan dan pikiran yang tidak jauh dari kenyataan, itu yang membuat lukisan nya hidup dan di sukai banyak mata yang melihat, lukisan nya seperti diari lewat gambar tidak semua mengerti jika tidak meresapi setiap garis dan warna nya.

...****************...

"Ayahhhhh...... Bunga udah siap, Ibu Ayuk.."

panggilan bunga memecah pagi dirumah mereka.

"mau kemana si kak masih pagi banget udah berisik deh, liat jam enam pagi ini libur loh"

omel Caca yang bising dengan suara bunga.

"Kamu mau ikut dek, mau ke Bandung ada pameran lukisan"

ajak bunga dengan antusias

"engak ah, aku mau tidur ini Sabtu yang indah tanpa kegiatan. Bye ....... "

Caca berlalu pergi ke kamar lagi meninggalkan Bunga

Dalam perjalan menuju tempat pameran Bunga menatap lurus menatap jalan fokus dengan lamunan yang tidak mengerti puzzle apa ini yang terus berkembang di dalam kepala.

"Susunlah mereka nak, maka kau akan tau apa arti yang kau jalani, supaya tidak salah jalan mu, berdoalah meminta pada Tuhanmu pertolongan untuk hidup mu". Suara itu memecah lamunan bunga, karena sang ayah menebak dengan tepat apa yang di pikirkan nya.

"Ayah ... Ayah tau apa yang lagi Bunga pikirkan ?"

tanya bunga tapi Banu tidak menjawab nya.

"Kau anak istimewa nak, tapi belum bisa memastikan apa yang kau miliki sekarang, kendalikan hati, pikiran mu sendiri. Supaya terbentuk karakter itu"

saut ratna menatap sang gadis.

"tidak Bu, hanya kebetulan saja itu terjadi"

Banu berbicara tanpa menjelaskan apa maksud nya hanya Ratna yang mengerti dari setiap ucapan nya, tanpa harus di jabarkan nya.

Puzzle itu terus memenuhi pikiran Bunga yang mulai kesal tidak bisa memecahkan nya selama perjalan.

dalam hati Oh Tuhan jika Engkau memberi ku petunjuk lewat puzzle ini terima kasih, tapi tolong jangan terlalu rumit loh, sakit kepala ku ini. Amin

Banu tersenyum melihat tingkah anak nya selalu seperti balita yang sedang belajar tidak pernah menyerah, penilaian ayah kepada anak gadis nya, itu yang membuat Banu selalu membanggakan nya, hasil didikan dan momongan nya, ia tau setiap apa yang di rasa dan di pikirkan tiga anak nya, terutama pada bunga, Gadis yang terlalu Banu manjakan tapi Banu juga yang mendidik nya dengan begitu keras, sampai jadi mental dan karakter yang kuat tercipta di diri Bunga,

"Ayah, kapan ayah daftar lelang dan pameran ini ? Sebab ketika bunga mendaftar slot nya sudah terisi penuh sejak enam bulan lalu?"

"sejak 10 bulan yang lalu ayah sudah mendaftar kan nya, karena ayah tau, kau pasti akan selalu lupa mendaftar sampai kuota nya penuh"

ungkap Banu menjawab pertanyaan Bunga.

"Terima Kasih ayah, ibu... Bunga senang sekali".

semoga bunga mengembangkan karya karya bunga ya ibu, bunga lantas memeluk sang ibu dari belakang karena Ratna duduk sampingan dengan Banu yang mengendarai mobil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!