Dalam relung

      Sampai nya mereka kembali ke ibu kota, bunga sih dalam diam bertanya tanya ada dengan sang kekasih dan ayah nya, tapi tidak ada yang berkomentar sekedar bertanya. ibu dan adik adik nya hanya berusaha membuat hari hari nya kembali ceria seperti biasa.

     "Ibu, boleh kah aku berbicara nanti?" Bunga menghampiri Ratna untuk meminta waktu mencurahkan apa yang jadi pertanyaan nya selama sang ayah menentang nya, pasti ada sebab yang tidak langsung di sampaikan.

"boleh nak, istirahat lah dulu nanti ibu akan ke kamar mu jika sudah rapih nak", Ratna menepuk pundak Ratna sambil berlalu

  

  Saat semua kembali dengan aktifasi masing masing, bunga hanya di kamar dengan lamunan nya, tak ingin membuang waktu dengan perasaan yang tidak tau sampai dimana kegelisahan nya.

  Bunga mengambil ponsel mengirim pesan teks untuk Chandra memberi kabar "aku sudah dirumah, aku istirahat dulu ya Chandra nanti kita bicara" bunga menyandarkan kepala nya pada bantal hingga akhir nya terlelap sampai waktu sore.

Ratna yang melihat dari depan pintu kamar hanya tersenyum tidak mau membangunkan bunga dari tidur nya, "pasti ia lelah memikirkan nya" Ratna berbicara sendiri.

 Hingga malam pun tiba semua hidangan makan malam sudah siap di meja makan, adik adik bunga sudah berbegas duduk dan menunggu sang ayah juga bunga, "ibu wangi sekali ayam mentega nya" Tora membuka percakapan antara mereka yang hening sejak sampai rumah tadi, mereka khawatir pada bunga yang tak keluar dari tadi.

 Tora panggil kakak mu Bunga, ajak makan bersama atau kau ambilkan untuk nya temani ia. baik Bu, Tora temani Kakak makan di atas, tora siapkan dulu ya.

Tak butuh waktu lama Tora pun sudah sampai di depan kamar Bunga, "ka.. Ayo makan temani aku makan di balkon, aku mau makan disana" bunga dengan malas membuka pintu kamar, berjalan di belakang Tora.

"Tumben sekali mau makan di balkon tor, kau baik baik saja ?" Tanya bunga pada Tora .

"aku baik baik saja ka, kakak yang sedang tidak baik baik saja ada apa dengan mu ?"

Tora tidak tahan melihat bunga akhir nya bertanya dengan terus terang.

   "Kau tau seberapa lekat nya aku dengan ayah tor ? Sedih rasa nya ketika ayah tidak menyetujui apa yang ku pilih saat ini", tanpa alasan tor.

"Aku bagai hilang arah dimana biasa aku bersandar, bercerita seketika hening di bawa kecewa yang aku sendiri tidak mengerti itu kenapa". Tatapan bunga lurus tanpa memandang jauh, relung hati nya tak bisa di bohongi, semua mengerti itu.

   "aku mengerti perasaan mu ka, aku sendiri juga tidak tau alasan kenapa ayah seperti itu, tapi kau pasti ingat ka bagaimana ayah selalu mendidik kita anak anak nya, tidak semua hal harus selalu di jelaskan alasan nya, bahkan kau lebih mengerti ka bagaimana karakter ayah. Kita di tuntut mencari jawaban dari apa yang ia perintahkan, ajarkan. Ayah tidak meninggalkan kita begitu saja ka".

"tenangkan dirimu, kau punya waktu mencari tau apa alasan ayah seperti itu".

     Sedikit kelegaan di hati bunga dengan jawaban sang adik laki-laki nya, seulas senyum terbit dari bibir bunga, yang membuat Tora senang.

"kalau senyum kan bagus ka, tidak tegang gituu loh", Tora memeluk bunga

"semua pasti baik baik saja ka, percayalah ayah tidak membiarkan kita salah ambil keputusan apalagi dirimu yang selalu beliau jaga seperti berlian".

...****************...

    Ratna melihat kembali ke kamar bunga dengan khawatir menelisik sang anak apa sudah membaik, karena Tora tidak memberi cerita pada ibu nya apa yang mereka perbincangkan.

Memang tora rese deh... Buat penasaran ibu nya aja.

    "Hai anak cantik ibu, apa ibu boleh masuk nak ?" sambil melihat dalam kamar bunga yang tidak tertutup rapat.

"boleh ibu, masuk lah bu. Bunga tunggu ibu dari tadi, terima kasih ibu ayam mentega nya bunga suka sekali".

Ratna senang ternyata Bunga sudah mau makan.

      "Apa yang membuat mu gelisah nak ? Beberapa hari ibu lihat kau selalu diam seperti berfikir tapi tidak tau jawaban nya, ceritakan pada ibu nak".

"Ibuu.... Bunga bingung dengan sikap ayah tidak berterus terang dengan kalimat yang ayah ucapkan, ayah menentang hubungan Bunga dan Chandra tapi ayah tidak memberi tahu alasan apa yang membuat nya seperti itu Bu, Bunga baru meminta ijin untuk berhubungan belum untuk menikah bu, tapi ayah berfikir sudah sejauh itu".

Keluh Bunga pada Ratna, menumpahkan segala isi hati nya berhari hari setelah percakapan dengan sang ayah, sedikit membuat nya lega dengan meluapkannya

   "Nak, kamu tau ayah mu terkadang tidak masuk di akal fikir manusia, ayah sama seperti mu memiliki indra yang berbeda dengan kita manusia biasa, rasa khawatir ayah sangat besar pada mu, apalagi kamu selalu istimewa di mata nya, tidak ada satupun orang tua yang mau anak nya susah nak, sampai di bagian bagian kecil hidup anak nya, kalau memang niat mu baik berdoalah pada Tuhan nak mintalah apa yang menjadi kesukaran mu, Bersyukur atas Hikmat dan Nikmat yang Ia berikan. kau lupa nak tidak ada yang mustahil bagi Sang Pencipta".

Nasehat Ratna di simak bunga dengan sesama sekarang bunga mengerti dengan ke khawatiran sang ayah pada nya.

Gadis itu memeluk sang ibu, hangat dalam dekapan peluk ibu dalam lena yang andai bisa seperti masa kecil.

"Terima kasih ibu bunga mengerti tidak terlalu khawatir seperti kemarin".

   "Ayah tidak akan marah jika benar, karakter ayah sama dengan mu, maka mengerti lah dia seperti mengerti dirimu nak ibu tidak akan melarang selama itu baik untuk mu sama dengan ayah mu".

...****************...

        "Helen...."

Panggil bunga dari lorong ruang kantor nya, teman yang begitu akrab pada nya.

"Heboh deh masih pagi udah teriak aja nga, kenapa? Sarapan Ayuk aku mau ke kantin ke pagian nih sampai nya nanti kita meeting jam delapan OMG!".

Tanpa ba-bi-bu bunga pun mengangguk setuju untuk ke kantin, perut yang keroncongan ngak akan bisa membantu aktifitas nya dengan baik.

      "Aku mau coklat panas aku kira telat tadi jalan Len, udah lari lari dari halte, ada apa ya tumben banget meeting internal pagi banget jam jam yang banyak godaan nya".

      "Itu loh nga, ada rotasi pegawai kepala bagian keuangan mau di rotasi ke daerah dan kita dapet kepala bagian keuangan baru kata nya ih engak banget gosip nya, kamu sekertaris ngak update berita". Helen dengan gaya comel nya memberi penjelasan pada teman nya itu.

      "oh jadi!!! kasian ya pak jati jadi pindah jauh, jauh dari istri dan anak juga deh, aku tau sudah lama Helen tapi ya tau kan aku engak ambil pusing. Konon cerita yang kamu tau itu juga aku ngerti kenapa. Kepala bagian keuangan yang mau di sini abis ke sandung kasus, nanti jam satu bos bos mau rapat juga sama pimpinan tertinggi membahas tentang rotasi pegawai, aku mau keluar cari cemilan toples buat bu bos Len, mau ikut ?".

Tak menunggu lama helen pun mengangguk kepala tanda menjawab mau ikut.

ih wanita kalo udah ketemu gosip panjang ya say, gak mau kalah berita up to date.

"Nga, kamu gimana sama cancan itu yang kemarin sering kirim food untuk kamu?"

"Masih Len, baik baik aja semoga ada jalan baik nya ya, aku baru mengenal nya masih panjang jalan nya nih".

Helen yang hobby bercerita mengalihkan rasa khawatir bunga tentang peringatan dan tentangan ayah nya.

Mereka memang hobby bercerita tukar berita dan nasehat, paling rajin ngomong Helen ngak pernah abis ide buat buka topik bahasan nya.

ke istimewaan tersendiri untuk Bunga punya temen seperti Helen, sebenar nya helen adalah anak yang di adopsi banu dan di rawat juga di sekolahan bareng bunga, ke deketan nya tidak di ragukan bagai pinang susah di belah belah.

...****************...

"aku nanti jemput ya bunga" pesan teks di baca bunga segera membalas nya "oke Chand aku pulang jam tujuh malam nanti,masih ada pekerjaan yang harus selesai malam ini".

    Akhir nya jam pulang pun datang ingin rasa nya cepat sampai rumah lalu berbaring dengan nyaman setelah seharian penuh bekerja.

ponsel bunga berdering telepon Chandra sudah menunggu di lobby kantor untuk menjemput nya.

"Halo bunga, aku sudah di lobi Ayuk pulang sudah malam"

bunga langsung berbegas mengakhiri hari bekerja nya dengan absen pulang dan pergi ke lobby.

"Kita langsung pulang aja ya Chand aku lelah sekali rasa nya"

pinta bunga dengan lesu, hati dan pikiran nya masih mencari jawaban atas apa yang ayah nya sampaikan dan nasehat nasehat yang di dapati dari ibu dan adik nya

"oke kita pulang ya, nanti langsung istirahat".

Sampai rumah bunga menawarkan Chandra untuk mampir tapi karena hari sudah malam Chandra urung niat untuk mampir,

"aku langsung pulang aja bunga, sudah malam tidak enak dengan om tante".

"hati hati di jalan Chand kabari kalau sudah sampai ya".

Chandra memang selalu berusaha menghindari kontak langsung ke orang tua gadis itu dengan senyap selalu menolak jika di atas singgah walau hanya sekedar ngeteh, setelah Chandra tak terlihat di ujung jalan bunga langsung masuk, sepi tak ada suara di dalam rumah, bunga langsung masuk ke kamar.

dengan jalan gontai setelah mandi bunga membayangkan bisa langsung terlelap tidur tapi sayang seperti ada hati mengganjal tidak tau ada apa, mata nya awas mengitari sudut ruang yang tidak ada apa apa disana.

sudah hampir satu tahun insting batin yang bunga sendiri tidak mengerti kenapa, seperti berkata tapi tanpa kata. Nahlooo gimana itu, dia selalu berusaha melawan jika memang di rasanya negatif.

     "Tuhan kira nya Engkau selalu menyertai dan melindungi mereka yang ku sayangi",

Doa bunga di panjatkan dengan tulus setiap ada rasa di hati nya yang mengganjal tanpa sebab.

      Bunga berbaring dengan nyaman di tempat tidur nya dengan menatap langit langit kamar nya, membayangkan hari esok pasti damai, hingga mata nya terpejam lebih cepat karena sudah terlalu lelah bekerja seharian.

Pagi hari nya Bunga duduk di meja makan dengan ibu dan adik adik nya, tidak mendapati pandangan sosok ayah nya yang selalu mengutamakan sarapan bersama

"Bu ayah dimana?" tanya bunga sambil mengedarkan mata nya mencari sang ayah.

"Ayah pergi keluar kota berjalanan bisnis nak, pagi sekali sudah berangkat, cepatlah sarapan nanti kalian terlambat".

Rutinitas sehari-hari yang tidak pernah habis di jalanin selalu berulang setiap hari nya tapi bunga tidak merasa bosan dengan keseharian nya, selalu membuat dunia nya selalu nyaman.

...****************...

Hari ini Bunga di ajak Chandra untuk pergi sekedar makan malam bersama, setelah pulang kerja. Bunga langsung memberi kabar pada ibu nya lewat telfon

"halo ibu, bu bunga nanti pulang telat, Bunga mau bertemu Chandra pulang kerja nanti"

"oke nak, jangan terlalu larut pulang nya, beri kabar ibu apapun itu, jangan mematikan ponsel mu".

Mereka memilih cafe tempat favorit Bunga supaya Bunga nyaman, Chandra pun mengerti ada sesuatu yang tidak biasa sedang di alami gadis itu, masih dalam hening bunga melamun memikirkan nasehat dari ibu dan adik nya, memang tidak mudah untuk bunga jalani setidak nya masih bisa di mengerti alasan nya kenapa ayah seperti itu.

"Kok melamun nga, ada yang kamu pikirkan atau menganggu mu ? Chandra membuka obrolan mereka, "tidak Chand, aku hanya lelah banyak sekali pekerjaan ku tadi"

"ceritalah kalau mau bercerita tidak baik memendam sendiri mungkin aku bisa membantu mu"

tidak menyerah Chandra untuk membuat bunga berbicara menceritakan apa yang menjadi kekhawatiran nya, sayang bunga masih belum nyaman untuk bercerita banyak pada kekasih nya.

Bunga bukan orang yang bisa menyimpan raut wajah, semua natural sesuai perasaan dan pikiran nya. Alih alih lelah bekerja masih bisa di terima oleh Chandra.

"Gimana Pekerjaan mu Chand, apa berjalan baik ? Maafkan aku yang sibuk beberapa waktu belakangan ini ya..."

Chandra tersenyum menatap bunga

"Its okey sayang, semua baik baik saja. Aku lagi banyak waktu luang beberapa waktu ini"

Makanan yang mereka pesan sudah di hidangkan oleh pelayan di meja yang mereka duduki, mereka makan dengan hikmat dan hening, menikmati setiap suapan yang ada sampai habis.

"Beberapa hari kedepan aku akan pergi dinas dari kantor, nanti kalau aku luang aku beri kabar ya Chand, aku akan pulang akhir pekan".

"Iya sayang, beri kabar kapan pun kamu mau pada ku, aku tidak masalah untuk itu, apa kamu mau aku antar sampai bandara ?"

"oh tidak Chand aku pergi bersama rekan kerja ku saja' pulang yuk Chand nanti ibu khawatir menunggu ku dirumah".

Chandra mengantar bunga sampai ambang pintu pagar rumah, seperti biasa tidak akan mengindahkan kalau di ajak mampir walau sebentar.

"langsung beristirahat jangan sampai kurang tidur mu ya, aku pamit pulang Bunga salam untuk tante".

bunga hanya tersenyum memandang chandra yang berlalu pergi pulang, tapi hati nya bertanya kenapa tidak pernah mau untuk singgah cuma menyapa sang ibu.

Di dalam kamar bunga sibuk dengan ponsel nya mencari tau tentang Chandra lewat media sosial yang bukan lagi hal sulit mencari informasi, sampai bunga pun tertidur pulas hingga pagi menjelang.

Setiap waktu kosong bunga selalu mencari tau tidak melewatkan informasi yang dia dapat di media sosial tentang seorang Chandra yang baru saja ia terima sebagai kekasih nya.

Hingga bunga mendapat sebuah foto begitu banyak komentar dari teman teman Chandra yang membuat bunga penasaran, tak lama bunga membuka dan membaca satu persatu setiap foto dan isi komentar yang ada sesuatu yang menjadi hati semakin penasaran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!