Azrio benar-benar kembali ke negaranya, ada sesuatu yang harus ia selesaikan dan mencari tahu supaya ingatannya kembali seperti semula, pasalnya sebelum kecelekaan yang membuatnya sampai kehilangan ingatannya banyak rahasia yang sudah ia kumpulkan dalam pencariannya.
Setelah menempuh perjalanan selama berjam-jam lamanya, kini Azrio tengah berada di mansion yang megah dan mewah yang di jaga ketat oleh bodyguard dan beberapa maid di dalamnya. Tanpa memperdulikan rasa lelahnya Azrio langsung naik ke lantai atas menuju kamar mendiang Sarina, dia mencari sesuatu yang pernah Sarina tinggalkan untuknya.
'Penuhi janjimu Aksara, dia pasti tengah menunggumu'
Kata-kata Sarina yang di ucapkan sebelum ia menutup matanya untuk selama-lamanya, saat kritis Sarina juga mengatakan dengan terbata kalau ia menyimpan barang berharga milik Azrio sewaktu dulu. Walaupun status Azrio dan namanya berubah, Sarina tetap memanggilnya dengan panggilan Aksara karena itu adalah nama yang ia berikan untuknya.
"Bukankah nenek bilang, sebuah kotak di laci." gumam Azrio.
Azrio segera membuka sebuah laci yang berada di dalam kamar Sarina, dia menemukan sebuah kotak dengan ukuran yang cukup besar kemudian segera membukanya.
"Boneka minion? Baju? Bonekanya sama seperti milik Vio yang di desa." ucap Azrio.
Potongan-potongan kisah masa lalu mulai berputar di kepala Azrio, untuk kesekian kalinya ia memegangi kepalanya yang sakitnya dua kali lipat dari biasanya.
"AARRRGGGHHHH." teriak Azrio.
Amir yang tengah merebahkan tubuhnya diatas sofa pun langsung terperanjat, para bodyguard yang bertugas menjaga di kamar Azrio yang tak jauh dari kamar Sariina pun langsung menerobos masuk. Dilihatnya Azrio tengah menarik rambutnya dan berteriak kesakitan, Amir langsung berlari naik kelantai atas menemui tuannya.
"Panggilkan dokter, CEPAT!" titah Amir dengan berteriak. .
Glubrak..
Azrio jatuh tak sadarkan diri, para bodyguard langsung menggotong tubuh Azrio keatas kasur mendiang Sarina. Salah satu bodyguard menghubungi dokter khusus yang menangani penyakit Azrio, sedangkan Amir menghubungi kakek Azrio melaporkan kondisi majikannya saat ini.
Beberapa saat kemudian.
Seorang dokter memarkirkan mobilnya tepat di halaman mansion, dia segera berlari menuju lantai atas dimana Azrio berada. Nafas sang dokter tersebut sampai tersengal akibat beralarian, dia segera masuk mencoba menenangkan dirinya sebelum memeriksa keadaan Azrio agar bisa fokus.
"Kenapa bisa seperti ini lagi? Aku sudah bilang padamu Amir, kau harus tetap mengawasi dia karena apapun yang berkaitan dengan ingatannya akan membuatnya tersiksa." omel dokter tersebut.
"Maafkan aku dokter Daehoon, aku benar-benar lelah karena sudah melakukan perjalanan jauh. Lain kali, aku akan lebih mengawasi tuan muda." ucap Amir merasa bersalah karena telah lalai dalam tugasnya.
"Jika tuan besar tahu, maka habislah kau." ucap Daehoon.
"Aku tahu." sahut Amir dengan tenggorokan tercekat.
Daehoon segera memeriksa keadaan Azrio, dia memeriksa kondisi Azeio secara ke seluruhan.
"AMIR, DIMANA AZRIO." suara seorang pria menggelegar berasal dari lantai bawah.
Tubuh Amir langsung menegang mendengar teriakan seseroang yang begitu di kenalnya, mau tidak mau Amir harus menemui kakek dari Azrio dan siap menerima amukan dari beliau. Belum juga Amir melangkahkan kakinya keluar, orang yang ditakutinya sudah muncul dan berdiri di depan pintu dengan tatapan tajamnya.
Glek.
Amir menelan ludahnya dengan kasar nyaris tidak bisa tertelan, sorot mata yang sangat menakutkan bagi siapapun yang melihatnya. Kakek Azrio yang bernama Abigail berjalan menghampiri cucunya, dia melewati Amir yang tengah menunduk begitu saja.
"Bagaimana keadaan cucuku Dae?" tanya Abigail dingin.
"Saat ini kondisinya tidak perlu di khawatirkan, dia hanya syok dan belum bisa mengingat masalalunya yang ia paksakan untuk bisa sepenuhnya kembali diingat, aku peringatkan kembali agar tetap memantau perkembangan ingatannya, jika terus di paksakan mengingat sesuatu maka itu akan membahayakan dirinya sendiri tuan. Untuk sekarang, biarkan dia beristirahat dan nanti kalau dia sudah sadar aku akan memeriksanya kembali." jelas Daehoon.
"Amir, kenapa bisa seperti ini?" tanya Abigail menatap kearah Amir menuntut penjelasan.
"Maafkan atas kelalaian saya tuan, seperti yang tuan ketahui. Kami melakukan perjalanan menuju negara I, bagitu sampai di desa tujuan tuan muda mungkin mengingat masa lalunya saat berada disana, dia juga meminta agar kami tidak mengikutinya dan dia memilih pergi sendiri ke suatu tempat mengikuti nalurinya. Lama tak kembali, aku dan dua bodyguard mencarinya dan bertemu dengannya saat ia hendak kembali ke rumah peninggalan bu Sarina. Begitu sampai ia ingin segera kembali ke negara K, ada hal yang harus ia cari tahu, begitu sampai di mansion tuan muda langsung berlari ke kamar ini dan tak lama kemudian dia berteriak." jelas Amir.
"Ceroboh! Jika terjadi sesuatu pada cucuku, kau tahu sendiri hukuman apa yang pantas untukmu!" Tukas Abigail.
"Aku mengerti, tuan besar." ucap Amir dengan takut.
'Semoga tuan muda cepat sadar, aku masih sayang dengan nyawaku' batin Amir.
*
*
2 jam kemudian.
Tuan Abigail masih setia menunggu cucunya sadar dari pingsannya, dia menatap sendu Azrio yang masih betah menutup matanya.
"Bangunlah cucuku, grandpa ada disini." lirih Abigail.
'Tuhan, tolong jangan kau persulit cucuku. Angkatlah penyakit dari tubuhnya, tak cukupkah engkau mengambil beberapa orang yang ku sayangi untuk kembali ke pangkuanmu. Aku hanya memiliki Azrio dan ibunya, tolong bukalah jalan kebenaran kepada kami agar hidup kami tidak di bayangi rasa takut, keadilan macam apa yang tengah kau persiapkan untuk kami, Tuhan.' batin Abigail.
Perlahan Azrio menggerakkan jemarinya, keningnya berkerut di lengkapi dengan keringat yang membasahi kepalanya.
"ARRGGGHH, BRENGSEK! PEMBUNUH! AAAAAAARRRRRGGGGHHHHH." racau Azrio sambil berteriak.
"Azrio, kau kenapa nak! DAEHOON, CEPAT PERIKSA AZRIO." panik Abigail.
Daehoon langsung berjalan tergesa menghampiri Azrio, dia mencoba menyadarkan Azrio yang terus berteriak dengan tangan yang terkepal kuat.
"AZRIO, SADAR." ucap Daehoon dengan suara yang meninggi mencoba menepuk pipi Azrio.
"TIIIDAAKKKKK." teriak Azrio seraya membuka matanya.
Nafas Azrio tersengal lengkap dengan keringat membanjiri tubuh serta wajahnya, Daehoon pun sama berkeringatnya karena mencoba menyadarkan Azrio yang terus memberontak.
"Minumlah nak." ucap Abigail menyodorkan segelas air pada Azrio.
Azrio mengambil gelas yang di berikan oleh kakeknya, dia menenggaknya sampai habis tak tersisa. Bayangan masa lalu sudah hampid ia ingat sepenuhnya, dia juga mengingat rentetan kejadian yang menimpanya beberapa tahun lalu.
"Aku akan memeriksa keadaanmu." ucap Daehoon.
"Tidak perlu, aku sudah baik-baik saja." tolak Azrio.
"Mau kau baik-baik saja atau tidaknya, aku tetap harus memantau kondisimu jamet." kesal Daehoon.
Akhirnya Azrio pun pasrah saat Daehoon memeriksa kondisinya, setelah pemeriksaan selesai Daehoon pun menyimpan statoskopnya ke atas meja.
"Bagimana sekarang? Apa kau mengingat sesuatu?" tanya Daehoon.
"Aku mengingat sebagian besar ingatanku, jika di perkirakan sekitar 80%. Aku rasa aku sekarang sudah lebih baik, jadi sepertinya aku tidak terlalu membutuhkanmu lagi." ucap Azrio.
"Terus pas tadi berontak kaya buta kenapa?" tanya Daehoon lagi.
"Aku mengingat kejadian dimana aku mengalami kecelakaan, seseorang dengan sengaja mencelakaiku agar aku lenyap dari hidup ini. Dia juga membawa kabur ayahku, dia masih hidup makanya aku mengejarnya, tapi naas aku tidak bisa menyelamatkan sodara Zergan yang saat itu sama-sama ingin menyelamatkan orangtua kita." jelas Azrio.
"Plot twist banget hidup mu baginda raja." ucap Daehoon.
"Panggil Zergan kesini, ada banyak hal yang akan aku bahas dengannya." titah Azrio menatap kearah Amir.
"Baik, tuan muda." sahut Amir.
"Tidak bisakkah kau bahas esok hari, kau butuh istirahat nak." ucap Abigail.
"Tidak grandpa, aku harus menyelamatkan ayah. Jika dia memang masih ada akan aku pertaruhkan nyawaku demi menyelamatkannya, jika memang dia sudah tiada maka aku akan membalaskan perbuatan jahat mereka yang sudah membuat keluargaku menderita." jelas Azrio.
Jangan lupa bintang sama vote nya gaiss, author tambah semnagat nih kalau dukungannya makin banyak hehehe 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Ruwet sekali hidupmu Aksara....g sesederhana waktu di desa dulu. .
2024-11-29
0
LENY
LANJUT THOR SELALU LIKE 👍👍
2024-11-27
0
Laurensia Listianawati
lanjut..
2024-12-24
0