Violetta dan si kembar membawa Azrio ke sebuah rumah yang sederhana tak jauh dari sungai, rumah tersebut adalah rumah milik Violetta pribadi yang sengaja di buat jikalau dia berkunjung ke desa. Azrio terus menatap wajah Violetta yang serasa tak asing dalam ingatannya, sedangkan violetta sendiri terus melamun kala melihat mata Azrio yang begitu mirip dengan seseorang.
'Matanya seperti mata Aksara, apa hanya pikiranku saja ya. Hufftt, karena terlalu merindukan Sara aku jadi gak karuan begini' batin Violetta.
Bara menyuruh Azrio duduk di sebuah kursi panjang yang ada di ruang tengah, Gala pergi ke dapur membuatkan teh hangat untuk Azrio yang terlihat pucat.
"Siapa namamu tuan?" tanya Bara dalam bahasa asing.
"Namaku Azrio, maaf sudah merepotkanmu." jawab Azrio.
"Tidak masalah tuan," ucap Bara.
Violetta tengah mengganti pakaiannya yang basah akkibat main air di sungai, beberapa saat kemudian Gala berteriak memanggil namanya.
"KAKAK, INI SI TUTI MAININ BONEKA KAKAK." teriak Gala.
Violetta yang mendengar teriakan Gala pun langsung keluar dari dalam kamarnya, dia mencari Tuti selaku kucing peliharaannya, dilihatnya boneka minion miliknya tengah di mainkan oleh Tuti sampai ada robekan di belakang punggung boneka tersebut.
"Ya ampun Tuti! Kenapa kamu nakal sekali, ini boneka kesayanganku kenapa kamu mainkan sampai robek seperti ini." pekik Violetta dengan mata yang berkaca-kaca mengambil bonekanya.
"Maaf kak, kalau aku gak takut kucing mungkin si Tuti gak bakal mainin bonekanya." ucap Gala merasa bersalah.
"Gapapa Gal, kamu selesaikan saja bikin tehnya biar kakak yang benerin bonekanya." ucap Violetta.
Violetta membawa bonekanya dengan wajah memerah menahan tangisnya, Bara melihat kakaknya yang terlihat sedih pun menghampirinya.
"Kakak kenapa?" tanya Bara.
"Boneka kakak sobek di mainin Tuti, kamu tahu sendiri kan ini boneka kesayangan kakak yang samaan sama Sara." jawab Violetta dengan bibir bergetar.
Bara membawa kakaknya kedalam pelukannya, Violetta menangis dalam pelukan adiknya, bukan karena bonekanya yang rusak Violetta menangis, tapi karena dia tidak bisa menjaga barang yang tersimpan banyak kenangan bersama orang yang ia sayangi. Azrio menatap interaksi antara Violetta dan Bara, sekilas Azrio melihat boneka minion tersebut dan seketika kepalanya berdenyut nyeri.
"Ssshhhh," desis Azrio.
Gala datang membawa empat cangkir teh hangat untuk kedua kakaknya dan juga Azrio, dia melihat Azrio memegangi kepalanya sambil meringis kesakitan.
"Tuan, apa kepalanya sakit lagi?" tanya Gala.
"Iya, rasa sakitnya seringkali datang tiba-tiba." ucap Azrio.
"Apa kau mengalami Amnesia? Emm, maksudku kepalamu pernah terbentur atau pernah mengalami kecelakaan." tebak Gala.
"Kau benar, aku pernah mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu sampai dinyatakan amnesia oleh dokter, maka dari itu kepalaku seringkali merasakan nyeri sampai aku sendiri tak sanggup menahannya. Bahkan aku sampai pingsan tak sadarkan diri, banyak memori yang hilang dalam benakku mungkin aku juga terlalu memaksakan ingatanku kembali." jelas Azrio.
"Dugaanku tidak pernah meleset, aku melihat gelagatmu saat memegangi kepalamu. Aku juga punya teman yang amnesia, dia sama sepertimu yang seringkali merasakan nyeri yang tiba-tiba di bagian kepalanya." ucap Gala.
Bara melepaskan Violetta dari dalam pelukannya, di usapnya wajah sang kakak yang basah oleh air mata.
"Nanti Bara perbaiki bonekanya ya kak, jangan sedih lagi Bara gak suka liat kakak menjatuhkan air mata." ucap Bara.
"Iya dek, makasih ya." ucap Violetta sambil tersenyum.
Gala menyodorkan teh hangat pada Azrio, perlahan Azrio menerima teh tersebut sambil meminumnya. Setelah dirasa cukup meminum teh pemberian dari Gala, Azrio bangkit dari duduknya.
"Mohon maaf sebelumnya, aku harus pergi." ucap Azrio.
"Kenapa buru-buru? Istirahatlah disini, wajahmu masih terlihat pucat." ucap Bara mendekat kearah Azrio disusul Violetta.
"Terimakasiu atas tawarannya, aku harus kembali ke negaraku karena maish banyak urusan yang harus di selesaikan." ucap Azrio.
"Memangnya sekarang kau akan pulang kemana? Apa kau tahu dimana rumahnya biar kami antar, secara kau kan orang asing karena bicaramu berbeda dengan kami." ucap Violetta.
"Aku pulang ke rumah yang pernah di tempati nenekku dulu, kalian tidak perlu khawatir karena aku tahu kemana arah jalan pulang." ucap Azrio.
"Baiklah kalau begitu." ucap Bara.
Si kembar dan Violetta mengantarkan Azrio sampai ke depan teras rumahnya, Azrio kembali berpamitan pada yang lainnya sebelum benar-benar pergi daei rumah Violetta. Violetta menatap punggung Azrio yang semakin jauh dari penglihatannya, dia jadi penasaran dengan sosok Azrio yang sedikit menarik perhatiannya.
*
*
Amir pergi menyusul Azrio diikuti oleh dua bodyguard di belakangnya, ia khawatir pada Azrio yang sudah cukup lama pergi tapi belum menunjukkan tanda-tanda kembali.
"Cepat cari tuan muda, kalau sampai dia hilang tuan besar akan murka pada kita." titah Amir.
Dua bodyguar tersebut pun berjalan mendahului Amir, mereka mengedarkan pandangannya mencari sosok Azrio, tak berselang lama mereka melihat Azrio tengah berjalan kearah dimana mereka berdiri.
"Tuan, lihatlah kedepan. Tuan Azrio sudah kembali, sepertinya dia hafal jalan kampung sini." lapor salah satu bodyguard.
"Syukurlah, aku sampai keringat dingin takut dia tidak kembali." ucap Amir mengusap dadanya lega melihat Azrio kembali.
Amir dan dua bodyguard pun berjalan menghampiri Azrio, sedangkan Azrio memutar bola matanya jengah melihat Amir datang menghampirinya.
"Yakkkk, Amir. Aku kan sudah bilang jangan ikuti aku, kenapa kau ini keras kepala sekali, haaiiisshhh." Kesal Azrio.
"Maaf tuan muda, aku takut tuan muda kenapa-napa. Jika tuan muda sampai hilang, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada tuan besar, jika dia mjrka sama saja dengan menyerahkan nyawaku sendiri padanya." ucap Amir.
"Terserah kau saja, lebih baik kita pulang ke negara K." ucap Azrio.
"Baik, tuan muda." ucap Amir.
Azrio pun berjalan terlebih dahulu di ikuti Amir dan juga dua bodyuguard di belakangnya, dia segera masuk kedalam rumah peninggalan Sarina dulu kemudian dia mengganti pakaiannya menjadi serba hitam lengkap dengan kacamata dan maskernya. Azrio berpamitan pada Zanid dan menitipkan rumah Sarina agar selalu dirawat, dia memberikan uang dengan jumlah yang cukup banyak pada Zanid sebagai bayaran darinya.
*
*
Violetta duduk di teras luar sambil menatap kosong kearah depan, dia masih kepikiran dengan mata Azrio yang sama persis seperti mata Milik Aksara. Cara berjalan Azrio juga sama seperti cara jalan Aksara, batinnya mengatakan kalau Azrio itu Aksara. Tapi, dia tidak terlalu begitu yakin, karena jika Azrio itu Aksara mungkin dia akan mengenalinya karena wajah Violetta kecil sampai dewasa seperti saat ini tidak terlalu banyak perubahan.
"Kenapa aku terus memikirkannya ya? Mungkin hanya perasaanku saja, jika benar dia Aksara aku akan memarahi Aksara kampret itu." gumam Violetta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Meskipun kesakitan....semoga Aksara segera mengingat kembali Vio
2024-11-29
0
Laurensia Listianawati
semoga ingatan Aksara segera kembali
2024-12-24
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑨𝒌𝒔𝒂𝒓𝒂 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕 𝑽𝒊𝒐𝒍𝒆𝒕𝒕𝒂 𝒚𝒂 😏😏
2024-10-21
0