Bintang Alexander pria mapan berusia 30 tahun, pemilik dari perusahaan Green Alexander yang bergerak di bidang properti, hotel dan vila, ia mewarisi perusahaan ayahnya.
Bintang memiliki saudara perempuan bernama Sky Alexander yang saat ini sedang berkuliah dia luar negeri, ibunya bernama Marta Alexander dan ayahnya bernama Alexander.
Bintang dan Sky memiliki darah campuran antara Paris dan Indonesia.
Bintang memiliki sifat yang rama dan penyanyang, dia selalu perhatian terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya, namun tetap tegas berwibawa saat dia masuk kedunia kerjanya, dan di takuti rekan kerjanya. bintang sangat dekat dengan ibunya dia tak pernah meninggikan suara di depan ayah, ibu, dan adiknya. Begitupun Sky adiknya yang sama seperti Bintang memiliki sifat yang lembut, perhatian terhadap orang-orang di sekitarnya dan juga cantik.
Sifat Bintang dan Sky itu menurun dari orang tua mereka yang selalu bersikap sopan pada orang-orang disekitar mereka, tak pernah marah atau memaki orang pokonya keluarga ini sangat harmonis, bahagia, dan terutama saling menghargai. Ibu dan ayah bintang saja masi sangat mesra sampai saat ini.
Keluarga idaman.
...****************...
Hari ini bintang seperti biasa akan berangkat pukul 07.00, di jemput oleh Dimas selaku asisten pribadinya dan seperti biasa mereka akan mampir ke cafe King untuk memesan 2 americano, 1 milkseck, dan tak lupa pastry nya 2 dan tak lupa Dimas lah yang selalu turun untuk memesan.
Namun mereka cukup lama menungguh di mobil, karena cafe langganan mereka belum di buka, tapi sudah terlihat para karyawan sibuk mempersiapkan cafe yang sebentar lagi buka.
Bintang mulai bosan.
"Tumben mereka lama bukanya" tanya Bintang.
"Mungkin hari ini memang lambat" ucap Dimas.
Namun tak ada sautan lagi, Bintang justru sudah sibuk di layar iPad nya.
"Boss Bagaiman nanti jika anda menikah" tanya Dimas tiba-tiba membuat Bintang yang sedang sibuk itu melirik ke arahnya.
"Memangnya kenapa jika saya menikah" tanya Bintang.
"Pasti wanita itu bahagia dan sangat beruntung memiliki boss" ucap Dimas.
"Jika mereka bahagia bersama ku, lalu kenapa Nisa pergi" tanya Bintang, sepintas mengingat tentang wanita yang dia pacari selama 3 tahun namun memilih untuk pergi meninggalnya.
"Kalau Nisa, memang dia yang kurang bersyukur" ucap Dimas.
"Sudah jangan bahas itu lagi, toh juga itu sudah lama berlalu, mendingan kau turun sekarang, karena cafe nya sudah buka dan setelah itu kita langsung ke perusahaan" ucap Bintang.
Dimas yang sudah paham pun turun dan membelikan pesanan Bintang, seperti biasa dengan pesanan yang sama setiap harinya, kecuali dia sedang berada di luar kota dan saat libur pun Bintang akan selalu memesannya juga.
Kini mobil Dimas dan Bintang sudah meninggalkan parkiran cafe menujuh ke perusahaan.
Bintang dan Dimas berjalan beriringan, memasuki lift khusus, menujuh kelantai 10 tempat ruangan Bintang dan di depanya ada ruangan Dimas dan juga meja sekertaris berada tepat disamping lift.
"Selamat pagi pak" ucap sekertatis itu sopan.
Bintang tersenyum dan berlalu berjalan menujuh ruangannya, sementara Dimas mengikuti Bintang untuk memastikan bahwa kini Bintang sudah sampai baru dia bisa masuk ke ruangannya.
Hari ini bintang sangat sibuk namun, dia juga sudah membuat janji dengan ibunya bertemu di mall untuk membeli kado buat adiknya Sky yang akan datang berlibur ke Indonesia sekalian untuk merayakan ulang tahunnya dan bintang juga ingin makan siang bersama ibunya.
"Dim siang nanti kita ke mall, ibu menungguh ku disana" ucap bintang melalui interkom.
"Baik boss" ucap Dimas.
Setelah berbicara Bintang langsung menutup interkom itu.
Sementara dilain tempat. tepatnya di kosan, Hana menikmati waktu liburnya namun Pikirannya tetap terbayang akan pesan yang di kirim oleh perawat ibunya.
Dulu kehidupannya sangat bahagia, damai, ayah dan ibunya tak prnah bertengkar, namun semua berubah saat ayah Hana membawah pulang seorang wanita dengan anak perempuanya ke rumah mereka dan kehidupan Hana berubah 180 derajat.
Tiba-tiba ponsel Hana berdering terlihat simbol hati yang patah sedang memanggil.
Hana tak menjawab panggilan itu ia justru mengabaikannya.
Beberapa kali panggilan itu masuk ke ponselnya namun tetap, Hana tak mengangkatnya.
Hari ini sepertinya Hana akan jalan-jalan ke mall sedikit menghilangkan beban pikirannya, yang sangat berisik disana.
Saat akan memasuki sebuah toko baju di mall tersebut Hana bertemu dengan wanita yang tak ingin dia temui.
Sungguh mood Hana langsung hancur saat melihat wajah wanita itu, apa lagi dia bersama ibunya.
"Ternyata kau masi hidup, aku pikir kau sudah mati" ucap wanita itu yang di kenalan dengan nama Nisa.
Namun Hana memilih untuk tidak menghiraukannya.
"Pulang sana ibu mu mencari mu, bikin susah saja" ucap wanita paru baya itu.
Hana tetap tak perduli pada mereka justru Hana memilih untuk pergi.
"Dasar tak sopan, pantas saja ayah mu itu mengusir mu" ucap wanita paru baya itu bernama Ningrum.
Hana berbalik ingin melawan namun ia urungkan karena semua mata pengunjung menatap ke arahnya.
Dengan perasaan kacau Hana memilih pergi tapi dia tak menangis. Sementara Nisa dan ibunya Ningrum tersenyum puas setelah melihat Hana tak berkutik.
Hana bisa saja melawan mereka, cuman Hana tak suka menjadi pusat perhatian orang-orang apa lagi dia sudah berusaha sejauh ini untuk menutupi identitasnya.
Saat buru-buru keluar mall Hana tak sengaja bertakbir akan dengan seorang lelaki.
"Maaf" ucap Hana saat dia menyadari menabrak seseorang. Tapi Hana tak berbicara lagi setelah itu dia memilih pergi.
Bintang terkejut saat dia di tabrak oleh Hana dan mencoba menahan hana untuk tidak jatuh.
Ternyata lelaki yang di tabrak tadi adalah Bintang.
"Tungguh sebentar" Bintang saat melihat ponsel Hana jatuh saat mereka bertabrakan tadi namun Hana tak berbalik.
Bintang mencoba mengejar namun Hana sudah masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi meninggalkan parkiran mall.
Hana memasuki jalan tol, pikirannya saat ini kacau, dengan kecepatan tinggi Hana memacu mobilnya dengan sangat kencang, tampa perduli keselamatannya, pikirannya kalut hatinya nyeri lukanya terbuka kembali dengan sangat jelas, dia berteriak sekuat tenaga mengeluarkan semua amarahnya hingga akhirnya dia memutuskan untuk menepi di res area. Cukup lama dia berada disana setelah itu dia memutuskan untuk pulang ke kosannya.
Dulu Hana setengah mati menutup luka hatinya, karena dia pikir seiring berjalannya waktu dia akan sembuh dengan sendirinya tapi ternyata luka itu masi ada dan makin dalam.
Ke adaan seperti ini membuat Hana menjadi makin depresi, apa lagi saat ini dia sudah tak pernah menemui dokter psikologinya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Dhea Oktaviani
kenapa mesti ada huruf h di ujungnya thor "menungguh,menujuh,nungguh" jd ga nyaman bacanya..semoga scptnya di revisi yaaa thor
2024-02-25
1