Galuh Putra Kusuma

Selama tiga tahun, semenjak kepergian sang putra. Kanaya belajar menjadi pribadi yang semakin kuat. Kisah hidup yang selalu menguji dan terus mengujinya. Menjadikan Kanaya pribadi yang mandiri dan tegar. Air mata dan sakitnya tersimpan rapi di balik cadar. Kanaya tak pernah berpikir menyerah, tapi bertahan tanpa ada penopang. Ibarat tenggelam tanpa pelampung. Hidup yang begitu sulit, tak mudah keluar dari luka yang terus menganga.

Setiap tanggal yang sama dan di tahun yang sama. Kanaya pergi ke makam sang putra. Tanpa ada suami yang menemaninya. Kanaya tak pernah mengeluh, cukup izin darinya. Agar langkah Kanaya penuh berkah, bukan durhaka semata. Kemandirian Kanaya ada dengan izin sang suami. Tidak ada berkah dalam langkahnya, jika sang suami tidak pernah mengizinkan Kanaya. Suami yang begitu menghormatinya. Seorang suami yang tak pernah bertanya akan sikap diam Kanaya. Bahkan suami yang tak pernah ingin mengekang, sekadar bertanya Kanaya pergi kemana atau dengan siapa? Kepercayaan penuh yang membuat hubungan keduanya hambar.

Galuh Putra Kusuma, putra tunggal keluarga Kusuma. Sang pewaris perusahaan Kusuma Group. Sang CEO muda yang mulai mengepakkan sayap di dunia bisnis. Dunia yang penuh dengan kemewahan dan kekhilafan. Dunia yang membuat Galuh dikeliling banyak kupu-kupu manis. Meski Galuh menolak hadir mereka, tapi status dan kekayaannya. Menjadi daya tarik yang mudah diacuhkan. Pesona ketampanan Galuh, menjadi nilai tambah yang tak mudah ditepis.

Galuh mahasiswa yang menikahi Kanaya, empat tahun yang lalu. Pemuda tampan yang berani melamar sang dosen. Dengan keteguhan rasanya, Galuh menikah dengan dosen berstatus janda yang tetap suci dan murni. Lima tahun perbedaan usia mereka. Tak lantas menumbangkan hasrat Galuh memiliki Kanaya. Kisah cinta singkat yang akhirnya menjadikan Kanaya istri mahasiswanya sendiri. Ketulusan Galuh mampu menyakinkan Kanaya, jika dia mampu menjadi imam dunia akhiratnya.

Pernikahan yang didasari sebuah rasa kagum yang akhirnya menyemaikan cinta. Kanaya masih mengingat pertemuannya dengan Galuh. Mahasiswa yang berani mengatakan cinta dengan lantang padanya. Laki-laki yang dengan berani menantang dunia, demi bisa bersama Kanaya. Seorang anak yang menentang ayahnya, demi menjaga kehormatan Kanaya. Suami yang selama 4 tahun terakhir menemani hari-harinya yang dingin.

FLASH BACK

"Kanaya!" Panggil Galuh, tangan kekarnya menarik tubuh Kanaya dalam pelukannya.

"Kenapa kamu bersedia menikah denganku?" Bisik Galuh mesra, napas Galuh berhembus menerpa pipi putih Kanaya. Suara mesra Galuh, terdengar begitu merdu di telinga Kanaya. Terasa hangat, mengalir deras dalam nadi Kanaya. Membekukan tulang Kanaya, membuatnya terdiam tak berkutik.

"Kanaya!" Bisik Galuh hangat, membuyarkan lamunan Kanaya. Menyadarkan Kanaya dari rasa hangat yang sejenak membuatnya melayang jauh. Kanaya langsung menunduk, menyadari dirinya tengah terbuai dalam hangat pelukan Kanaya.

"Haruskah aku menjawabnya!" Ujar Kanaya, seraya memegang tangan Galuh yang tengah memeluknya. Kanaya membalas sentuhan Galuh, sentuhan yang membuat tubuh Galuh bergetar.

"Harus, aku ingin mendengar alasanmu. Sejak aku mendekatimu, kamu selalu menolak mengenalku. Sangat aneh, hanya dalam beberapa bulan kamu menerima rasaku!" Bisik Galuh, dekapan Galuh semakin erat. Hembusan napas Galuh memburu, terdengar menggemuruh di telinga Kanaya.

Suasana pagi yang sunyi, tetesan kabut yang tertinggal dengan kesejukkannya. Mengiringi hangat pelukan dua insan yang menyatu dalam ijab suci. Dingin kabut terkalahkan dekapan hangat Galuh. Kanaya membisu, sentuhan Galuh pertama kali dalam hidupnya. Menyiratkan sebuah rasa yang tak pernah ada dalam hidupnya. Galuh menutup mata, menyadarkan kepalanya tepat di pundak Kanaya. Sesekali Galuh menoleh, mencium leher Kanaya yang tertutup hijab panjang. Galuh larut dalam gemuruh cintanya. Dekapan Galuh semakin erat, kala tak terasa penolakan dari Kanaya.

"Air mata kerinduanmu, alasan aku menerima rasamu. Aku ingin menghapus air mata itu, menjadi sandaran akan rasa rindu yang takkan pernah tersampaikan. Sikap setiamu pada ibu yang melahirkanmu. Membuatku percaya, jika kamu takkan pernah mengkhianatiku. Kasih sayang seorang ayah yang ingin melihat kebahagianmu. Keyakinan terbesarku, jika kamu laki-laki yang baik dan berhak bahagia!" Tutur Kanaya lirih, Galuh terdiam.

"Papa!" Ujar Galuh, sembari memutar tubuh Kanaya.

"Ayah yang selalu merindukanmu!"

"Kapan kalian bertemu?" Ujar Galuh penasaran, Kanaya menunduk. Sontak Galuh mengangkat dagu Kanaya, menatap lekat wajah cantik Kanaya. Desiran hangat semakin membuncah, tubuh Galuh terasa bergetar. Menahan gairah rasa yang menguasai jiwanya.

"Beberapa bulan sebelum pernikahan kita. Tepatnya saat aku mengajukan syarat padamu. Memintamu menjadi mahasiswa terbaik!"

"Kamu tidak pernah mencintaiku!" Ujar Galuh, sembari tetap memegang dagu Kanaya. Galuh mendekatkan wajahnya, begitu dekat sampai Galuh bisa merasakan hangat hembusan napas Kanaya.

"Aku belum mencintaimu, bukan tidak mencintaimu. Namun selama hidupku, hanya tanganmu yang melingkar hangat di perutku!" ujar Kanaya, sembari menurunkan tangan Galuh.

"Haykal, kamu masih mencintainya!" ujar Galuh lantang. Kanaya menoleh, mendengar teriakkan Galuh.

"Dia masa laluku dan kini kamu masa depanku. Percaya atau tidak, tergantung suara hatimu. Jangan lakukan kesalahan yang sama seperti dirinnya!"

FLASH BACK OFF

Kanaya termenung menatap langit, empat tahun berlalu. Kanaya masih mengingah hangat yang dulu pernah ada. Namun kini, semua berubah tak sehangat dulu. Pelukan hangat, dekapan mesra tak lagi dirindukan. Galuh dan Kanaya larut dalam duka yang tak pernah terlupa. Mereka merasa lemah, kalah oleh rasa kehilangan. Mengingat Kanaya yang tidak mudah memiliki keturunan lagi. Bahkan setelah tiga tahun, Kanaya tak kunjung memberikan kabar gembira. Sedangkan suara-suara sumbang terdengar di telinga Kanaya. Mempertanyakan hadirnya keturunan yang dinanti. Meragukan ketulusan dan kesetiannya pada Galuh. Layaknya hari ini, Kanaya mendengar suara sumbang yang terus bertanya. Bukan dari orang lain, ibu mertua yang selalu mencari kesempatan menyakiti Kanaya.

"Ya Rabb, dia ibu mertuaku. Aku sudah menganggapnya sebagai ibuku sendiri. Meski aku sadari, dia tak pernah menganggapku ada. Satu doa hamba, kelak lembutkanlah hatinya. Agar bisa menerima hamba sebagai putri, bukan keponakan yang menjadi musuhnya!" Batin Kanaya.

"Bismillahhirrohaminnirrohim!" Ujar Kanaya lirih, sembari melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah megah keluarga Kusuma. Rumah yang telah ditinggalnya delama 4 tahun terakhir.

"Darimana saja kamu? Kamu lupa statusmu, kamu seorang istri. Tugasmu melayani suami, bukan keluar tidak jelas. Apa Embun tidak pernah mengajari sopan santun? Setidaknya dia mengingatkanmu, untuk sadar diri tinggal di rumah orang lain!" Ujar Clara lantang dan sinis, Kanaya diam tak menyahuti. Kanaya lelah berdebat dengan Clara, hanya karena masalah sepele.

"Maaf!" Sahut Kanaya singkat, lalu pergi menjauh dari Clara. Sikap Kanaya sontak membuat Clara marah. Sikap dingin Kanaya yang seolah tidak peduli akan kehadiran Clara.

"Berhenti, aku belum selesai bicara!" Teriak Clara, Kanaya menoleh dengan tatapan dinginnya.

"Apa yang ingin anda katakan? Saya harus memasak untuk makan malam. Saya harus melayani suami saya. Saya harus sadar diri, jika ini rumah suamiku bukan rumahku. Perkataan yang sama selama tiga tahun terakhir. Maaf, jika hari ini saya lelah dan malas berdebat dengan orang yang munafik!"

"Munafik, maksudmu aku!"

"Apa kata yang tepat, untuk orang yang tidak menyadari kesalahannya. Namun terus menyalahkan orang lain. Padahal jelas-jelas, kita berdua sama-sama menumpang di rumah ini!"

"Kanaya, jaga bicaramu!" Ujar Clara marah, sembari mengangkat tangan ke arah Kanaya.

"Jangan pernah menamparku lagi, karena tangan seorang ibu untuk memberi kasih sayang. Bukan mendaratkan tamparan yang akan menyakiti anaknya!" Ujar Kanaya tegas.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Amiin , doa anak Sholehah akan diijabah olehNya

2023-11-25

0

R I R I F A

R I R I F A

ini sekuel cerita apa ya... cos baru hadir...

2023-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!