Xie Feng dan Luo Guang mengikuti Mu Ying menuju sebuah tempat seperti camp militer. Beberapa orang tampak melihat mereka dengan aneh.
"Kalian akan tinggal di sini tak lebih dari tiga hari. Disini tempat paling aman diantara orang-orang para pangeran, " ucap Mu Ying menjelaskan situasi.
"Apakah esok putri akan menemui Kaisar Li Xuan?" tanya Luo Guang.
"Hmph! Memang benar sesuai reputasi murid dari sekte kuno. Tebakanmu benar. Esok putri akan bertemu dengan Yang Mulia Kaisar bersama dengan sembilan pangeran lainnya, 'jawab Mu Ying.
" Sembilan naga mengejar dunia mengurung delapan penjuru dan naga terpilih melesat ke langit membuka gerbang surga. Api surgawi membakar dunia melahirkan sang phoenix abadi terbang ke ujung barat membuat sarang pada pohon emas di tengah-tengah danau dingin. Bukankah syair akhir dari puisi rembulan rindu malam bulan sangat jelas kentara? "balas Luo Guang.
" Akan terlihat siapa yang paling pantas menduduki takhta selanjutnya, "ucap Mu Ying membuka pintu ruangan dan terlihat interior sederhana.
" Kalian akan tinggal dimari untuk sementara. Adapun arahan dariku adalah membunuh mereka yang mengancam hidupmu dan putri. Tak peduli siapa yang datang dan dari pihak mana. Kalian akan bebas dari jerat hukum pengadilan"
"Mengerti, " ucap mereka serempak.
"Apakah kau bisa menebak siapa yang duduk di atas kursi itu? " tanya Xie Feng.
"Mengapa kau ingin tahu? Bukankah kau benci dengan istana? " balas Luo Guang.
"Bukkk!! "
"Aku hanya penasaran. Gejolak ini mempengaruhi dunia, " ucap Xie Feng serius.
Luo Guang menghela nafas panjang ketika mendengar ucapan Xie Feng.
"Perjalanan kali ini tak seperti dahulu. 12 Ksatria giok bulan kembali muncul di dunia dan mereka akan memulai kembali pergolakan dunia persilatan"
Surya tak begitu terik. Seorang putri menaiki tandu bersama dengan para abdi istananya berhenti di halaman istana utama. Putri Li Ruolan turun dibantu dengan pelayan pribadinya berjalan menaiki anak tangga menuju aula kuning mengenakan jubah bunga peony dan tusuk rambut burung merak. Berjalan dengan anggun penuh wibawa. Kasim mengumumkan kedatangan putri. Seluruh aula hening dibuatnya. Beberapa pangeran telah hadir duduk pada kursinya masing-masing. Putri Li Ruolan duduk pada tempatnya sendiri.
"Adik terlihat cantik hari ini, " ucap pangeran keempat Li Tian.
Putri Li Ruolan membalasnya dengan senyuman manis.
"Kakak terlalu memuji. Ayahanda memanggilku secara resmi setelah hari itu membuatku harus mempersiapkan banyak hal termasuk penampilan"
"Itu benar. Adik adalah yang tercantik, " ucap pangeran ke tujuh Li Bai.
Kasim mengumumkan kedatangan Kaisar. Seluruh pangeran dan putri berdiri berdiri memberikan hormatnya. Kaisar Li Xuan duduk di atas singgasana naga emas.
"Hari ini aku mengumpulkan kalian secara resmi memulai perjalanan panjang kembali. Li Qiao, Li Shan, Li Yang, Li Tian, Li Zhiqiang, Li Xiaowen, Li Bai, Li Xiaotong, Li Yuan, " ucap Kaisar.
"Menghadap ayahanda, " jawab para pangeran serempak.
"Kalian akan melakukan perjalanan ke delapan arah menaklukkan negara-negara pemberontak menyatukan daratan Datian di bawah panji dinasti Tianhuang. Delapan pangeran yang akan pergi melaksanakan tugas yang aku berikan, " ucap Kaisar Li Xuan.
"Putra siap melaksanakan perintah" jawab mereka tegas.
Kaisar Li Xuan menoleh ke arah salah satu putranya. Pangeran kesembilan Li Yuan.
"Yuan'er mendapatkan tugas menjaga di tengah-tengah yakni ibukota dari segala ancaman baik luar maupun dalam, " perintah Kaisar.
Li Yuan menjawab begitu tegas. Para pangeran menunggu instruksi selanjutnya.
"Lan'er... " panggil Kaisar Li Xuan lembut.
Putri Li Ruolan menjawabnya dengan halus.
"Perjalanan mu kembali terulang. Bawa kembali benda itu kemari. Kepala kuil telah menerima surat dariku, " ucap Kaisar.
"Putri mengerti, " balas putri Li Ruolan.
"Daratan Datian harus berada di bawah panji dinasti Tianhuang. Kau bisa pergi setelah para kakakmu meninggalkan ibukota. Pengamanan di ibukota aku serahkan kepada Li Yuan, " ucap Kaisar.
Putri Li Ruolan menganggukkan kepalanya. Para pangeran membuat rencana masing-masing dari proses penaklukan.
Burung merpati terbang mendarat yang kemudian ditangkap oleh seseorang.
"Kaisar Li Yuan mengirimkan seluruh putra dan putrinya kembali memulai perjalanan panjang,"ucap Xu Jin.
"Sembilan naga menjelajahi dunia mencari gerbang surga dan sang phoenix membakar diri di ujung barat membuat sarang pada pohon emas di tengah-tengah danau dingin. Bukankah itu yang selalu dikatakan menggambarkan dinasti saat ini?" balas Xu Yuze.
"Benar. Kita harus segera melakukan sesuatu,"ucap Xu Jin.
"Tenang saja. Aku membunuh Qing Wu. Ksatria ke 12 giok bulan. Seharusnya penggantinya tak begitu kuat. Ksatria giok bulan tak seperti dahulu yang tak tertandingi di tengah malam. Perjalanan kali ini putri Li Ruolan harus memikirkan cara agar selamat sampai ke tujuan, " ucap Xu Chao.
"Berita ini tersebar begitu cepat. Ibukota kosong. Siapa yang akan menerobos masuk? " tanya Xu Gui.
"Yang pertama menerobos ibukota tentu saja Xiao Qinghe. Dia begitu dendam kepada Kaisar. 10 tahun yang lalu, penaklukkan daerah Shengyin membuat seluruh klannya tewas. Klan Xiao tak lagi menjadi bangsawan kelas atas. Hanya menyisakan dirinya sendiri sebagai bangsawan Xiao terbuang,"ucap Xu Yong.
" Hmph! Xiao Qinghe. Sungguh nasib malang menimpamu. Andaikan saja pasukan Kaisar Laut Utara tak membantu negara Shengying tentu saja dia bisa menang dengan mudah, "balas Xu Gui menggelengkan kepala geli.
" Jadi, apa yang akan kita lakukan ke depannya? Sekte pemburu malam tak lagi terdengar di dunia. Bukankah waktunya menunjukkan siapa pemimpinnya? Kita memiliki julukan pembunuh neraka, "ucap Xu Jin.
" Tenang saja. Aku telah memerintahkan bawahan ku menebar jaring di ibukota. Aku ingin melihat siapa yang berjaga di jantung dinasti,"balas Xu Yong.
Mereka semua menganggukkan kepala. Petinggi dari sekte pemburu malam yang disegani. Beberapa hari aktivitas ibukota tampak ramai dengan kereta kuda ke luar dari gerbang istana. Xie Feng dan Luo Guang terlihat mengawasi dari sisi istana putri.
"Kita akan berangkat tak lama lagi. Delapan pangeran menarik kuda pergi mencari sumber daya. Persiapan dari istana putri sebentar lagi siap. Menunggu mereka, " ucap Mu Ying.
"Siapa? " tanya Xie Feng.
"Ksatria giok bulan, " jawab Mu Ying.
Tiga orang datang memberikan salam pendekar kepada Mu Ying.
"Yang Xiuping memberi salam kepada ketua Mu, " ucapnya memperkenalkan diri.
"Gao Chenglong memberi salam"
"Song Jiu memberi salam"
"Kalian datang kembali, " ucap Mu Ying.
"Merpati putih melintasi kota menandakan kami harus kembali, " balas Song Jiu disertai gurauan dalam nada bicaranya.
"Perkenalkan. Mereka akan ikut mengawal putri, " ucap Mu Ying memperkenalkan Xie Feng dan Luo Guang.
"Bagus-bagus! Ksatria giok bulan kembali mengguncangkan dunia, " ucap Song Jiu senang.
Xie Feng dan Luo Guang menganggukkan kepala membalas senyuman ramah.
"Mereka dari berbagai penjuru dunia kembali mengawal putri. Putri sendiri yang merekrutnya,"ucap Mu Ying.
Angin berhembus datang. Enam orang muncul setelahnya.
"Semuanya telah datang. Perjalanan akan kembali di mulai, " ucap putri Li Ruolan tiba-tiba.
Kereta kuda muncul bersamaan. Mereka semua turun dari atap istana memberikan hormat kepada sang putri.
"Semuanya. Aku akan melakukan perjalanan kembali ke ujung barat. Meminta dengan hati pengawalan kalian, " ucap putri Li Ruolan.
"Melaksanakan perintah, " jawab mereka serempak.
12 Ksatria giok bulan mengendarai kuda hitam mengawal sang putri ke luar dari gerbang istana. Melewati jalanan yang telah ditentukan oleh Kaisar. Putri Li Ruolan tampak memejamkan matanya menyelam ke dalam dunianya sendiri.
"Luo Guang...! " panggil putri Li Ruolan.
Luo Guang mendekat ke samping kereta kuda ketika mendengar namanya dipanggil.
"Kau gantikan kusir itu. Bukankah sekte langit cerah memiliki kemampuan meramal? " ucap putri Li Ruolan mengkonfirmasi.
Luo Guang menganggukkan kepalanya memberikan kode kepada rekan Gao Chenglong yang dibalas anggukkan. Mengangkat pedang dan langsung menebas kepala kusir. Luo Guang mengambil alih kemudi.
"Terimakasih, " ucapnya kepada Gao Chenglong.
"Hoo... "
"Putri. Beberapa minggu ini bulan akan tertutup oleh awan hitam ketika malam. Rasi bintang akan berubah, " ucap Luo Guang.
"Mengurung dunia dengan naga. Benar-benar sulit. Bagaimana dengan yang utama? " tanya putri Li Ruolan.
"Abu-abu. Tidak terbaca sama sekali, " jawab Luo Guang.
Tak ada pertanyaan lebih lanjut setelahnya. Putri Li Ruolan hanya bersenandung lirih.
"Tak masalah jika malam gelap tanpa rembulan jika dunia tak jatuh dalam jurang, " ucapnya singkat.
Mu Ying menginstruksikan untuk berhenti ketika sekelompok orang mencegatnya di depan.
"Dari fraksi mana kalian berasal? " ucapnya bertanya.
"Kau tak berhak tahu! " balasnya sombong.
Mu Ying hendak menarik pedang sebelum kilatan cahaya datang disusul dengan tumbangnya musuh dalam sekejap.
"Pelindung pangeran Li Yuan membuka jalan, " ucapnya hormat.
"Terimakasih, " balas Mu Ying membawa pasukan melintas.
Putri Li Ruolan sekilas melihat pelindung pangeran Li Yuan dan tersenyum dingin.
"Adikku, jika engkau terlahir sempurna maka aku yakin gelar putra mahkota akan kau miliki, " batinnya sedih.
Li Yuan. Pangeran kesembilan yang terlahir dengan keadaan lumpuh kaki. Namun memiliki kecerdasan luar biasa dan pemegang arus politik netral menyeimbangkan pengadilan bersama dengan Kaisar Li Xuan. Membentuk kelompok pelindung assasin sendiri ketika melakukan tugas-tugas bawah tanah.
Angin kenceng berhenbus membuka tirai jendela kereta. Putri Li Ruolan kembali menegakkan kepalanya.
"Xie Feng.... Dialah orang yang membunuh sahabatmu. Bukankah kau ingin membalas dendam? " ucap putri Li Ruolan.
Xie Feng mendongakkan kepalanya melihat sosok tersebut. Berjubah hitam gelap mengenakan topeng dan caping jerami.
"Dia memiliki gelar hantu caping jerami. Pedang tipis di pinggangnya salah satu dari pembunuh neraka, Xu Chao, " ucap putri Li Ruolan.
Xie Feng memegang erat pedangnya menatap penuh dendam Xu Chao.
"Xu Chao memberi salam kepada putri, " ucapnya sopan.
"Aku menerima salam mu. Mengapa kau menemuiku kembali?, " balas putri Li Ruolan.
"Sang putri kembali memulai perjalanannya maka hamba melakukan hal yang sama. Meminta hak untuk melihat kitab beladiri pendekar Yi Shen, " ucap Xu Chao.
"Jawabanku tergantung padanya, " balas putri Li Ruolan.
"Xie Feng menolak secara tegas! " ucapnya lantang terbang di udara mengacungkan pedang menyerang Xu Chao.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments