Pemeran Utama

Malam hari datang begitu cepat. Keduanya duduk di atap salah satu bangunan sekte. Xie Feng membawa botol arak begitupun dengan Luo Guang.

"Bukankah purnama malam ini begitu cerah?, " ucap Xie Feng.

"Benar. Malam ini waktunya pemeran utama tampil," balas Luo Guang beranjak berdiri.

Xie Feng bingung namun hembusan angin dingin membuatnya mengerti.

"Dari siapa mereka datang? "

"Assasin yang dibentuk Bai Tao di sekte Xuantian selama ini, " jawab Luo Guang.

Puluhan orang datang mengepung mereka berdua. Mengenakan jubah hitam dengan pedang di tangan masing-masing.

"Aku yakin kemampuanmu bagus. Namun mereka adalah orang terampil dalam berpedang dan kecepatan. Kejutkan mereka maka kau akan menang, " ucap Luo Guang.

Para assasin menyerang. Luo Guang membawa sebagian untuk ditangani. Xie Feng bertarung sendirian. Assasin begitu terampil dalam hal kecepatan dan perubahan lingkungan sekitar. Pertarungan terlihat seimbang. Xie Feng memukul mundur beberapa orang.

Mereka seakan membentuk strategi menyerang saling melengkapi satu sama lain meminimalisir celah. Xie Feng menarik pedang dari sarungnya mengayunkan pedang meledakkan qi dari tubuhnya. Pedang berkilau oleh pantulan cahaya bulan. Terlihat misterius dan indah. Dirinya terpana untuk sesaat. Assasin menyerang dan dengan semangat Xie Feng menerimanya.

Mereka bertarung dalam kurun waktu yang lama. Xie Feng mulai kelalahan. Dirinya tak memiliki teknik hebat selain dasar-dasar dalam berpedang.

"Sial! Ingatanku seakan menguap akan latihan teknik pedang yang selama ini aku latih! " ucapnya kesal.

Dirinya menerima tendangan membuatnya mundur. Luo Guang datang menggunakan qinggong menghampiri Xie Feng yang kewalahan. Keduanya saling memunggungi satu sama lain.

"Kau bisa mengatasinya? " tanya Xie Feng.

"Aku terluka. Pertarungan ku dengan Bai Tao membuat lukaku kembali terbuka, " jawab Luo Guang.

"Baiklah. Aku akan menangani mereka semua, " balas Xie Feng.

"Gunakan teknik yang biasa digunakan sahabatmu itu saat kalian berlatih pedang kayu! " ucap Luo Guang.

Xie Feng tersentak ketika mendengarnya mengingat bagaimana Qing Wu mengatan bahwa tekniknya terhebat dan mampu disamakan dengan para bangsawan. Pedang berputar dan berkilau. Xie Feng fokus melesat menyerang kembali membuka pertarungan. Luo Guang melakukan hal yang sama.

Gerakan pedang Xie Feng begitu tajam penuh akan perhitungan dan tak dapat tertebak oleh mereka. Formasi berhasil di pecahkan ketika membunuh salah satu dari mereka. Xie Feng melangkah di udara tanpa beban mengayunkan pedang mengingat setiap gerakan Qing Wu di masa lalu.

"Teknik putaran pedang ilusi! " ucapnya mengangkat pedangnya mengayunkan dengan sekuat tenaga.

Puluhan pedang tercipta melesat memburu para assasin menjatuhkannya dalam sekali serangan. Mereka semua tewas seketika.

"Uhukkk...!! "

Luo Guang memuntahkan darah terjatuh dari atas. Xie Feng menghampirinya.

"Lukamu parah, "

"Teknik pedang apa yang kau gunakan tadi? " tanya Luo Guang.

"Putaran pedang ilusi, " jawab Xie Feng.

"Nama yang bagus, " balas Luo Guang terbatuk-batuk darah.

"Aku akan membawamu mencari perobatan. Lukamu parah dan harus ditangani, " ucap Xie Feng.

"Tidak perlu. Teknik milikmu adalah sesuatu yang istimewa, " balas Luo Guang membuat Xie Feng bingung.

"Aku tahu kau peramal tetapi bukankah memberitahu secara gamblang lebih baik daripada bermain teka-teki? " ucap Xie Feng jengah.

Luo Guang tertawa pelan. Suara gemrisik terdengar dan sekelebat bayangan hitam pergi. Xie Feng berdiri buru-buru meraih pedangnya kembali.

"Jangan dikejar! " ucap Luo Guang tegas. Nadanya naik ketika mengucapkan larangan tersebut. Xie Feng dengan patuh kembali.

Alarm sekte tiba-tiba berbunyi. Keduanya bingung. Luo Guang merubah ekspresinya menjadi serius.

"Mereka bukanlah antek-antek Bai Tao! " ucapnya panik.

"Siapa mereka? " ucap Xie Feng bingung.

Seseorang datang dan dia adalah tetua pengawas Gu Yuxuan. Menghampiri keduanya terbelalak ketika melihat puluhan assasin tewas disekitarnya.

"Kau? " ucap tetua Gu Yuxuan mengenali Luo Guang.

"Anda siapa? " tanya Xie Feng.

"Aku Gu Yuxuan. Tetua pengawas gerbang luar, " jawabannya ramah.

Luo Guang tampak acuh ketika tetua Gu Yuxuan datang.

"Kau yang membunuh mereka? " tanya tetua Gu Yuxuan kepada Luo Guang.

"Tidak, " jawabnya singkat.

Tetua Gu Yuxuan lantas menoleh kepada Xie Feng dan melihat pedang di tangannya mengangguk paham.

"Kau hebat, " ucapnya bangga kepada Xie Feng.

"Salah diantaranya kabur. Lebih baik mengejarnya. Dia sepertinya kepala para assasin ini, " ucap Luo Guang memberikan saran.

"Biarkan tetua pengamanan Yu Chen yang mencarinya, " balas Tetua Gu Yuxuan.

Setelah perbincangan singkat, mereka di bawa ke balai pengobatan oleh tetua Gu Yuxuan. Luo Guang berbaring di ranjang. Seorang perempuan melakukan persiapan pengecekan. Dia adalah ketua balai obat Qu Ying. Jarum akupuntur menancap di setiap titik vital Luo Guang. Qu Ying mengalirkan qi menekan aliran tak beraturan yang berada dalam tubuh Luo Guang. Dirinya tengah fokus melakukan penyembuhan.

Di luar, Xie Feng sendiri menunggu hasil pengobatan. Dirinya tampak termenung dengan kata-kata Luo Guang sebelumnya.

"Siapa mereka sebenarnya? " gumamnya lirih.

Angin tiba-tiba datang membuatnya waspada. Xie Feng mengecek disekitar balai obat. Luo Guang yang berada di dalam membuka matanya waspada.

"Biarkan temanmu mengatasinya, " ucap Qu Ying.

Tatapan tajam dilayangkan oleh Luo Guang kepada Qu Ying.

"Apa yang terjadi sebenarnya? "

"Sekte dikepung oleh assasin. Tetua pengamanan Yu Chen memburunya, " jawab Qu Ying.

"Sepertinya sekte Xuantian ikut campur urusan rahasia hingga assasin menyergap di malam hari," balas Luo Guang mengangkat dua jarinya memaksa puluhan jarum akupuntur pergi dari tubuhnya. Qu Ying tak tinggal diam. Ia ikut bertarung melawan Luo Guang untuk tetap tinggal diam di ranjang. Sedangkan di luar, Xie Feng bertarung dengan sekelompok assasin handal.

Kilauan pedang terpantul oleh cahaya bulan ditengah gelapnya malam dimana Xie Feng bertarung tak henti-hentinya menjaga balai obat.

"Sekte Xuantian.. Apa yang disembunyikan hingga assasin sekuat ini menyerbu, " batin Xie Feng bingung.

Ia maju mengayunkan pedang membuat beberapa gerakan menipu. Para assasin seakan tahu letak sasaran Xie Feng hingga mampu menghindari disetiap detiknya.

"Sial! Mereka terlatih dalam gelap" ucapnya kesal.

Xie Feng berputar di udara berada di tengah-tengah para assasin yang tengah menunggu dirinya lelah.

"Aku tak tahu dendam apa yang kalian miliki dan dari mana kalian berasal. Tetapi membunuhku bukanlah hal yang mudah, " ucapnya berusaha tenang.

"Kau adalah musuh kami! " balas salah satu dari mereka maju menyerang. Tak ada waktu bagi Xie Feng untuk diam. Ia membalas mengayunkan pedang bertarung hingga akhir. Kecepatannya mampu mengimbangi assasin namun tidak dengan presisi dalam menyerang.

"Hatiku harus tenang. Qing Wu mampu melakukan teknik pedang hebat hanya dengan pedang kayu. Kunci dalam berpedang adalah ketenangan hati, " ucapnya bertekad. Menarik tubuh mundur menghunuskan pedang dan berputar di udara. Angin berhembus kencang. Xie Feng berlari cepat mengelilingi balai obat menciptakan badai angin topan. Pintu terbuka lebar. Dua orang yang tengah bertarung di dalam terkejut. Luo Guang buru-buru ke luar melihat situasi.

Xie Feng maju menyerang melayang di udara seakan tanpa beban. Pedang berkilau di tengah malam ditemani oleh rembulan. Satu per satu assasin jatuh.

"Kecepatan ini konstan dan presisi dalam menyerang layaknya master pedang, " batin Luo Guang.

Xie Feng memutarkan pedang dan mengangkatnya ke langit dibarengi puluhan pedang qi muncul melesat menyerang. Benturan kekuatan menyebabkan angin. Xie Feng berusaha mempertahankan dominasi. Luo Guang mengalirkan tenaga qi membantu Xie Feng. Ledakan qi disusul dengan pedang melesat membunuh para assasin.

Xie Feng terjatuh memuntahkan darah. Luo Guang menghampirinya. Qu Ying termenung melihat apa yang terjadi di depannya.

"Teknik putaran pedang ilusi?" gumamnya tak percaya.

Xie Feng linglung merasakan pusing di kepalanya. Luo Guang memanggil-manggil mempertahankan kesadaran. Qu Ying datang mengacungkan pedang.

"Siapa kalian sebenarnya, " ucapnya mengintimidasi.

Ekspresi buruk terlihat di wajah Luo Guang. Dirinya berbalik mengumpulkan qi di telapak tangannya dan memukul Qu Ying.

"Apa yang terjadi pada sekte Xuantian tak ada hubungannya dengan kami, " ucapnya membawa Xie Feng pergi.

Qu Ying termenung merasakan nyeri pada perutnya. Melihat kepergian keduanya tanpa bisa mengejar.

"Bagaimana keadaannya? " tanya tetua Gu Yuxuan tiba-tiba datang.

"Temannya menggunakan teknik pedang putaran ilusi ketika melawan para assasin yang menyerbu. Bilah pedang berkilau di tengah malam oleh cahaya bulan terpantul dengan indah dan jatuh ke dalam mimpi abadi. Apakah kau ingat syair itu? " ucap Qu Ying.

"Syair rindu malam bulan yang terkenal. Putri Li Ruolan yang membuatnya, " ucap tetua Gu Yuxuan.

"Dia menguasai teknik putaran ilusi pedang, " balas Qu Ying.

"Apa! Teknik itu muncul kembali? " ucap tetua Gu Yuxuan tak percaya.

"Bilah pedang berkilau di tengah malam oleh cahaya bulan terpantul dengan indah dan jatuh ke dalam mimpi abadi. Ksatria cahaya berbaris rapi melindungi sang dewi. Mengendarai kuda hitam dan berpakaian layaknya prajurit sejati, " ucap Qu Ying menyairkan bait dari syair rindu malam bulan.

"12 Ksatria giok bulan pelindung sang putri. Sudah lama aku tak mendengarnya. Bukankah tewas ketika pengepungan istana tahun itu?" ucap tetua Gu Yuxuan.

"Jika sekte pemburu malam mengirimkan para assasin kemari berarti mereka ada di dalam sekte," balas Qu Ying.

"Aku akan memberitahu berita ini kepada Yu Chen," ucap Gu Yuxuan pergi dari balai obat pergi mencari tetua Yu Chen.

Terpopuler

Comments

Senthot Haryantogawi

Senthot Haryantogawi

mantap👍👍👍👍

2023-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!