Bangsawan Sombong

Xie Feng melepas dahaga di bawah pohon sembari menikmati udara segar. Tujuannya adalah ke sekte Xuantian melihat pemilihan para murid yang ingin masuk ke dalam sekte dalam. Dari jauh samar-samar terlihat orang berjalan di tengah tingginya rumput ilalang. Guruh berdiri berusaha mengkonfirmasi apa yang dilihatnya. Orang tersebut mempercepat langkahnya dan keduanya bertemu.

"Seorang pengembara?"tanya Xie Feng.

" Benar. Perkenalkan namaku Luo Guang,"jawabnya ramah.

Xie Feng membalas uluran tangan Luo Guang. Mereka tampak duduk berdua beristirahat di bawah pohon.

" Kau akan menjadi terkenal, "ucap Luo Guang tiba-tiba bersuara.

Xie Feng bingung menoleh meminta kejelasan.

" Aku tak mengerti. Kau bisa melihat cita-citaku. Memang benar bahwa suatu saat nanti namaku akan di kenal oleh semua orang"

"Cita-citamu akan menjadi nyata, " balas Luo Guang.

Xie Feng terbelalak tak percaya dengan ucapan Luo Guang.

"Apakah kau seorang peramal? Aku melihat tidak ada koin ataupun lainnya, " ucap Xie Feng tak percaya.

"Aku seorang pendekar peramal, " balas Luo Guang.

"Bagus!! Kau akan menjadi saudara seperjalananku! " ucap Xie Feng.

Mereka berdua tertawa. Berbincang-bincang santai hingga mengetahui bahwa tujuannya adalah sama. Pergi ke sekte Xuantian.

7 hari berlalu. Xie Feng dan Luo Guang memasuki wilayah sekte Xuantian. Gerbang luar di jaga oleh dua orang murid. Pemandangan ribuan anak tangga menyambut mereka berdua. Puluhan orang berada dalam antrian. Satu jam kemudian giliran mereka yang diperiksa dan diizinkan masuk ke dalam sekte. Menaiki anak tangga berharap sampai di tempat tujuan dengan selamat.

"Sebenarnya ini adalah pertunjukan tahunan sekte. Bukan perekrutan melainkan pemilihan murid luar yang ingin menjadi murid dalam. Aku mendengar dari orang-orang di luar sana, " ucap Luo Guang.

"Aku hanya ingin mengamati dan melihat teknik bertarung mereka dan nantinya akan aku pelajari setelahnya. Terlalu miskin bagiku untuk masuk ke dalam sekte. Biaya administrasi terlalu mahal. Hanya para bangsawan yang dapat masuk dengan mudah membawa surat rekomendasi kepala keluarga, "balas Xie Feng menghela nafas kecewa.

" Tenang saja. Aku akan membantumu nanti, "ucap Luo Guang.

" Dengan cara apa kau membantu. Kita sama-sama miskin sebagai pengembara bermodalkan tekad,"ucap Xie Feng menghibur dirinya sendiri.

" Kau lihat saja nanti. Sekarang kita sampai di arena, "ucap Luo Guang.

Xie Feng terpana akan keindahan stadion sekte luar. Ribuan orang memadati kursi penonton. Mereka yang masuk digratiskan oleh anggaran istana sebagai hiburan. Mereka berdua duduk di kursi sesuai dengan nomer tertera. Pintu raksasa terbuka menampilkan dua orang murid bersiap untuk bertarung.

Wasit memberikan aba-aba dan keduanya memulai pertarungan. Xie Feng begitu memperhatikan setiap gerakan para murid luar sekte Xuantian. Gerakan pedang hingga cara memaksimalkan gerak tubuh menarik perhatian Luo Guang.

"Tak ada yang menarik. Hanya teknik pedang biasa," ucapnya singkat.

Beberapa saat kemudian salah satu diantaranya tumbang menderita luka. Pertarungan terus berlanjut hingga berjam-jam. Xie Feng menghafalkan setiap gerakan dari masing-masing peserta. Tiba saatnya murid jenius menantang salah satu murid dalam membuat tetua sebagai wasit terkejut. Gemuruh dari penonton terdengar. Dari pihak murid luar bernama Jin Gushen yang memegang teguh keadilan. Masuk ke sekte menjadi nomer satu di gerbang luar dengan tekad dan bakat tak tertandingi. Murid dalam yang ia tantang adalah Bai Tao. Putra dari seorang bangsawan dari kota Denglong. Xie Feng begitu antusias ketika mendengar nya.

Bai Tao turun dari kursi penonton pergi ke arena pertarungan. Jin Gushen menatap nyalang ketika berhadapan dengannya. Xie Feng menatap bingung ketika kebencian begitu kentara dimiliki oleh Jin Gushen.

"Sama-sama dari kota Denglong dan seluruh keluarga Jin Gushen tewas akibat hutangnya kepada bangsawan Bai membuatnya dendam masuk ke dalam sekte, " ucap Luo Guang.

"Apakah dia akan menang. Aku ingin melihat ramalanmu, " balas Xie Feng.

Luo Guang diam menghitung jari dan tersenyum. Xie Feng begitu penasaran akan hasilnya.

"Dia akan menang dengan bantuan, " ucap Luo Guang.

"Siapa yang akan membantu? " tanya Xie Feng heran.

Luo Guang tak menjawab hanya tersenyum melihat keduanya memulai pertarungan. Jin Gushen dengan pedangnya menyerang begitu intens. Bai Tao dengan santai menangkis dan bermain-main bersama Jin Gushen. Semua orang bersorak melihat situasi yang jelas di depan mata.

"Teknik pedang cahaya kilat! " ucap Jin Gushen mengayunkan pedangnya.

Bilah pedang melesat dengan cepat. Bai Tao membelah menggunakan pedang dengan lembut menarik angin menyerang balik. Jin Gushen terpental jauh di ujung arena.

"Seorang bangsawan memang ditakdirkan mulia seumur hidupnya. Tak akan ada yang percaya bahwa mereka pendosa jika kehendaknya tak mengizinkan siapapun tahu. Seharusnya kau mengerti sebuah perbedaan, " ucap Bai Tao.

Jin Gushen marah ketika mendengarnya. "Keluarga ku tewas oleh orang-orangmu dan dengan mudah kau mengatakan bahwa bangsawan hidup mulia sepanjang masa? Pihhh!" balasnya meludah tepat mengenai kaki Bai Tao.

Jin Gushen mengusap bibirnya melihat puas apa yang di depannya.

"Tuan muda ini menginginkan mati! " ucap Bai Tao mengusap pedang melakukan gerakan menyerang Jin Gushen tanpa aba-aba membuat sang empu kelimpungan.

Penonton mulai kembali ramai melihat wajah bodoh Jin Gushen. Bai Tao menyerang tanpa ampun. Berbagai gerakan pedang yang ditunjukkan begitu sempurna tanpa celah. Terlihat tegas dan indah.

"Teknik pedang bayangan putih milik bangsawan Bai benar-benar sesuai reputasinya, " ucap Luo Guang.

"Aku hanya pernah mendengar kehebatan bangsawan Bai. Namun tak pernah melihatnya secara langsung, " balas Xie Feng.

"Legenda mengatakan bahwa para bangsawan memiliki teknik khas tersendiri yang berasal dari istana. Seperti bangsawan Bai di kota Denglong dengan teknik pedang bayangan putihnya, " ucap Luo Guang.

"Hmph! Istana adalah tempat intrik busuk yang pernah ada di dunia. Legenda itu ada setelah pendekar Yi Shen menghilang. Bukankah semua orang buta akan keadaan?" balas Xie Feng kesal.

"Mereka yang berkuasa dan kuat memiliki hak untuk menekan, " ucap Luo Guang.

Jin Gushen terpelanting dengan tubuh penuh akan luka. Pedangnya patah. Bai Tao datang mengacungkan pedangnya tepat di leher Jin Gushen.

"Kau layak untuk mati! " ucapnya mengayunkan pedang.

Jin Gushen menutup mata dan beberapa saat membuka kedua matanya terkejut ketika melihat seseorang berdiri menahan pedang Bai Tao menggunakan lengannya hingga berdarah-darah.

"Siapa kau?! " tanya Jin Gushen.

"Luo Guang, " jawabnya singkat.

Semua orang terkejut akan kemunculan Luo Guang. Xie Feng tercengang menoleh ke samping dan arena beberapa kali.

"Secepat itu dia menghilang, "ucapnya tak percaya.

Bai Tao menarik pedangnya kembali. Ia melihat Luo Guang dengan pandangan tajam.

" Penonton tak disarankan masuk ke arena,"ucapnya memperingatkan.

" Bagaimana jika membuat kesepakatan? "tanya Luo Guang.

" Menarik! Seseorang berani mengatakannya kepadaku. Katakan apa kesepakatannya, "jawab Bai Tao.

" Aku akan mewakilinya untuk melawanmu. Jika aku menang maka dia harus menjadi murid dalam sedangkan bila kalah, sesuai keinginan mu, "balas Luo Guang.

" Hmph! Baiklah kalau itu kemauanmu, "ucap Bai Tao.

Jin Gushen di bawa ke luar dari arena. Keduanya saling bersiap dalam pertarungan.

" Pertandingan penentuan kali ini Jin Gushen di wakilkan oleh Luo Guang melawan murid dalam Bai Tao. Pertarungan dimulai! "ucap Tetua Wasit.

Keduanya bertarung dengan cepat. Luo Guang tak menggunakan apapun menghindari setiap serangan Bai Tao dengan tepat. Kloningan bayangan pedang mengepung dirinya menyerang secepat kilat. Setiap kilauan pedang mampu membutakan matanya sesaat.

" Jika kau hanya menghindari maka akan kalah,"ucap Bai Tao.

Luo Guang tak mengindahkan nasehat Bai Tao. Gerakannya menghindari seakan mampu membaca masa depan. Xie Feng melihat begitu cermat gerakan yang dilakukan seperti melakukan teknik pedang namun tanpa menggunakan senjata.

" Saudara! Aku akan meminjamkan pedang ku!"teriak Xie Feng melemparkan pedangnya.

Luo Guang menerima pedang tersebut mengangkat jempolnya. Menarik pedang keluar dari sarungnya dan langsung melawan Bai Tao. Keduanya beradu pedang. Dentingan terdengar begitu nyaring.

" Bangsawan kelas atas Bai sesuai reputasinya. Teknik pedang bayangan putih mampu membutakan musuh sesaat,"ucap Luo Guang.

"Hmph! Kau berpengetahuan luas. Aku akan menagih janjimu, " ucap Bai Tao menghunuskan pedang menekan Luo Guang ke bawah.

Luo Guang tertekuk menerima tekanan intens Bai Tao.

"Kau kalah! " ucapnya bangga.

"Aku meminjam pedang dan tak akan mempermalukan pemilik aslinya, " balasnya mendorong balik tekanan memaksa Bai Tao mundur.

Luo Guang mengusap pedang berlari mengayunkan pedang mengelilingi Bai Tao dengan kecepatan luar biasa. Sesekali muncul dengan hunusan pedang. Bai Tao menajamkan indra pendengarnya.

"Di sini! " ucapnya menahan serangan.

"Trangg....!! "

"Tak ada gunanya menggunakan telinga untuk mendengar karena teknik yang aku gunakan terinspirasi dari burung hantu. Senyap dan membunuh, " ucapnya menghilang.

Bai Tao melihat sekelilingnya merasakan udara dingin melewatinya begitu saja. Luo Guang muncul mengangkat pedangnya tinggi menekan Bai Tao hingga bertekuk lutut.

"Situasi berbalik. Teknik bayangan pedang putih milikmu seharusnya sangat hebat. Tapi, kau belum menemukan rahasianya, " ucap Luo Guang.

Bai Tao terbelalak ketika melihat puluhan jejak bayangan mengelilinginya dalam posisi siap menyerang.

"Teknik pedang bayangan hantu! " ucap Luo Guang mengayunkan pedang disusul dengan bayangan nya menyerang. Kepulan debu menutupi arena pertarungan dengan Bai Tao ke luar dari arena dalam kondisi terluka. Luo Guang membelah debu menggunakan pedang dan menyimpannya kembali ke dalam sarung pedang.

Semua penonton tercengang. Suasana hening beberapa saat. Bai Tao dibantu oleh rekannya kembali untuk perobatan. Wasit mengumumkan pemenangnya dan tetua pengawas akan membuat surat rekomendasi Jin Gushen masuk menjadi murid dalam.

"Dia datang menantang Bai Tao meskipun tahu identitasnya. Hal menarik perhatianku, " ucap tetua pengawas Gu Yuxuan.

"Tekniknya mampu mematahkan bayangan pedang putih. Sepertinya dunia beladiri memiliki perombakan di masa depan. Luo Guang. Aku akan mengingat namanya, " balas tetua Yu Chen.

Luo Guang kembali ke kursi penonton disambut dua jempol oleh Xie Feng.

"Pedangmu benar-benar bagus! Aku harap kau menjaga martabat pedang ini, " ucap Luo Guang.

"Kau tahu pdang ini? " tanya Xie Feng.

"Aku pernah melihatnya. Pedang ini akan menarik perhatian mereka yang berkuasa cepat atau lambat, " jawab Luo Guang.

"Aku mengerti. Setelah ini kau akan kemana? " balas Xie Feng.

"Menunggu, " balasnya singkat berjalan pergi.

Xie Feng bingung akan jawaban Luo Guang namun dirinya yakin sesuatu akan terjadi.

Terpopuler

Comments

Senthot Haryantogawi

Senthot Haryantogawi

up👍👍👍👍

2023-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!