"Surat?" Aiko bergumam.
Dia menghela napas. "Surat cinta lagi? Ini sudah yang kedua kalinya dalam minggu ini. Apa yang harus aku lakukan ya...Abaikan saja? Ah, biar aku lihat dulu." Dia membuka surat itu dengan hati-hati.
Hai Aiko,
Aku harap kamu dalam keadaan baik. Sudah lama aku ingin mengatakan betapa spesialnya kamu bagiku. Senyumanmu selalu membuat hatiku berbunga, dan percakapan denganmu selalu menginspirasi. Aku mengagumi kecerdasan dan kepribadianmu yang luar biasa. Kamu adalah sumber inspirasiku. Aku ingin lebih dari sekedar teman, aku ingin menjadi bagian dari hidupmu. Apakah kamu mau bersamaku? Aku akan menunggumu di belakang sekolah setelah pulang sekolah untuk jawabanmu.
Kazami Kanae
Aku tertawa kecil, "Ini surat apa? Ini surat cinta terindah yang pernah aku terima. Isinya lebih romantis dari semua surat yang pernah ada. Aku merasa bersalah untuk menolaknya. Kazami Kanae? Siapa itu? Aku tidak mengenal namanya."
Tapi, tunggu dulu, kenapa dia bilang, "Percakapan denganmu selalu menginspirasi." Aku tidak ingat pernah berbicara dengannya. Aku harus mencari tahu tentang ini. Aku merasa penasaran dan bingung.
[SEPULANG SEKOLAH]
Aku berjalan ke belakang sekolah untuk bertemu dengan dia.
Aku menghela napas. "Apa sebaiknya aku tidak datang saja ya? Ah, sudahlah."
Akhirnya aku melihat dia yang sedang menanti kedatanganku. Pria dengan rambut merah yang disisir ke samping dan mata merah pekat, tingginya melebihi rata-rata. Aku harus akui, dia cukup tampan.
"Kamu sudah datang." Dia tersenyum lembut.
"Jadi kamu Kazami Kanae?"
"Iya, itu namaku. Kamu sudah baca suratnya kan? Jadi apa jawabanmu? Aku ulangi lagi. Aku suka kamu, Nakamura!"
"Kenapa? Aku sama sekali tidak kenal kamu. Ngomong-ngomong, kenapa di surat kamu tulis seolah-olah kamu pernah ngobrol sama aku?"
"Oh, itu. Maaf, aku bohong ke kamu supaya kamu mau datang ke sini." Dia menunduk.
Aku tidak percaya. Belum jadi pacar, dia sudah bohong ke aku. Gimana kalau udah jadi? Ah, lupakan. Itu bukan alasan utama aku nolak dia.
Dia bicara lagi. "Jadi apa jawabanmu?"
Aku menatap matanya sebentar lalu. "Maaf, aku tidak mau."
Dia terlihat kaget dengan jawabanku. "Kenapa?"
"Aku ingin fokus belajar, aku tidak siap untuk memiliki seorang pasangan. Sebenarnya tidak ada yang salah denganmu, tapi kamu yang berbohong kepadaku, membuatku semakin yakin untuk menolak kamu. Maaf."
Aku ingin pergi meninggalkan dia. Tapi tiba-tiba dia megang tanganku.
"Tolong lepaskan tanganku, apa maksudnya ini?"
"Jangan gitu dong, aku bener-bener suka sama kamu. Kamu satu-satunya yang bisa bikin aku bahagia. Aku bakal buktiin, ikut aku." Dia tersenyum.
Dia mungkin senyum, tapi entah kenapa aku merasa ada yang aneh sama dia.
"Nggak, tolong lepaskan!"
Aku mebcoba pergi, tapi dia tetap memegang tanganku erat-erat.
"Berhenti, tolong lepasin aku!"
Dia tidak mendengarkan omongan aku, aku mencoba sekuat tenaga menarik tanganku dari genggamannya.
"Jangan takut, ini bakal seru, aku tahu kamu tinggal di mana, apa makanan favoritmu, dan apa yang suka kamu lakuin. Aku udah ngikutin kamu lama." Dia senyum lagi.
Aku kaget. Apa maksudnya itu? Apa maksudnya dia udah mengikuti aku sejak lama? Ini bener-bener menyeramkan.
Tiba-tiba dia memegang wajahku dengan dua tangannya, mencoba menciumku. Aku merasa takut dan marah. Dengan cepat, aku menampar wajahnya dengan keras.
Dia cukup kaget dan bengong sejenak.
"Kenapa kamu tampar aku? Aku bener-bener suka sama kamu, Nakamura."
"Enyah dari sini, dasar penguntit!"
Aku meninggalkab Kanae di sana. Kanae sangat kecewa dengan jawaban yang dia dapat.
Rasa kecewa di hatinya berubah jadi KEBENCIAN DAN AMARAH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments