Pov sajadah
Aku sajadah!!!!merupakan mahasiswa di salah di ibu kota besar! Dan merupakan mahasiswa semester 6 dan menuju semester 7 tidak lama lagi aku sudah dipastikan akan keluar dari universitas doakan saja semoga semuanya berjalan lancar tanpa ada rintangan yang sulit.
Siti Sajadah khumairah kerap di sapa saja oleh keluarga maupun saja. Saya terlahir dari pasangan seorang wanita bernama umi Afifah nur dan Abi Abd. Rahman. Hidup ku terlalu sempurna di antara mereka kasih sayang dan cinta keduanya aku dapatkan tetap lah meski saya telah beranjak dewasa! Tak lupa pula rasa syukur ku selalu aku haturkan pada Rabb ku, yang maha esa maha segalanya memberikan ku keluarga yang cukup harmonis untukku. Aku merupakan mahasiswa kedokteran salah satu university negara' Indonesia yang tak perlu di sebutkan di mana.
Aku telah pulang ke kampung halaman ku bukan tak lain mengejar salah satu syarat kelulusan ku, yaitu sebuah penelitian. Sengaja aku mengambil kotaku (kota kecil) sebagai tempat penelitian ku sebab kerinduan pada Abi umi ku. Sudah beberapa bulan aku tak pulang mungkin cukup setahun, sebab pelajaran kuliah yang mengharuskan. Dan yah aku merindukan seseorang! Seseorang yang berada di hatiku. Maaf aku bukan wanita suci sesempurna menurut orang-orangnya! aku masih banyak kekurangan. Meski diriku memakai hijab, tapi aku masih saja memiliki kekasih! Aku pun tahu hal itu dosa besar! Tapi kami telah sepakat dan berjanji dan hanya akan menjadi diantara kita tidak ada lain! Dia kekasih penjelma hatiku! Telah sepakat menjanjikan pernikahan setelah kelulusan ku beberapa bulan! Tapi aku belum memberitahukan orangtuaku! Tapi aku yakin mereka menyetujuinya, karena cinta dan kasih sayang mereka luar biasa! Aku tahu itu. Aku percaya semuanya akan baik-baik saja! tentu saja.
Tadi! Saat aku tiba di rumah tempat aku di besarkan. Rasanya ingin langsung memeluk Abi umi tapi mereka menatap ku dengan linglung dan ternyata problem nya mereka tak mengenali ku hanya karena alasan berat badanku yang turun drastis, hampir saja umi ku salah paham pada Abi! Dan pastinya umi berpikir jika aku anak Abi! Memang ia aku anak Abi! Tapi masalahnya anak Abi dengan wanita lain! He...he...he. ada-ada saja umi ku memikirkan hal yang tak mungkin, biasalah wanita memang seperti itu termasuk diriku.
Dan mengenai Berat badanku berkurang karena ini berkaitan dengan kuliah ku jadi jangan mikir aneh-aneh yah! Tapi aku merasa baik baik saja! Semua ini akan menjadi cerita indah di masa depan nanti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Umi! Nikahnya bisa nanti! Saja ingin mengejar cita-cita dulu." Kata saja setelah duduk di sofa keluarga! Mana ada nikah! Untuk saat ini tak ada nikah-nikah. Tujuan saat ini itu pendidikan! Nikahnya nanti bila sukses tapi kalau sudah jodoh mau diapakan lagi itu Takdir! Tapi keinginan nya tidak untuk saat ini ingin kuliah nya selesai dulu, meski selesai pun ia tak kepikiran untuk nikah, ingin bekerja terlebih dahulu. Memikirkan hal menikah saja sudah membuat raut wajahnya berubah apalagi jika itu adalah kenyataan.
"Apa bagusnya! Dulu umi itu langsung nikah aja!"ujarnya ia tampak mempengaruhi sang anak. Sebagai seorang ibu masa depan cerah untuk anak memang segalanya tapi jika seperti ini ia tak terima, kesehatan jauh lebih penting. Ia tampak acuh tak acuh. Sedari dulu ia memang tidak setuju saja kuliah tapi karena tekad dan dukungan dari suaminya ia merelakan anaknya kuliah.
"Itu beda lah umi! Beda umi beda saja," kekeh nya selingi tawa diikuti oleh abinya.
"Ini semua karena Abi! Lihat anak kita tubuhnya semakin kecil, dan tidak bisa di beritahu" cemberutnya tak terima! Anaknya ini memang sedikit keras kepala jika itu urusan pendidikan, tak akan bisa diganggu gugat. Ia menatap sang Abi berharap pembelaan keadilan tapi sayangnya Abi Rahman tak bisa berbuat apa-apa. Abi tak bisa mengatakan apapun selain menghela nafasnya, sangat berat memang menjadi kepala keluarga, kedua wanita itu sangat berarti baginya.
"Kok kalian jadi gini sih kalau begini mending saja gak usah pulang!" Ujarnya tampak cemberut, bukan nya pulang saling melepas rindu tapi nyatanya hanya karena perubahan bentuk tubuhnya! jadi dipermasalahkan! Apa masalahnya itu kan bukan penyakit, perubahan bentuk fisik itu hal yang wajar.
"Jangan begitu nak! Abi merindukan mu kamu sudah lama tidak pulang dipikir-pikir udah setahun," Sang Abi tampak sendu melihat anaknya, ia memang sudah sangat lama merindukan putri nya meski sering melakukan komunikasi lewat hp. Tapi masih saja tetap rindu.
"Iya! Maafin umi yah!"ujar uminya merasa bersalah harusnya ia memberinya kasih sayang tapi malah menceramahi nya dan meributkan hal kecil! Menurutnya ini hal besar tapi ya sudahlah demi keamanan keluarga. Umi Afifah mendekati anaknya lalu menyatukan tangannya sembari mengelus nya. Saja tersenyum hangat pada uminya. begitu kan adem rasanya.
"Hem ia Abi! Umi" Saja banyak tugas, dan tidak punya banyak waktu! Ini saja, saja pulang karena urusan kuliah. Coba tidak pasti saja pulang nya saat selesai nanti. Ia tersenyum lembut ke arah Abi untuk menghangatkan perasaan nya.
"Insya Allah," Abi memperingatkan dengan balas tersenyum kecil.
"Ia bi insyaallah," saja tampak menggemaskan, meski ia telah dewasa tapi bagaimanapun ia anak perempuan satu-satunya, baginya saja masih putri kecil. Saja tersenyum saat sang Abi mengelus rambutnya.
Mengangguk! Tidak terasa mereka telah mengobrol hingga beberapa jam tanpa mereka sadari, pasalnya sudah jam 18.15.
"Pak makanannya sudah siap," bibi sanum datang memberitahu jika makam malam nya telah disiapkan.
"Astaghfirullah Al-adzim! Sahut Abi, cepat beranjak dari duduknya dan berhasil mengagetkan mereka semua. Yang lebih parahnya bibi hampir saja hilang keseimbangan.
"Ada apa pak! Ujar bibi tampak benar-benar syok memegang dadanya yang berdetak kencang, baru kali ini ia mendengar suara Abi kelewatan besar, apakah pak rahim akan marah padanya namun untungnya bukan.
"Lupa shalat magrib nya, umi!" kata Abi melihat umi dan beralih ke arah bibi " maaf bi, bapak tadi hilang kendali!" ujarnya
"Astaghfirullah Al-adzim! Iya Abi umi juga kok bisa yah kita lupa"umi juga ikut bangkit mengikuti sang Abi yang sudah lebih dulu pergi.
"Kirain apa, ya udah kita shalat berjamaah aja"saja ikut bangkit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mungkin kelamaan tadi diinterogasi dan ini juga cerita dari tadi sampai-sampai sholat pun di lupa. Tawa saja saat sudah di meja makan.
"Ayo makan!"saja segera mengambil dan meletakkan nasi dan Beberapa lauk pauk di piring nya karena sudah sejak tadi ia menahan lapar,. sebab ia hanya makan siang saat pulang dan mampir di warung sebentar untuk mengisi perut nya.
Makan malam mereka berjalan dengan damai!
"Makan yang banyak nak!" Ucap uminya sambil menambahkan beberapa lauk pauk ke piring nya.
"Saja udah kenyang umi"Ucapnya sambil memegangi perutnya yang terasa membuncit karena isi makanan sedari tadi.
"Habisin! Jangan mubasir" Rasanya perut sudah tak ingin di isi tapi melihat makanan di piring yang baru saja di beri oleh uminya, mau tak mau ia kembali memakannya. Terpaksa mengunyahnya dan menelan nya dengan keras. Saja merasa sangat bersyukur punya orang tua yang sangat sayang dan perhatian itu belum tentu orang lain dapatkan. Ia sangat mensyukuri hal itu, semoga aja selamanya kasih sayang ini hingga akhir waktu.
Saja sudah di kamar nya, ia berniat menghubungi seseorang namun ia urungkan, jadi ia meletakkan hp nya di nakas.
"Besok saja" gumamnya lalu menarik selimutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments