Kejadian yang begitu membuat tak terpikirkan sebelumnya oleh Albert. Menikah dengan orang yang kini tiba-tiba ia cintai, tanpa sebab, ia mencinta sosok wanita di depannya ini, entah itu cinta nyata atau hanya sebatas kasihan. Tapi sialnya janji suci sudah terucap begitu merdunya di hadapan semua para tamu, dan spontan di balas dengan sambutan tepuk tangan yang sangat meriah, seakan mereka melihat pertunjukan cinta yang entah gimana kelanjutan selanjutnya.
Sebuah cincin berlian mulai di pasangkan di jari manis Vina, dengan senyum mekar terpapang di wajahnya. Vina nampak begitu cantik dengan balutan gaun putih, Wanita cantik itu, tersenyum menatapnya, seakan dia memberikan kode untuk ungkapan terkahir dalam janjinya.
Albert menarik napasnya, mencoba untuk tetap tersenyum simpul di depan semua orang dan di depan istrinya sekarang. Ia memegang kepala belakang Vina, mendekatkan wajahnya, memberikan sebuah kecupan cinta di bibirnya sangat mesra.
Selesai acara ucap janji, Albert langsung berjalan meninggalkan Vina sendiri bersama dengan Elis dan mamanya, sedangkan dia bergabung dengan teman laki-laki, yang bisa di bilang teman lamanya.
"Gimana kalau kita sekarang minum?" tanya salah satu laki-laki dari 4 gerombolan di sana.
"Tumben banget kamu bisa setia dan menikah dengan satu wanita,"
"Memangnya aku gak bisa berubah. Manusia jelek saja bisa jadi tampan, apalagi aku, sifat jelek juga bisa berubah menjadi baik!!"
"Jika kamu memang baik, kita berani taruhan. Entar juga kalau lihat wanita cantik pasti langsung lirik sana-sini" timpal yang lainya.
"Iya, bener banget. Apa lagi yang bodynya adu hai.. Pasti bikin kamu ngiler!!"
Albert memukul bahu semua temannya, "Jangan bilang itu keras-keras. Nanti istri aku dengar. Aku gaķ mau dia tahu masa lalu aku terlalu jauh"
Semua mata teman Albert tertuju padanya, dengan mata menyipit, alis menyatu, mereka mendekatkan wajahnya kompak ke arah Albert.
"Kenapa?" tanya salah satu temannya.
"Jangan bilang kalau kamu sudah jatuh cinta beneran dengannya,"
"Impossibble!" timpal yang lainya tak percaya, bagi teman-temannya Albert jatuh cinta seakan di matahari berada tidak pada tempatnya. Shok, heran dan kagum kadi satu. Ekspresi wajah mereka bercampur aduk jadi sebuah kebingungan yang hakiki.
"Sudah kalian jangan menatapku seperti itu. Lebih baik kita minum!!" ucap Albert, mengurlurkan satu gelas minuman ke depan, dan langsung di sambut ke empat temannya. Mereka bersulang menikmati minuman yang di sengaja Albert menyiapkan semuanya untuk para teman-temannya dan tamu yang lain, jika mereka suka minuman.
"Eh.. Nanti tahu gak akan ada hal yang biki kita semua ketawa.." ucap salah satu teman Albery, dengan tubuh seakan sudah mulai kemas. Dia pemabuk yang benar-benar payah. Baru beberapa minuman saja sudah teler tak berdaya.
"Memangnya kamu gak di marahin istri kamu nanti kalau tahu kanu mabuk?"
"Aku hanya minum sedikit. Dan ini gak akan buat aku mabuk, bukan seperti orang di sebelah kamu. Payah sekali setiap minum!!" sindir Albert, dan menjadi bahan ketawa teman yang lainya.
"Sayang!! Ayo kita temui tamu yang lain, setelah itu kita akan pergi!!" panggil Vina yang entah sejak kapan dia berdiri tegap di sampingnya, tanpa ada angin atau apa, bahkan dia tidak tahu kehadirannya. Kini Vina mengeluarkan wajah polos di hadapannya.
"Baiklah!!" Vina merangkul tangan kanan Albert, dan berjalan menjauh dari teman-temannya.
"Suami takut istri!!" goda temannya. Dan langsung mendapatkan pelototan tajam dari ke dua matanya, seketika membungkam mulut ke empat temanya yang suka bergosip itu.
"Kamu kenapa, syang!!" tanya Vina, tersenyum lebar, mencubit pipi Albert yang tak hentinya terus menoleh ke belakang, Vina menatap ke belakang, melihat siapa yang di lihat suaminya.
"Hai!!" sapa seorang wanita, seketika menghentikan langkah Albert dan Vina. Seorang wanita cantik, dengan rambut pendek, ia terlihat sangat cantik, dengan kulit bersih mulus.
Vina menyipitkan matanya, melihat sosok wanita di depannya terlihat sangat familiar.
Siapa dia? Sepertinya aku mengenalnya?
"Apa kamu lupa denganku?" tanya wanita imut itu, dengan wajah penuh senyuman, tapi tak ada yang tahu, di balik senyum ramahnya tersimpan luka yang membuatnya begitu membenci wanita yang bersanding dengan mantannya.
"Kenapa kamu ada di sini?" geram Albert, meraih lengan wanita itu, mencengkeram sangat erat, menarik tangan wanita itu meninggalkan Vina.
"Albert, syang!! Kenapa kamu kasar sekali denganku!!" ucap wanita itu, menarik tangannya dari cengkeraman Albert.
"Aira!! Aku ingatkan sekali lagi padamu. Jangan pernah di sini lagi. Aku benci dengan orang yang membuat semua jadi berantakan!!"
"Tenang saja, aku hanya ingin ucapan selamat pada kamu dan istri kamu!!" ucap Aira centil.
"Syang!! Memangnya siapa dia?" tanya Vina, berjalan ringan mendekati Albert.
"Sudah lupakan saja!! Ayo kita segera pergi. Bukanya kita akan bulan madu," ucap Albert, tersenyum mencubit dagu Vina, di balas dengan senyuman malu-malu dari Vina. Albert mengangkat tubuh Vina, berjalan menuju ke luar rumahnya, mereka melangkahkan kakinya, berjalan ringan menuju ke mobil yang sudah di hiasi dengan bunga, dan berbagai kado sudah di siapkan di dalam, entah dari orang tua mereka atau dari teman-temannya.
"Syang kita langsung pergi? Tidak pamit ke dua orang tua kamu dulu?" tanya Vina? melingkarkan ke dua tangannya di leher Albert. Pandangan mereka saling tertuju.
"Nanti bukanya kita akan pulang, sekarang kita ke tempat yang sudah aku siapkan untuk kamu!!" jawab Albert.
"Sekarang kamu lempar bunganya!!" lanjut Albert.
Vina tersenyum, di dalam gendongan tangan Albert, Vina melemparkan bunga ke belakang, tepat jatuh dalam dekapan Elis.
"Sepertinya adik kamu yang akan menyusul kita nantinya!!"
"Biarkan saja, dia sudah dewasa!!" Albert meletakkan tubuh Vina duduk dalam mobil, di kursi jok depan, seketika wanita itu menoleh ke belakang, tumpukan hadiah untuknya dan Albert memenuhi mobil belakangnya.
"Itu hadiah kita?" tanya Vina.
"Iya, udah duduklah. Kita bersiap untuk bulan madu!"
Perjalan begitu jauh, menuju ke sebuah pantai dengan pemandangan yang indah. Semua sudah di siapkan begitu sedemikian rupa, untuk membuat istrinya senang. Perjalanan yang mengasikkan, saling bercanda, tertawa bersama, berbeda dari sebelumnya, yang saling menghina dan bahkan tak saling sapa.
Di tengah jalan, sialnya hujan sangat lebat, mengguyur kota. Mobil albert tak perduli, dan terus menerobos hujan lebat yang turun secara tiba-tiba.
"Malam ini kita pasti akan melewatkan malam yang sangat dahsyat." ucap Albert, menghilangkan keheningan di dalam mobil.
Vina menoleh, mengerutkan alisnya. "Maksud kamu?"
"Malam ini hujan sangat lebat, kita bisa berbaring di ranjang seharian!!"
"Apaan sih.." ucap Vina malu-malu, wajah wanita itu mulai memerah seperti kepiting rebus di buatnya.
"Bagaimana jika kita melakukannya sekadang? Atau, setidaknya hujan adalah hal paling enak berdua di kamar bulan madu,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Maya Keppoo
kok cuma sedikit thorr ceritanya
2020-08-02
1
Q-noyramaanaadja
okk
2020-07-13
0