Ryana benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Barra. Ia masuk kedalam mobil lalu melemparkan tasnya dibangku samping. Ryana menggerakkan center mirror lalu menyentuh bibirnya.
"What should I do?!" tanyanya pada dirinya sendiri dicermin.
Ryana menghembuskan napas panjang lalu melajukan mobilnya. Saat sedang berhenti dilampu merah, ia, melihat mobil suaminya dari arah yang berlawanan. Ryana memutuskan untuk putar balik mengikuti mobil suaminya.
"Kantornya bukan didaerah sini, mau kemana dia?" Guman Ryana sendiri.
Mobil suaminya berhenti di Heavens Hotel milik Kakaknya. Tapi disaat yang bersamaan Kakek Narendra juga datang berserta kedua mertuanya. Hal ini membuat Ryana penasaran, ia memutuskan untuk memarkirkan mobilnya.
"Kenapa semuanya berkumpul disini?" tanyanya. Ia memeriksa ponselnya. Tidak, ada panggilan masuk atau pesan masuk dari siapapun.
Ryana melangkah memasuki area perhotelan lalu menaiki lift menuju kantor Barra. Ryana melihat Dara dan Danu diluar ruangan dengan wajah cemas. Danu menyadari kedatangan Ryana langsung menutup laptopnya.
"Mas Danu, ada apa?" tanya Ryana.
Danu tampak bingung menjawab pertanyaan darinya. Tiba-tiba terdengar dari ruangan Barra suara gelas pecah. Kaki Ryana melangkah hendak membuka pintu ruangan Barra tapi Danu menahannya. Samar-samar Ryana mendengar suara Kakek Narendra tentang skandal memalukan.
Ryana benar-benar bingung dengan obrolan mereka. Tapi Danu tetap menahan tangannya sampai saat Ryana menepis tangan Danu dan berhasil membuka pintu. Semua mata langsung tertuju pada Ryana.
"Apa yang sedang terjadi?" tanyanya pada semua orang tapi tidak ada yang menjawab pertanyaan Ryana.
Ryana menatap satu per satu orang didalam ruangan ini, tapi mereka malah memalingkan wajahnya termasuk juga Dipta suaminya. Sampai pada akhirnya Barra menarik lengan Ryana agar keluar dari kantornya.
"Mas, kenapa? Kenapa semua orang tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Ryana yang semakin bingung.
Dengan perasaan sedikit ragu, Barra membuka ponselnya lalu melihatkan sebuah artikel online. Aku membaca sebuah judul artikel itu, CUCU KELUARGA NARENDRA YANG SUKA BERMAIN WANITA MALAM. Ryana tidak percaya dengan apa yang dituliskan itu. Bagaimana mungkin suaminya pergi ke club malam dengan seorang wanita.
"Kita semua tidak ingin kau mengetahuinya, Ry," ungkap Barra. "Kakek juga sudah memarahinya atas skandal ini yang membuat nilai saham perusahaan jadi anjlok," sambung Barra.
"Lalu apa kata Dipta, Mas?" tanya Ryana.
"Dia hanya meminta maaf, tidak ada kata lain selain maaf," ucap Barra.
Ryana merasa marah sekali tapi ia tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan dan mengajak Barra untuk kembali masuk menemui Dipta. Kakek dan Papa Bagas sedang berbicara melalui ponsel mereka, Mama Sinta menenangkan Dipta. Ryana menghampiri Dipta.
"Kapan itu?“ tanyanya langsung.
"Kita bicara dirumah, Ry," sahut Dipta.
Papa Bagas mengadakan konferensi untuk klarifikasi melalui juru bicara keluarga Narendra walaupun tidak akan membuat harga saham akan naik setidaknya keluarga ini tidak diam saja. Kakek dan Orang tua kami sudah pulang setelah mengadakan rapat dadakan dengan seluruh dewan direksi.
"Aku nunggu alesan kamu kali ini apa?“ ucap Ryana saat hanya mereka diruangan ini.
"Aku capek Ry, Aku minta maaf. Tapi Aku ngga aneh-aneh," jelas Dipta.
"Capek, capek, capek! Itu aja terus alesan kamu Dipta! Ya udah pisah aja kita kalau kamu capek terus," ucap Ryana dengan marah. Dipta hanya mendecak kesal, sedangkan Ryana masih saja mengomelinya.
"Ry! Aku pusing denger suara kamu," ucap Dipta.
Ucapan Dipta malah membuat Ryana semakin kesal dan menyerang Dipta. Sampai pada akhirnya Dipta mencengkeram tangan Ryana dengan sangat kuat sehingga membuat wanita itu mengaduh kesakitan.
"Udah Aku bilang, diam!" bentak Dipta.
Tapi Ryana tidak mau diam, mulutnya terus saja mengomeli suaminya untuk memberikan alasan yang logis. Tapi Dipta malah tambah emosi, dan menampar Ryana. Tangan Dipta mendarat di pipi kiri Ryana.
"Dipta!" teriak Barra saat masuk kedalam ruangannya mendapati adiknya sedang menampar Ryana.
Barra menghampiri Dipta lalu melayangkan tinju di pipi kirinya. Ryana melerai mereka berdua tapi tenaganya tak sebanding dengan mereka berdua.
"Mas Danu! Mas Danu tolong!" Ryana berteriak sekuat tenaga, ia berharap Danu bisa mendengar teriakannya.
"Ngga usah ikut campur Mas, ini urusan rumah tanggaku dengan Ryana!" teriak Dipta.
"Sialan! Kau pikir kau sedang dimana ini brengsek!" Barra tak kalah emosi.
Untung saja Danu mendengar suara teriakan Ryana, Danu membantu melerai perkelahian Kakak beradik ini. Ryana sudah menangis melihat suami dan Kakaknya berkelahi. Danu berhasil mengambil alih Barra sedangkan Ryana menghentikan suaminya.
Dipta langsung meninggalkan ruangan, Ryana hendak menyusul suaminya tapi Barra menahan lengannya. Akhirnya Ryana hanya duduk disofa dengan kedua tangan menutupi wajahnya yang sedang menangis.
"Minum dulu, Ry," ucap Danu sembari menyodorkan sebotol air mineral. Ryana meraih air mineral dan mengucapkan Terima kasih kepada Danu.
Barra menghampiri Ryana dan duduk disampingnya. Dia tidak tega melihat wanita yang dicintainya menangis. Barra menarik panjang napasnya.
"Maafin aku, Ry," lirih Barra. Ryana menggelengkan kepalanya, ia ingin mengatakan bahwa Barra tidak bersalah.
Ryana hanya menangis di pelukan Barra. Ia tidak menyangka suaminya akan menamparnya, padahal Dipta sudah berjanji tidak akan berperilaku kasar lagi. Dan kenapa disaat seperti ini kehadiran Barra disisinya membuat Ia tenang. Perhatian dari Barra membuatnya merasa dicintai oleh seorang pria.
"Mas, Dipta jahat banget nampar aku," lirih Ryana mengadu kepasa Barra.
•••
Dipta melangkah pergi dengan kesal dari hadapan Kakaknya. Hari ini ia merasa sangat sial sekali, bagaimana bisa media mengetahui foto dirinya di club malam. Ditambah lagi dengan perkelahian antaranya dengan Barra. Dipta melajukan mobilnya menuju sebuah perumahan elit.
Dipta memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah kalau dia menggedor-gedor sebuah pintu, tapi tidak ada orang membukanya. Ia meraih ponselnya untuk menelepon seseorang. Dari luar Dipta mendengar sebuah ponsel berdering. Sekali lagi dia menggedor-gedor pintu itu.
"****, lama banget buka pintu," ucap Dipta, saat seseorang membuka pintu itu. Dipla langsung mendorong seseorang itu ketembak lalu menciumnya dengan brutal.
"Dipta, let me close the door first," kata wanita itu dengan mendorong sedikit tubuh Dipta.
Setelah pintu itu tertutup, Dipta melancarkan aksinya. Dia kembali menciumi seorang wanita yang bukan istrinya. Dipta menggendong wanita itu lalu duduk disofa.
"Damn, you looks hotter than my wife, apalagi hanya memakai kaus dan celana pendek gini, " lirih Dipta. Wanita itu hanya tertawa riang. "Aku akan bahagia jika kamu menjadi istriku," sambung Dipta.
“Divorce her, and marry me," ucap wanita tak tahu malu itu.
"Bantu Aku menyingkirkan Ryana, Feb," ucap Dipta memohon seperti anak kecil yang meminta permen.
Febby mengangguk lalu kembali bermesraan dengan suami sahabatnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
my name
benerkan dugaanku, dipta selingkuh sama sahabatnya ryana mereka bener2 ngak punya malu
2024-01-16
0
Yunerty Blessa
jahat sekali kau Dipta....kau memang suami dayus..
2023-12-23
0
elf
jalang sialan...
2023-11-21
0