Episode 4

Ryana hendak menghampiri Barra di taman belakang tetapi langkahnya terhenti saat ia melihat kakak iparnya sedang berbincang dengan Kakek Narendra. Ia tidak bermaksud untuk menguping pembicaraan mereka, tapi Ryana tidak sengaja mendengar bahwa Barra akan

l1dijodohkan dengan wanita pilihan Kakeknya.

"Mau ngomong apa mas?" tanya Ryana saat Kakek Narendra sudah meninggalkan kakak iparnya sendirian.

Bagai petir disiang bolong, Ryana terkejut dengan jawaban kakak iparnya itu. Bagaimana mungkin Barra jatuh cinta dengannya yang notabene dia adalah adik iparnya. Akhirnya Ryana hanya tertawa.

"Udah deh Mas, gih berangkat kerja. Jangan bercanda kayak gitu," ucap Ryana sambil terkekeh kecil.

Barra malah menarik tangannya, Barra membawa Ryana ke tempat yang lebih sepi. Wajah Barra berubah menjadi serius membuat jantung Ryana berdetak lebih kencang. Ryana mengakui bahwa Kakak iparnya adalah seorang pria yang sangat mendekati sempurna. Wajahnya yang tampan, postur tubuhnya yang tinggi dan berotot.

"Aku ngga bercanda Ry, semenjak malam itu aku tidak bisa berpikir dengan fokus. Jika aku memejamkan mataku bayanganmu selalu muncul," ungkap Barra terus terang.

"Mas, aku istri adik kamu," ucap Ryana. Jujur Ia tidak tahu harus berkata apa.

Awalnya Ryana memang mengagumi Barra, tapi hanya hanya sebatas hubungan ipar. Sampai pada kejadian panas malam itu Ryana juga memikirkan Barra tapi Ia sadar dengan statusnya yang sudah bersuami.

"I just want you to know about my feelings," ungkap Barra.

Ryana tidak tau harus berkata apa lagi dihadapan Barra. Saat itu juga ia mendengar Sinta memanggil namanya. Ryana menggunakan kesempatan itu untuk pergi meninggalkan Barra, tanpa sepatah kata apapun.

"Iya Mah?" ucap Ryana saat sudah berhadapan dengan Mama mertuanya itu.

"Dipta sudah pulang, itu dia dikamar cepat selesaikan masalah kalian tapi ingat jangan berteriak, Kakek masih dirumah," ucap Sinta.

Ryana mengangguk lalu melangkah menuju kamarnya. Tangannya ragu untuk membuka pintu kamarnya sendiri, masih ada rasa takut dihatinya untuk bertemu dengan suaminya sendiri. Ryana menarik napas panjang dan membuka pintu kamarnya.

"Ry, maafin aku sayang. Aku ngga bermaksud meninggalkanmu. Aku hanya lelah dengan pekerjaan," ucap Dipta yang langsung memeluk Ryana.

"Janji ya kamu ngga akan kasar lagi sama aku?" tanya Ryana sambil menatap mata suaminya itu.

Dipta menganggukkan kepalanya dan mencium kening istrinya. Ryana merasa lega karena satu masalah sudah selesai. Tapi hatinya tidak tenang, sekarang ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Barra.

•••

Barra mematikan mesin mobilnya di sebuah lahan parkir. Dari dalam mobilnya sudah terpancar lampu-lampu yang menghiasi tulisan Beautee Restaurant. Dengan malas Barra keluar dari mobilnya dan melangkah memasuki restoran itu.

"Atas nama Barra Narendra," ucap Barra saat salah satu pelayan restoran mendekatinya.

Pelayan itu mengantarkannya kesalah satu meja, dan disitu duduk seorang wanita berambut pendek sebahu. Wanita itu menoleh kearah Barra dan tersenyum. Dia bangkit berdiri menyambut kedatangan Barra dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Gea," ucap wanita bernama Gea itu.

"Barra," ucap Barra singkat.

Setelah keduanya saling bertukar nama, mereka kembali duduk. Gea membolak-balikkan buku menu. Barra merasa harus meluruskan perjodohan ini.

"Sorry Gea, aku, sudah memiliki seorang pacar," ucap Barra berbohong.

"Oh, benarkah? Aku juga tidak bisa menikah denganmu karena sudah memiliki seorang pria," ucap Gea dengan mengedipkan satu matanya.

"Lalu kenapa kamu menyetujui perjodohan ini?" tanya Barra.

"Karena aku butuh uang," jawab Gea.

Barra tertawa meremehkan perkataan wanita yang berada dihadapannya ini. Ia merasa kesal karena dia menipu kakeknya, tapi ada perasaan lega membanjiri hatinya. Barra bisa memanfaatkan Gea untuk kedepannya.

"Berapa nomor rekeningmu? Kalau Kakek saya telepon kamu bilang saja kita sudah makan malam bersama," ucap Barra.

Gea memberikan nomor rekeningnya dengan senang hati. Dia mendapatkan lima juta rupiah hanya untuk berbohong. Setelah Barra melakukan transaksi melalui ponselnya, Ia pamit untuk pergi.

Saat hendak masuk kedalam rumah, Barra melihat adiknya dan Ryana sedang berpelukan di taman belakang. Ada perasaan cemburu yang ia rasakan, dan juga merasa iri dengan adiknya sendiri. Barra memutuskan untuk langsung masuk kedalam kamarnya.

Keesokan harinya, saat sedang sarapan. Barra dikejutkan oleh kedatangan Gea dirumahnya. Kakek mengundangnya untuk sarapan bersama. Barra melirik kearah Ryana, gadis itu terlihat baik-baik saja.

"Ini Dipta dan istrinya, Ryana," ucap Kakek memperkenalkan anggota keluarganya. Dipta dan Ryana hanya tersenyum menyambut kedatangan calon kakak iparnya.

"Barra, habis ini ajak jalan-jalan Gea ya," perintah sangat Kakek.

Barra melaksanakan perintah Kakeknya, setelah selesai sarapan dengan beraninya dia menggandeng tangan Gea, melihat hal itu sontak semua anggota keluarga yang sedang duduk di meja makan jadi tertawa geli. Termasuk Ryana.

"Kau sangat manis dan penurut jika ada Kakek Narendra," ejek Gea.

"Diam kau," sahut Barra kesal.

Barra membawa Gea keliling ibukota lalu menurunkan Gea ditepi jalan karena permintaan wanita itu. Sementara Barra melanjutkan perjalanannya menuju sebuah apartemen miliknya. Disana ia beristirahat dan memikirkan Ryana. Ia mencoba untuk mengirim pesan agar Ryana mau datang ke apartemennya.

Setelah menunggu kurang lebih satu setengah jam, Ryana akhirnya datang juga. Dia menggunakan kaus berwarna putih yang dipadukan dengan celana jeans yang membuatnya terlihat sangat seksi.

"Mana Mbak Gea, Mas?" tanya Ryana saat sudah sampai di apartemen Barra.

"Dia sudah pulang," jawab Barra singkat.

"Oh, ada perlu apa mas panggil Ryana kesini?" Tanya Ryana polos.

Bukannya menjawab pertanyaan Ryana, Barra malah memeluk tubuh mungil milik Ryana. Wanita itu sempat kaget dan mendorong tubuh Barra. Tapi ia tidak melepaskan pelukannya. Akhirnya Ryana hanya terdiam dipelukan sang Kakak ipar.

"Mas? Apa ada masalah?" Tanya Ryana yang masih berada dalam dekapan Barra.

"Aku cemburu, kemarin aku melihatmu sedang berpelukan dengan Dipta," ungkap Barra.

Ryana dibuat bingung oleh jawaban Barra, bagaimana mungkin Kakak iparnya merasa cemburu jika ia sedang bermesraan dengan suaminya sendiri yang notabene adalah adiknya sendiri. Barra melepaskan pelukannya dan menatap Ryana. Hasratnya tidak bisa dibendung lagi, dia mencium bibir adik iparnya itu.

"Mas, jangan!" tolak Ryana dengan memalingkan wajahnya.

Barra tidak berputus asa, ia malah mencium leher jenjang milik Ryana. Wanita itu menggeliat lalu mendorong tubuh Barra.

"Mas, sadarlah!" bentak Ryana.

"Aku tidak bisa membohongi diriku kalau aku tergila-gila denganmu, Ry," ungkap Barra.

"Jujurlah padaku, kau juga memiliki rasa yang sama terhadapku bukan?" sambung Barra.

"Maaf Mas, aku ngga bisa," sahut Ryana lalu pergi menginggalkan Barra seorang diri.

Barra menghempaskan tubuhnya disofa yang empuk lalu meraih ponselnya dan menelepon Danu. Ia mengatakan bahwa dirinya akan terlambat datang kekantor. Setelah menutup teleponnya Barra memejamkan matanya. Matanya kembali terbuka saat ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk.

"Dipta sialan!" umpat Barra lalu mengambil jasnya lalu bergegas menuju mobilnya.

Terpopuler

Comments

my name

my name

apa dipta tau kalau barra mencintai istrinya

2024-01-16

0

v_cupid

v_cupid

bagus ceritanya

2023-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!