4

Kini, Raka dan juwita tengah duduk di dalam mobil. Mereka saling  terdiam cukup lama, dengan pikiran yang masing masing berkecamuk.

Juwita menatap rumahnya dengan perasaan yang takut. Dia sudah membayangkan bagaimana papanya pasti akan mengamuk nanti.

Setelah beberapa jam Kakek dan Reno pergi dari apartemen Raka. Mereka menghubungi Raka dan memintanya agar segera datang ke rumah Juwita, untuk menyelesaikan masalah ini.

Juwita sangat yakin pasti Kakek sudah mengatakan kesalah pahamannya pada papanya.

Tidak jauh berbeda dengan juwita saat ini,  Raka juga merasa sangat takut untuk berhadapan dengan Royan, Raka paham sekali dengan tabiat papanya juwita itu. Selama itu berhubungan dengan Juwita maka Royan pasti akan bersikap protektif, tidak peduli kepada siapapun itu.

Royan tidak akan pernah membiarkan siapapun mengganggu Juwita. Raka masih ingat dulu saat Raka dan Reno pernah mengusili Juwita hingga membuat Juwita menangis. Akibatnya, bokong mereka berdua di pukul Royan dengan keras, hingga membuat bokong mereka memerah dan sakit

Raka sudah berpikir macam-macam. Kesalahpahaman ini pasti akan membuat Royan sangat murka padanya.

Raka lantas menoleh pada Juwita. Dia melihat muka Juwita yang terlihat tegang. Raka langsung menyingkirkan perasaan takutnya, dan menggenggam tangan Juwita dan meyakinkannya Juwita bahwa semua akan baik-baik saja.

"Semua akan baik-baik saja Ta, aku janji!"

"Ayo masuk!" ajak Raka

"Aku takut Rak, aku takut akan Papa marah, Rak!" jawab Juwita.

Raka memahami akan ketakutan yang Juwita rasakan saat ini

"aku yang akan bertanggung jawab Ta, kalau sampai Om Royan nanti marah." Ucap Raka

Dengan Raka yang meyakinkannya, membuat Juwita akhirnya mau untuk masuk ke dalam rumah. Juwita tetap menggenggam tangan Raka, ia tidak mau untuk melepaskannya.

"Om, Kakek!" sapa Raka begitu masuk ke dalam rumah Juwita.

Seperti yang diharapkan saat ini Royan tengah duduk sambil melipat kedua tangannya di dada, dan menatap tajam kedatangan mereka berdua.

Meski merasa sangat takut, Raka masih bisa menyembunyikannya perasaaan takutnya dengan sangat baik walau bagaimana pun, ini semua karenanya karena dia yang meminta bantuan Juwita, sehingga kesalahpahaman ini terjadi.

juwita melihat ke arah papanya yang sedang menatap tajam dirinya. Juwita langsung beringsut bersembunyi ke belakang tubuh Raka, tidak lupa dengan tangan mereka yang masih saling menggenggam.

Royan melihat ke arah tangan mereka yang saling menggenggam satu sama lain. Kini perasaan Royan semakin yakin, jika mereka memang memiliki hubungan spesial.

"Duduk Rak!" perintah Kakek.

Raka lalu duduk bersebelahan dengan Juwita. Raka melihat Reno yang hanya duduk terdiam sambil menatapnya.

"Seperti yang aku bilang tadi Yan, mereka harus dinikahkan segera!" ucap Kakek.

"Hubungan mereka sudah terlalu jauh. Aku takut, mereka-" ucap Kakek menggantung.

"Kakek!" protes Raka.

Semua yang berada di sana, pasti paham akan maksud kelanjutan dari kata-kata Kakek.

"Sejak kapan?" tanya Royan singkat.

Jelas sekali terlihat dari raut wajahnya Royan ada perasaan kecewa, marah, merasa terkhianati oleh kelakuan Juwita. Juwita putrinya yang ia jaga kini membuatnya sakit dan merasa gagal.

Walaupun sebenarnya itu hanya salah paham saja tetapi, Royan tidak tahu, Yang dia tahu bahwa anaknya sudah melewati batas.

"Papa!" Juwita ingin menjelaskan yang sebenarnya terjadi akan tetapi, melihat raut wajah papanya yang sudah sangat kecewa membuat Juwita tidak berani lagi membuka suaranya, ia memilih untuk diam.

"Kalian akan diam saja, tidak ingin menjelaskan semuanya padaku?" tanya Royan pada mereka.

"Om! Ini tidak seperti yang Om pikiran, sebenarnya ini hanya salah paham-"

"Aku mengerti!" Royan langsung memotong ucapan Raka.

"Benar apa yang dikatakan Om saka dan Reno tadi, mereka pasti akan mengelak!" batin Royan semakin kecewa.

"Om, minggu depan! Mereka akan menikah minggu depan!" ucap Royan pada Saka.

"Papa/ Om!" ucap Raka dan Juwita bersamaan.

"Keputusan Papa sudah final, Ta. Kamu akan  menikah dengan Raka minggu depan!"

"Tapi Pa," protes Juwita

"Apa kamu akan terus mengecewakan Papa, Ta? Papa sudah cukup sakit hati mengetahui kelakuan kalian di belakang Papa" ucap Royan penuh dengan Rasa kekecewaan.

"Papa selama ini selalu menuruti semua kemauan kamu. Papa juga membebaskan kamu berteman dengan siapa saja yang kamu mau, asal kamu bisa menjaga dirimu. Tetapi, sekarang apa yang sudah kamu lakukan kali ini, sangat menyakiti hati Papa, Ta!" ungkap Royan sambil meneteskan air mata. Ia tak kuasa menahan rasa kecewanya pada putrinya.

"Papa selalu menjaga kamu, sejak mamamu meninggal, kamu adalah prioritas Papa yang utama. Apa yang kamu lakukan sekarang ini benar-benar membuat hati Papa sakit."

Juwita sudah tidak tahan lagi melihat papanya menangis, apalagi papanya menangis karenanya, karena ulahnya lah yang membuat papanya menangis.

"Papa!" Juwita langsung berlutut, memeluk kaki papanya sambil menangis.

"Dan kamu Rak! Bukankah kamu dulu sudah berjanji sama Om bahwa kamu akan menjaga Juwita. Om masih sangat ingat dengan jelas, dulu kamu dan Reno berjanji pada Om untuk selalu melindungi Juwita. Kamu berjanji tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya. Om sangat kecewa sama kamu, Raka!" kata Royan.

Raka tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Sedangkan Juwita tidak berhenti menangis sambil memeluk dengan erat kaki papanya.

Mereka tidak tahu, jika kesalah pahaman ini akan membuat Royan begitu sakit hati.

Kakek Saka yang melihat semua menjadi merasa tidak enak hati, setelah mendengar ungkapan Royan semua karena dia, semuanya menjadi seperti ini.

Sebagai orang tua, dia juga pasti juga akan merasa kecewa dan sakit hati. Mengetahui anak perempuan yang dijaganya, malah dirusak oleh laki-laki lain.

"Tapi, ini kan hanya salah paham saja. Aku percaya mereka tidak akan melakukan hal yang diluar batas. Namun, aku juga tidak bisa melepaskan kesempatan emas ini untuk memaksa Raka agar cepat menikah. Maafkan perbuatan Om, Yan!" batin Kakek Saka.

"Maaf, Om!" ucap Raka.

Melihat Royan meneteskan air matanya, membuat Raka menelan kembali kata-kata yang sudah disusun rapi di kepalanya.

"Raka siap menerima apapun keputusan dari Om. Raka akan menuruti semua ucapan Om!" Raka  memutuskan untuk tidak menambah sakit hati Royan.

"Meskipun kelakuan kalian salah, dan Om merasa sangat kecewa pada klaian. Tapi Om tidak bisa memintamu untuk meninggalkan Juwita!" Royan menarik napas dalam.

"kalian akan menikah minggu depan, itu keputusan final Om!" lanjut Royan.

Raka dan Juwita sudah tidak berani lagi untuk tidak mematuhi perintah Royan. Dengan terpaksa, mereka pun menerimanya.

"Baik Pa! Juwita akan menuruti permintaan Papa!" jawab Juwita yang akhirnya pasrah dengan keputusan papanya

"Raka janji Om, Raka akan selalu menjaga juwita seumur hidup Raka !" ucap Raka dengan sungguh sungguh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!