3

Reno kembali memukuli Raka dengan bantal sofa. Reno saat ini merasa marah dan kecewa dengan apa yang telah dilakukan Raka pada Juwita.

Reno ingin sekali menghajar Raka tetapi walau bagaimanapun mereka sudah tumbuh besar bersama- sama, hal itu membuat Fajar tidak tega jika harus membuat sahabatnya itu babak belur.

"Cukup Reno!" ucap Kakek.

Kini mereka berempat tengah duduk berhadap-hadapan. Raka dan Juwita merasa takut dan tertekan dengan tatapan Kakek dan Reno saat ini, mereka seperti siap memangsa mangsanya.

Juwita yang sangat takut, lantas menundukkan kepalanya, ia tidak berani menatap mereka.

"Jadi," ucap Kakek meminta penjelasan.

"Kakek, kan Raka sudah bilang tadi. Raka dan juwita tidak melakukan apa-apa. Sumpah Kek!" ucap Raka sambil mengangkat tangannya.

"Heh, tidak melakukan apa-apa? Terus maksudnya ini apa bodoh?" Reno melempar alat kontrasepsi ke depan Raka.

Raka benar-benar marah dan kecewa pada Raka saat ini. Mereka bertiga tumbuh besar bersama, mereka juga berjanji akan menjaga Juwita sampai dia menikah nanti.

"Reno, kita benar-benar tidak melakukan apa-apa," jelas Juwita.

"Juwita, kamu tahu kan aku selama ini menjaga kamu tidak apa-apa jika kalian memang saling mencintai, tapi kenapa kamu biarkan Raka merusak kamu juga," kata Reno merasa kecewa.

Juwita jika sadar selama ini, betapa Reno dan Raka sangat menjaganya. Namun, ini sungguh hanya kesalah pahaman yang tidak bisa dijelaskannya.

Perasaan Reno sekarang seperti terkhianati, Yang paling membuat Reno kecewa adalah Raka yang sudah melanggar janjinya untuk menjaga Juwita.

"Reno!" panggil Juwita, melihat tatapan penuh kekecewaan di matanya. juwita tidak berani lagi mengatakan lebih jauh.

"Jadi, sudah berapa lama kalian bersama?" tanya Kakek yang sedari tadi diam, melihat pertengkaran antara cucu dan sahabatnya.

"Kakek, kita benar-benar tidak bersama," jelas Raka.

"Siapa yang akan percaya dengan penjelasan kalian, setelah apa yang kita lihat dari awal masuk apartemen tadi?" tanya Kakek.

"Raka, Kakek tidak pernah mengajarimu untuk tidak menghormati wanita."

"Kakek akan sangat malu, saat nanti bertemu dengan Braga"

Braga adalah Kakek Riska yang sudah meninggal. Mereka dulu sangatlah dekat.

"Kakek, jangan ngomong sembarangan!" bantah Raka. Setiap kali Kakeknya menyinggung tentang kematian, Raka akan sangat tidak suka akan hal itu.

"Kalian harus segera menikah!" putus Kakek.

Ucapan dari Kakek, sontak membuat ketiga orang lainnya terkejut. Mereka menatap Kakek untuk melihat, apakah Kakek sedang bercanda atau serius.

"Kakek, aku nggak mau menikah sama Raka, Kek!" Juwita menolak keputusan dari Kakek yang menyuruh mereka untuk menikah.

Kakek adalah satu-satunya sesepuh yang masih hidup diantara keluarga mereka bertiga, hal ini membuat mereka sangatlah menghormatinya.

Keputusan Kakek kali ini, membuat mereka sangat dilema. Di satu sisi, mereka sangat menyayangi Kakek, akan tetapi untuk menuruti kemauan Kakek yang satu ini mereka masih tidak yakin.

"Kakek akan bicara dengan Royan." Kali ini, keputusan yang sudah diambil oleh Kakek tidak main-main.

Kakek, kita benar-benar jujur, kita tidak melakukan apa-apa Kakek. Ini semua hanya salah paham

" Juwita masih mencoba untuk menolak k putusan kakek untuk menikahkan dirinya dengan Raka.

Dalam hidup Juwita, tidak pernah terlintas sedikitpun pikiran, untuk menikahi salah satu dari sahabatnya itu.

"Apa kalian akan terus-terusan begini? Lebih baik kalian segera menikah. Jadi apapun yang kalian lakukan nanti sudah tidak dosa," terang Kakek.

"Akhirnya cucuku bisa menikah juga, apalagi Juwita yang akan jadi cucu mantu ku," batin Kakek sangat bahagia.

Kakek sudah sangat lama ingin Raka segera menikah muda, tapi cucunya itu benar-benar keras kepala. Setiap kali Kakek sudah mengungkit tentang pernikahan, Raka pasti akan segera mengalihkan pembicaraan atau kabur.

Kakek sebenarnya sangat  percaya dengan mereka. Tidak mungkin mereka melewati batas. Mereka dididik dengan ketat oleh orangtua mereka, jadi tidak diragukan lagi, mereka memang jujur. Sekarang karena ada kejadian seperti ini, Kakek dengan senang hati akan memanfaatkan kejadian ini, untuk memaksa Raka segera menikah. Bukan hal yang buruk, karena Juwita tumbuh besar di bawah pengawasannya.

Reno masih memikirkan ucapan Kakek. Ada benarnya juga menyuruh mereka untuk segera menikah. Hubungan Raka dan Juwita sudah terlalu jauh.

Reno mungkin saja akan percaya pada penjelasan mereka di awal, tetapi tidak, setelah Reno menemukan alat kontrasepsi itu.

Bagi Reno, alat kontrasepsi itu adalah bukti nyata, dan penjelasan dari Raka hanyalah alasan untuk menyangkalnya saja.

"Iya Kek, Raka juga setuju kalau mereka berdua menikah saja" kata Reno dengan tiba-tiba.

Kata-kata Reno sontak membuat Juwita ingin menangis. Juwita seperti wanita yang teraniaya saat ini, karena tidak ada yang percaya padanya.

Juwita lantas menatap Reno dengan mata berkaca-kaca. Berharap Reno akan merasa iba padanya, biasanya jika Juwita sudah seperti ini maka Reno pasti akan menurutinya.

Reno yang melihat mata Juwita sudah berkaca-kaca merasa tidak tega. Namun mengingat apa yang sudah mereka lakukan, Reno akan tetap setuju untuk mereka menikah.

"Tidak perlu menunjukkan wajah seperti itu Ta! Aku akan tetap kekeh mendukung keputusan Kakek, untuk kalian menikah." Reno membuang muka, tidak tahan dengan tatapan tidak berdaya dari Juwita.

"Ayo Ren, kita kembali dulu! Lalu kamu temani Kakek untuk menjelaskan situasinya pada Royan. Kamu akan menjadi saksi atas perbuatan mereka," ucap Kakek berpura-pura marah.

"Ayo Kek!" Reno lantas berdiri mengikuti Kakek keluar dari apartemen Raka.

Setelah kepergian Kakek dan Reno. Dua sejoli

itu, kini tengah terdiam duduk di sofa. Merenungi kejadian yang terjadi hari ini.

"Raka kenapa bisa ada ini disini?" tanya Riska menunjukkan satu kotak alat kontrasepsi yang ditemukan Reno tadi.

Raka melihat alat kontrasepsi itu.

"Aku juga tidak tahu," jawab Raka dengan bingung.

Seumur hidupnya, Raka tidak pernah sekalipun menyentuh barang itu, tapi kenapa tiba-tiba barang itu ada di apartemennya.

"Jangan-jangan kamu yang punya ya?" Juwita melempar alat kontrasepsi itu ke lantai.

"Jahat kamu Rak! Kalau kamu udah punya pacar, kenapa malah minta bantuan aku segala, sampai-sampai Kakek sama Reno salah paham dengan kita." Juwita meraung, memukuli badan Raka.

"Sumpah Ta, itu bukan punya aku. Aku juga tidak tahu itu punya siapa," jelas Raka sambil menghindari pukulan dari Juwita.

"Bohong! Itu pasti punya kamu!" tuduh juwita

"Bukan punyaku! Masa, kamu tidak mengenalku sih, Ta!" jawab Raka tidak terima dengan tuduhan yang Juwita berikan padanya.

"Kalau bukan punyamu, terus kenapa bisa ada di sini?"

Raka mencoba mengingat-ingat, tidak mungkin dia yang punya, membelinya saja tidak pernah.

Melihat Raka diam, Juwitaa lantas berucap, "Jika bukan punyamu, berarti punya orang lain, siapa yang ke sini belakangan ini?"

Raka mengingat-ingat, siapa yang datang ke apartemennya belakangan ini. Raka kemudian ingat, kemarin malam Rendi menginap di sini.. Mengingat tabiat Rendi yang sering main perempuan, barang itu pasti miliknya.

"Rendi!!" teriak Raka menggebrak meja.

"Ada apa dengan Kak Rendi?" tanya Juwita bingung.

"Itu milik Rendi, kemarin malam dia menginap di sini," ucap Raka.

"Jadi gara-gara Kak Rendi, kita bakalan di nikahkan?" Juwita berteriak tidak terima.

Juwita yang memang sudah mengetahui tabiat Rendi, percaya jika alat kontrasepsi itu miliknya.

Jika bukan karena Reno tadi menemukan benda terkutuk itu, mereka pasti percaya pada mereka, dan mereka tidak akan disuruh menikah. Raka juga bukan orang yang setiap hari akan membersihkan apartemen. Raka hanya akan membersihkannya seminggu dua kali.

"Raka, ini terus bagaimana? Aku belum mau menikah."

Juwita ingin menyalahkan Raka atas semua ini, tapi Juwita sadar, dia dengan sukarela mau membantu Raka.

Raka terkejut melihat Juwita yang menangis, berjongkok sambil menyembunyikan wajahnya di lutut.

Raka lantas memeluk Riska.

"Tidak apa-apa, apapun yang terjadi, aku pasti akan melindungi kamu," ucap Raka menenangkan Juwita.

Terpopuler

Comments

MilitaryMan

MilitaryMan

Langsung kebawa suasana.

2023-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!