Jodohku Temanku

Jodohku Temanku

1

Di dalam sebuah apartemen, sepasang sahabat sedari kecil sedang terlibat perdebatan.

Mata wanita itu melotot, menatap tajam sahabatnya yang terlihat sangat santai. Sedangkan sang sahabat hanya memandang wanita itu tanpa banyak bicara.

"Raka, yang benar saja, masa aku harus pakai baju kayak gini sih," keluh sang wanita.

Wanita tersebut bernama Juwita. Juwita, Raka dan Reno mereka sudah berteman dari kecil. Rumah mereka juga berdekatan, orang tua mereka juga berhubungan sangat baik, sehingga tidak heran mereka sangatlah akrab.

"Nggak apa-apa, kamu pakai itu dulu. Toh juga cuma sebentar." Raka membujuk Juwita supaya mau memakainya.

"Tapi nggak baju seperti ini juga kali. Pokoknya aku nggak mau pakai ini."

Juwita sekali lagi memperhatikan pakaian yang sangat minim dan transparan di tangannya. Bagaimana bisa Raka menyuruhnya memakai pakaian seperti itu pikirnya.

Meskipun mereka berteman sedari kecil, bahkan mereka juga pernah mandi bersama, tapi itu kan saat mereka masih kecil. Sekarang jika Juwita memakai pakaian yang terlalu terbuka, Juwita malah akan merasa malu, meskipun itu di depan sahabatnya.

"Juwita yang cantik, kamu tadi kan sudah janji bakal bantuin aku. Dipakai ya bajunya, hanya sebentar kok," bujuk Raka lagi supaya Juwita mau memakai pakaian yang diberikannya.

"Nggak mau. Aku malu tau Raka kalau harus pakai baju kurang bahan seperti ini. Bagaimana kalau," belum selesai ucapan Juwita bell apartemen Raka lantas berbunyi.

Mereka kompak menoleh ke arah pintu. Mereka yakin jika yang datang adalah alasan Raka meminta Juwita untuk memakai lingerie.

"Sekali ini saja, ya. Aku mohon," pinta Raka dengan wajah memelasnya supaya Juwita mau menurutinya.

"Kamu mah gitu Rak" juwita cemberut kesal dengan Raka.

Beberapa jam sebelumnya. Mereka tengah mengobrol di cafe milik Reno. Raka mengatakan permintaannya kepada Juwita. Memohon agar Juwita mau membantunya untuk menjauhkan sekretarisnya yang selalu mengejarnya.

"Kenapa nggak kamu tolak langsung sih Rak?" tanya Juwita heran.

"Aku udah nolak dia berkali-kali, tapi dianya saja yang bermuka tebal, tidak tahu malu, kamu tau sendiri kan dia udah ngejar-ngejar aku"

"Lalu aku bisa bantu kamu apa?"

Raka kemudian menjelaskan rencananya untuk menghempaskan sekretarisnya yang bernama Fika. Begitu mendengar penjelasan Raka. Juwita sontak langsung berdiri dan menggebrak meja.

"Kamu gila ya," ucap Juwita sambil memukul Raka dengan tasnya.

"Aw, aw, berhenti Ta!" ucapnya sambil menahan tangan Juwita agar berhenti memukulnya.

"Kali ini saja, kamu tolongin aku ya," ujar Raka memohon.

Melihat tatapan putus asa sahabatnya, Juwita akhirnya memutuskan untuk membantu Raka.

"Ok, aku bantu! tapi cuma kali ini saja. Tidak ada lain kali," ucapnya final.

"ok, nggak masalah!" ucap Raka tersenyum.

Yang tidak Juwita angka adalah, Raka memintanya untuk memakai lingerie yang sangat seksi menurutnya. Jika juwita tahu akan disuruh memakai lingerie seperti ini maka Juwita tidak akan pernah menyetujui untuk membantu Raka.

Raka menarik juwita memasuki kamarnya, membiarkan juwita untuk berganti pakaian. Tidak bisa disebut pakaian sebenarnya, karena itu sebuah lingerie berwarna hitam yang akan menunjukkan lekukan tubuh juwita saat dia memakainya nanti.

"Kamu ganti ya Ta, kali ini saja. Aku janji nggak akan ada lain kali lagi," pinta Raka lagi. Raka kemudian keluar dari kamarnya, untuk membukakan pintu.

Juwita menatap kepergian Raka dengan cemberut. Biar bagaimanapun, sedekat apapun mereka, Juwita tetap mempunyai merasa malu, apalagi jika harus memakai pakaian kurang bahan seperti yang di tangannya.

"Ah, aku pakai ini saja," gumamnya sambil

mengambil kemeja Raka di lemari. Melempar lingerie yang diberikan Raka padanya tadi. Tidak butuh waktu lama, Juwita mengganti pakaiannya dengan kemeja milik Raka.

"Ini lebih baik!" ucapnya sambil melihat dirinya yang memakai kemeja Raka yang kebesaran di badannya. Juwita lantas menatap pantulan dirinya di cermin. Kemeja yang kebesaran cukup untuk menutupi setengah dari pahanya.

Melihat jika kemeja Raka bisa sampai setengah pahanya, juwita memutuskan tidak akan memakai celana. Juwita hanya akan menggunakan dalaman saja. Apalagi ini untuk membuat sekretaris Raka menyerah padanya.

Saat sedang bercermin, juwita mendengar suara ribut di luar. Sudah pasti itu Raka dan sekretarisnya. Dengan penuh percaya diri juwita lalu mengacak-acak rambutnya, mengusap lipstiknya hingga belepotan di pipinya, membuka dua kancing kemeja bagian atas, sehingga membuat bahunya sedikit terekspos.

"Sempurna!" ucapnya sambil berkaca melihat penampilannya sekali lagi.

Juwita membuka pintu kamar, membuat Fika dan Raka yang sedang duduk di sofa langsung menoleh padanya.

Mereka menatap dengan pandangan yang berbeda.

"Siapa wanita itu? Kenapa dia berpenampilan seperti itu, apalagi dia baru keluar dari kamar Raka. Tunggu, kamar Raka" batin Fika berkecamuk saat melihat Juwita keluar dari kamar Raka dengan berpenampilan berantakan seperti itu.

"Tidak kusangka, Juwita bisa terlihat sangat cantik dan seksi di saat yang bersamaan. Tunggu, dia tidak memakai lingerie yang kuberikan, tapi dia memakai kemejaku,

" batin Raka, menilai penampilan Riska yang malah terlihat sangat seksi di matanya.

"Sayang! Kenapa ribut sekali? Aku masih mengantuk!" ucapnya sambil melangkah mendekati Raka. Juwita kemudian bergelayut manja di lengan Raka.

"Sayang, ayo tidur lagi!" Juwita menarik-narik tangan Raka.

Raka menahan senyum di bibirnya, melihat Juwita yang sedang bergelayut manja di lengannya.

"Akting yang sangat sempurna," batin Raka memuji Juwita

"Sayang, dia siapa?" Juwita pura-pura terkejut melihat adanya Fika disana.

Juwita kemudian duduk dan memegang kemeja Raka yang melorot di bagian bahunya.

"Maaf, saya tidak tahu jika ada tamu," ucap Juwita dengan tampang menyesal.

"Hanya sekertaris yang membawakan dokumen, untuk meminta tanda tanganku." Raka memeluk Juwita dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya digunakan untuk merapikan rambut Juwita yang berantakan.

"Oh, sekertaris kamu, apa sudah selesai?"

"Aku ke ruang kerja sebentar ya, untuk tanda tangan. Kamu temani dia sebentar!" ucap Raka.

Sebelum pergi, Raka mencium kening juwita sebentar.

"Dasar cari-cari kesempatan," umpat Juwita dalam hati.

Juwita buru-buru tersenyum kembali, menormalkan raut wajahnya yang tadi sempat cemberut.

"Oh iya, sampai lupa. Mau minum apa Mbaknya?" Juwita bertanya sopan.

"Tidak perlu repot-repot, saya juga tidak akan lama disini," jawab Fika, sambil menatap penampilan Juwita sekarang.

Jika dalam kondisi normal, Juwita pasti akan sangat malu yang tak tertahankan, tetapi ini memang tujuannya berpenampilan seperti ini, agar wanita di depannya ini berhenti mengejar Raka.

"Oh, ok kalau begitu!" ucap Juwita tersenyum.

"Apa dia tidak berniat untuk mengganti bajunya," batin Fika sambil menatap Juwita.

"Maaf ya Mbak! kan Mbaknya cuma sebentar disini, jadi saya tidak usah berganti baju. Soalnya saya sedang suka sekali memakai bajunya Raka" ucap Juwita tanpa malu-malu.

Fika hanya tersenyum menanggapi ucapan Juwita.

Perasaan Fika sekarang sedang campur aduk. Sudah bukan rahasia lagi, jika Fika menyukai Raka yang notabenenya adalah atasannya sendiri. Meskipun Raka lebih muda dari Fika dan Raka masih baru menjabat sebagai atasan Fika tapi Fika sudah sangat menyukai Raka.

Fika selalu merasa, selama tidak ada wanita di samping Raka, dia masih punya kesempatan untuk memenangkan hati Raka meskipun usia Raka lebih muda darinya.

Tujuan Fika pergi ke apartemen Raka, selain untuk meminta tanda tangan, Fika juga mencoba peruntungannya. Siska ingin menggoda Raka, dengan dia memakai baju yang seksi seperti yang dikenakannya sekarang. Siska pikir akan ada kesempatan untuknya, apalagi di dalam apartemen Raka, Fika sudah mempersiapkan segalanya. Tapi rencana yang sudah disusunnya sedemikian rupa, sekarang hancur tak bersisa.

"Itu, kalau boleh tanya, kamu siapanya Raka ya?" tanya Dika ragu-ragu.

"Oh, kenalkan. Namaku Juwita, tunangannya Raka!" jawab Juwita sambil mengulurkan tangannya.

"Tu-tunangan?" ucap Fika dengan tampang bodohnya. Dia tidak menyangka jika atasan yang sudah di kaguminya, sudah mempunyai tunangan. Apalagi tunangannya cantik dan pastinya seumuran dengan Raka.

Sebagai wanita, Fika tidak bisa, tidak merasa iri dengan kecantikan Juwita. Di mata Fika, kecantikan Juwita adalah kecantikan yang langka.

"Iya tunangan, kamu pasti Fika kan, sekretarisnya Raka?"

"I-iya."

"Kedepannya kita pasti akan sering bertemu, karena aku nanti akan sering main ke kantornya Raka."

"Kok Fika nggak kamu kasih minum sih, Sayang?" Raka menyela percakapan tunangan palsunya dengan Fika.

"Sudah selesai? Aku masih mengantuk!" Juwita berdiri, lalu menghampiri Raka dan memeluknya dengan manja.

"Iya, sudah selesai!" ucapnya sambil menepuk pelan kepala Juwita.

Fika menatap pemandangan di depan matanya dengan perasaan yang campur aduk. Untuk pertama kalinya, dia melihat Raka memperlakukan wanita selembut itu.

Tidak ingin sakit hatinya semakin menjadi, Fika meminta dokumen yang sudah di tanda tangani oleh Raka, dan segera pergi dari apartemennya.

"Ayo sayang, kita antar Fika keluar dulu!" ajak Raka, merangkul pinggang Juwita dengan mesra.

"Akting yang sangat bagus sayang!" ucap Raka begitu Fika sudah keluar.

Terpopuler

Comments

Nurma Yani

Nurma Yani

aku mendarat dikarya kamu yang sedang tumbuh.kita saling dukung y kak.bagus dan reel..teman kita jadi jodoh semangat

2023-10-22

0

Teteh Lia

Teteh Lia

semangat Kaka 💪.
mampir jg yu ke cerita ku. " love story in SMA "

2023-10-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!