2

"Akting yang sangat bagus sayang!" ucap Raka begitu Juwita sudah keluar.

"Terima kasih sayang untuk pujiannya," ucap Juwita lalu memukul dada Raka main-main.

"Tunggu! Kenapa kamu tidak memakai lingerie tadi aku berikan, dan malah memakai kemejaku?" tanya Raka penasaran.

"Menurutku ini lebih baik, aku nggak mau ya, pakai pakaian kurang bahan seperti itu!" jawab Juwita bersungut-sungut.

"Kenapa aku malah merasa kamu jadi jauh lebih seksi saat memakai kemejaku," batin Raka.

Tidak mungkin Raka menyuarakan pikirannya, bisa-bisa dia akan kena pukul Juwita lagi.

Sedang asyik-asyiknya mereka bercanda. Tiba-tiba pintu apartemen Raka dibuka dari luar, sontak suara pintu yang terbuka, membuat mereka menoleh dengan bersamaan.

"Kakek!" ucap mereka bersamaan, begitu kaget melihat jika ternyata kakeknya lah yang datang ke apartemen.

"Raka, Kakek datang!" teriak Kakek setelah memasuki apartemen.

Raka buru-buru ingin menyembunyikan Juwita, agar tidak terlihat oleh kakeknya itu.

Suara langkah kaki Kakek yang terdengar dekat, menghentikan Raka yang sedang sibuk untuk menyembunyikan Juwita.

"Kalian ...," ucap Kakek bingung.

"Kakek, Raka bisa jelasin soal ini Kek!" ucap Raka, tidak sengaja mendorong Juwita ke samping.

Kakek menatap keadaan Raka dan Juwita. Dihatinya keadaan Juwita yang berantakan dengan memakai kemeja Raka, lipstik yang belepotan sampai di pipinya, sedangkan Raka hanya memakai celana saja tanpa atasan. Mau tidak mau Kakek berpikir yang macam-macam tentang apa yang sudah mereka lakukan. Siapapun yang melihat keadaan mereka  sekarang, pasti akan berpikir hal yang sama.

Saat Raka ingin menjelaskan kepada kakeknya. Sahabatnya Reno, juga datang di saat yang tidak tepat.

"Raka, ini pesanan kamu!" teriak Reno, menyusul Kakek.

"Lho, Juwita sudah disini?" Reno menatap Juwita yang berdiam diri di samping Raka. Juwita menundukkan kepalanya karena ia merasa malu sedang memakai kemeja Raka.

"Tunggu! Kemeja Raka! Juwita memakai kemeja Raka," batin Reno.

"Ada apa ini Rak? Kenapa Juwita bisa memakai kemeja mu?" Reno meletakkan ayam goreng yang dibawanya di meja, lalu berjalan mendekati kedua sahabatnya.

Reno meneliti sikap Juwita yang hanya menunduk, apalagi dengan keadaan mereka yang membuat orang pasti akan salah paham.

"Angkat kepalamu Juwita Alexia!" sentak Reno.

Juwita yang mendengar nada bicara Reno yang kasar dan menaikkan intonasi suaranya membuat juwita merasa takut. Seumur hidupnya Reno selalu berkata lembut, tidak pernah menaikkan suaranya padanya.

Juwita tanpa sadar langsung berlindung ke belakang tubuh Raka. Tangannya gemetar saat memegang tangan Raka.

"Apa-apaan ini Juwita? Ganti baju kamu, sekarang!" Reno kembali berteriak.

"Jangan membuatnya takut, Ren!" kata Kakek sambil menepuk pundaknya.

"Juwita, kamu ganti baju dulu! Setelah itu, kita bicara!" Perintah Kakek.

"Baik Kek!" Juwita langsung berlari masuk ke dalam kamar Raka.

Reno yang melihat Juwita berlari masuk ke dalam kamar Raka, langsung melihat Raka dan melotot pada Raka.

Raka menjadi kikuk sendiri, di tatap Kakek dan sahabatnya, apalagi dia tidak memakai baju.

"Pakai bajumu Raka!" Perintah Kakek.

"Iya, Kek!" Raka lantas berjalan menuju ke kamarnya. Sontak saja Reno langsung berteriak marah padanya.

"Apalagi? Tadi katanya disuruh pakai baju," kata Raka.

"Juwita ada di dalam, Bodoh!" kata Reno singkat. Raka melotot kaget. Sungguh dia lupa, jika Juwita masih berada di dalam kamarnya.

Perasaan jengkel kembali dirasakan oleh Reno. Sedari mereka kecil mereka sepakat untuk melindungi Juwita, sampai nanti Juwita sudah menemukan laki-laki yang bisa melindunginya. Tapi apa yang dilihatnya sekarang benar-benar membuatnya marah.

Bukan berarti saat ini Reno menyukai Juwita, hanya saja, mereka tumbuh besar bersama-sama. Reno dan Raka selalu melindungi Juwita apapun caranya,  bahkan mereka dulu pernah menghajar teman sekelasnya, yang menjadikan juwita bahan taruhan mereka.

Di ruang tamu, Reno masih melayangkan tatapan tajamnya pada Raka. Sedangkan Kakek hanya diam saja, larut dengan pikirannya sendiri.

Selesai Juwita berganti baju, Juwita masih takut untuk keluar dari kamar. Biar bagaimanapun di luar ada Kakek dan juga sahabatnya.

Juwita malu setengah mati, saat tadi mereka melihat keadaannya yang sangat memalukan. Memakai kemeja Raka dan hanya bisa menutupi setengah pahanya juga kondisi yang acak-acakan. Rasanya, Juwita benar-benar ingin bersembunyi di lubang semut saja saat ini.

Juwita saat ini mondar-mandir di dalam kamar Raka, masih merasa takut untuk bertemu dengan mereka.

"Juwita, sudah belum ganti banjunya? ayo cepat keluar! Ditunggu Kakek sama Reno!" Raka memanggil Juwita yang sedari tadi tidak keluar dari kamar.

Juwita berlari kecil mendekati pintu kamar. "Apa Kakek dan Reno marah?" tanya Juwita dengan hati-hati.

"Tidak! Ayo keluar dulu, baru kita jelaskan kepada mereka." Juwita lalu membuka pintu kamar.

"Raka aku takut! Tadi saja Reno keliatan sudah marah banget gitu," ucap Juwita pelan.

Raka menatap Juwita, rasa bersalah menjalar di hatinya. Biar bagaimanapun semua ini terjadi karena permintaanya.

"Tidak apa-apa, aku nanti yang akan jelaskan pada mereka," kata Raka meyakinkan Juwita untuk percaya kepadanya.

Raka lantas menggenggam tangan Juwita, niatnya ingin menenangkan Juwita yang masih merasa takut untuk bertemu Reno, karena tadi di bentak oleh Reno.

Berbeda dengan pandangan Kakek dan Reno, mereka mengira bahwa Raka benar-benar memiliki hubungan yang romantis dengan Juwita.

Kakek yang merasa bahagia, karena berfikir, akhirnya cucunya yang selama ini tidak tertarik pada perempuan, mempunyai orang yang dicintai. Apalagi itu wanita itu tumbuh besar bersamanya.

Beda lagi dengan Reno, dia saat ini merasa kesal dengan Raka. Jika memang dia bersama Juwita, seharusnya Raka menjaganya bukan malah seperti ini. Melihat penampilan Juwita tadi, Reno yakin, mereka sudah melangkah lebih jauh.

Raka dan Juwita duduk berdampingan. Juwita tidak mau melepaskan genggaman tangan Raka, karena masih merasa takut pada Reno.

"Jelaskan!" kata Kakek dan Reno bersamaan.

Raka menatap mereka sebentar, lalu mulai menjelaskan,

"Kakek, Reno, kalian ini salah paham. Aku dan Juwita tidak melakukan apa-apa. Sungguh!" jelas Raka.

Reno berdecak sebal, tentu dia tidak percaya kata-kata Raka begitu saja, setelah apa yang dilihatnya tadi.

Melihat reaksi Reno yang tidak percaya kepadanya, Raka kemudian kembali menjelaskannya. Namun menurut Reno, semakin Raka menjelaskan, itu malah terkesan sebagai pembelaan diri.

"Diam!" Reno yang memang sudah kesal, melempar Raka dengan bantal sofa yang ada di belakangnya.

Lemparan Reno tidak hanya menjatukan bantal sofa saja, tapi juga ada satu barang yang ikut terjatuh di hadapan mereka semua.

Melihat adanya benda kecil yang ikut terjatuh, membuat mereka sontak melihat benda itu secara bersamaan.

Reno yang memang posisinya paling dekat dengan benda yang jatuh itu langsung saja mengambilnya setelah melihat benda itu, Reno lantas menatap Raka marah.

"Raka! kamu benar-benar ...."

Terpopuler

Comments

Vivi

Vivi

aku pernah bc ini di novel ijo....tp dgn nm Riska,Rangga & fajar kyaknya....soalnya wes LM out dr novel ijo itu🤭

2023-10-30

0

Xia Lily3056

Xia Lily3056

Semangat nulis thor, kamu bisa membawa reader ke dunia yang kamu ciptakan!

2023-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!