Sesuai dengan permintaan Mom Meisya tadi pagi, sore itu, David nampak pulang lebih awal dari biasanya. Kepulangannya sore itu ternyata bersamaan dengan Danesh yang baru saja tiba di kediamannya. Melihat David baru saja turun dari dalam mobilnya, Danesh pun tergerak menghampiri kakaknya itu.
"Kak David pulang cepat hari ini?" Tanyanya pada David yang sudah berdiri di hadapannya.
David mengangguk. "Katanya istri dan anakmu datang berkunjung sore ini. Jadinya aku pulang cepat."
Danesh ikut mengangguk mengiyakannya. "Mereka sudah datang sejak siang. Kalau begitu ayo kita masuk." Ajak Danesh.
David segera melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah setelah mengiyakan perkataan Danesh. Sambil berjalan masuk ke dalam rumah, adik dan kakak itu membahas tentang saham kedua perusahaan yang dipimpin oleh mereka saat ini melonjak drastis. Terutama perusahaan yang dipimpin oleh Danesh.
"Kau memang hebat." David menepuk pundak adik bungsunya itu. Tidak salah ia dan Daddy Raka memberikan kepercayaan pada Danesh memimpin salah satu perusahaan milik keluarga mereka.
Danesh tersenyum tipis. Dipuji demikian oleh David nyatatanya tidak membuatnya besar kepala dan berbangga diri. Menurut Danesh, David jauh lebih hebat dibandingkan dirinya.
Setibanya di ruang tengah, Mom Meisya dan Calista tersenyum menatap kedatangan mereka.
"Eh, anak-anak Mommy sudah pada pulang. Ayo duduk dulu." Ajak Mom Meisya.
David dan Danesh mengiyakannya kemudian duduk di sofa yang berhadapan dengan Daddy Raka. Sejenak, ketiga pria tersebut terlibat percakapan tentang perkembang perusahaan keluarga mereka. Hingga akhirnya, suara tangisan Baby Daffa yang terdengar cukup keras menghentikan pembicaraan mereka.
"Ya ampun Daffa." Calista segera meraih tubuh putranya yang terjatuh akibat terlalu semangat berlari padahal Daffa belum bisa sempurna menyeimbangkan tubuhnya saat berjalan.
Danesh yang melihat istrinya tengah menenangkan Daffa yang sedang menangis segera beranjak mendekati istrinya. Di luar dugaan, melihat kedatangan Danesh membuat Baby Daffa semakin menangis dengan keras dan mengulurkan kedua tangan mungilnya pada David.
"Daddy... Daddy... tuh... jatuh..." kata Baby Daffa terbata. Nampaknya, bayi mungil itu ingin mengadu pada sang ayah jika ia baru saja terjatuh.
Danesh mengambil alih tubuh Baby Daffa dan mencoba menenangkannya. Melihat sikap Danesh yang begitu lembut dan penyayang pada putranya membuat Mom Meisya dan Dad Raka tersenyum senang.
"David, apa kau tidak ingin merasakan seeperti Danesh?" Tanya Mom Meisya saat merasa ini adalah kesempatan yang tepat untuknya menyinggung David untuk menikah.
"Maksud Mommy?" David menatap Mom Meisya dengan tatapan bingung.
"Maksud Mommy, apa kau tidak ingin merasakan menikah dan memiliki anak seperti Danesh. Lihatlah adikmu itu, Danesh. Di usianya yang masih muda dia sudah memiliki anak dan istri yang bisa membuat hidupnya bahagia." Kata Mom Meisya.
David memasang wajah datar. "Aku juga bahagia dengan kehidupanku saat ini, Mom."
"Tapi Mom merasa tidak. Mom merasa tidak bahagia melihatmu belum menikah juga di usiamu yang tak lagi muda, David." Suara Mom Meisya terdengar memelan. Pun dengan wajahnya yang berubah sendu.
David menghela napas melihat wajah sendu mommynya yang membuat hatinya jadi ikut bersedih.
"David, usia Mom dan Daddy sudah tak lagi muda. Mom sangat ingin sebelum ajal menjemput Mom nanti, Mom bisa melihatmu menikah dan menimang cucu darimu seperti Mom melihat Danesh saat ini." Kata Mom Meisya dengan kedua bola mata yang sudah terbalut kristal bening.
***
Komen dulu yuk baru lanjut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
febby fadila
uuuuuu mommy❤❤❤❤
2025-03-07
0
Lily Formosa Lily
💝💝💝💝💞💞💝💝
2025-02-24
0
Nurdiwa Ainun
💝💝💝
2024-11-13
0