Satu bulan berlalu, Aidan tak pernah muncul di toko tempat Alesha bekerja. Hal itu membuat gadis itu semakin kecewa karena harapannya mendapatkan kalungnya kembali semakin jauh.
Sampai saat ini, ibunya belum mengetahui kalungnya dirampas orang tak dikenal.
Alesha mengerjakan pekerjaannya seperti biasanya, malam ini Daka berniat datang ke rumah ibunya untuk membahas masalah pernikahan.
Tentunya Alesha begitu senang akhirnya dirinya akan menikah dengan pujaan hatinya.
Jam 5 sore, Alesha pulang kerja. Gegas membantu ibunya membersihkan rumah dan memasak makan malam.
Jam 7 malam, Daka datang membawa sebuket kecil bunga mawar dan sekotak martabak telur kesukaan calon mertuanya.
Alesha menerima bunga dan mengucapkan terima kasih. Begitu juga dengan ibunya Alesha. Ketiganya duduk bersama menikmati makanan yang tersaji di meja.
Daka lalu mengutarakan niatnya untuk melamar Alesha.
"Bibi senang kamu memiliki niat serius dengan Esha. Tapi bagaimana kedua orang tuamu?" tanya wanita itu.
"Saya akan berusaha mengejar restu kedua orang tua, Bi." Jawab Daka.
"Bibi ingin kalian menikah jika diantara dua belah pihak saling merestui," ucapnya.
"Bibi tenang saja, kedua orang tua saya pasti merestui hubungan kami," kata Daka.
Wanita itu manggut-manggut.
Selesai makan, ibunya Alesha pergi ke kamar dan Daka pamit ke kamar mandi. Ponsel yang ditinggalnya di meja berbunyi. Alesha melirik nama si penelepon.
Tertera nama Hani di ponsel milik kekasihnya.
Alesha ingin menjawabnya namun bunyi ponsel tersebut tiba-tiba berhenti.
Daka pun muncul.
"Ada telepon untukmu," ucap Alesha.
"Nanti aku akan telepon balik lagi dia," kata Daka.
"Siapa Hani?" tanya Alesha tanpa basa-basi, karena ia ingin mendapatkan kejelasan.
"Dia klien aku," jawab Daka.
"Oh," ucap Alesha singkat.
Tepat jam 9 lewat 30 menit, Daka pamit pulang dari rumahnya Alesha.
Sepulangnya kekasihnya, Alesha terus memikirkan nama si penelepon. Bukan hanya sekali dirinya melihat nama tersebut menghubungi Daka. "Apa seorang klien sesering itu menghubunginya?" batin Alesha.
"Tidak. Aku pernah mendengar nama itu terucap dari mulut Mama-nya Daka. Siapa sebenarnya Hani? Apa Daka sedang merahasiakan sesuatu padaku?" gumamnya.
Beberapa minggu lalu, ketika Alesha diajak ke rumah orang tuanya Daka saat ulang tahun calon adik iparnya. Wanita yang melahirkan kekasihnya itu mengatakan meskipun Alesha di dandanin begitu rupa takkan mampu menandingi Hani.
"Aku harus bertanya siapa sebenarnya Hani? Ada hubungan apa diantara mereka?" Alesha membatin.
***
Esok harinya, Alesha mendatangi kantornya Daka. Di sana pria itu terkejut dengan kehadirannya.
"Kenapa kamu tidak bilang kalau mau ke sini?" tanya Daka dengan wajah tersenyum.
"Aku ingin memberikan kamu kejutan," jawab Alesha.
Daka tersenyum senang. Menarik tangan kekasihnya dan menyuruhnya duduk. "Kamu ingin minum apa?" tawarnya.
"Teh saja."
"Sebentar ya, aku akan suruh OB membuatnya," kata Daka, kemudian keluar ruangan.
Alesha mengangguk mengiyakan.
Daka kembali dan duduk dihadapan kekasihnya.
Alesha tampak diam memandangi Daka, ia begitu ragu untuk bertanya.
"Sayang, kamu kenapa? Apa ada yang ingin kamu katakan?" tanya Daka lembut.
"Aku minta maaf jika pertanyaan ku sangat lancang," jawab Alesha.
"Kamu ingin bertanya apa?"
Alesha melontarkan pertanyaan yang sama ketika Daka berada di rumahnya kemarin malam.
Daka menjawab sama. Yaitu, seorang klien yang memakai jasanya.
"Apa kamu dapat berkata jujur?" Alesha menatap bola mata kekasihnya yang sepertinya berbohong.
Daka melihat tatapan kekasihnya.
"Kamu ingin bicara jujur atau aku cari sendiri," ucap Alesha.
Daka menarik napas lalu dihembuskannya.
Daka lalu menjelaskan siapa sosok Hani sebenarnya. "Hani adalah temannya klien aku. Hani datang ke sini untuk menemaninya karena terlibat sebuah masalah. Dari sana Hani mengetahui nomor ponselku," tuturnya.
"Kamu melayani telepon dan pesannya sampai Tante Riri begitu memuji dia?" singgung Hani.
"Tidak, sayang. Hani kebetulan kenal karena tante dia teman semasa sekolah mama aku. Mereka bertemu ketika acara reuni dan aku yang mengantarkan mama ke sana."
"Kebetulan yang sangat tepat sekali!" sindir halus Alesha.
Seorang OB mengetuk pintu dan menyajikan teh pesanan Daka di meja. Pembicaraan mereka kembali lanjut setelah OB pergi.
Daka menarik lembut telapak tangan Alesha dan menggenggamnya lalu berkata, "Aku tidak memiliki perasaan kepada Hani. Hanya dia selalu menghubungi dan mengejarku."
"Jadi dia menyukaimu?" tanya Alesha.
Daka mengiyakan.
Alesha menahan napas sejenak lalu ia hembus.
"Sayang, yakinlah. Aku hanya mencintaimu, aku tidak tertarik padanya," ucap Daka.
"Walaupun dia sangat cantik dan kaya?" Alesha menatap dalam kekasihnya.
"Iya. Bagiku, kamu itu lebih dari segalanya," Daka menjawabnya penuh cinta.
Alesha tersenyum kecil mendengarnya, entah kenapa dirinya tak yakin dengan ucapan kekasihnya.
"Kedatangan aku kemarin itu tanda keseriusan cintaku padamu. Jadi, ku mohon percaya padaku," kata Daka.
Alesha manggut-manggut dan tersenyum kecil.
Disela-sela obrolan mereka, pintu ruangan Daka di ketuk. Seorang pria mengatakan jika ada calon klien ingin bertemu dengan Daka.
Daka lalu izin pamit sebentar menemui calon kliennya. Tak lama kemudian ponsel Daka bergetar, sebuah notifikasi pesan masuk.
Alesha mengarahkan pandangannya pada benda tersebut. Ternyata 2 pesan dari Hani. Penasaran, Alesha membuka ponsel yang memiliki kata sandi tanggal jadian mereka.
Alesha membulatkan matanya ketika membaca isi pesan dari Hani. Di sana tertulis kalau wanita itu sedang berada di hotel ingin berjumpa dan mengatakan sangat penting dan kedua jika tak datang maka Hani akan mengakhiri hidupnya.
"Oh jadi ini akal-akalan dia untuk menjerat hati Daka," gumam Alesha.
Sebuah pesan kembali masuk, Hani mengatakan jika sejam lagi tak datang maka dia akan melaksanakan aksinya.
"Hmm, baiklah. Jadi dia ingin merebut hati kekasihku dengan cara licik seperti ini, aku akan menggagalkan aksinya dan niat buruknya mencuri Daka dariku," gumamnya lagi.
Alesha lalu mengambil ponsel kekasihnya dan memasukkannya ke dalam tas. Tanpa permisi, ia kemudian pergi dari kantornya.
Alesha yang awalnya datang tanpa mengendarai motor, menuju hotel menggunakan transportasi bus.
Sesampainya di sana, ia mendatangi kamar tempat Hani tulis. Pesan selanjutnya menyuruh Daka yang kini digantikan Alesha masuk karena pintu tak di kunci.
Alesha membuka pintu dan masuk ke dalam. "Permisi!"
Pandangannya ia edarkan ke sekelilingnya, namun sosok Hani tak ia temui.
"Dimana dia?" gumam Alesha.
Ketika membalikkan badannya, seseorang menutup mulut Alesha menggunakan sapu tangan. Alesha yang gelagapan karena tak bisa bernapas akhirnya pingsan.
-
Alesha membuka matanya ketika mendengar tubuhnya mendapatkan goncangan terlalu kasar.
"Dia sudah sadar!" pekik seorang pria.
Alesha mengucek matanya melihat beberapa orang dengan pakaian biasa dan seragam keamanan berdiri dihadapannya.
"Anda kami tahan!" ucap salah satu pria dari beberapa yang berpakaian seragam.
Alesha terkejut mendengar ucapan tersebut.
Dengan kasar tangannya ditarik dari tempat duduknya oleh dua orang wanita yang kini memegang tangannya.
"Kenapa kalian menahan ku? Apa salahku?" teriak Alesha ketakutan.
"Anda terbukti melenyapkan nyawa Nona Hani!" jawab salah satu pria menunjuk ke arah wanita yang telah terbungkus kain di lantai.
"Tidak, ini salah. Aku tak membu-nuhnya!" ucap Alesha lantang.
"Jelaskan nanti di kantor!" kata salah satu pria yang diyakini sebagai kepala keamanan.
Alesha terus memberontak dan menangis ketika tubuhnya ditarik paksa keluar dari kamar. "Aku bukan pelakunya! Aku tidak melakukannya! Lepaskan aku!"
...****************...
Hai Semua, Mami AL Membawa Karya Yang Dijamin Seru...
Jangan Lupa Dukungan Membuat Mami AL Agar Semangat Menulisnya..
Tinggalkan Jejak Terbaik..
Terima Kasih 😊 🙏🏼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
kenapa juga Alesha mau menemui Hani 😡
2023-10-28
0