Bab 2 - Kekesalan Alesha

Sepulang kerja, Alesha dijemput oleh kekasihnya yang sudah bersama dengannya selama 2 tahun. Ya, kekasih Alesha bernama Daka Bimantara. Dia seorang pengacara, meskipun hubungan mereka tak restui orang tuanya Daka namun keduanya tetap menjalankan hubungan secara diam-diam.

"Hari ini aku sangat kesal sekali!" ucap Alesha sembari menyeruput es jeruk kesukaannya di sebuah kafe.

"Kesal kenapa?" Daka mengelus punggung tangan kekasihnya.

"Pria aneh itu datang ke toko dan mengambil kalung pemberian ayahku," jawabnya dengan wajah cemberut.

"Buat apa dia mengambilnya?"

"Katanya untuk jaminan, kamu tahu 'kan kalau kalung itu kenang-kenangan sebelum ayah meninggal."

Daka mengangguk paham.

"Aku harus bagaimana, sayang?" rengeknya.

"Berapa yang dia minta?"

"Aku juga tidak tahu, dia tak menyebutnya."

"Apa kamu menyimpan nomor ponselnya?"

"Tidak."

"Bagaimana aku bisa menemuinya," kata Daka.

"Aku tahu alamat rumahnya," ucap Alesha.

"Di mana?"

Alesha lalu menyebut alamat rumah yang kemarin ia datangi saat mengantarkan kue.

Daka yang mendengarnya terdiam.

"Apa kamu ingin ke sana menemani aku untuk mengambil kalung itu?" tanya Alesha.

Daka tak menjawab.

"Sayang.."

"Itu rumah pengusaha terkenal dan kaya raya. Apa kamu yakin putranya yang mengambil kalungnya?"

"Buat apa aku berbohong, sayang."

"Jika ada waktu, aku akan ke sana mengambilnya!" janji Daka.

Alesha tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

-

Alesha lalu diantar pulang oleh Daka. Di perjalanan menuju rumah, ponsel Daka terus berbunyi.

"Kenapa tidak diangkat?" Alesha mengarahkan pandangannya kepada kekasihnya.

"Aku lagi menyetir."

"Kita berhenti, lalu kamu jawab teleponnya," saran Alesha.

"Nanti saja aku telepon balik lagi jika sudah mengantarkanmu!" kata Daka.

Alesha pun tak berbicara lagi.

Begitu sampai, Alesha lalu turun dan Daka menghubungi kembali nomor yang sedari tadi membuat ponselnya berdering.

Alesha masuk ke rumah tak lupa mengucapkan salam, ia mencari keberadaan sang ibu yang tak ada di dapur. Lalu ia melangkah ke kamar dan melihat wanita paruh baya itu tergeletak di ranjang dengan wajah pucat.

Alesha berlari kecil menghampirinya, raut cemas terpancar di wajahnya. "Ibu sakit lagi?"

Wanita itu mengangguk pelan.

"Kita ke rumah sakit, ya!" ajak Alesha.

"Tidak usah, Sha. Besok juga Ibu sudah sehat," tolaknya.

"Kenapa Ibu selalu menolak aku ajak ke Dokter atau rumah sakit?" tanya Alesha.

"Karena Ibu tidak mau menyusahkan kamu," jawabnya.

"Bu, aku tidak merasa di susahkan atau repot. Ibu sehat saja itu lebih dari cukup!" kata Alesha.

"Lebih baik uang kamu ditabung buat masa depanmu!"

"Masa depan aku adalah Ibu, harta paling berharga hanya Ibu tak ada yang mampu menggantikannya!" kata Alesha dengan mata berkaca-kaca.

Sang ibu lalu menarik tubuh Alesha dan memeluknya.

"Aku menyayangi, Ibu. Aku ingin Ibu sehat, aku hanya mau itu, Bu!" ucap Alesha terisak.

"Ibu juga menyayangimu, Nak. Ibu mau kamu bahagia meskipun Ibu tak di sampingmu!" katanya lirih.

Alesha melepaskan pelukannya dan menatap ibunya yang terbaring. "Ibu harus selalu ada di sampingku dalam keadaan apapun. Aku tidak bisa bila tanpa Ibu!" air mata Alesha kembali tumpah.

"Nak, Ibu tak selamanya di sampingmu. Sekarang saatnya kamu menentukan kebahagiaanmu."

"Kebahagiaan aku hanya bersama Ibu," ucap Alesha.

Karena sang ibu tak mau diajak ke dokter, maka Alesha memilih membeli obat di apotik sesuai resep lama ketika setahun lalu mereka berkonsultasi.

Entah obat itu sesuai dengan penyakit yang dialami ibunya atau tidak. Selama meminumnya, kesehatan Ibu Alesha berangsur membaik.

Dari apotik, ia lalu mengendarai motornya ke sebuah warung nasi goreng. Di sana ia akan membelikan makanan untuknya sendiri karena sang ibu tadi sudah makan.

Setelah dari warung nasi goreng, Alesha melajukan motornya menuju rumah. Terlihat kejauhan, mobil pria yang mengambil kalungnya berhenti di pinggir jalan.

Alesha lalu mendekatinya, ia turun dari motor dan menghampirinya. Seketika ia tertawa melihat wajah Aidan berkeringat.

Aidan menoleh ke arah Alesha.

"Kenapa mobilnya, Tuan?" singgung Alesha.

"Kenapa kamu di sini?" tanyanya dengan nada kesal.

"Kebetulan saya lewat di sini dan melihat Tuan Muda nan tampan berdiri di pinggir jalan," jawab Alesha dengan menyindir.

"Pergilah, jangan ganggu aku!" usirnya.

"Apa perlu bantuan?" Alesha menawarkan diri.

"Tidak perlu, kamu juga takkan mengerti tentang ini!" omelnya.

"Apa Tuan tahu jika ini adalah balasan karena sudah mendzalimi saya," ucap Alesha.

"Hei, siapa juga yang mendzalimi kamu. Harusnya aku berada di posisi itu karena di sini aku dirugikan!"

"Coba saja Tuan mau mengembalikan kalung itu, pasti kejadian ini takkan terjadi!"

"Ini tak ada hubungannya dengan kalung murahanmu itu!"

"Jangan menghina kalung saya, Tuan!" bentaknya.

"Kalung itu di jalanan banyak dijual, tak ada berharganya!" ucap Aidan.

"Jika tidak berharga, maka kembalikan!" Alesha membuka telapak tangannya.

"Kalung itu tidak bersamaku lagi!"

"Apa! Jadi Tuan menghilangkannya!" Alesha tanpa sadar menarik kerah baju Aidan.

Aidan mendorong tubuh Alesha. "Nanti aku akan menggantinya!"

"Aku mau kalung itu!" ucap Alesha lantang.

"Ribet banget jadi kamu!"

"Tuan harus mencarinya sampai dapat!"

"Aku tidak bisa berjanji!" kata Aidan santai.

Alesha yang sangat begitu kesal, naik ke motornya dan mengklakson panjang sehingga memekakkan telinga Aidan.

"Jika kita bertemu lagi, Tuan harus mengembalikan kalung itu!" teriak Alesha.

"Iya, berisik!"

Alesha kemudian melesat ke rumahnya.

Begitu sampai ia terus menggerutu, sehingga ibunya bertanya, "Kenapa, Sha?"

"Tidak ada, Bu."

"Dari tadi kamu mengomel, apa yang terjadi?"

"Bukan apa-apa, Bu." Jawab Alesha.

"Jangan menyimpan masalah kamu sendirian, coba ceritakan pada Ibu."

"Aku tidak memiliki masalah, Bu. Sekarang Ibu waktunya minum obat, " Alesha mengeluarkan tablet dan sirup dalam kantong plastik kecil.

Alesha tidak mungkin menceritakan pada ibunya bahwa kalung pemberian sang ayah diambil orang lain. Hal itu akan membuat sang ibu menjadi sedih.

Aidan terus memarahi asisten ayahnya yang datang terlambat.

"Kalian ini bagaimana,'sih?"

"Maafkan kami, Tuan. Tadi saya ada rapat."

"Apa tidak bisa menjawab telepon dariku sebentar saja?"

"Tuan Besar akan marah, Tuan."

"Memang rapat apa yang dilaksanakan malam-malam?"

"Ini permintaan dari ayahnya Nona Mella, Tuan."

"Kalian selalu saja menuruti permintaan dia," umpatnya.

"Kami hanya menjalankan perintah saja, Tuan!" kata asisten Hadinan bernama Gio.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

tokok kita sama kak😁

2023-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Bertemu Aidan
2 Bab 2 - Kekesalan Alesha
3 Bab 3 - Alesha Cemburu
4 Bab 4 - Alesha Ditahan
5 Bab 5 - Memulai Kehidupan Baru Tanpa Ibu
6 Bab 6 - Mengalami Teror
7 Bab 7 - Kedatangan Daka
8 Bab 8 - Kembali Diteror
9 Bab 9 - Tamu Misterius
10 Bab 10 - Pria Misterius (2)
11 Bab 11 - Bertemu Aidan Lagi
12 Bab 12 - Sosok Pria Misterius
13 Bab 13 - Alesha Memberikan Penjelasan
14 Bab 14 - Menolong Alesha
15 Bab 15 - Menjual Diri
16 Bab 16 - Mencari Pekerjaan
17 Bab 17 - Alesha Diserang Lagi
18 Bab 18 - Pengakuan Diana
19 Bab 19 - POV Diana
20 Bab 20 - Berdebat Dengan Aidan
21 Bab 21 - Pria Di Pemakaman Hani
22 Bab 22 - Makan Berdua Bersama Aidan
23 Bab 23 - Alesha Berbicara
24 Bab 24 - Alesha Kembali Mendapatkan Teror
25 Bab 25 - POV Aidan
26 Bab 26 - Bertemu Danu
27 Bab 27 - Jam Tangan Nadya
28 Bab 28 - Jam Tangan Nadya (2)
29 Bab 29 - Mencari Pelaku
30 Bab 30 - Menangkap Pelakunya
31 Bab 31 - Kecurigaan Baru
32 Bab 32 - Ke Rumah Bi Yu
33 Bab 33 - Bukti Baru
34 Bab 34 - Tertangkapnya Pelaku Utama
35 Bab 35 - POV Alena dan Hani
36 Bab 36 - POV Alena dan Mella
37 Bab 37 - Hadiah Kecil Buat Alesha
38 Bab 38 - Salah Sasaran
39 Bab 39 - Mengajak Balikan
40 Bab 40 - Aidan Cemburu
41 Bab 41 - Rela Pulang
42 Bab 42 - Diana Izin Menikah
43 Bab 43 - Aidan Cemburu (2)
44 Bab 44 - Bertemu Kedua Orang Tuanya Aidan
45 Bab 45 - Menghadiri Pernikahan Diana
46 Bab 46 - Teror Lagi
47 Bab 47 - Alesha Menghilang
48 Bab 48 - Aidan Marah Besar
49 Bab 49 - Jaga Jarak
50 Bab 50 - Alesha Diculik Lagi
51 Bab 51 - Berdamai Dengan Si penculik
52 Bab 52 - Menolak Menikah
53 Bab 53 - Aidan Galau
54 Bab 54 - Benci Dan Cinta Beda Tipis
55 Bab 55 - Resmi Menikah
56 Bab 56 - Kedatangan Reza
57 Bab 57 - Aidan Cemburu (3)
58 Bab 58 - Aidan Mencurigakan
59 Bab 59 - Berdebat
60 Bab 60 - Kembali Harmonis
61 Bab 61 - Novia Artha
62 Bab 62 - Daka Curhat
63 Bab 63 - Bertemu Novia Lagi
64 Bab 64 - Minder
65 Bab 65 - Mencari Pinjaman
66 Bab 66 - Pinjaman Dari Aidan
67 Bab 67 - Menjadi Kekasih
68 Bab 68 - Orang Yang Sama
69 Bab 69 - Memperkenalkan Novia
70 Bab 70 - Alesha Hamil
71 Bab 71 - Membayar Utang
72 Bab 72 - Daka dan Novia Menikah
73 Bab 73 - Tinggal Di Kota Daka
74 Bab 74 - Riri Pintar Bersandiwara
75 Bab 75 - Memancing Emosi Novia
76 Bab 76 - Tak Menyerah Mencari Masalah
77 Bab 77- Pesta Kelahiran Putri Pertama Aidan
78 Bab 78 - Mulut Nyinyir Riri
79 Bab 79 - Dititipkan Keponakan Aidan
80 Bab 80 - Ridwan Panik
81 Bab 81 - Bertengkar Hebat
82 Bab 82 - POV Ridwan
83 Bab 83 - Menenangkan Riri
84 Bab 84 - Kebahagiaan Keluarga Kecil Alesha (End)
85 Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 - Bertemu Aidan
2
Bab 2 - Kekesalan Alesha
3
Bab 3 - Alesha Cemburu
4
Bab 4 - Alesha Ditahan
5
Bab 5 - Memulai Kehidupan Baru Tanpa Ibu
6
Bab 6 - Mengalami Teror
7
Bab 7 - Kedatangan Daka
8
Bab 8 - Kembali Diteror
9
Bab 9 - Tamu Misterius
10
Bab 10 - Pria Misterius (2)
11
Bab 11 - Bertemu Aidan Lagi
12
Bab 12 - Sosok Pria Misterius
13
Bab 13 - Alesha Memberikan Penjelasan
14
Bab 14 - Menolong Alesha
15
Bab 15 - Menjual Diri
16
Bab 16 - Mencari Pekerjaan
17
Bab 17 - Alesha Diserang Lagi
18
Bab 18 - Pengakuan Diana
19
Bab 19 - POV Diana
20
Bab 20 - Berdebat Dengan Aidan
21
Bab 21 - Pria Di Pemakaman Hani
22
Bab 22 - Makan Berdua Bersama Aidan
23
Bab 23 - Alesha Berbicara
24
Bab 24 - Alesha Kembali Mendapatkan Teror
25
Bab 25 - POV Aidan
26
Bab 26 - Bertemu Danu
27
Bab 27 - Jam Tangan Nadya
28
Bab 28 - Jam Tangan Nadya (2)
29
Bab 29 - Mencari Pelaku
30
Bab 30 - Menangkap Pelakunya
31
Bab 31 - Kecurigaan Baru
32
Bab 32 - Ke Rumah Bi Yu
33
Bab 33 - Bukti Baru
34
Bab 34 - Tertangkapnya Pelaku Utama
35
Bab 35 - POV Alena dan Hani
36
Bab 36 - POV Alena dan Mella
37
Bab 37 - Hadiah Kecil Buat Alesha
38
Bab 38 - Salah Sasaran
39
Bab 39 - Mengajak Balikan
40
Bab 40 - Aidan Cemburu
41
Bab 41 - Rela Pulang
42
Bab 42 - Diana Izin Menikah
43
Bab 43 - Aidan Cemburu (2)
44
Bab 44 - Bertemu Kedua Orang Tuanya Aidan
45
Bab 45 - Menghadiri Pernikahan Diana
46
Bab 46 - Teror Lagi
47
Bab 47 - Alesha Menghilang
48
Bab 48 - Aidan Marah Besar
49
Bab 49 - Jaga Jarak
50
Bab 50 - Alesha Diculik Lagi
51
Bab 51 - Berdamai Dengan Si penculik
52
Bab 52 - Menolak Menikah
53
Bab 53 - Aidan Galau
54
Bab 54 - Benci Dan Cinta Beda Tipis
55
Bab 55 - Resmi Menikah
56
Bab 56 - Kedatangan Reza
57
Bab 57 - Aidan Cemburu (3)
58
Bab 58 - Aidan Mencurigakan
59
Bab 59 - Berdebat
60
Bab 60 - Kembali Harmonis
61
Bab 61 - Novia Artha
62
Bab 62 - Daka Curhat
63
Bab 63 - Bertemu Novia Lagi
64
Bab 64 - Minder
65
Bab 65 - Mencari Pinjaman
66
Bab 66 - Pinjaman Dari Aidan
67
Bab 67 - Menjadi Kekasih
68
Bab 68 - Orang Yang Sama
69
Bab 69 - Memperkenalkan Novia
70
Bab 70 - Alesha Hamil
71
Bab 71 - Membayar Utang
72
Bab 72 - Daka dan Novia Menikah
73
Bab 73 - Tinggal Di Kota Daka
74
Bab 74 - Riri Pintar Bersandiwara
75
Bab 75 - Memancing Emosi Novia
76
Bab 76 - Tak Menyerah Mencari Masalah
77
Bab 77- Pesta Kelahiran Putri Pertama Aidan
78
Bab 78 - Mulut Nyinyir Riri
79
Bab 79 - Dititipkan Keponakan Aidan
80
Bab 80 - Ridwan Panik
81
Bab 81 - Bertengkar Hebat
82
Bab 82 - POV Ridwan
83
Bab 83 - Menenangkan Riri
84
Bab 84 - Kebahagiaan Keluarga Kecil Alesha (End)
85
Karya Baru - Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!