Setelah pesta pernikahan selesai, ayana, reygan dan keluarganya menginap disebuah hotel bintang 5, hotel tempat dimana resepsi pernikahan ayana dan reygan dilaksanakan. Orangtua reygan menyewa sebuah kamar terbaik dengan pemandangan perkotaan yang berkilau untuk malam pertama reygan dan ayana. Tak lupa juga berbagai macam dekorasi khas pengantin baru terpasang diseluruh penjuru kamar.
"nikmatilah waktu kalian, besok pergilah berbulan madu kemanapun kalian mau, ayo kita pergi" ujar bu dewi menggoda ayana dan reygan sambil merangkul ibu ayana dan memberi kode agar meninggalkan mereka berdua.
Suasana menjadi begitu kikuk, kini ayana dan reygan hanya tinggal berdua didalam kamar. Ayana hanya tertunduk dengan suasana hati yang tak karuan.
"tak perlu malu-malu begitu, aku juga tak tertarik padamu, aku lelah, aku akan mandi dan tidur" ucap reygan kepada ayana dengan dinginnya.
"apa maksudmu?" tanya ayana terperanjat.
"maksudku? kau tak mengerti maksudku? Sungguh?" tanya rey dengan wajah yang sangat tak ramah.
"rey.. Ini.."
"kita menikah karena keinginan mereka, dan kau menyetujuinya tanpa berdiskusi denganku. Apa kau pikir aku tidak tau apa maksudmu?"
"maksudmu apa reygan?"
"sudah cukup jangan berakting lagi, kau senang bukan karena telah berhasil masuk kedalam keluarga konglomerat? Selamat menikmati hartaku" jelasnya sambil berlalu pergi meninggalkan ayana.
"tunggu, apa maksudmu? Apa kau baru saja merendahkan aku dan keluargaku?"
"lalu?memangnya kenapa? Kau dengan mudahnya menyetujui perjodohan ini. Aku bahkan memasang wajah marah, tapi kau tak menggubrisnya"
"rey! Aku tidak menyetujuinya! Aku hanya berkata bahwa aku akan menuruti apapun harapan mereka! Kedua orangtua kita! Aku juga merasa tertekan! Aku berkali-kali melihat ke arahmu berharap kau mengatakan sesuatu, tapi apa yang kau lakukan?! Kau hanya diam tak bersuara! Lagipula jika kau keberatan mengapa kau tidak mengatakannya? Bukannya orangtua kita sudah memperjelas maksud mereka?" cecar ayana emosi.
"kau pikir aku bodoh? Kau ingin mereka menganggapku pria jahat karena telah menolak seorang gadis yang ingin menikahiku?"
"kau..!"
"sudahlah aku lelah, nikmati saja semua jerih payahmu ini gadis cantik" ucapnya seolah meremehkan.
Hati ayana seketika menjadi hancur, bagaimana bisa kedua orangtuanya menjodohkannya dengan pria seperti reygan. Ayana menangis dan hendak meninggalkan kamar itu.
"kau mau mengadu? Setelah kau angkat mereka kelangit sekarang kau ingin menenggelamkan mereka?"
Mendengar ucapan reygan seketika ayana mengurungkan niatnya. Terbayang dibenaknya betapa bahagianya wajah kedua orangtuanya menyaksikan ayana menikah dengan pria yang mereka anggap sangat sempurna.
"sudah tak perlu berpura-pura begitu, kita sudah terlanjur menikah. Mereka juga berkali-kali meminta cucu darimu dan kau dengan ringannya mengiyakan. Tak ada pilihan lain bagiku selain menggaulimu dan menafkahi anak-anakmu"
"cukup! Kenapa kau begitu kejam? Kau bersikap seolah-olah kau adalah anak yang baik dihadapan kedua orangtuaku, bukankah kau yang telah menipu mereka agar mereka menyukaimu?"
"itu bukan pura-pura, aku memang sangat menghormati orangtua, aku juga menyayangi kedua orangtuaku. Yang tak kusukai adalah dirimu, yang begitu tergila-gila dengan harta keluargaku. Baru pertama bertemu kau sudah bersedia dinikahkan"
plakkkk
Sebuah tamparan mendarat tepat dipipi reygan.
"jaga bicaramu. Aku yakin matamu cukup sehat untuk melihat siapa yang sebenarnya MEMAKSA! Kau memandangku rendah karena memang kekayaanku tak setara denganmu. Ingatlah ini rey, sepanjang aku menjadi istrimu aku tak akan pernah menggunakan hartamu sedikitpun bahkan untuk kebutuhan makanku. Aku tak butuh itu semua. Kau boleh memperlakukanku seburuk apapun. Dan kau memang benar, aku tak bisa melukai wajah-wajah bahagia itu. Bersyukurlah karena aku dibesarkan oleh orang-orang yang mengerti akan sopan santun dan sikap hormat sehingga sebenci apapun aku padamu, aku tak akan pernah melupakan kewajibanku sebagai istrimu" jelas ayana dengan suara tercekat. Air mata mulai menggenang dipelupuk matanya.
"sungguh? Bagaimana dengan kewajiban melayaniku diranjang?" tanya rey melecehkan sambil tersenyum sinis.
"memang itu yang kau inginkan bukan? Itu sebabnya kau tak menolak perjodohan ini" tantang ayana membalas perkataan rey.
Mendengar ucapan ayana membuat reygan emosi. Dengan kasarnya ia menarik tangan ayana dan menghempaskan tubuhnya keatas ranjang.
"sungguh istri yang berbakti" ucap rey sambil menindih tubuh ayana dan menggigit daun telinga ayana.
Diperlakukan seperti itu tentu ayana merasa terluka. Ayana menangis merasakan betapa kasarnya reygan menyentuh tubuhnya. Sementara reygan dengan kasarnya melucuti pakaiannya satu per satu hingga hanya tersisa pakaian dalam ayana saja.
"benar yang dikatakan orangtuamu, kau cantik dan indah. Rasanya adil kau menghabiskan hartaku dan aku menjamah tubuh indahmu" bisik reygan ditelinga ayana.
Reygan kemudian berdiri tegak dan mulai melucuti pakaiannya satu per satu. Ayana hanya bisa menangis dan menjauh ke tepi ranjang.
"berhenti bersandiwara, aku muak melihat wanita sepertimu yang selalu haus akan harta"
Tanpa belas kasih malam itu reygan menyentuh ayana dengan beringas. Tak ada tatapan cinta sama sekali dalam sorot matanya, yang ada hanya kebencian dan nafsu yang menjadi satu. Ditengah pergumulan itu reygan menyadari sesuatu, dia menyadari bahwa ternyata ini adalah malam pertama untuk ayana. Darah segar mengalir dari bagian intim ayana. Ayana yang tak berdaya hanya pasrah dengan air mata yang tak henti berlinang. Reygan sempat merasa bersalah dan berniat menghentikan kekejamannya itu, namun nafsu dan rasa benci terlanjur menguasainya hingga malam itu dilewati ayana dengan penuh rasa sakit.
Keesokan paginya reygan terbangun dengan ayana yang meringkuk disisinya. Tetesan air mata masih menggenang dipelupuk matanya.
"wanita sulit ditebak" ucap reygan bergumam sambil bangkit hendak menuju kamar mandi. Betapa terkejutnya reygan saat secara tak sengaja ia menyingkapkan selimut yang menutupi tubuh ayana. Ia melihat begitu banyak kissmark ditubuh ayana.
seberingas inikah aku? Mengapa begini? Sebelumnya aku bahkan tak pernah merasa tertarik dengan wanita, ah sudahlah, ini salahnya karena terus menerus memperlihatkan wajah menyebalkan dihadapanku
Reygan bergegas menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Ia kemudian meninggalkan ayana sendirian dikamar itu dan pergi sarapan. Ia berfikir tak apa meninggalkan ayana karena tak lama lagi ibunya pasti akan datang untuk mengajak ayana sarapan, sekaligus melihat kondisi ayana yang penuh nafsu. Dan tentu saja perkiraannya benar, ibu dewi datang ke kamar ayana dan melihat tubuh ayana penuh dengan bekas ciuman. Dan itu adalah kabar baik yang ia bawa untuk suami dan besannya. Sementara ayana hanya bisa terduduk merasakan sekujur tubuhnya kesakitan.
"tuhan lindungi aku dan keluargaku" ucap ayana sambil meneteskan air mata. Ia kemudian bergegas membersihkan diri karena keluarganya telah menunggunya untuk sarapan.
Keluarga itu sarapan dengan hati yang berbunga-bunga, sementara reygan dirasuki perasaan bersalah tiap kali ia memandang ayana, ayana terus menerus tersenyum seolah ia bahagia, tak ada satupun yang menyadari betapa tercabiknya perasaan gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments