bertemu untuk menikah

"sayang, ibu sudah menyiapkan gaun yang sangat cantik untukmu, jangan lupa nanti malam dipakai ya, mereka pasti akan senang saat melihatmu"

"baik bu"

Siang itu ayana dan ibu berbincang cukup lama. Pertemuan yang sejak awal direncanakan disebuah restoran itu tiba-tiba berubah menjadi undangan makan malam dari pihak laki-laki sehingga acara akan diadakan dirumah sahabat kedua orangtua ayana.

Hari berjalan begitu cepat, tak terasa malam pun telah tiba. Ayana dan kedua orangtuanya mulai bersiap untuk pertemuan itu. Merekapun akhirnya pergi dengan mengendarai mobil tua milik ayah ayana yang mereka miliki sejak ayana masih sangat kecil. Sepanjang perjalanan pikiran ayana tak pernah tenang, ia terus menerus mengkhawatirkan banyak hal. Kekhawatiran itu tergambar jelas diwajahnya, tanpa ayana sadari ayah dan ibunya bergantian menatapnya melalui kaca spion mobil.

"sayang, ingatlah.. jika saat perkenalan itu kau merasa tak cocok, jangan memaksakan dirimu" ucap ibu sambil menoleh kebelakang dan meraih tangan ayana.

"ibu jangan khawatir, pilihan ayah dan ibu pasti terbaik untukku" jawab ayana sambil tersenyum.

1 jam telah berlalu, kini mereka telah sampai di tujuan. Mobil mereka terparkir dihalaman sebuah rumah yang begitu megah dengan pilar-pilar menjulang tinggi.

"bu, kita ini hanya keluarga biasa, ibu yakin mereka akan suka padaku?" bisik ayana saat beberapa pelayan menyambut kedatangan mereka.

Ibu hanya menjawab dengan senyum penuh arti dan mengisyaratkan ayana agar bersikap lebih tenang. Setelah melewati beberapa ruangan mewah bergaya klasik mereka akhirnya sampai ke sebuah ruangan dengan meja makan besar yang penuh dengan berbagai macam hidangan kesukaan ayana. Namun dimeja makan itu hanya terlihat satu orang pria muda yang duduk tanpa mempedulikan kehadiran keluarga ayana. Ayana, ibu dan ayah saling berpandangan untuk beberapa saat hingga tiba-tiba suara seorang wanita memecah ketegangan itu.

"ah kalian sudah sampai, astaga maaf kami sangat gugup hingga terus menerus pergi ke kamar mandi" ucap seorang wanita paruh baya seraya menghampiri ayana dan kedua orangtuanya.

"istriku sangat tak sabar untuk bertemu dengan putri kalian ini" lanjut seorang pria paruh baya yang berjalan dibelakangnya dengan senyum yang mengembang.

"astagaaa.. Dia putrimu sin?" tanyanya kepada ibu ayana sambil menatap ayana dengan senyum ramah yang ceria.

"iya, dia putri kami ayana" jawab ibu ayana.

"astagaaaa.... Kau benar-benar seorang putri, kau cantik sekali sayangku" ucapnya sambil memegang bahu ayana.

"terimakasih tante" jawab ayana sopan.

"jangan memanggilku tante, kau kan akan segera menjadi anakku, panggil aku ibu ya nak" lanjutnya mendesak ayana.

"sayang jangan begitu, ayo ajak tamu kita duduk dulu, kita belum berkenalan" ucap pria paruh baya itu lagi.

"ah iya aku lupa, ayo kita duduk, reygan sudah menunggu"

Pandangan ayana seketika tertuju kepada pria yang sejak tadi acuh tak acuh. Wajahnya terlihat tak ramah ketika melihat ayana.

"ayana, perkenalkan aku calon ibu mertuamu, namaku dewi, kau bisa memanggilku mama dewi" ucap bu dewi memperkenalkan diri.

"saya ayahnya reygan, kau bisa memanggilku papa darma" ucap pak darma sambil tersenyum kecil.

"oh iya, ini reygan anak kami, usianya 29 tahun, dia memiliki banyak bisnis, dia juga anak yang baik dan lembut, ayana pasti akan suka kepadanya, bukan begitu rey?" lanjut bu dewi begitu bersemangat.

"aku reygan" ucapnya dingin sambil mengulurkan tangan.

"aku ayana" jawab ayana.

"perkenalkan kami orangtua ayana, namaku sinta ibu ayana, dan ini pak dio ayah ayana, senang berkenalan denganmu nak reygan" ucap ibu memperkenalkan diri.

Setelah saling memperkenalkan diri acara makan malampun dimulai. Ramah tamah antar dua keluarga itu terasa begitu hangat. Dimata ayana reygan terlihat cukup baik, dia memperlakukan orangtua ayana dengan hormat, tutur katanya sangat baik dan itu membuat ayana sedikit terpukau. Ayana mulai berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Setelah acara makan itu selesai keluarga reygan mengajak ayana dan kedua orangtuanya menuju sebuah taman yang telah dihias begitu cantik.

"wahh, cantik sekali tante" ucap ayana spontan.

"terimakasih sayang, tapi kenapa kau memanggilku tante?" sahut bu dewi merajuk.

"maaf saya tidak terbiasa" jawab ayana tertunduk.

"sayang jangan tegang begitu, tante hanya bercanda, tak apa. Oh iya tante mendekorasi taman ini spesial untuk acara pertunangan kau dan reygan" jelas bu dewi kepada ayana. Sontak ayana terkejut mendengar ucapan bu dewi itu. Ayana segera memalingkan pandangannya dan menatap kedua orangtuanya.

"dewi, sabarlah.. Lihat anakku sangat terkejut. Kita belum membahas apapun" sanggah ibu ayana ikut panik.

"ahh.. Kukira malam ini malam pertunangan. Aku sudah membeli sepasang cincin berlian untuk anak kita" lanjutnya kecewa.

"kita duduk dulu dan bicarakan dengan tenang sayang" ajak pak darma.

Kamipun duduk berkeliling disebuah gazebo ditengah taman yang begitu cantik.

"ayana, reygan, kalian mungkin sudah tau mengapa kami mengenalkan kalian satu sama lain. Kami sebagai orangtua memiliki kekhawatiran yang sama terhadap kalian yang tak kunjung menikah" jelas pak darma memulai pembicaraan.

"kami berempat adalah sahabat baik sejak kami masih kecil, dan kami sangat bangga memiliki kalian, anak-anak yang begitu berbakti kepada kami. Kami sangat meyakini bahwa jika kalian menikah kalian pasti akan hidup bahagia karena kebijaksanaan kalian masing-masing, oleh sebab itu kami bermaksud menjodohkan kalian, berharap agar kalian dapat hidup bahagia seperti kami, tapi sungguh tak ada paksaan dalam keinginan kami, jika diantara kalian ada yang tidak menyetujui maksud kami, maka kalian bisa mengatakannya dengan jujur kepada kami" lanjut pak darma menjelaskan.

"bagaimana ayana?" tanya pak darma kepada ayana yang sejak tadi hanya terdiam mematung.

"ah.. Itu.. Aku.." ayana terbata-bata sambil menatap ayah dan ibunya. Sesekali ayana juga menatap reygan berharap dia juga mengatakan sesuatu.

"aku.. Aku akan mengikuti apapun harapan kalian.. Karena.. Aku yakin keputusan kalian adalah yang terbaik.. Dan aku hanya ingin melihat kalian berbahagia" jawab ayana ditengah keterdesakkannya ditatap oleh empat pasang mata yang berbinar.

"syukurlah.. Bagaimana denganmu rey?" tanya pak darma kepada reygan anaknya.

"terserah saja" jawabnya datar.

Tak seperti ayana yang merasa bersalah atas jawaban reygan, kedua orangtua ayana dan reygan justru bersyukur dan menganggap tak ada penolakan dari ayana dan reygan atas perjodohan ini. Dengan tergesa-gesa bu dewi segera mengeluarkan sebuah kotak perhiasan yang cukup besar dan menghampiri ayana.

"anakku, astaga betapa senangnya ibu.. Ini adalah perhiasan turun temurun dikeluarga kami. Karena sekarang kau adalah menantuku maka aku memberikan ini semua kepadamu. Dan ini juga, ini cincin pertunangan kalian, ayo kalian berdua berdirilah"

Ayana hanya bisa menuruti semua keinginan bu dewi tanpa bisa menolak. Ayah dan ibunya juga terlihat begitu bahagia di momen ini, namun melihat wajah reygan yang begitu muram membuat ayana menjadi ragu.

"uh.. Tante, bagaimana jika kita tidak terburu-buru, aku dan rey juga belum saling kenal, dan perhiasan ini juga sangat mahal, tidak seharusnya diberikan kepada orang asing sepertiku" ucap ayana sambil sesekali melihat reygan.

"apa yang kau katakan sayang, kita ini keluarga. Ayo rey berdirilah dan pakaikan perhiasan-perhiasan ini kepada ayana. Besok kita akan pergi melihat-lihat gaun pengantin, kalian harus segera menikah agar kami bisa segera mendapat cucu" lanjut bu dewi masih dengan semangatnya yang menggebu, sementara reygan berdiri dengan tubuh yang terlihat dipaksakan.

Ayana dan reyganpun akhirnya resmi bertunangan setelah bertukar cincin. Sejak malam itu berbagai macam persiapan pernikahan yang begitu mewah telah diatur oleh orangtua reygan hingga pesta pernikahanpun tiba.

Orangtua ayana berkali-kali meyakinkan ayana tentang pernikahan ini namun ayana pun berkali-kali meyakinkan bahwa ia telah sepenuhnya siap untuk menikah dan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak lagi.

Pesta pernikahan yang begitu mewah terlaksana dengan begitu khidmat. Banyak tamu undangan yang terkesima dengan kecantikan ayana. Meski tak sekalipun ayana melihat reygan tersenyum padanya, namun ayana meyakini bahwa keputusannya adalah yang terbaik untuk semua.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

tunangan tapi ko Sudah nikah lagi 🤔

2023-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!