Ajakan balap motor

Insiden pemusnahan keluarga Rayan itu kejadian yang sudah sangat lama. Jadi informasi tentang insiden itu menjadi tidak begitu jelas dan lengkap jika kebenarannya di cari tahu sekarang.

"Okay! Sampai sini aku paham. Tapi apa masalahnya dengan Rayan selain dia adalah keturunan keluarga abadi? Bukankah dia hanya manusia normal, Saera sudah melakukan mengecekan pada tubuh Rayan tepat setelah aku pergi dan dia bilang Rayan itu manusia normal! Tapi kenapa kau begitu tertarik padanya? Beritahu aku semua informasi yang kau miliki Indra!" Aina mendesak orang di depannya.

Tatapannya intens, menelisik setiap gerak gerik cowok itu. Meskipun cowok yang di tatap tengah duduk di kursi putar yang membelakanginya. Aina tak begitu peduli.

"Jelas Saera bilang begitu." Indra memutar kursi tunggalnya agar dirinya bisa saling berhadapan. "Aina! Kau tak lupa kalau Superhuman di bagi ke dalam dua jenis kekuatan bukan? Inside untuk pengguna kekuatan yang tidak ada hubungannya dengan 8 roh. Sedangkan outside itu untuk Superhuman yang menggunakan kekuatan roh. Mereka di pilih langsung oleh para roh sebagai anak kesayangannya. Jadi mereka sudah pasti harus di cintai oleh alam dulu baru bisa mengunakan kekuatan itu. Seperti Rayan yang di pilih oleh roh angin sebagai anak kesayangannya, sudah pasti dia di cintai oleh sang angin. Sekalipun Rayan teledor dan membahayakan nyawanya, angin akan tetap berusaha melindunginya, dengan atau tanpa Rayan sadari."

"Jadi dia seorang elementalist?" Terka Aina yang langsung mendapat pembenaran dari Indra.

"Rayan adalah anak yang di cintai angin. Seorang elementalist angin, Superhuman kelas outside. Tapi sayangnya Rayan sendiri tak menyadari hal itu. Karna itu aku menyuruh orangku untuk mengundangnya ke sekolah Franksinarga sebagai murid. Kalau soal kelasnya, dia di tempatkan di kelas J karna hanya kelas itu yang memiliki kursi kosong." Indra berujar seadanya. Itu juga sekaligus mengukuhkan kebenaran dari tebakan Aina.

Ia pun melanjutkan perkataannya.

"Jadi aku akan memerintahkan para osis untuk mengerjakan suatu misi yang berhubungan dengan Rayan. Misinya adalah untuk membuat Rayan menyadari bahwa dia adalah Superhuman seperti kita."

"Kenapa kita tidak beri tahu langsung saja?" Saran Aina dengan nada tanya, bermaksud meminta pendapat Indra.

"Rayan tidak akan percaya, selama ini dia menganggap semua yang terjadi padanya hanya sebatas keberuntungan dan kesialan semata."

Aina masih merasa bingung akan hal itu. Kesannya seperti sesuatu yang aslinya sederhana tapi malah di perumit oleh seseorang. "Tinggal kita buktikan sajakan? Kalo dia masih tidak percaya, kita bisa memperkuat buktinya dengan menunjukan kekuatan kita di depannya, toh juga sama-sama Superhuman"

Indra bersandar pada punggung kursinya, menutup matanya sembari mengatur nafas. "Tidak bisa! Rayan punya sedikit trauma dengan Superhuman seperti kita. Alasannya mungkin karna tragedi pemusnahan itu, jika dia malah takut sama kita, semuanya akan kacau! Kita harus menunjukkan kekuatan kita di depan Rayan untuk tujuan baik, tapi harus di lakukan dengan samar-samar sampai dia mulai terbiasa dengan situasinya, kita harus terus memancing rasa penasarannya yang mengarah pada Superhuman."

Aina akhirnya mengerti kenapa Indra memilih cara rumit untuk menyelesaikan permasalahan Rayan.

"Jika dia sudah siap, mungkin dia tidak akan kaget dengan kebenaran yang akan kita ungkapkan padanya nanti, karna dia pasti sudah menduga dan merasakannya lebih dulu." Ujar Indra menurut prediksinya.

"Pada saat itulah baru kita mengatakan tentang kekuatannya, tapi rencana ini bisa berubah tergantung situasinya. Intinya, kita harus membantu Rayan untuk mengenali kekuatannya jika kesempatan itu ada."

"Tapi kita tak bisa terus menunggu datangnya kesempatan, jadi kitalah yang akan membuat kesempatan itu. Karna itu kalian harus terus membuat ketidaknormalan di sekitarnya secara samar."

Aina menatap sosok di depannya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Melihat Indra yang memikirkan masalah Rayan sampai segitunya membuat ia merasakan beban berat yang tengah di pikul sang ketua. "Baiklah, aku mengerti. Tapi apa alasanmu? Kau tau latar belakangnya bukan main!"

Indra sedikit memutar kursinya, itu membuatnya bisa melihat pemandangan di luar jendela ruangannya, di satu sisi juga bisa melihat Aina yang ada di depan mejanya. Indra memutuskan untuk berkata sembari melihat pemandangan di luar jendelanya.

"Karna aliansi kita di bentuk dengan tujuan menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita. Sejak dunia telah tercampur dengan keberadaan para Superhuman, banyak dari mereka di eksploitasi oleh organisasi dan asosiasi besar untuk kepentingan pribadi." Indra menunjukan raut kesedihan, dua orang di sana terdiam cukup lama dan suasana pun menjadi hening. Tak lama setelahnya, Aina pergi meninggalkan ruang OSIS.

"Aku ingin berharap agar kau tak terlibat Ray. Tapi itu tidak mungkin."

***

Tok! Tok!

Cklek!

Krieeeeettt...

Itulah keseharian Rayan di malam hari, dan sudah dua minggu ia melakukan aktivitas itu. Pada awalnya Rayan menanggapi tamunya dengan ekspresi terkejut, lalu di hari ke dua ia menanggapinya dengan bingung, hari ketiga dengan senang, keempat juga senang, kelima juga begitu sampai 3 hari terakhir Rayan selalu menanggapinya dengan bete, mungkin dia bosan dengan aktivitasnya itu.

"Kali ini apa lagi? Kau gak bosan apa tiap malam ngajakin balap motor mulu?" Tanya Rayan dengan nada kesalnya.

"Syut!" Alex menempelkan jari telunjuknya dimulut Rayan.

"Kali ini taruhannya 500 juta." Ujarnya yang terdengar seperti bisikan syaiton. Rayan membelalak dengan Kilauan binar-binar di bola mata cantiknya. Dia tergiur dengan godaan itu!

"Gaslah!"

Sesuai rencana, kedua orang itu pun pergi ke arena balap liar di tempat biasanya. Rayan teringat saat Alex pertama kali mengajaknya balapan, ia harus pergi dengan di bonceng karna tak punya kendaraan tranportasi apa pun, tapi sekarang ia sudah punya motor balapnya sendiri dari uang hasil taruhan balap liar. Yah.. tak bisa di pungkiri kalau Rayan selalu senang dengan arena balap karna bagi Rayan sendiri itu adalah ladang cuannya, mungkin karna ia belum pernah kalah?

"Akhirnya sampai juga!" Celetuk Alex setelah membuka helm.

"Dengar Ray, kali ini gue pastiin lo bakal easy win! Soalnya lawan lo itu pemula" sambungnya dengan senyum sumeringah yang cerah, sementara Rayan hanya menanggapi dengan anggukan biasa saja.

Alex menjulurkan tangannya, menunjuk pada seseorang. Ia memberitahu Rayan bahwa seseorang yang tengah di tunjuknya itulah yang akan menjadi lawannya.

Rayan melihat seseorang yang di tunjuk Alex, ia mengangguk paham. "Tunggulah pundi-pundi uangku! Aku akan menjemput kalian wahai kasihku."

Sesuai dugaan Alex, Rayan beneran menang mudah. Harusnya pertandingan Rayan berakhir di situ, tapi karna pihak lawan mengajukan tantangan lagi dengan angka taruhan dua kali lipat, Rayan pun melakukan pertandingan ke duanya dengan lawan yang sama.

Semua berjalan normal seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya, Rayan masih unggul. Tapi di jalanan yang di apit dua hutan itu, ia harus mengalami kecelakaan untuk menghindari hewan yang tiba-tiba saja berlari menyebrang jalan.

Motor milik Rayan terseret sampai 15 meter dan ia terpental cukup jauh hingga tubuhnya menghantam pohon besar. Anehnya Rayan tak terluka sedikitpun, dia baik-baik saja, bahkan dapat berdiri dengan normal di tempatnya jatuh tadi. Semua itu tak lepas dari penglihatan lawan balapnya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya si lawan yang sudah turun dari motornya untuk mengecek keadaan Rayan.

"Aku.... kurasa aku tidak apa apa." Jawab Rayan yang juga masih bingung dengan keadaannya, bertanya-tanya kenapa bisa dirinya masih baik baik saja?

"Ini harusnya tidak mungkin! Aku lihat dengan jelas dia menghantam pohon dengan kuat, harusnya dia mengalami patah tulang, tapi dia nampak normal-normal saja seolah yang kecelakaan bukan dia? Padahal motornya sampai ringsek kayak gitu. Apa mungkin dia Superhuman? Tapi jika begitu, seharusnya dia mempertimbangkan cara lain yang lebih menjamin keselamatannya. Apa itu berarti dia hanya manusia biasa? Lalu apa yang dapat menjelaskan semua ini?" Pikir lawan balap Rayan yang hanyut dalam lamunannya.

"Kurasa kita harus hentikan balapan ini, motorku mungkin tak bisa di gunakan lagi, jadi antar aku ke tempat awal kita tadi."

Terpopuler

Comments

Mar Briyith ER

Mar Briyith ER

Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.

2023-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!