Rentetan pertanyaan

"Saera?" Archie menatap gadis di sampingnya dengan perasaan yang sudah lebih tenang. Ia juga bertanya-tanya kenapa Saera bisa ada di dekatnya.

"Tidak apa-apa. Selama ada aku, kau akan baik-baik saja. Kau begini pasti karna ada yang merusak tanaman di sekitarmu. Manusia-manusia itu! Seberapa banyak kita beri tau pun, mereka tidak mau dengar!" Ujar siswi dengan nama Saera, wajahnya terlihat serius seperti sedang memarahi seseorang.

"Biarkan saja. Lagi pula ini sudah jarang terjadi. Mungkin mereka tidak sengaja merusak tanamannya." Archie memberi perkataan yang menenangkan dan mendamaikan. Ia tak ingin masalahnya di perbesar.

Setelahnya, ia berdiri dari tempatnya dan menatap Rayan dengan perasaan tak enak hati. "Maaf ya Rayan. Kau jadi harus ikutan panik karna aku. Lupakan saja apa yang baru terjadi jika itu mengganggu pikiranmu. Kau bisa anggap itu sebuah penyakit." Archie berlalu pergi bersama Saera. Meninggalkan Rayan seorang diri.

Tentu perkataan itu membuat Rayan termenung di tempatnya karna melihat kejadian aneh yang baru saja terjadi, banyak pikiran berkecamuk dalam kepalanya.

"Jangan pikirkan yang aneh-aneh! Mungkin itu cuma sandiwara." Rayan mencoba meyakinkan dirinya. "Tapi gimana jika itu benar-benar penyakitnya." Pikirnya frustasi.

Ia pun pergi dari taman itu menuju kelasnya. Lelah memikirkan keanehan-keanehan yang terjadi semenjak ia pindah di sekolah barunya.

...----------------...

*Sore hari di waktu setengah empat.

Rayan sedang berjalan kaki menyusuri jalanan aspal yang sepi dengan pohon-pohon berjejer rapi di samping kiri dan kanan jalan tersebut.

"Haaah... gara-gara motorku rusak dan belum sempat beli baru. Aku jadi harus jalan kaki sampai jalan raya yang padat kendaraan agar mendapat taksi, atau setidaknya ojeklah." Monolog Rayan berkeluh kesah di sepanjang perjalanannya. Ia menunduk untuk melihat jalan aspal yang di laluinya.

Saat Rayan mengangkat pandangannya, ia melihat ada dua remaja cowok dan cewek dengan seragam sekolah yang sama dengannya. Mereka sedang di hadang beberapa orang misterius di samping mobil hitam yang sepertinya milik orang-orang itu.

Dua remaja itu terlihat jelas melakukan pemberontakan hebat untuk terlepas dari cekalan pria-pria misterius berbadan besar di sekelilingnya.

Rayan pun segera menghampiri dua remaja yang butuh pertolongan. Dia memilih membantu karna dia percaya diri bisa mengalahkan orang-orang itu.

Karna dirinya adalah tipe orang yang gak akan nekat membantu orang lain kalau ia menilai tak akan mampu untuk membantu. Tapi itu prinsip yang mungkin masa berlakunya akan segera habis.

Bhuak!

Suara tendangan Rayan membuat salah satu pria di sana ambruk di aspal, tapi tentu tidak sampai hilang kesadaran. Meski begitu, serangan itu dapat membuat pria lain di sana menjadi lengah akan sekitarnya.

"LARIIII!" Rayan menarik masing-masing tangan remaja yang ada di sana, membuat kedua remaja itu ikut berlari bersamanya.

Setelah merasa bahwa mobil berisi para pria misterius itu tak lagi mengejar, Rayan pun menghentikan larinya dan mereka bertiga pun terengah-engah bersama.

"Hei... kenapa kau menolong kami?" Tanya remaja pria di sana setelah ketiganya selesai mengatur nafas.

"Maaf... lain kali aku tidak akan menolong kalian sekalipun aku melihat kalian di culik di depan mataku." Jawab Rayan sarkas. Kedua remaja di sana pun terdiam dengan jawaban itu.

"Bukan. Maksudnya. Alasannya! Tidak bodoh. Berpikir. Orang. Tidak. Berbahayakan? Bagaimana. Mereka. Menyingkirkanmu? Kemudian?" Ujar remaja wanita di sampingnya, nada dan ekspresinya sedikit kesal.

"Hah?" Rayan memasang wajah dungu. Tak mengerti dengan apa yang di katakan gadis itu. "Kau ngomong apaan?"

Gadis yang ada di sana mengetikkan sesuatu di ponselnya. Tak lama kemudian, ia menunjukan layar ponselnya pada Rayan.

|bukan begitu maksudnya! Aku bertanya alasannya! Kau tidak bodoh dengan berpikir bahwa orang-orang itu tidak berbahayakan? Bagaimana kalau mereka menyingkirkanmu di kemudian hari?| -translate gadis itu melalui ponselnya.

"Hmm.... entahlah. Mungkin rasanya akan sama seperti waktu itu?" Rayan mengingat masa lalu. "Tapi kenapa kau berbicara seperti itu?" Tanyanya sedikit penasaran. "Bicaralah yang jelas agar orang tak salah paham dan bisa mengerti!" Ujarnya memberi nasehat.

Gadis itu pun mengetikkan sesuatu lagi di ponselnya.

|aku adalah manusia istimewa dan cara bicaraku ini merupakan kelemahanku. Aku cuma bisa berbicara 50 kata perhari. Jadi aku harus pintar menghematnya| -translate gadis itu.

Rayan sedikit terkejut.

"Manusia istimewa? Apa maksudnya dia cacat?" Pikir Rayan. Ia tak mengetahui arti sebenarnya dari kata manusia istimewa.

"Kena kalian!" Seorang pria berteriak dengan tiba-tiba. Membuat ketiga remaja di sana terkejut bersamaan.

Saat ketiga remaja itu mengedarkan pandangannya, mereka mendapati banyak orang di sekelilingnya. Tersadar bahwa mereka telah di kepung oleh banyaknya orang misterius. Tak ada lagi jalan untuk melarikan diri karna semua jalan sudah penuh dengan keberadaan orang-orang misterius itu.

"Sialan! Gimana nih?" Rayan merasa frustasi dengan situasi menyebalkan yang dialaminya.

"Lagian kalian berdua bikin masalah apa dah sampai berurusan dengan orang-orang berotot dan nyeremin seperti mereka?" Tanya Rayan kesal.

Remaja cowok di sana nampak mencari sesuatu di dalam tasnya. "Jangan khawatir. Kali ini aku yang akan tangani, tolong lindungi Asnia untukku." Ujarnya dengan ekspresi tenang.

Beberapa saat kemudian remaja cowok itu berdiri kembali dengan seruling di tangannya, memainkan seruling itu dengan nada yang indah dan sangat merdu di telinga. Anehnya, itu justru membuat Rayan semakin kesal pada tindakan remaja cowok itu.

"Apa yang kau lakukan?! Mengapa kau malah main seruling di saat seperti ini?!" Teriak Rayan frustasi.

Gadis bernama Asnia menunjukan layar ponselnya pada Rayan.

|percaya padanya. Alat musik adalah kekuatannya! Kita akan baik-baik saja selama musuhnya bukan manusia istimewa juga| -translatenya. Menunjukan wajah penuh keseriusan.

Rayan begitu terkejut ketika melihat puluhan orang misterius tak sadarkan diri di aspal.

"Apa yang terjadi? Apa mereka mati?"

Asnia menggelengkan kepalanya.

"Tidur."

"Tunggu! Mengapa dari tadi hanya kau yang merespon perkataanku? Sedangkan orang itu terlihat acuh? Apa dia tuli? Atau memang dia sengaja mengabaikanku?"

Asnia menggeleng dengan cepat.

"Bukan!" jawabnya dengan tegas.

Dia pun mengetikkan sesuatu di ponselnya dan kemudian menunjukannya pada Rayan.

|Dia hanya bisa mendengar suara dari musik yang di mainkannya. Selain itu, semua suara yang ada di dunia ini tidak akan bisa di dengar olehnya. Itulah kelemahannya. Resiko karna memiliki kekuatan luar biasa. Manusia istimewa!|  -translatenya.

"Manusia yang punya kekuatan super? Manusia istimewa? Superhuman Seperti kakak?" Pikir Rayan dalam lamunannya.

"Apa mereka adalah suruhan dari keluarga seketurunan kalian yang ingin menangkap kalian karna memiliki kekuatan itu?"

Asnia menatap bingung dengan pertanyaan Rayan. Dari ekspresi itu, Rayan dapat menyimpulkan apa jawabannya.

"Sepertinya bukan ya... kalau begitu Superhuman menjadi incaran banyak orang yang tak mereka kenal. Ini semakin menakutkan!" 

"Lalu kenapa mereka mengincar kalian?"

Pertanyaan itu di jawab oleh remaja cowok yang ada di sana.

"Kami tidak tau. Ini pertama kalinya kami mengalami hal ini. Tapi mungkin mereka menginginkan kekuatan kami untuk tujuan tertentu yang berujung pada keuntungan pribadi. Ketua osis pernah menginggung tentang eksperimen (S-H). Mungkin mereka adalah organisasi pemburu yang bertugas memburu kita untuk di jadikan bahan eksperimen."

Rayan menatap bingung pada sosok yang tiba-tiba saja menimbrung obrolan.

"Bukankah seharusnya kau tak bisa mendengar perkataanku?" Entah kenapa hari ini banyak sekali hal yang membuatnya bingung.

Remaja pria itu tersenyum dengan tulus.

"Meski tak bisa mendengar, aku bisa membaca gerak mulut seseorang dan kemudian mengetahui apa yang mereka katakan." Ujarnya memberi penjelasan.

Rayan hanya ber oh ria dengan penjelasan itu.

"Ngomong-ngomong, apa itu eksperimen SH?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!