“Tuan..”ucapnya setelah berhasil memayungkan tuannya dan wanita dalam gendongannya
“Aku harus membawanya ke rumah sakit” ucapnya tanpa berhenti melangkah.
“Bapak langsung ke rumah saja. Aku menggunakan mobilnya”ucapnya setelah membuka dan memasukkan Olivia ke dalam mobilnya dan menutupi tubuhnya menggunakan Jaz hitamnya.
“Ceroboh”ucapnya saat menjalankan mobil dengan kunci yang tergantung di tempatnya.
“Apa kamu tidak tahu pentingnya menjaga kesehatan. Untung saja aku tidak langsung pulang”ucapnya mengomel ngomel.
“Kalau sampai orang jahat yang menemukanmu seperti ini, hancurlah hidupmu”lanjutnya masih sementara mengemudi.
Saat sampai ketempat tujuan Egi dengan sigap menggendongnya sembari berlari membuat petugas kesehatan dengan sigap membawah bangsal
“Segera lakukan tindakan dan jangan lupa pakaiannya di ganti”ucapnya setelah memberikan Olivia, membuat petugas langsung menjalankan tugas.
Ruang VVIP menjadi tempat Olivia di rawat pertanda laki laki yang membawanya bukan sembarang orang. Pasien telah di tangani bahkan telah menggunakan pakaian pasien.
“Sus. Tahu wanita ini siapa?. Tidak biasanya Dokter Egi bersama wanita apalagi sampai kontak pisik”ucapnya setelah menyelesaikan tugas.
“Uss. Kalau sampai Dokter Egi mendengar ucapanmu. Matilah Kita. Yang jelas wanita ini wanita spesial”jawabnya membuat Suster menanggung dan meninggalkan Pasien yang sudah kembali normal meski belum sadar diri.
Tepat saat pintu tertutup Olivia membuka mata perlahan yang nampak ruangan megah dengan atribut kesehatan membuatnya beranjak dari tempat tidur.
“Aku harus pulang”ucapnya.
Olivia mencabut gelang pasien dan berali mengganti pakaian menggunakan pakaiannya yang sudah bersih dan terlipat rapi.Tangan menari di atas kertas kemudian meletakkannya di bawah gelas berisi air.
Egi yang menjadi buah bibir dengan santainya mengganti pakaian dan berjalan menuju tempat wanita yang dibawah tetapi di tengah koridor tubuhnya di senggol oleh orang berjs hitam serta memakai masker.
“Maaf”ucapnya sembari menunduk kemudian berlalu begitu saja.
Egi kembali melangkahkan kaki hingga sampai di ruangan yang tidak berpenghuni.
“Mungkin. Olivia ke toilet”ucapnya sebelum melihat isi kertas di tangannya.
“Terima Kasih telah menolongku dan merawat ku tetapi aku harus pulang”ucapnya membaca isi surat.
Ingatan kembali terputar saat seseorang menyenggol tubuhnya membuatnya berhenti cemas dan berali tersenyum.
“Ternyata Olivia, pantas saja aku mengenali Jasnya. Wanita itu ternyata cerdas juga bisa kabur dari rumah sakit ini”ucapnya senyum senyum membuat dua orang yang baru membuka pintu terkejut.
“Dokter Egi”ucapnya membuat senyuman lenyap berganti wajah datar.
“Dok. Wanita itu..”ucap salah satu Suster saat menyadari Pasiennya tidak ada di tempat.
“Dia sudah kembali ke Rumahnya. Kalian bisa kembali bekerja”ucapnya membuat Suster yang baru tiba bergegas pergi lagi tetapi terhalang oleh ucapan Egi.
“Sus Ana dan Sus Rini”ucapnya membuat pemilik nama berbalik arah melihat wajah yang nampak serius.
“Mulai sekarang jangan menggunakan ruangan ini tanpa seizinku”lanjutnya membuat kedua suster terdiam dilanda heran.
“Kalian mengerti”ucapnya dengan suara tegas yang langsung mendapat persetujuan.
“Mengerti Dok”ucapnya.
“Kalian silahkan kembali bekerja”ucapnya.
“Sus. Dokter Egi tampan tampan tetapi menakutkan. Kasihan banget wanita itu”ucapnya setelah menutup pintu ruangan.
“Sus Rini. Pelan kan suaramu. Ini rahasia kita”jawabnya membuat Sus Rini menutup mulut.
Kendaraan kembali ketempat semula membuat wajahnya kembali sendu melihat halaman di mana waktu kecilnya bersama Abangnya di habiskan di sana. Ternyata bukan hanya Olivia yang berduka melainkan seluruh keluarganya.
“Mami. Maafkan Olivia datang terlambat”ucapnya memeluk.
“Olivia kemana saja?. Mami menghubungimu sedari tadi”ucapnya.
“Maaf Mami. Olivia sengaja menonaktifkan ponsel untuk memberi kejutan tetapi..”ucapnya kembali terisak.
“Olivia. Ikhlaskan Abang dan Kakakmu. Ini sudah takdir mereka”ucapnya mencoba tegar membuat tangisan mereda.
“Mom”teriaknya sembari berlari memeluk Olivia yang tubuhnya tiba tiba terasa membeku.
“Mom. Dari mana saja. Kenapa baru kembali” lanjutnya berucap membuat semua dilanda kebingungan serta duka.
“Alex. Olivia is your my Aunty”ucapnya membuat Alex menggeleng.
“No. My Mom”jawabnya mempererat pelukan pada kaki jenjang Olivia.
“No Alex. Olivia adalah Aunty nya Alex bukan Mom. Mom nya Alex..”ucapnya terpotong oleh ucapan Maminya.
“Olivia. Alex masih kecil, belum tahu apa apa” ucapnya dengan nada tegas
“Mami. Kita harus memberitahu kenyataannya” ucapnya.
“Olivia”teriaknya penuh emosi membuat Alex berali memeluk Omanya.
“Oma. Mom tidak salah. Alex janji tidak menangis lagi”ucapnya membuat emosi mereda.
“Mom. Alex sudah besar jadi tidak boleh cengeng” ucapnya tersenyum kepada Olivia.
“Alex main sama Kak Didi dulu”ucapnya penuh kelembutan.
“Alex mau main sama Mom”jawabnya membuat Olivia terpaksa tersenyum.
“Alex main sama Kak Didi dulu. Nanti aku temani Alex main,sepuasnya”ucapnya membuat Alex girang dan langsung melaksanakan perintah.
“Mami. Aku Aunty nya Alex sampai kapanpun akan seperti itu”ucapnya.
“Alex lambat laun juga akan mengerti kalau Mom nya telah tiada. Kita hanya butuh waktu yang tepat untuk menjelaskannya. Tunggu sampai Alex dewasa”jawabnya membuat yang lain hanya menyimak.
“Mami. Tidak bisa .Olivia harus segera kembali ke Singapura untuk melanjutkan pendidikan. Olivia dapat beasiswa Mami”ucapnya membuat orang tuanya terdiam tetapi tidak dengan Bianca.
“Dimana hati nuranimu. Kamu tega meninggalkan Alex demi mengejar pendidikanmu” ucapnya membuat keadaan makin panas.
“Tutup mulut Bianca. Aku tidak bermaksud demikian aku hanya ingin mengambil kesempatan yang belum tentu datang dua kali”jawabnya.
“Kamu terlalu egois Olivia. Mementingkan diri sendiri dan mengabaikan perasaan Mami dan Papi apalagi Alex”ucapnya.
“Kenapa kamu terus menyalahkan ku?. Kenapa bukan kamu saja yang menjadi Mom nya Alex. Kamu juga Aunty nya sama sepertiku”ucapnya tidak mau mengala.
“Aku tidak bisa. Aku harus kerja”
“Aku juga tidak bisa. Aku harus kuliah lagi sekaligus cari pekerjaan”
“Kenapa harus susah cari kerja apa kamu luka Permana punya perusahaan yang selama ini Abang yang pimpin. Kenapa tidak menggantikan posisi Abangmu karena tinggal kamu anak Papi”ucapnya makin saling memanasi.
“Aku tidak masalah jika Bianca yang memimpin sebab Mami dan Papi sudah menganggap mu sebagai anaknya. Kamu bisa memimpin perusahaan sekaligus merawat Alex. Setidaknya kamu lebih berpengalaman dari pada aku”
“Aku tidak bisa. Apalagi Alex sendiri yang memanggilmu Mom, bukan Aku”ucapnya membuat orang pusing.
“Kalian selalu saja bertengkar. Alex dan perusahaan akan menjadi tanggung jawab Papi dan Mami. Kalian silahkan melakukan apa yang kalian mau”ucapnya membuat perdebatan berakhir.
“Oma. Kita pasti bisa merawat perusahan serta cucu kita”ucapnya membuat tangisan Oma pecah lagi membuat Alex berlari menghampirinya.
“Oma jangan nangis. Nanti Dad ikut menangis di surga”ucapnya membuat tangisan redah.
“Kata Dad dan Mom. Alex harus menjaga Oma,Opa, Aunty dan Mom”lanjutnya membuat semua terdiam antara haru dan juga bingung.
“Alex. Dad di surga, siapa yang memberi tahumu?” tanyanya.
“Kak Didi”jawabnya.
“Tadi malam Dad dan Mom tidur bersama Alex dan bilang dia Mom Alex”,ucapnya sembari menunjuk kearah Olivia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
R.F
nyicil lagi kak
2024-02-09
0
Galaxysurya
setangkai nawar merah unk Thornis
2023-10-16
0
Galaxysurya
bukan Olivia yang bucin tapi kamu Egi.Cerobah bisa jatuh cinta pada pandangan pertama.
2023-10-16
1