“Aku”ucapnya terkejut sembari menunjuk diri sendiri.
“Yes Mom”jawabnya memutar kembali ingatan.
“Alex”ucapnya sembari membelai lembut anaknya.
“Yes Dad”jawabnya sembari senyuman.
“Alex jika Dad tidak ada. Alex harus menjaga Mom, Oma, Opa, Aunty Olivia dan juga Aunty Bianca. Alex sudah besar sayang”ucapnya.
“Yes Dad. Alex akan menjaga semuanya jika Dad pergi kerja cari uang yang banyak”jawabnya membuat Mom nya gemes.
“Anak, pintar. Alex”ucapnya dengan wajah yang berubah sendu.
“Hadir Mom Sayang”jawabnya membuat Mom mengambil salah satu foto berisi seluruh anggota keluarga Permana.
“Alex, tahu ini siapa?”tanya sembari menunjuk seorang wanita.
“Aunty Olivia, Mom”jawabnya.
“Jika suatu saat Mom pergi dia akan menjadi Mom Alex”ucapnya membuat Alex mengangguk sementara suaminya hanya memandang dengan tatapan sulit diartikan.
Air mata Oma kembali menetes tanpa suara, mendengar cerita dari cucunya sementara Olivia hanya terdiam dengan tatapan kosong.
“Mom”ucap Alex membuat Olivia memandangnya.
“Maaf, Olivia lelah mau istirahat”ucapnya sembari melepas genggaman tangan Alex pada tangannya.
“Oma. Mom tidak suka Alex”ucapnya sembari melihat kepergian Olivia.
“Tidak Alex. Mam Olivia baru saja melalukan perjalanan jauh jadi harus istirahat. Alex main sama Oma dan Opa”ucapnya membuat Alex mengangguk meski berat hati.
“Olivia kamu selalu beruntung terlahir dari keluarga yang memberimu segala hal teruma kasih sayang tidak sepertiku yang harus berjuang untuk hidup dan kebahagian ku sendiri”batinnya memandangi keharmonisan keluarga yang baru saja kehilangan orang tersayangnya.
Kamar yang terakhir ditempati tiga tahun masih tampak sama tidak ada perubahan sedikitpun kecuali tidak ada lagi Abang dan Kakak yang selalu membuat kamar dihiasi tawa dan canda.
“Abang, Kakak. Apa maksud kalian mengatakan hal itu pada Alex”ucapnya berbicara pada foto yang tersenyum penuh kebahagian.
“Kak Alexa. Bagaimana bisa Olivia menggantikan posisimu sebagai Mom nya Alex. Olivia bahkan belum menikah dan sekarang sudah dipanggil Mom”lanjutnya dengan air mata sederas hujan di luar sana.
“Abang, Kakak. Aku tidak bisa menjadi Mom nya Alex. Olivia tidak tahu mengurus anak kecil”ucapnya berakhir menutup mata.
Hujan masih menyiram bumi hingga malam tiba membuat Alex menangis di dalam selimutnya. Bukan karena takut hujan,petir atau guntur tetapi hatinya terluka sebab orang yang diharapkan tidak kunjung terlihat dan bahkan melewati makan malam hanya karena tidak mau menganggapnya.
“Mom pasti tidak mau punya anak sepertiku”ucapnya dibarengi isak tangisan.
Pintu kamar Alex terbuka perlahan menampakkan kaki yang melangkah ke tempat tidur dimana Alex kini berada. Tangisan mereda mendengar orang mendekat ke arahnya.
“Mom”ucapnya setelah membuka selimutnya.
“Anak laki laki harus kuat”ucapnya sembari menghapus air mata di pipi Alex.
“Kata Paman di TV Mom dan Dad Alex meninggal. Itu berarti orang tua Alex sekarang tinggal di surga bersama tuhan”ucapnya tanpa berani lagi melakukan kontak pisik.
“Alex mau ikut ke surga”lanjutnya membuat Olivia memeluk erat tubuh kecil di hadapannya.
“Alex harus tetap di sini. Siapa yang akan menjaga Oma,Opa,Aunty dan Mom jika Alex pergi”ucapnya kembali memandang wajah yang memandangnya juga.
“Alex boleh memangil mu Mom”ucapnya membuat Olivia mengangguk.
“Mom. Jangan pergi juga meninggalkan Alex”ucapnya memeluk wanita yang menahan tangisan.
“Abang, Kak. Olivia janji akan menjaga Amanah kalian. Alex akan ku jaga dan ku rawat seperti Mami dan Papi menjaga dan merawat kita”batinnya tanpa menyadari wajah Alex yang sudah berbahagia.
“Mom. Mom. Belum makan malam. Ayo Alex temani”ucapnya membuat Olivia hanya mampu tersenyum.
“Abang, Kak ternyata kalian mendidik Alex dengan sangat baik”batinnya.
“Oma. Opa kenapa belum tidur”ucapnya saat melihat dua orang di ruang keluarga.
“Alex. Kenapa belum tidur?. Takut tidur sendiri sayang?”tanya Oma saat melihat Cucunya masih berkeliaran.
“Tidak Oma. Alex menemani Mom makan Malam”jawabnya membuat Oma dan Opa berali terpusat pada Olivia yang baru tiba.
Tidak ada percakapan yang ada hanya pandangan yang berpusat pada Olivia yang perlahan melangkah menghampiri ke dua orangnya. Bersimpul sembari memohon ampunan.
“Papi, Mami maafkan Olivia atas kejadian tadi”ucapnya membuat Orang tuanya saling memandang.
“Papi mendukung semua keputusanmu”ucapnya membuat Olivia makin terisak.
“Maafkan Mami membentak mu. Mami hanya tidak tahu berbuat apa setelah kepergian Abangmu dan kakakmu. Mami menyayangimu Olivia.
“Mami tidak salah. Benar kata Bianca. Olivia egois dan mementingkan diri sendiri”ucapnya langsung disaksikan oleh Alex.
“Bangun sayang. Anakmu mengkhawatirkan Mom nya”ucapnya sembari tersenyum.
Olivia perlahan mengangkat wajah melihat senyuman serta anggukan kedua orang tuanya. Mata dan tubuh berali mendekati Alex yang masih setia pada tempatnya.
“Sayang. Tenang aku baik baik saja”ucapnya sembari menggandeng tangan anaknya menuju tujuan pertamanya. Senyum kedua orang tuanya terbit sebelum kembali ke kamar.
“Sayang. Aku sudah terbiasa makan sendiri. Alex tidur saja duluan”ucapnya sebab melihat Alex beberapa kali menguap.
“Alex tidak akan kemana mana tanpa Mom. Mom makan saja Alex tungguin”ucapnya menahan rasa kantuk.
Olivia kembali melanjutkan makan dengan tergesa gesa sebab memikirkan anak kecil di hadapannya yang masih sekali kali menguap.
“Sudah. Ayo kembali ke kamar. Tidur”ucapnya.
Alex kembali semangat dan berali mengandeng tangan Olivia. Berjalan tanpa ucapan hingga berhenti di depan salah satu kamar.
“Alex masuk langsung tidur iya”ucapnya membuat Alex terdiam sembari menunduk
“Kenapa Alex takut tidur sendiri?”tanyanya membuat Alex menggeleng.
“Bagus. Anak hebat. Alex sudah waktunya tidur”ucapnya membuat Alex diam ditempat.
“Kenapa. Coba katakan Alex maunya Apa”ucapnya membuat Alex perlahan melihat wanita yang menjulang tinggi.
“Mom tidak mau tidur bersama Alex”ucapnya sendu membuat Olivia tersenyum.
“Siapa bilang. Siapa yang bisa menolak tidur bareng bersama Alex yang yang tampan ini”ucapnya sembari memegang pipi Alex dengan gemes.
“Ayo masuk aku menemani Alex sampai tidur.”ucapnya sembari membuka pintu tetapi Alex tetap diam ditempat.
“Kenapa Sayang. Apa Aunty buat kesalahan”ucapnya bingung melihat diam Alex.
“Mom bukan Aunty”ucapnya dengan wajah pias membuat Olivia mengatur nafas.
“Maaf. Apa Alex mau tidur di kamarku?”ucapnya membuat Alex tersenyum.
“Emang Boleh Alex tidur bareng Mom dikamar Mom?”tanyanya membuat Olivia menggendongnya ke kamarnya.
“Alex biasanya kalau mau tidur,di nyanyikan atau di bacakan dongeng”tanyanya setelah menyelimuti Alex di sampingnya.
“Biasanya Mom dan Dad memelukku sampai aku tidur”jawabnya dengan sendu membuat Olivia menggeser tubuhnya.
“Baiklah mulai sekarang, aku yang akan memeluk Alex”jawabnya membuat Alex tersenyum.
“Selamat tidur sayang”lanjutnya kemudian menutup mata membuat Alex juga menutup mata dan memeluk Olivia.
Malam semakin larut dalam kesunyian, tidak ada lagi suara kecuali dengkuran halus pertanda Alex telah tidur. Olivia perlahan melepas pelukannya kemudian melepas pelukan Alex padanya.
Wajahnya tenang Alex membuat Air mata membasahi pipinya.
“Tidur yang nyenyak sayang. Alex adalah amanah yang harus aku jaga baik baik”ucapnya sebelum terlelap membuat Alex membuka mata sebab hanya pura pura tertidur.
“Mom aku akan menjagamu dan tidak akan membiarkan siapapun membuatmu menangis lagi” batinnya seraya menghapus dengan pelan sisa air mata Olivia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
R.F
nyicil lagi kak he
2024-02-10
2
Boutiq Maria
sampai bisa nangis aqu bacanya
2023-12-07
0
Galaxysurya
jika Bianca iri pada Olivia aku malah iri padamu Alex
2023-10-16
0