MOM OR AUNTY
Langkah kaki memasuki garasi kendaraan dengan cara mengendap endap sembari memperhatikan keadaan sekitar yang terlihat aman. Kesempatan di gunakan dengan Mengotak atik kabel menggunakan pelindung tangan agar tidak meninggalkan jejak.
“Maaf Tuan. Aku butuh uang yang banyak untuk perawatan Ibuku”ucapnya setelah melakukan tugas tepat saat tuannya menghampiri.
“Bang Didi hari ini di rumah saja. Aku mau mengantar nyonya belanja”ucapnya pada laki laki yang membuka pintu.
“Siap Tuan”ucapnya sembari menunduk hormat.
“Bang Didi sudah berulang kali aku mengatakan. Aku sudah menganggap mu sebagai Abang. Jadi tidak perlu memanggil tuan dan melakukan seperti itu. Anggap aku adikmu”ucapnya penuh ketulusan membuat istrinya tersenyum.
“Maaf tuan”ucapnya kembali menunduk.
“Terserah Bang Didi saja. Aku titip orang rumah” ucapnya membuat Didi kembali menunduk hormat pada sepasang suami istri yang merupakan majikannya.
“Tuan orang baik semoga tuhan melindungi mu” batinnya sembari memandang mobil yang yang berlalu pergi.
“Terima Kasih Sayang”ucapnya sembari tersenyum ke arah suaminya yang sedang menyetir.
“Harusnya aku yang berterima kasih karena telah mengandung, melahirkan serta merawat Alex dengan baik”jawabnya sembari mengusap lembut rambut istrinya
“Itu menjadi kewajibanku sayang”ucapnya dengan senyuman indah.
“Terima kasih telah menjadi istri, Mom serta menantu yang sangat baik. Maaf jika Mami dan Papi sering merepotkan mu”
“Mami dan Papi memperlakukanku sama seperti Olivia, anak perempuannya.”ucapnya sembari bersandar di pundak suaminya.
“Aku yang berterima kasih karena telah menjadikan aku bagian dari Permana. Selama ini aku hidup hidup berdua dengan Bianca tetapi sayang memberiku keluarga yang sempurna dan sangat menyayangiku”lanjutnya berucap.
“Aku yang minta maaf karena terlalu sibuk di perusahaan sampai jarang meluangkan waktu untuk Sayang” ucapnya mengecup punggung tangan istrinya.
Kebahagian suami istri tidak luntur meski telah memiliki anak. Perjalan begitu dinikmati hingga mobil melaju kencang melewatinya membuatnya menaikkan kecepatan.
“Sayang. Jangan laju laju. Aku takut”ucapnya membuat sang suami menurunkan kecepatan tetapi tidak bisa.
“Sayang ada apa”ucapnya tambah khawatir.
“Sayang. Ram mobil tidak berfungsi” jawabnya berusaha mengendalikan mobil tetapi tetap saja melaju kencang dibarengi bunyi klakson.
Mobil menabrak kendaraan dihadapannya sampai tergelincir bersamaan dengan mobilnya.
“Sayang...”ucapnya sendu dengan darah yang mulai mulai menetes.
“Sayang. Alexa”ucapnya menggenggam tangan istrinya yang berlumuran darah.
Kebahagian seketika berubah menjadi lumuran darah tetapi tetap saja melempar senyuman kepada wanita yang di cintainya sebelum menutup mata. Tidak ada lagi cahaya kebahagian sebab berganti dengan kobaran api yang menghanguskan dua kendaraan roda empat sekaligus.
Bunyi mobil petugas, kepolisian, kesehatan, serta Pemadam Kebakaran. membelah membubarkan sekumpulan orang yang mengerumuni tempat kejadian.
Api dipadamkan kemudian memeriksa keadaan korban dan ada pula yang menjaga keamanan agar tidak melewati garis polisi.
Korban di larikan ke rumah sakit dengan bantuan pernapasan dan ada pula dengan yang dimasukkan kedalam kantong mayat.
Rumah sakit di sibukkan dengan pasien darurat sementara di kediaman Permana di sibukkan dengan membujuk anak kecil untuk berhenti menangis.
“Alex Sayang. Mom dan Dad mu akan kembali membawakan mu mainan”ucapnya membuat tangisan makin keras.
“Opa. Tidak biasanya Alex menangis seperti ini. Alex biasanya bermain dengan gembira meski Mom dan Dad nya pergi”ucapnya tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Suara tangisan Alex tidak mampu mengalihkan pandangan orang tua dari Dad nya mengamati berita di layar TV tentang kecelakaan yang menewaskan semua korban.
Empat nama korban tertera dilayar, tiga perempuan dan satu laki laki yang sangat Dikenalinya.
“Tidak”teriaknya histeris.
“Opa. Anak anak kita tidak mungkin meninggal. Kita harus ke rumah sakit”.ucapnya sembari mengendong cucunya.
“Alex sayang. Diam iya. Kita akan mencari Mom dan Dad mu”ucapnya membuat Alex terdiam sampai tertidur dalam pangkuan Omanya.
Alex yang tertidur berali ke gendongan Opanya sehingga tidak mampu melihat kejadian dimana petugas mengantar Oma dan Opa ke ruang Mayat. Tangisnya pecah saat melihat wajah pucat Anaknya terlebih lebih saat melihat mayat yang tidak jelas bentuknya akibat terbakar
“Kami menemukan KTP di tas yang berada di sampingnya sehingga kami menetapkan bahwa beliau adalah Putri Alexa istri dari Erik Permana”ucap petugas membuat Oma histeris sampai tidur Cucunya terusik.
“Oma. Kenapa menangis. Mom dan Dad di mana?”ucapnya membuat Oma menahan tangisan dan berali membenamkan tubuh cucunya dalam pelukannya
“Sayang. Kita pulang iya nanti Mom dan Dad mu menyusul”ucapnya membuat Alex mengangguk.
“Oma. Alex sudah besar jadi bisa jalan sendiri”ucapnya membuat Oma menurunkan Cucunya.
Berjalan menyusuri Koridor rumah sakit membuat Oma menyembunyikan tangisannya dengan beberapa kali menghapus air mata yang berhasil tumpah.
“Apa yang harus ku katakan pada Alex. Kasihan cucuku jadi yatim piatu diusia dini”batinnya sembari melihat cucunya yang sekali kali berlari dan menyapa para suster dan pasien.
Mayat kedua orang tua Alex memasuki kediaman Permana membuat Alex memandangnya dengan tatapan bingung.
“Alex sayang masuk ke kamar iya. Sudah waktunya tidur siang”ucap Oma mengalihkan perhatian Alex.
“Mom dan Dad masih belanja iya Oma?”ucapnya membuat Oma terdiam.
“Alex Masuk ke kamar, Alex sudah besar jadi bisa tidur tanpa dinyanyikan nina bobo”ucapnya dengan nada tegas membuat Alexa berlalu sembari menunduk dengan wajah sedih.
“Opa tidak sayang Alex lagi”ucapnya sembari berbaring dan menutup mata.
“Oma. Opa juga sedih tetapi kita harus merelakannya. Kita harus mengurus pemakamannya”ucapnya membuat tangisan Oma Pecah.
“Apa yang harus kita katakan jika Cucu kita bertanya tentang orang tuanya. Usianya masih lima tahun masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya”ucapnya membuat Opa menenangkan istrinya dengan memeluknya.
“Kita akan mencoba menjelaskan secara perlahan. Percayalah kita bisa merawatnya sebagaimana kita merawat Dad nya”ucapnya membuat tangisan Oma mereda.
“Kita harus mengabari Olivia dan Bianca”ucap Oma sembari melakukan panggilan.
“Mami, tumben menghubungi Bianca”ucapnya setelah menerima panggilan.
“Bianca di mana?”ucapnya.
“Masih di kantor. Ada apa Mami?”ucapnya dengan pertanyaan.
“Mami bisa minta tolong. Bianca ke rumah Mami sekarang”ucapnya membuat Bianca heran.
“Bianca Masih kerja Mami”ucapnya membuat Tangisan Oma kembali terdengar.
“Bianca. Abangmu dan Kakakmu meninggalkan kita untuk selamanya”ucapnya dibarengi isak tangisan
“Mami pasti bercanda . Abang dan Kak Alexa barusan menghubungiku untuk bertemu di Mall”ucapnya.
“Mereka kecelakaan Bianca dan mayatnya sekarang ada di rumah Mami”ucapnya membuat Bianca tidak berpikir dua kali untuk pulang meski masih di jam kerja.
Bianca berusaha menembus kemacetan sementara Oma berusaha menghubungi anak perempuannya yang sampai saat ini masih belum bisa di hubungi.
“Opa. Nomor Olivia tidak bisa dihubungi”ucapnya.
“Ponselnya mungkin di cast Oma. Nanti kita hubungi kembali”ucapnya membuat Oma mendekati kedua mayat.
“Kenapa tuhan mengambil kalian. Kenapa bukan Mami saja. Alex masih membutuhkan kalian”ucapnya sembari menangis membuat Opa terdiam dengan hati yang tidak kalah sakit akibat kehilangan.
“Momi harus bagaimana menenangkan Alex ketika nanti mencari kalian lagi”ucapnya dengan tangisan pilu sampat tidak sadar diri meski dibangunkan oleh suaminya
“Oma. Oma. Bangun”ucapnya histeris sempai membuat para pekerjanya berlari menghampiri majikannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Darien Gap
mulai membaca/Casual//Casual/
2024-02-28
0
Snow Lotus
mimpi ta...
2024-02-19
1
R.F
mampir di sini juga Iya kak
2024-02-08
0