GADIS Tawanan ALVARO

GADIS Tawanan ALVARO

Bab 1. (Prolog)

Seperti hari-hari sebelumnya, jika setiap pagi Felica Mabela akan pergi ke sebuah toko bunga yang tidak jauh dari rumahnya.

Dia akan bekerja di sana untuk mencukupi kehidupan keluarga Pamannya yang bisa di bilang selalu menghamburkan uang.

Setelah kepergian kedua orangtuanya, Felica atau biasa di panggil Caca menjadi tulang punggung keluarga Pamannya. Dia harus merelakan untuk berhenti kuliah hanya untuk bisa mencari uang atas kemauan Paman juga Bibinya.

Sementara Pamannya, dia seorang pengangguran dan selalu judi bahkan mabuk setiap hari.

"Selama Pagi Bu Dinda" Sapa Caca saat sampai di Toko.

"Pagi Caca, kamu sudah sarapan belum Ca?"

"Belum Bu"

Dinda sangat tau kehidupan Caca selama ini, Caca bahkan tidak pernah sarapan setiap pagi dan akan langsung bekerja dan dia baru akan makan siang nanti. entahlah setelah sampai di rumah sudah pasti dia pun tidak akan makan karena Bibinya sama sekali tidak pernah memasak.

"Kamu makan dulu, Ibu baru saja masak Nak."

"Nanti Caca makan Bu, sekarang Caca beres-beres dulu."

Dinda mengangguk.

Caca sudah seperti anaknya, mereka sangat dekat apalagi Dinda sangat menyukai sikap jujur Caca dan selama bekerja dengan nya Caca selalu semangat dan tidak pernah mengeluh.

"Ca, setelah semua selesai tolong kamu antar pesanan bunga ini dan ini alamatnya."

Caca menerima sebuah kertas kecil, dia pun mengangguk dan menyimpannya.

"Siap Bu, setelah Caca selesai Caca antar bunga ini."

Dinda tersenyum dan kembali masuk, sedangkan Caca terlihat menata bunga-bunga dan sesekali mencium harum bunga Lili yang memang dia sangat suka.

Bunga Lili, bukan hanya dia saja yang begitu menyukainya namun dulu Mama nya pun begitu menyukainya bahkan mereka membuat taman yang begitu cantik dengan mekarnya bunga lili di halaman rumah mereka.

"Bunga Lili,, membuat aku teringat dengan Mama.

Dulu kami merawat taman bunga Lili bersama, tertawa bersama dan selalu berkebun. namun sekarang Mama sudah tenang di surga. Aku merindukan rumahku yang dulu."

Caca menghela napasnya, dia pun mengambil Buket bunga dan segera mengantarkannya.

Rumah peninggalan kedua orangtuanya pun sudah habis terjual oleh Pamannya akibat kalah judi.

Sebenarnya hanya itu kenang-kenangan dari Orangtuanya namun dia tidak bisa berbuat apapun karena sudah Pamannya jual.

Dengan mengendarai sebuah sepeda motor, Caca berhenti di depan sebuah rumah. Caca mengambil kertas yang di berikan Bu Dinda. Benar jika itu lah rumah yang memesan bunga.

Caca memarkirkan sepeda motornya dan berjalan masuk.

Tok..

Tok..

Tok..

"Permisi"

"Ya sebentar"

Ceklek,,

Pintu terbuka dan munculnya seorang wanita cantik menatapnya.

"Maaf apa benar ini rumah Nyonya Ananta?" Ucap Caca ramah.

"Iya benar, Saya Ananta."

"Saya mengantarkan pesanan Bunga Lili, silahkan tandatangan di sini Nyonya."

Ananta tersenyum membaca pesan yang berisi ungkapan cinta dan rindunya dari suaminya yang sedang berada di luar negeri.

"Pasti dari suaminya ya Nyonya"

Ananta tersenyum dan menatap Caca.

"Dia sedang di luar negeri, namun setiap hari selalu saja mengirimkan bunga seperti ini."

"Aduh romantis sekali suaminya, tapi pantas saja karena Nyonya begitu cantik."

"Kamu juga cantik"

Caca tersenyum.

"Saya permisi Nyonya dan terimakasih telah memesan di toko bunga Kami."

"Eh tunggu-tunggu."

Caca berhenti,,

"Ini untuk kamu" Ucap Ananta dengan memberikan uang sebesar seratus ribu kepada Caca.

"Tapi Nyonya."

"Gapapa, ini karena saya sedang sangat senang dan juga karena kamu sangat ramah pelayannya."

Caca tersenyum dan menatap uang di tangannya.

"Terima kasih Nyonya"

"Sama-sama"

Caca kembali menuju sepeda motornya, dia pun melajunya dengan terus tersenyum.

Bahkan ini masih pagi, dan baru satu pesanan yang dia antar namun dia sudah mendapatkan uang sebesar itu.

"Alhamdulillah,, ini rejeki aku hari ini.

Aku akan tabung untuk biaya kuliah aku yang harus berhenti sekarang.*

Dengan penuh semangat Caca terus melaju menuju Toko bunga.

****************************

Sementara Dinda harus sabar menghadapi Mariska yang mencari Caca.

"Sudah Anda lihat bukan jika Caca sedang tidak ada di Toko, dia sedang mengantarkan pesanan Bunga ke tempat lain." Ucap Dinda saat Mariska memaksa masuk untuk mencari keberadaan Caca.

"Kapan dia akan kembali?"

"Saya tidak tau, Caca baru saja pergi."

Namun tidak lama terdengar suara motor, Mariska yang sudah hafal pun segera keluar.

"Caca"

"Bibi, Bibi kenapa ada di Toko.?"

"Saya menunggu kamu, dari mana saja kamu."

"Caca baru saja mengantarkan pesanan Bunga, ada apa Bi?"

"Saya butuh uang"

"Uang, tapi ini masih pagi Bi dan bagaimana Caca punya uang."

"Halah kamu baru saja mengantarkan pesanan, pasti kamu dapat tips kan? sini uangnya."

"Gak ada Bi, Caca beneran gak punya uang lagi."

"Tidak usah bohong kamu, saya tau." Ucap Mariska dengan menarik tas Caca dan mengambil uangnya.

"Bibi jangan"

"Ini apa, kamu bilang tidak punya uang hah."

"Ta -tapi itu untuk simpanan Caca Kuliah Bi."

"Halah kuliah, gak perlu kamu kuliah. Lebih baik kamu kerja pagi siang malam karena kamu butuh makan, dan juga Sela butuh kosmetik baju bagus."

"Satu lagi, bagaimana pun caranya saya mau nanti malam kamu pulang dengan membawa uang lima ratus ribu untuk Sela pergi bersama teman-temannya."

"Apa Bi, tapi bagaimana Caca mendapatkan uang sebanyak itu."

"Saya tidak mau tau, pokoknya kamu harus membawanya." Ucap Mariska pergi begitu saja tanpa mempedulikan Caca.

Dinda menghela napasnya dan berjalan menghampiri Caca.

"Kamu yang sabar ya Ca, mereka sangat keterlaluan bersikap sama kamu Ca."

Caca tersenyum dan menggenggam tangan Dinda.

"Gapapa Kok Bu, mereka kan keluarga Caca juga."

"Kamu benar-benar anak baik Ca, seharusnya mereka menyayangi kamu dan bukan malah menyuruh kamu bekerja seperti ini."

Caca tersenyum.

Selama ini Caca sudah menganggap Dinda seperti ibunya sendiri, begitu pun dengan Dinda yang sudah menganggap Caca sebagai anaknya.

"Ya sudah sekarang kita masuk, kamu tadi bilang belum sarapan kan. Kamu sarapan dulu di dalam ya Nak."

"Iya Bu, Caca masuk dulu Bu."

Dinda mengangguk dan menatap Caca yang berjalan masuk.

Hatinya selalu miris melihat kehidupan Caca yang tidak pernah bahagia. Dia harus bekerja menjadi tulang punggung keluarga Pamannya, berhenti Kuliah dan juga menderita karena siksaan dari mereka.

Caca memang gadis yang sangat Kuat, dia mampu melewati kehidupannya yang seperti neraka di usianya yang masih sangat muda. belum tentu jika itu terjadi dengan gadis lainnya. Apa mereka akan bisa bertahan seperti Caca atau mereka akan menyerah.

*Saya yakin, suatu saat kamu pasti akan mendapatkan suami yang begitu mencintai kamu bahkan akan meratukan kamu Ca. Kamu telah hidup menderita dari dulu."

Terpopuler

Comments

Lily✨

Lily✨

aku juga suka bunga lily

2023-11-21

0

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

Assalamualaikum hai 🖐🖐 salam kenal dari ku

2023-11-19

1

senja indah

senja indah

terus kanaya

2023-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. (Prolog)
2 Bab.2 (Ketegaran Felica)
3 Bab. 3 (Sebastian)
4 Bab.4 (Sebagai Jaminan Hutang)
5 Bab. 5 (Istana mewah Nan Megah)
6 Bab. 6 (Tidak ada bantahan)
7 Bab. 7 (Istana Atau Penjara)
8 Bab. 8 (Penjara Bawah Tanah)
9 Bab. 9 (Felica Pingsan)
10 Bab. 10 (Felica sadar)
11 Bab. 11 (Ketakutan Felica)
12 Bab. 12 (Kenyataan Pahit)
13 Bab. 13 (Kesedihan Felica)
14 Bab. 14 (Sela berulah)
15 Bab. 15 (Memberi Kebebasan Felica di Mension)
16 Bab. 16 (Bocil)
17 Bab. 17 (Kembalinya senyuman Felica)
18 Bab. 18 (Sangat Tidak tau Malu)
19 Bab. 19 (Sandra Berulah)
20 Bab. 20 (Masakan Felica)
21 Bab. 21 (Semakin Berani)
22 Bab. 22 (Kembali jadi tawanan)
23 Bab. 23 (Perhatian Alvaro)
24 Bab. 24 (Perhatian Alvaro 2)
25 Bab. 24 (Perhatian Alvaro 3)
26 Bab. 25 (Tingkah Gemas Caca)
27 Bab. 27 (Makam)
28 Bab. 28 (Senyuman Felica)
29 Bab. 29 (Bertemu Sela)
30 Bab. 30 (Sifat Iri Sela)
31 Bab. 31 (Hadiah Spesial Alvaro)
32 Bab. 32 (Merasa bersalah) PROV Alvaro
33 Bab. 33 (Harus menahan sesuatu) PROV Alvaro
34 Bab. 34 (Emosi Alvaro)
35 Bab. 35 (Ungkapan Maaf Alvaro)
36 Bab. 36 (Kebencian Sandra)
37 Bab. 37 (Bertemu Sebastian)
38 Bab. 38 (Diamnya Alvaro)
39 Bab. 39 (Penjelasan Felica)
40 Bab. 40 (Tingkah Sela)
41 Bab. 41 (Masalah Sela)
42 Bab. 42 (Kembali Bertemu Sela dan Mariska)
43 Bab. 43 (Tingkah Alvaro)
44 Bab. 44 (Rencana Johan)
45 Bab. 45 (Amarah Alvaro)
46 Bab. 46 (Senjata Makan Tuan)
47 Bab. 47 (Bak seorang Ratu)
48 Bab. 48 (Antara Kesal dan Juga Manja)
49 Bab. 49 (PMS)
50 Bab. 50 (Penyesalan Johan)
51 Bab. 51 (Kenyataan Pahit)
52 Bab. 52 (Salah Paham)
53 Bab. 53 (Bimbang Masa Lalu)
54 Bab. 54 (Kecewa)
55 Bab. 55 (Perjalanan Bisnis)
56 Bab. 56 (Kabar Alvaro)
57 Bab. 57 (Gengsi Alvaro)
58 Bab. 58 (Khawatir)
59 Bab. 59 (Pertengkaran)
60 Bab. 60 (Maaf)
61 Bab. 61 (Permintaan Maaf Alvaro)
62 Bab. 62 (Sandra Berulah)
63 Bab. 63 (Khawatir)
64 Bab. 64 (Perhatian Alvaro)
65 Bab. 65 (PROV Sandra)
66 Bab. 66 (Bermain-main)
67 Bab. 67 (Kemarahan Felica)
68 Bab. 68 (Ungkapan Alvaro)
69 Bab. 69 (Sandra Meninggal)
70 Bab. 70 (Perhatian Sang Kekasih)
71 Bab. 71 (Keadaan Keluarga Mariska)
72 Bab. 72 (Kebaikan Felica)
73 Bab. 73 (Keguguran)
74 Bab. 74 (Sela sadar)
75 Bab. 75 (Kekecewaan Mariska)
76 Bab. 76 (Salah Paham)
77 Bab. 77 (Hanya sebatas Kakak)
78 Bab. 78 (Tamu Tak di Undang)
79 Bab. 79 (Amanda)
80 Bab. 80 (Tingkah Amanda)
81 Bab. 81 (Masa Lalu)
82 Bab. 82 (Soal Perasaan)
83 Bab. 83 (Siapa Dia)
84 Bab. 84 (Penyesalan Amanda)
85 Bab. 85 (Tidak Menyerah)
86 Bab. 86 (Tingkah Amanda)
87 Bab. 87 (Rencana Amanda)
88 Bab. 88 (Rumah Sakit)
89 Bab. 89 (Khawatir.)
90 Bab. 90 (Berubah)
91 Bab. 91 (Daniel)
92 Bab. 92 (Kepekaan Daniel)
93 Bab. 93 (Menemani Felica)
94 Bab. 94 (Makam)
95 Bab. 95 (Kepedihan)
96 Bab. 96 (Kemana kamu Ca?)
97 Bab. 97 (Merindukan)
98 Bab. 98 (Tingkah Amanda)
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 PESONA KAKAK TIRI
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1. (Prolog)
2
Bab.2 (Ketegaran Felica)
3
Bab. 3 (Sebastian)
4
Bab.4 (Sebagai Jaminan Hutang)
5
Bab. 5 (Istana mewah Nan Megah)
6
Bab. 6 (Tidak ada bantahan)
7
Bab. 7 (Istana Atau Penjara)
8
Bab. 8 (Penjara Bawah Tanah)
9
Bab. 9 (Felica Pingsan)
10
Bab. 10 (Felica sadar)
11
Bab. 11 (Ketakutan Felica)
12
Bab. 12 (Kenyataan Pahit)
13
Bab. 13 (Kesedihan Felica)
14
Bab. 14 (Sela berulah)
15
Bab. 15 (Memberi Kebebasan Felica di Mension)
16
Bab. 16 (Bocil)
17
Bab. 17 (Kembalinya senyuman Felica)
18
Bab. 18 (Sangat Tidak tau Malu)
19
Bab. 19 (Sandra Berulah)
20
Bab. 20 (Masakan Felica)
21
Bab. 21 (Semakin Berani)
22
Bab. 22 (Kembali jadi tawanan)
23
Bab. 23 (Perhatian Alvaro)
24
Bab. 24 (Perhatian Alvaro 2)
25
Bab. 24 (Perhatian Alvaro 3)
26
Bab. 25 (Tingkah Gemas Caca)
27
Bab. 27 (Makam)
28
Bab. 28 (Senyuman Felica)
29
Bab. 29 (Bertemu Sela)
30
Bab. 30 (Sifat Iri Sela)
31
Bab. 31 (Hadiah Spesial Alvaro)
32
Bab. 32 (Merasa bersalah) PROV Alvaro
33
Bab. 33 (Harus menahan sesuatu) PROV Alvaro
34
Bab. 34 (Emosi Alvaro)
35
Bab. 35 (Ungkapan Maaf Alvaro)
36
Bab. 36 (Kebencian Sandra)
37
Bab. 37 (Bertemu Sebastian)
38
Bab. 38 (Diamnya Alvaro)
39
Bab. 39 (Penjelasan Felica)
40
Bab. 40 (Tingkah Sela)
41
Bab. 41 (Masalah Sela)
42
Bab. 42 (Kembali Bertemu Sela dan Mariska)
43
Bab. 43 (Tingkah Alvaro)
44
Bab. 44 (Rencana Johan)
45
Bab. 45 (Amarah Alvaro)
46
Bab. 46 (Senjata Makan Tuan)
47
Bab. 47 (Bak seorang Ratu)
48
Bab. 48 (Antara Kesal dan Juga Manja)
49
Bab. 49 (PMS)
50
Bab. 50 (Penyesalan Johan)
51
Bab. 51 (Kenyataan Pahit)
52
Bab. 52 (Salah Paham)
53
Bab. 53 (Bimbang Masa Lalu)
54
Bab. 54 (Kecewa)
55
Bab. 55 (Perjalanan Bisnis)
56
Bab. 56 (Kabar Alvaro)
57
Bab. 57 (Gengsi Alvaro)
58
Bab. 58 (Khawatir)
59
Bab. 59 (Pertengkaran)
60
Bab. 60 (Maaf)
61
Bab. 61 (Permintaan Maaf Alvaro)
62
Bab. 62 (Sandra Berulah)
63
Bab. 63 (Khawatir)
64
Bab. 64 (Perhatian Alvaro)
65
Bab. 65 (PROV Sandra)
66
Bab. 66 (Bermain-main)
67
Bab. 67 (Kemarahan Felica)
68
Bab. 68 (Ungkapan Alvaro)
69
Bab. 69 (Sandra Meninggal)
70
Bab. 70 (Perhatian Sang Kekasih)
71
Bab. 71 (Keadaan Keluarga Mariska)
72
Bab. 72 (Kebaikan Felica)
73
Bab. 73 (Keguguran)
74
Bab. 74 (Sela sadar)
75
Bab. 75 (Kekecewaan Mariska)
76
Bab. 76 (Salah Paham)
77
Bab. 77 (Hanya sebatas Kakak)
78
Bab. 78 (Tamu Tak di Undang)
79
Bab. 79 (Amanda)
80
Bab. 80 (Tingkah Amanda)
81
Bab. 81 (Masa Lalu)
82
Bab. 82 (Soal Perasaan)
83
Bab. 83 (Siapa Dia)
84
Bab. 84 (Penyesalan Amanda)
85
Bab. 85 (Tidak Menyerah)
86
Bab. 86 (Tingkah Amanda)
87
Bab. 87 (Rencana Amanda)
88
Bab. 88 (Rumah Sakit)
89
Bab. 89 (Khawatir.)
90
Bab. 90 (Berubah)
91
Bab. 91 (Daniel)
92
Bab. 92 (Kepekaan Daniel)
93
Bab. 93 (Menemani Felica)
94
Bab. 94 (Makam)
95
Bab. 95 (Kepedihan)
96
Bab. 96 (Kemana kamu Ca?)
97
Bab. 97 (Merindukan)
98
Bab. 98 (Tingkah Amanda)
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
PESONA KAKAK TIRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!