Bab.2 (Ketegaran Felica)

Hari pun sudah sore namun Caca belum ingin melangkah pulang ke rumahnya, bagaimana pun dia masih ingat dengan Ucapan Mariska jika dia baru boleh pulang setelah mendapatkan uang lima ratus ribu. Bagaimana bisa dia mendapatkan uang sebanyak itu dari mana dan harus kemana dia mencarinya. sementara hari sudah akan gelap.

Caca menyusuri jalanan sembari terus berpikir. Dia tidak mau jika paman dan bibinya kembali menyiksanya. Mereka pasti akan marah dan menghukum nya jika kemauan mereka tidak di penuhi.

Namun, seakan doanya di dengar Caca melihat sebuah warung yang terlihat sangat ramai pembeli bahkan banyaknya piring-piring kotor yang tergeletak di sana membuat Caca tersenyum dan berjalan mendekat.

"Permisi Bu, sepertinya Ibu keteteran. Apa saya boleh bantuin cuci semua piring-piring itu?"

"Kebetulan Pelayan saya tiba-tiba tidak masuk, kamu bisa menggantikan. dan cuci semua piring dan gelas-gelas kotor itu."

"Baik Bu."

Caca dengan semangat menggulung kaos panjangnya dan mulai mencuci semua piring-piring kotor di sana.

Bahkan seakan tidak mengenal lelah Caca terus mencuci semuanya. Dia bahkan melupakan rasa laparnya setelah pulang dari Toko Bunga.

Padahal Bu Dinda sudah memintanya untuk makan lebih dulu namun Caca menolak karena dia harus mencari uang itu sebelum jam 7 malam.

"Akhirnya selesai semuanya, lelah juga ternyata." Gumam Caca mengusap keringatnya.

"Oya ini bayaran kamu karena telah membantu Saya, Terima kasih karena kamu datang tepat waktu padahal saya sedang bingung bagaimana mencuci piring sebanyak itu sementara masih banyak yang membeli makanannya."

Caca tersenyum.

"Saya yang seharusnya berterima kasih Bu, karena di ijinkan untuk bekerja di sini."

"Oya ini juga ada sedikit makanan untuk kamu, kamu pasti belum makan Bukan ?"

Caca mengangguk.

"Terimakasih Bu, kalau begitu saya permisi."

Caca keluar dengan membawa kantung plastik hitam, dia pun melihat upah yang sudah dia dapatkan.

"Syukurlah aku sudah mendapatkan uang ini, lebih baik aku pulang karena tubuh ku sudah sangat lelah."

Dengan tersenyum Caca berjalan melewati lorong hingga hampir sampai di Rumahnya. Namun matanya melihat sebuah mobil mewah berwarna hitam baru saja keluar dari halaman rumahnya. Dia tidak tau siapa pemilik mobil.

Caca masuk ke dalam rumahnya, dan terlihat Mariska bersama Johan masih berdiri dan mereka terlihat kebingungan.

"Paman, Bibi, tadi Caca lihat ada mobil keluar dari sini siapa mereka?"

Mariska menatap Caca,,

"Bukan urusan kamu, mana uang yang saya minta?" Ucap Mariska.

Caca mengeluarkan selembar uang seratusan lima lembar, Mariska yang Melihatnya pun segera mengambil.

"Gini kan enak, jadi Sela bisa keluar bersama teman-temannya.

Sayang, ini uangnya kamu bisa pergi bersama teman-temannya kamu." Teriak Mariska meninggalkan Caca yang masih berdiri di sana.

"Paman, apa terjadi sesuatu? siapa orang-orang tadi?"

Johan menatap Caca, dia pun berjalan mendekat.

"Kamu gak perlu tau, yang harus kamu tau kamu harus mendapatkan banyak uang setiap harinya. karena semua kebutuhan naik." Ucap Johan akan berjalan pergi namun matanya menatap bungkusan di tangan Caca.

"Apa ini ?"

*Ja - jangan Paman, itu untuk Caca."

"Halah, kamu cari makan lainnya karena Saya juga sangat lapar." Ucap Johan merebutnya dan berjalan pergi.

"Astaga terus aku makan apa, mana perut aku perih." Gumam Caca.

Selama ini Mariska memang tidak pernah memasak, dia akan memesan makanan online bersama Sela putrinya. Menurut mereka lebih baik pesan makanan online dari pada harus capek-capek memasak.

"Eh Si Upik udah pulang?" Ucap Sela berjalan keluar.

Sela terlihat begitu cantik, bahkan hampir setiap hari Sela membeli pakaian baru.

"Kamu mau kemana Sel, ini sudah malam loh." Ucap Caca

"Siapa Lo ngatur-ngatur gue."

"Tapi ini sudah malam, gak baik perempuan keluar malam-malam."

"Eh Upik, apa masalahnya dengan Lo. Gue gak mau juga ya hidupnya kayak Lo yang hanya di rumah aja tanpa bergaul dengan orang-orang di luar sana."

Caca menggeleng.

Bagaimana pun sikap Sela, tetap saja Caca menyayangi Sela dan menganggap Sela sepeda adiknya walaupun sebenarnya umur mereka hanya beda beberapa bulan saja.

Caca menghela napasnya, dia berjalan masuk dapur mencari makanan yang ada di sana.

Namun tidak ada apapun di sana, Caca mengusap perutnya dia harus kembali menahan rasa laparnya malam ini.

Dia pun hanya mengambil gelas dan meminumnya. Berharap dengan minum dia bisa kenyang.

###############

Sela bersama teman-temannya kini berada di sebuah Mini Bar, mereka terlihat terus tertawa.

"Kayak gini dong teman kita, sering-sering traktir." Ucap salah satu perempuan yang bersama Sela.

"Gue iri dengan Lo Sel, tiap hari Lo bisa traktir kita. pasti Uang jajan Lo gede ya."

Sela tersenyum.

Ini lah yang dia inginkan. Dia ingin semua temannya tau jika dia adalah anak dari orang kaya.

"Apa sih kalian gak usah berlebihan, lagian cuma gini doang."

Sela tersenyum dan kembali meneguk minumannya, namun matanya menatap seorang laki-laki berbadan tinggi putih bahkan terlihat jika sebelumnya tidak ada laki-laki setampan itu yang datang ke tempat itu.

Alvaro Vernando,

Laki-laki keturunan Italia berusia 27tahun terlihat datang menemui Sahabatnya.

"Akhirnya Lo datang juga" Ucap Daniel

"Lo ngapain ngajak gue ke tempat seperti ini."

"Astaga Varo, sekali-kali Lo harus liburan. Jangan terus berpikir tegang dengan urusan kantor."

Alvaro sama sekali tidak menggubris Daniel, dia pun duduk di sana dengan pandangan menatap sekeliling. Menurutnya buang-buang waktu dia harus datang ke tempat seperti itu apalagi dengan kesibukan nya.

"Hai Daniel." Sapa perempuan dengan memakai pakaian **** seakan kekurangan bahan. karena dadanya yang terlihat hampir menyembul keluar.

"Hai Agatha, Lama gue gak lihat Lo" Ucap Daniel tersenyum.

"Biasa lah."

Sementara Alvaro sama sekali tidak melirik perempuan yang bersama Daniel, berbeda dengan Agatha yang tampak terus mencuri pandang ke arah Alvaro.

Siapapun akan terpesona dengan ketampanan Alvaro yang bak pangeran timur tengah.

"Dan, siapa dia?" Bisik Agatha membuat Daniel menatap Alvaro.

"Kenapa Hem?"

"Gue penasaran, apalagi tubuhnya. pasti akan terlihat **** jika kemejanya di buka."

Daniel menggeleng dengan ucapan Agatha.

Dia sangat tau siapa Agatha. Dia sudah banyak bermain dengan para Pengusaha kaya raya. Pantas saja dia di juluki Primadona Bar. bukan hanya karena wajahnya yang cantik namun Tubuhnya pun bak gitar spanyol.

"Lo mau coba?" Bisik Daniel

Agatha beranjak bangun dan berjalan menghampiri Alvaro.

Alvaro menautkan kedua alisnya, apalagi Agatha terlihat tersenyum dan dia akan duduk di pangkuannya, Alvaro langsung beranjak bangun dan menatapnya dengan tatapan tajam.

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

#𝐀𝐋𝐘𝐀-𝐂𝐀𝐂𝐀

2023-11-05

0

4U2C

4U2C

#𝐆𝐋𝐀𝐃𝐈𝐒 -𝐂𝐀𝐂𝐀

2023-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. (Prolog)
2 Bab.2 (Ketegaran Felica)
3 Bab. 3 (Sebastian)
4 Bab.4 (Sebagai Jaminan Hutang)
5 Bab. 5 (Istana mewah Nan Megah)
6 Bab. 6 (Tidak ada bantahan)
7 Bab. 7 (Istana Atau Penjara)
8 Bab. 8 (Penjara Bawah Tanah)
9 Bab. 9 (Felica Pingsan)
10 Bab. 10 (Felica sadar)
11 Bab. 11 (Ketakutan Felica)
12 Bab. 12 (Kenyataan Pahit)
13 Bab. 13 (Kesedihan Felica)
14 Bab. 14 (Sela berulah)
15 Bab. 15 (Memberi Kebebasan Felica di Mension)
16 Bab. 16 (Bocil)
17 Bab. 17 (Kembalinya senyuman Felica)
18 Bab. 18 (Sangat Tidak tau Malu)
19 Bab. 19 (Sandra Berulah)
20 Bab. 20 (Masakan Felica)
21 Bab. 21 (Semakin Berani)
22 Bab. 22 (Kembali jadi tawanan)
23 Bab. 23 (Perhatian Alvaro)
24 Bab. 24 (Perhatian Alvaro 2)
25 Bab. 24 (Perhatian Alvaro 3)
26 Bab. 25 (Tingkah Gemas Caca)
27 Bab. 27 (Makam)
28 Bab. 28 (Senyuman Felica)
29 Bab. 29 (Bertemu Sela)
30 Bab. 30 (Sifat Iri Sela)
31 Bab. 31 (Hadiah Spesial Alvaro)
32 Bab. 32 (Merasa bersalah) PROV Alvaro
33 Bab. 33 (Harus menahan sesuatu) PROV Alvaro
34 Bab. 34 (Emosi Alvaro)
35 Bab. 35 (Ungkapan Maaf Alvaro)
36 Bab. 36 (Kebencian Sandra)
37 Bab. 37 (Bertemu Sebastian)
38 Bab. 38 (Diamnya Alvaro)
39 Bab. 39 (Penjelasan Felica)
40 Bab. 40 (Tingkah Sela)
41 Bab. 41 (Masalah Sela)
42 Bab. 42 (Kembali Bertemu Sela dan Mariska)
43 Bab. 43 (Tingkah Alvaro)
44 Bab. 44 (Rencana Johan)
45 Bab. 45 (Amarah Alvaro)
46 Bab. 46 (Senjata Makan Tuan)
47 Bab. 47 (Bak seorang Ratu)
48 Bab. 48 (Antara Kesal dan Juga Manja)
49 Bab. 49 (PMS)
50 Bab. 50 (Penyesalan Johan)
51 Bab. 51 (Kenyataan Pahit)
52 Bab. 52 (Salah Paham)
53 Bab. 53 (Bimbang Masa Lalu)
54 Bab. 54 (Kecewa)
55 Bab. 55 (Perjalanan Bisnis)
56 Bab. 56 (Kabar Alvaro)
57 Bab. 57 (Gengsi Alvaro)
58 Bab. 58 (Khawatir)
59 Bab. 59 (Pertengkaran)
60 Bab. 60 (Maaf)
61 Bab. 61 (Permintaan Maaf Alvaro)
62 Bab. 62 (Sandra Berulah)
63 Bab. 63 (Khawatir)
64 Bab. 64 (Perhatian Alvaro)
65 Bab. 65 (PROV Sandra)
66 Bab. 66 (Bermain-main)
67 Bab. 67 (Kemarahan Felica)
68 Bab. 68 (Ungkapan Alvaro)
69 Bab. 69 (Sandra Meninggal)
70 Bab. 70 (Perhatian Sang Kekasih)
71 Bab. 71 (Keadaan Keluarga Mariska)
72 Bab. 72 (Kebaikan Felica)
73 Bab. 73 (Keguguran)
74 Bab. 74 (Sela sadar)
75 Bab. 75 (Kekecewaan Mariska)
76 Bab. 76 (Salah Paham)
77 Bab. 77 (Hanya sebatas Kakak)
78 Bab. 78 (Tamu Tak di Undang)
79 Bab. 79 (Amanda)
80 Bab. 80 (Tingkah Amanda)
81 Bab. 81 (Masa Lalu)
82 Bab. 82 (Soal Perasaan)
83 Bab. 83 (Siapa Dia)
84 Bab. 84 (Penyesalan Amanda)
85 Bab. 85 (Tidak Menyerah)
86 Bab. 86 (Tingkah Amanda)
87 Bab. 87 (Rencana Amanda)
88 Bab. 88 (Rumah Sakit)
89 Bab. 89 (Khawatir.)
90 Bab. 90 (Berubah)
91 Bab. 91 (Daniel)
92 Bab. 92 (Kepekaan Daniel)
93 Bab. 93 (Menemani Felica)
94 Bab. 94 (Makam)
95 Bab. 95 (Kepedihan)
96 Bab. 96 (Kemana kamu Ca?)
97 Bab. 97 (Merindukan)
98 Bab. 98 (Tingkah Amanda)
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 PESONA KAKAK TIRI
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1. (Prolog)
2
Bab.2 (Ketegaran Felica)
3
Bab. 3 (Sebastian)
4
Bab.4 (Sebagai Jaminan Hutang)
5
Bab. 5 (Istana mewah Nan Megah)
6
Bab. 6 (Tidak ada bantahan)
7
Bab. 7 (Istana Atau Penjara)
8
Bab. 8 (Penjara Bawah Tanah)
9
Bab. 9 (Felica Pingsan)
10
Bab. 10 (Felica sadar)
11
Bab. 11 (Ketakutan Felica)
12
Bab. 12 (Kenyataan Pahit)
13
Bab. 13 (Kesedihan Felica)
14
Bab. 14 (Sela berulah)
15
Bab. 15 (Memberi Kebebasan Felica di Mension)
16
Bab. 16 (Bocil)
17
Bab. 17 (Kembalinya senyuman Felica)
18
Bab. 18 (Sangat Tidak tau Malu)
19
Bab. 19 (Sandra Berulah)
20
Bab. 20 (Masakan Felica)
21
Bab. 21 (Semakin Berani)
22
Bab. 22 (Kembali jadi tawanan)
23
Bab. 23 (Perhatian Alvaro)
24
Bab. 24 (Perhatian Alvaro 2)
25
Bab. 24 (Perhatian Alvaro 3)
26
Bab. 25 (Tingkah Gemas Caca)
27
Bab. 27 (Makam)
28
Bab. 28 (Senyuman Felica)
29
Bab. 29 (Bertemu Sela)
30
Bab. 30 (Sifat Iri Sela)
31
Bab. 31 (Hadiah Spesial Alvaro)
32
Bab. 32 (Merasa bersalah) PROV Alvaro
33
Bab. 33 (Harus menahan sesuatu) PROV Alvaro
34
Bab. 34 (Emosi Alvaro)
35
Bab. 35 (Ungkapan Maaf Alvaro)
36
Bab. 36 (Kebencian Sandra)
37
Bab. 37 (Bertemu Sebastian)
38
Bab. 38 (Diamnya Alvaro)
39
Bab. 39 (Penjelasan Felica)
40
Bab. 40 (Tingkah Sela)
41
Bab. 41 (Masalah Sela)
42
Bab. 42 (Kembali Bertemu Sela dan Mariska)
43
Bab. 43 (Tingkah Alvaro)
44
Bab. 44 (Rencana Johan)
45
Bab. 45 (Amarah Alvaro)
46
Bab. 46 (Senjata Makan Tuan)
47
Bab. 47 (Bak seorang Ratu)
48
Bab. 48 (Antara Kesal dan Juga Manja)
49
Bab. 49 (PMS)
50
Bab. 50 (Penyesalan Johan)
51
Bab. 51 (Kenyataan Pahit)
52
Bab. 52 (Salah Paham)
53
Bab. 53 (Bimbang Masa Lalu)
54
Bab. 54 (Kecewa)
55
Bab. 55 (Perjalanan Bisnis)
56
Bab. 56 (Kabar Alvaro)
57
Bab. 57 (Gengsi Alvaro)
58
Bab. 58 (Khawatir)
59
Bab. 59 (Pertengkaran)
60
Bab. 60 (Maaf)
61
Bab. 61 (Permintaan Maaf Alvaro)
62
Bab. 62 (Sandra Berulah)
63
Bab. 63 (Khawatir)
64
Bab. 64 (Perhatian Alvaro)
65
Bab. 65 (PROV Sandra)
66
Bab. 66 (Bermain-main)
67
Bab. 67 (Kemarahan Felica)
68
Bab. 68 (Ungkapan Alvaro)
69
Bab. 69 (Sandra Meninggal)
70
Bab. 70 (Perhatian Sang Kekasih)
71
Bab. 71 (Keadaan Keluarga Mariska)
72
Bab. 72 (Kebaikan Felica)
73
Bab. 73 (Keguguran)
74
Bab. 74 (Sela sadar)
75
Bab. 75 (Kekecewaan Mariska)
76
Bab. 76 (Salah Paham)
77
Bab. 77 (Hanya sebatas Kakak)
78
Bab. 78 (Tamu Tak di Undang)
79
Bab. 79 (Amanda)
80
Bab. 80 (Tingkah Amanda)
81
Bab. 81 (Masa Lalu)
82
Bab. 82 (Soal Perasaan)
83
Bab. 83 (Siapa Dia)
84
Bab. 84 (Penyesalan Amanda)
85
Bab. 85 (Tidak Menyerah)
86
Bab. 86 (Tingkah Amanda)
87
Bab. 87 (Rencana Amanda)
88
Bab. 88 (Rumah Sakit)
89
Bab. 89 (Khawatir.)
90
Bab. 90 (Berubah)
91
Bab. 91 (Daniel)
92
Bab. 92 (Kepekaan Daniel)
93
Bab. 93 (Menemani Felica)
94
Bab. 94 (Makam)
95
Bab. 95 (Kepedihan)
96
Bab. 96 (Kemana kamu Ca?)
97
Bab. 97 (Merindukan)
98
Bab. 98 (Tingkah Amanda)
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
PESONA KAKAK TIRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!