Bab.4 (Sebagai Jaminan Hutang)

Caca menautkan alisnya saat melihat begitu ramai di depan rumahnya, bahkan terlihat sebuah mobil sedan yang dulu pernah dia lihat pun berada di sana.

"Tolong jangan bawa suami saya" Ucap Mariska memohon

"Tolong Tuan, berikan saya waktu lagi. Saya pasti akan membayarnya." Johan pun ikut memohon.

Sementara Sela, dia hanya terdiam menatap orang tuanya yang sedang berargumen dengan para laki-laki bertubuh kekar berjas serba hitam.

"Tunggu, Paman, Bibi ada apa ini?" Teriak Caca menghampiri dan memegang tangan Mariska yang sangat ketakutan.

"Tuan Tolong, jangan bawa Paman saya."

"Dia sudah melanggar aturan, sudah banyak hutang-hutangnya tapi dia tidak bisa membayarnya."

"Hutang? Paman apa maksud mereka."

"Lebih baik kamu diam, semua ini gara-gara kamu."

"Diam kalian semua, sekarang saya akan membawa Johan."

"Jangan Tuan, berapa hutangnya."

"Hei anak kecil, apa kamu bisa membayarnya? Hutang Johan sekitar 100juta.

"A- apa 100juta?"

"Sekarang bawa Johan."

"Tunggu,,

Caca jika kamu ingin membalas Budi kepada keluarga paman kamu, lebih baik kamu yang ikut mereka."Ucap Mariska membuat Caca menggeleng.

"Ma-maksud Bibi?"

Johan langsung mendorong tubuh Caca.

"Bawa saja dia, anggap dia jaminan hutang-hutang saya."Ucap Johan.

"Paman" Lirih Caca.

"Lepas, saya akan membayar semuanya tolong lepaskan saya."

Caca terus memberontak namun tenaganya kalah dengan mereka hingga tubuhnya di seret masuk ke dalam mobil.

"Pa, Ma, Sela takut."

"Tenang sayang, kita sudah aman."

Sela mengangguk dan mereka segera masuk ke dalam rumah.

Sementara Johan hanya tersenyum, memang sebelumnya dia sudah membuat perjanjian jika dirinya tidak bisa membayar hutang maka mereka bisa membawa Caca untuk di jadikan Jaminan.

Caca hanya terus menangis, dia tidak bisa berbuat apa pun saat ini. Satu mobil bersama orang-orang yang sama sekali tidak dia kenal.

Hingga mobil sampai di depan sebuah Mension mewah.

"Turun"

Caca menurut dan menatap bangun mewah di depannya, apa ini takdir dirinya sekarang menjadi jaminan atas hutang-hutangnya pamannya. Tapi kenapa harus dirinya.

"Masuk" Titah mereka.

Caca mengikutinya masuk, terlihat banyak orang berjas hitam yang berdiri di sana.

"Apa Tuan di dalam."

"Tuan di ruang kerjanya."

"Kamu tunggu di sini, dan jaga wanita ini."

Caca terdiam, dia masih ketakutan juga meneteskan air matanya. Apa dia akan di bunuh oleh mereka atau dia malah akan jadikan istri dari orang itu.

Hingga suara Langkah kaki membuat Caca Mendongak, Menatap Laki-laki tinggi dengan kulit putih berjalan mendekat.

"Oh, jadi ini jaminan Hutang Johan." Ucap Alvaro dingin.

Aura dingin menyelimuti tubuh Caca, tubuhnya gemetar apalagi tatapan mata Alvaro yang begitu tajam ke arahnya. Tatapan yang seakan ingin menerkam bahkan membunuh.

"Bawa dia ke kamar." Titah Alvaro.

Caca menggeleng.

"Tidak, tuan tolong lepaskan saya." Ucap Caca berusaha memohon namun Alvaro seakan tuli dengan semua permohonan Caca.

Hingga mereka sampai di depan sebuah kamar.

"Masuk."

"Tolong lepaskan saya, saya akan membayar semua hutang-hutang Paman saya."

Brak.

Caca terus berteriak, dia berusaha memohon untuk bisa di keluarkan.

"Papa, Mama, Tolong Caca hiks..hiks..

Caca takut"

Caca langsung berdiri saat kembali mendengar suara langkah kaki, bahkan tidak lama pintu terbuka.

Alvaro masuk dan langsung menutup pintunya.

"Tu- tuan, A- anda mau ngapain?" Ucap Caca saat Alvaro terus menatapnya dan berjalan maju.

"Aw"pekik Caca saat tubuhnya malah terbentur dinding.

Alvaro menatapnya, tatapan yang sangat sulit di artikan membuat Caca bergidik.

"Tu- tuan tolong lepaskan saya, saya janji akan melunasi hutang-hutang Paman saya."

"Bagaimana kamu akan melunasinya"

"Saya bekerja dan uangnya bisa untuk mencicil."

"Mencicil, berapa lama hutang Johan akan lunas?"

Caca terdiam, bahkan jika memang gajinya untuk membayar semua hutang itu akan berapa lama. Yang 100juta itu bukan kecil, sementara gajiannya saja hanya berapa.

"Kenapa diam?"

Caca menggeleng.

Alvaro tersenyum, dia menatap wajah Caca.

Perempuan yang selalu dia lihat beberapa hari ini.

"Tolong lepaskan saya Tuan, Saya Mohon." Ucap Caca yang kini sudah berlutut di hadapan Alvaro.

"Johan sudah menjaminkan kamu atas semua hutang-hutangnya."

"Saya mohon Tuan."

"Saya akan melepaskan kamu jika Johan sudah melunasi semua hutangnya."

Alvaro pergi meninggalkan Caca yang kembali terisak.

Dia tidak yakin jika Pamannya akan menebus dirinya, bahkan selama ini mereka sama sekali tidak pernah menganggap dirinya ada. Caca hanya alat mereka untuk mendapatkan uang.

Caca terduduk, memeluk lututnya dengan terus terisak.

Tangisan yang begitu pilu, siapapun yang melihatnya pasti akan merasa tidak tega. Namun Caca tidak memiliki siapa pun.

*********

Sementara Johan,

dia melupakan emosinya karena kalah judi, bahkan dia tidak memiliki uang lagi untuk bermain.

"Sialan, dimana lagi aku harus mendapatkan uang sekarang sementara Caca sudah tidak ada lagi di rumah."

Johan berjalan keluar.

Dia akan mencari barang berharga di rumahnya untuk dia jual.

Sela yang merasa sangat lapar pun terus berteriak, biasanya Caca akan pulang membawa uang juga makanan untuk mereka namun kali ini mereka tidak memiliki apapun di rumah untuk di makan.

"Papa, sela lapar Pa"Rengek Sela saat Johan sampai di rumah.

"Dimana Mama kamu, apa dia tidak masak."

"Mama di kamar, Sela lapar Papa."

Johan berjalan menuju kamarnya, dia malah melihat Mariska yang terlelap di sana.

"Mariska bangun." Ucap Johan membuat Mariska membuka matanya.

"Apa sih Pa, ganggu Mama tidur aja deh."

"Cepat masak, Sela lapar."

"Mana uang buat beli makan" Ucap Mariska namun Johan terdiam.

Biasanya selalu ada Caca yang menyiapkan makanan untuk mereka, bahkan jika Johan tidak memiliki uang pun Caca pasti akan selalu memberikannya. walau semua itu paksaan karena Johan yang selalu merebut uang simpanan Caca.

"Saya tidak punya uang."

"Terus gimana Mama beli makan, dari mana uang nya?"

Johan memijat pelipisnya.

"Biasanya ada Caca yang menyiapkan semuanya."

Mariska menghela napasnya.

"Kamu cari kerja lah Pa, jangan terus-terusan judi."

Johan menatap Mariska tajam.

"Kalau saya menang judi juga yang nya untuk kamu juga Sela."

"Tapi kamu jarang menang."

Johan kesal dan beranjak keluar, percuma dia pulang bukan malah dia mendapatkan uang untuk melanjutkan judi namun malah rengekan dari anak dan juga istrinya.

Sela yang melihat Johan keluar pun mengejarnya.

"Pa, Sela minta uang dong."

"Papa tidak punya uang." Ucap Johan menutup pintu rumahnya.

"Mama" Teriak Sela.

"Sayang kenapa sih teriak terus."

"Temen-temen Sela pada ngajak nongkrong, Masa Sela gak bawa uang sih malu lah Ma."

"Aduh sayang, kali ini gak usah ikut dulu ya Mama juga gak punya uang."

"Tapi Ma-

"Sela tolong ya Sayang."

Sela langsung masuk ke kamar dan menutup kasar pintu kamarnya.

Terpopuler

Comments

yono PGSD Tasikmalaya

yono PGSD Tasikmalaya

lanjooottttt

2024-01-21

0

4U2C

4U2C

𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐛𝐞𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐲𝐚..

2023-11-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. (Prolog)
2 Bab.2 (Ketegaran Felica)
3 Bab. 3 (Sebastian)
4 Bab.4 (Sebagai Jaminan Hutang)
5 Bab. 5 (Istana mewah Nan Megah)
6 Bab. 6 (Tidak ada bantahan)
7 Bab. 7 (Istana Atau Penjara)
8 Bab. 8 (Penjara Bawah Tanah)
9 Bab. 9 (Felica Pingsan)
10 Bab. 10 (Felica sadar)
11 Bab. 11 (Ketakutan Felica)
12 Bab. 12 (Kenyataan Pahit)
13 Bab. 13 (Kesedihan Felica)
14 Bab. 14 (Sela berulah)
15 Bab. 15 (Memberi Kebebasan Felica di Mension)
16 Bab. 16 (Bocil)
17 Bab. 17 (Kembalinya senyuman Felica)
18 Bab. 18 (Sangat Tidak tau Malu)
19 Bab. 19 (Sandra Berulah)
20 Bab. 20 (Masakan Felica)
21 Bab. 21 (Semakin Berani)
22 Bab. 22 (Kembali jadi tawanan)
23 Bab. 23 (Perhatian Alvaro)
24 Bab. 24 (Perhatian Alvaro 2)
25 Bab. 24 (Perhatian Alvaro 3)
26 Bab. 25 (Tingkah Gemas Caca)
27 Bab. 27 (Makam)
28 Bab. 28 (Senyuman Felica)
29 Bab. 29 (Bertemu Sela)
30 Bab. 30 (Sifat Iri Sela)
31 Bab. 31 (Hadiah Spesial Alvaro)
32 Bab. 32 (Merasa bersalah) PROV Alvaro
33 Bab. 33 (Harus menahan sesuatu) PROV Alvaro
34 Bab. 34 (Emosi Alvaro)
35 Bab. 35 (Ungkapan Maaf Alvaro)
36 Bab. 36 (Kebencian Sandra)
37 Bab. 37 (Bertemu Sebastian)
38 Bab. 38 (Diamnya Alvaro)
39 Bab. 39 (Penjelasan Felica)
40 Bab. 40 (Tingkah Sela)
41 Bab. 41 (Masalah Sela)
42 Bab. 42 (Kembali Bertemu Sela dan Mariska)
43 Bab. 43 (Tingkah Alvaro)
44 Bab. 44 (Rencana Johan)
45 Bab. 45 (Amarah Alvaro)
46 Bab. 46 (Senjata Makan Tuan)
47 Bab. 47 (Bak seorang Ratu)
48 Bab. 48 (Antara Kesal dan Juga Manja)
49 Bab. 49 (PMS)
50 Bab. 50 (Penyesalan Johan)
51 Bab. 51 (Kenyataan Pahit)
52 Bab. 52 (Salah Paham)
53 Bab. 53 (Bimbang Masa Lalu)
54 Bab. 54 (Kecewa)
55 Bab. 55 (Perjalanan Bisnis)
56 Bab. 56 (Kabar Alvaro)
57 Bab. 57 (Gengsi Alvaro)
58 Bab. 58 (Khawatir)
59 Bab. 59 (Pertengkaran)
60 Bab. 60 (Maaf)
61 Bab. 61 (Permintaan Maaf Alvaro)
62 Bab. 62 (Sandra Berulah)
63 Bab. 63 (Khawatir)
64 Bab. 64 (Perhatian Alvaro)
65 Bab. 65 (PROV Sandra)
66 Bab. 66 (Bermain-main)
67 Bab. 67 (Kemarahan Felica)
68 Bab. 68 (Ungkapan Alvaro)
69 Bab. 69 (Sandra Meninggal)
70 Bab. 70 (Perhatian Sang Kekasih)
71 Bab. 71 (Keadaan Keluarga Mariska)
72 Bab. 72 (Kebaikan Felica)
73 Bab. 73 (Keguguran)
74 Bab. 74 (Sela sadar)
75 Bab. 75 (Kekecewaan Mariska)
76 Bab. 76 (Salah Paham)
77 Bab. 77 (Hanya sebatas Kakak)
78 Bab. 78 (Tamu Tak di Undang)
79 Bab. 79 (Amanda)
80 Bab. 80 (Tingkah Amanda)
81 Bab. 81 (Masa Lalu)
82 Bab. 82 (Soal Perasaan)
83 Bab. 83 (Siapa Dia)
84 Bab. 84 (Penyesalan Amanda)
85 Bab. 85 (Tidak Menyerah)
86 Bab. 86 (Tingkah Amanda)
87 Bab. 87 (Rencana Amanda)
88 Bab. 88 (Rumah Sakit)
89 Bab. 89 (Khawatir.)
90 Bab. 90 (Berubah)
91 Bab. 91 (Daniel)
92 Bab. 92 (Kepekaan Daniel)
93 Bab. 93 (Menemani Felica)
94 Bab. 94 (Makam)
95 Bab. 95 (Kepedihan)
96 Bab. 96 (Kemana kamu Ca?)
97 Bab. 97 (Merindukan)
98 Bab. 98 (Tingkah Amanda)
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 PESONA KAKAK TIRI
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1. (Prolog)
2
Bab.2 (Ketegaran Felica)
3
Bab. 3 (Sebastian)
4
Bab.4 (Sebagai Jaminan Hutang)
5
Bab. 5 (Istana mewah Nan Megah)
6
Bab. 6 (Tidak ada bantahan)
7
Bab. 7 (Istana Atau Penjara)
8
Bab. 8 (Penjara Bawah Tanah)
9
Bab. 9 (Felica Pingsan)
10
Bab. 10 (Felica sadar)
11
Bab. 11 (Ketakutan Felica)
12
Bab. 12 (Kenyataan Pahit)
13
Bab. 13 (Kesedihan Felica)
14
Bab. 14 (Sela berulah)
15
Bab. 15 (Memberi Kebebasan Felica di Mension)
16
Bab. 16 (Bocil)
17
Bab. 17 (Kembalinya senyuman Felica)
18
Bab. 18 (Sangat Tidak tau Malu)
19
Bab. 19 (Sandra Berulah)
20
Bab. 20 (Masakan Felica)
21
Bab. 21 (Semakin Berani)
22
Bab. 22 (Kembali jadi tawanan)
23
Bab. 23 (Perhatian Alvaro)
24
Bab. 24 (Perhatian Alvaro 2)
25
Bab. 24 (Perhatian Alvaro 3)
26
Bab. 25 (Tingkah Gemas Caca)
27
Bab. 27 (Makam)
28
Bab. 28 (Senyuman Felica)
29
Bab. 29 (Bertemu Sela)
30
Bab. 30 (Sifat Iri Sela)
31
Bab. 31 (Hadiah Spesial Alvaro)
32
Bab. 32 (Merasa bersalah) PROV Alvaro
33
Bab. 33 (Harus menahan sesuatu) PROV Alvaro
34
Bab. 34 (Emosi Alvaro)
35
Bab. 35 (Ungkapan Maaf Alvaro)
36
Bab. 36 (Kebencian Sandra)
37
Bab. 37 (Bertemu Sebastian)
38
Bab. 38 (Diamnya Alvaro)
39
Bab. 39 (Penjelasan Felica)
40
Bab. 40 (Tingkah Sela)
41
Bab. 41 (Masalah Sela)
42
Bab. 42 (Kembali Bertemu Sela dan Mariska)
43
Bab. 43 (Tingkah Alvaro)
44
Bab. 44 (Rencana Johan)
45
Bab. 45 (Amarah Alvaro)
46
Bab. 46 (Senjata Makan Tuan)
47
Bab. 47 (Bak seorang Ratu)
48
Bab. 48 (Antara Kesal dan Juga Manja)
49
Bab. 49 (PMS)
50
Bab. 50 (Penyesalan Johan)
51
Bab. 51 (Kenyataan Pahit)
52
Bab. 52 (Salah Paham)
53
Bab. 53 (Bimbang Masa Lalu)
54
Bab. 54 (Kecewa)
55
Bab. 55 (Perjalanan Bisnis)
56
Bab. 56 (Kabar Alvaro)
57
Bab. 57 (Gengsi Alvaro)
58
Bab. 58 (Khawatir)
59
Bab. 59 (Pertengkaran)
60
Bab. 60 (Maaf)
61
Bab. 61 (Permintaan Maaf Alvaro)
62
Bab. 62 (Sandra Berulah)
63
Bab. 63 (Khawatir)
64
Bab. 64 (Perhatian Alvaro)
65
Bab. 65 (PROV Sandra)
66
Bab. 66 (Bermain-main)
67
Bab. 67 (Kemarahan Felica)
68
Bab. 68 (Ungkapan Alvaro)
69
Bab. 69 (Sandra Meninggal)
70
Bab. 70 (Perhatian Sang Kekasih)
71
Bab. 71 (Keadaan Keluarga Mariska)
72
Bab. 72 (Kebaikan Felica)
73
Bab. 73 (Keguguran)
74
Bab. 74 (Sela sadar)
75
Bab. 75 (Kekecewaan Mariska)
76
Bab. 76 (Salah Paham)
77
Bab. 77 (Hanya sebatas Kakak)
78
Bab. 78 (Tamu Tak di Undang)
79
Bab. 79 (Amanda)
80
Bab. 80 (Tingkah Amanda)
81
Bab. 81 (Masa Lalu)
82
Bab. 82 (Soal Perasaan)
83
Bab. 83 (Siapa Dia)
84
Bab. 84 (Penyesalan Amanda)
85
Bab. 85 (Tidak Menyerah)
86
Bab. 86 (Tingkah Amanda)
87
Bab. 87 (Rencana Amanda)
88
Bab. 88 (Rumah Sakit)
89
Bab. 89 (Khawatir.)
90
Bab. 90 (Berubah)
91
Bab. 91 (Daniel)
92
Bab. 92 (Kepekaan Daniel)
93
Bab. 93 (Menemani Felica)
94
Bab. 94 (Makam)
95
Bab. 95 (Kepedihan)
96
Bab. 96 (Kemana kamu Ca?)
97
Bab. 97 (Merindukan)
98
Bab. 98 (Tingkah Amanda)
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
PESONA KAKAK TIRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!