Suamiku Bukan Pria Tua Buruk Rupa
Ruby Magnolia Autumn, namanya seindah parasnya. Bahkan bunga mawar pun akan iri dengan keindahan gadis konyol nan polos yang masih berusia 17 tahun itu.
"Ahh Pria Tua buruk rupa? mereka menikahkanku dengan seseorang yang misterius!" ucapnya pada deretan bunga lili di taman luas di hadapannya.
"Rumput lihatlah cuaca hari ini, sangat buruk, banyak debu dan asap, Manusia memang menyebalkan bukan!?" ucapnya pada rumput yang bergoyang. Padahal dirinya sendiri manusia, sungguh gadis konyol.
"Heh Matahari!" tunjuknya pada si kuning besar di atas langit.
"kenapa sinarmu begitu terik hari ini!? kulitku jadi matang karena ulahmu, lihat wajah pak Cabai, sudah keriting karena ulahmu!" celetuk gadis itu lagi seraya menunjuk kebun cabai merah di sisi kanan gubuk tua bagai jamur miliknya.
"Hahahahaha... burung-burung ayo kita bernyanyi dan menari!!" teriaknya lagi. Mungkin inilah yang disebut putri dari negri dongeng, burung-burung liar itu terbang dan berkumpul ke arah Ruby seolah tahu ada mahluk Tuhan yang sangat cantik di sana.
Belaian nakal dari sang angin menjatuhkan hiasan kepala Ruby yang dia rangkai dengan karangan bunga. Dengan nakalnya angin itu meniup serta kelopak bunga yang berguguran.
Indah!
Tampak seperti musim semi yang begitu bersinar. Hujan kelopak bunga dari hutan alam yang dirawat dengan baik membuat suasana terasa gembira.
Ruby melangkah ke sana kemari dengan headphone yang terpasang di telinganya. Sambil mendengarkan dentingan piano dari benda itu, dia menari ke sana kemari. Satu satunya benda modern yang dia dapatkan dari tetangganya yang baik hati.
Siraman matahari yang hangat dan aroma hutan yang menyegarkan membuat hati gadis kecil yang polos itu berseri.
Hidup hanya satu kali, nikmati dan lakukan apapun yang kau mau.
Jemarinya begitu lentik, menari-nari di udara, bibir merah mudanya melengkung begitu indah. Netra cokelat terang dengan perpaduan green tea itu bersinar indah.
Helai demi helai surainya berkibar dengan terpaan angin sepoi-sepoi. Bagaikan permata yang indah, Ruby adalah salah satu diantara permata yang paling langka.
"Ruby!!!!"
Degh!!
Langkah kaki Ruby berhenti kala mendengar samar-samar suara teriakan seorang wanita. Dia terkejut, wajahnya ditekuk dan kedua jarinya saling bertaut.
Perlahan dia melepaskan headphone merah pemberian tetangganya. Diletakkannya benda itu di atas meja lalu dengan kaki telanjang di berjalan mengendap-endap memasuki gubuk tua yang hampir roboh itu.
Matanya menatap ke sana kemari, mencoba berjalan berhati-hati sambil menempelkan tubuhnya ke dipan jati gubuk tua itu.
Telinganya dia sandarkan ke dinding, rasanya gugup dan juga penasaran. Dia berjalan dengan sangat pelan menuju pintu kayu.
Jemarinya menjelajahi pintu yang setengahnya ditutup dengan lempengan besi itu, sudah usang dan sedikit berkarat.
Dari celah kecil di papan pintu, Ruby mengintip perempuan tua berambut keriting Tangerine yang sedang berdiri sambil berkancah pinggang di depan gubuk itu.
Wajahnya bengis, dan tatapannya tajam seperti nenek lampir. Hidungnya panjang, dan wajahnya selalu ditekuk.
"Ruby!!!" pekik perempuan itu lagi dengan suara melengking.
"Hemphkk!!" Ruby terkejut bukan main, dia sampai melangkah mundur karena terkejut dengan suara cempreng Nyonya Manta Ibunya, ibu kandungnya yang malah lebih kejam dari ibu tiri!
Kedua manik cokelat itu mengikuti setiap langkah Nyonya Manta, mengawasinya secara intens meski tidak tau apa yang harus dia lakukan jika berhadapan langsung dengan Ibu yang kejam itu.
Drap! Drap! Drap!
Langkah kaki itu semakin jelas seiring dengan degup jantung Ruby yang terdengar begitu kuat dan heboh. Panik, dia panik sampai langkahnya tak teratur.
"Ke mana aku!? harus bagaimana!?" gumamnya sambil menggigit jarinya pertanda rasa gugupnya semakin menjadi.
Ruby menatap tempat tidurnya yang terbuat dari papan keras dengan alas tikar rajutan. Dia berlari ke sana dengan cepat lalu berbaring pura-pura terlelap.
Krak!
Pintu rumah dibuka dengan kasar. Ruby ketakutan, jantungnya berdegup kencang. Di cengkramnya dengan erat selimut itu untuk meredam rasa takutnya.
Nyonya Manta adalah ibu yang sangat kejam, badannya besar dan rambutnya keriting. Selalu menggunakan lipstik merah merona, dan suara cemprengnya sudah dihapal seluruh tetangga.
Ruby kerap kali mendapatkan penyiksaan dari ibunya, terutama melampiaskan amarahnya ketika anak-anak nya berbuat ulah. Sejak usianya delapan tahun, dia sudah tinggal di gubuk pengasingan itu tanpa ada yang menemani.
Hidup sendirian, makan sendirian bahkan tidak mengeyam pendidikan yang normal. Sampai saat ini, Ruby bahkan diketahui tidak bisa membaca dengan jelas dan tidak mengenal dunia luar.
"Ruby!!"
"keluar kau sialan!"
"Beraninya kau mengabaikan panggilanku!" pekik nyonya Manta sambil mendobrak pintu kayu itu dengan kaki besar berotot nya yang diselimuti dengan sepatu boot hitam berbahan kulit.
Ruby mencengkram erat selimutnya, entah apa lagi yang akan terjadi padanya hari ini setelah mendengar bahwa dia akan dinikahkan dengan seorang pria tua yang usianya terpaut 18 tahun dengan Ruby yang masih berusia 17 tahun.
Padahal Ibu kandungnya sendiri, tetapi dia sangat kejam dan keji jika berurusan dengan gadis muda itu. Baginya, Ruby adalah sisa ari-ari yang keluar dari rahimnya, darah kotor dan parasit najis yang tak sepantasnya dia lahirkan.
Namun berbeda dengan perlakuannya terhadap kedua putrinya yang lain. Baginya, kedua putrinya adalah malaikat cantik yang Tuhan kirimkan baginya sedang Ruby hanyalah sisa-sisa remah makanan yang anjing pun tak mau menyentuhnya.
Beruntung sekali ketika ada kabar tersiar bahwa pangeran tampan akan datang ke rumah mereka untuk mencari calon istri, dia segera mengambil tindakan cepat untuk mencegah pria itu tertarik pada putri yang dia sebut buluk padahal parasnya bagai princess dari negeri dongeng.
Nyonya Manta masuk ke dalam rumah dengan nafas besar bagai banteng yang sedang mengamuk.
Di tatapanya Ruby yang berpura-pura tidur di atas tempat tidur kayu itu.
"Dasar pemalas sialan!!" Umpatnya.
Emak macam apa dia ini!? Setiap melihat putrinya yang bungsu, dia selalu panas hati, mungkinkah ada kompor meledak di hatinya? Siapa yang tahu?
Ruby sudah sangat ketakutan. Tentu saja takut, ada Big Mama yang mirip nenek sihir berdiri di depannya saat ini sambil menatapnya. Bahkan Big Mama lebih menyeramkan dari raja iblis.
Tangan Nyonya Manta berayun bagaikan lobak putih susu yang terbang dari tanah dan...
Grep!
Tangan itu menarik rambut Ruby dengan kasar, membuat mata Ruby terbuka sempurna dengan wajah syok berat.
"Ma...Mama.... saaaakiiiittt....." Ruby memekik kesakitan sambil menahan tangan nyonya Manta yang mencengkram kepalanya begitu kuat.
Bruk!
Tubuh kurus kerontang bagaikan kanebo kering itu dilempar ke atas lantai tanah sampai kening dan Lutut Ruby membentur lantai tanah berpasir.
"Dasar pembawa sial! Kenapa semua jahitan ini belum beres Ruby!"
" Langgananku sudah menunggu dan kau belum juga menyelesaikannya!? Apa maksudmu pembawa sial!!" Nyonya Manta menatap tajam Ruby.
Dengan tubuh gemetaran, gadis polos itu menatap ke tumpukan kain yang sudah dia selesaikan," ta.. tapi Ma, su.. sudah Ruby selesaikan semua... Ma.. Mama belum periksa," ucap Ruby dengan nada tertekan.
Bagaimana tidak tertekan, dia seolah sedang berbicara di depan hakim pemutus keadilan yang bengisnya melebihi kebengisan nenek lampir dan antek-anteknya.
Nyonya Manta mendekati kardus besar berisi tumpukan kain itu, ditariknya satu per satu dan ternyata semua sudah selesai dijahit Ruby sampai ke sepuluh jari gadis itu dibalut perban karena tertusuk jarum.
"Ohh, sudah selesai, hohohoho... bagusnya karyaku ini, kerja kerasku tak sia-sia!!" Ucapnya dengan wajah bahagia sambil mengangkat kardus itu lalu keluar dari rumah itu tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Kau diam di sini, tunggu perintah dariku, kau akan keluar untuk beli baju buat pernikahanmu besok, kalau sampai kau melarikan diri, bapakmu pun nggak akan bisa menolongmu kalau sudah jatuh ke tanganku!"
"Ingat itu, pembawa sial!" Ancam nyonya Manta dengan nada nya menyeramkan.
Ruby hanya bisa terdiam gemetaran sambil menahan tangisannya. Gadis lugu dan polos yang tidak pernah hidup bebas itu hanya bisa menurut dan menunggu nasibnya dipermainkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Ibelmizzel
ini sih ibu tiri,mampir Thor 💪
2024-01-30
0
💞Aileen 💞
ibu kandung rasa ibu tiri yang jahattt
2023-12-17
0
Nurr Amirr🥰💞
Hadirrrr thorrrr😘😘😘.... Huhuhubu udah bukan big mama lagi nih org udah kayak monsters mama🧟♀️🧟♀️🧟♀️...
2023-10-12
0