Ruby dicekik sekuat tenaga, sedang di ujung sana Gama panik hendak melempar keparat pembuat onar itu.
Tetapi tiba-tiba suara benda yang pecah terdengar begitu ngilu diiringi dengan suara teriakan melengking. Sepertinya yang retak bukan hubungan si mas dan si mbak, tapi masa depan si kumis tebal yang hampir jadi telur ceplok karena tendangan maut dari si gadis kecil Ruby.
Gama sampai terbelalak dan spontan menutupi segitiga Bermuda nya. Kelihatan jelas kalau si kumis tebal itu kesakitan sampai mau mampus.
Tubuhnya ambruk ke atas jalanan berbatu, demikian Ruby yang juga terjatuh karena ulah si kumis tebal telur ceplok itu.
Ruby syok, dia terdiam membeku setelah melakukan serangan tadi. Melihat keadaan Ruby yang syok, Spontan Gama berlari ke arah gadis itu dan menarik tangan Ruby saat melihat anak buah si kumis tebal sudah mengumpulkan kembali kesaktian mereka!
"Ayo lari dari sini!!" Ucap Gama sambil menggenggam tangan gadis kecil itu dan berlari dengan wajah panik dari area terlarang itu.
Gama dan Ruby berlari sekuat tenaga hingga mereka tiba di pusat keramaian.
Keduanya sampai terengah-engah menghindari kejaran para calon penghuni neraka itu.
"Te.. terimakasih paman," ucap Ruby dengan polosnya.
Degh!
Rasanya ada yang tertusuk tapi tak berdarah. Bagaimana bisa dengan wajah setampan itu dipanggil paman oleh Ruby? Apa Gama memang sudah setua itu.
Gama mengusap kasar wajahnya, entah kenapa dia merasa kesal saat Ruby memanggilnya dengan sebutan paman walaupun sebenarnya selayaknya Ruby memanggil dia paman karena perbedaan usia mereka yang mencolok.
"Kau baik baik saja?" Tanya Gama dengan nada datar sedatar tatapan mantan.
Ruby mengangguk sambil menarik nafas berulang kali. Dia terlihat kelelahan. Tentu saja lelah, dia berusaha mengimbangi jarak lari si manusia raksasa hanya bermodalkan tubuh cungkring dan kaki pendeknya, tentu dia kesulitan!
"Paman larinya seperti kucing garong di rumahku, sangat cepat apalagi waktu nyuri ikan asin punya Ruby!!" Celetuk gadis itu dengan polosnya.
Apa seorang Gamaliel kini dibandingkan dengan kucing garong!? Yang benar saja !!
"Cih, dasar bawel!" Ejek Gama.
"Kenapa gadis kecil seperti mu berkeliaran di kota sendirian, sudah malam pula!!"
"Cepat pulang ke rumahmu!" Hardik Gama.
Ruby mengerucutkan bibirnya sambil menatap seluruh kota malam yang belum pernah lihat itu.
"Kalau Ruby tahu jalan pulang, Ruby tidak akan tersesat di sini Paman!" Ucapnya sambil duduk berjongkok dan memeluk kedua kakinya.
Ruby merindukan gubuk tuanya, taman bermainnya, paman cabai keriting dan si pak tua pohon beringin juga rumput bergoyang di belakang gubuknya.
Dia merasa tempat ini, kota besar ini terasa sangat asing bahkan seolah berusaha menelannya hidup-hidup.
“ Kota besar ini menyeramkan!”
“ Ruby tidak suka di sini, semuanya terasa asing bagi Ruby!” ucap gadis itu dengan suara yang menahan tangis.
Gadis yang selama tujuh belas tahun hidupnya terkurung di gubuk tua di tengah hutan tiba tiba muncul di peradaban modern tentu memuat Ruby syok dan ketakutan apalagi setelah kejadian barusan.
Pria itu menatap Ruby seraya mengacak acak rambutnya sendiri. Dia bingung perasaan seperti apa yang membuatnya merasa gelisah ketika melihat wajah sendu perempuan yang masih berusia remaja itu.
Dan pertanyaan besarnya adalah bagaimana Ruby sampai berjalan sejauh ini dari tempat di mana dia seharusnya berada? Apa keluarganya tidak mencarinya? Apa ayah dan Ibunya bahkan saudara saudaranya sama sekali tidak mengkhawatirkan keberadaan gadis yang akan menikah besok itu?
Gama menghela nafas kesal, pertemuan ini benar benar mengejutkan baginya. Jika bukan karena didesak menikah lagi, dia tak akan memilih seorang gadis belia untuk menjadi istrinya, apalagi Ruby kelihatan bodoh dan terlalu polos. Tapi di mana lagi dia car kandidat istri yang tidak mempunyai pengaruh sama sekali!?
“ Bodoh!” umpat Gama.
“ Nona, ,apa kau tahu betapa bahayanya kota besar seperti ini? Kenapa kau berjalan seorang diri tapa ada yang menemani? Kau mau mati?” senggak Gama yang tak habis pikir.
Mendengar omelan pria itu, Ruby mendongak lalu berdiri dengan wajah sendu,” Tadinya Ruby ikut kak Jenna dan kak Yani ke toko, itu pertama kalinya Ruby keluar, rasanya menakjubkan karena Ruby melihat banyak hal yang belum Ruby Lihat,”
“ tapi karena Ruby gak sama seperti kedua kakak yang cantik dan menarik, Ruby diusir dari toko dan disiram oleh karyawan, Ruby kelaparan, jadi Ruby pergi cari makan, tak tahunya Ruby tersesat dan sampai di sini,” jelasnya dengan wajah lugu yang menyedihkan.
Belum lagi Ruby sedang menahan tangis, dia menautkan kedua jari telunjuknya sambil memilin ujung kaosnya karena merasa sedih dan kesepian di kota besar itu.
Hati siapa yang tak terenyuh melihat wajah lugu yang begitu polos itu, belum lagi cara Ruby menahan tangis mampu membuat hati siapapun ikut merasakan kesedihan.
Bahkan seorang tuan besar Gamaliel Falcon yang terkenal saja sampai terenyuh melihat wajah sedih Ruby. Seolah dia bisa merasakan kesedihan gadis itu.
Puk!
Gama menaruh tangannya di pucuk kepala gadis itu,” jangan memasang wajah jelek itu, dasar cengeng!” ucap Gama.
“ Sialan, dia di perlakukan seperti itu oleh keluarganya? Beruntung dia bertemu denganku, bagaimana kalau sampai dia tidak selamat? Kasihan juga,” pikir Gama.
“ Ayo ikut aku, aku akan mengantarmu pulang,” ucap Gama.
“ Beritahu alamatmu,” ucapnya lagi.
Ruby hanya tahu alamat rumahnya karena mengingat alamat yang tertulis dalam kotak sisa paket belanja online kakak kakaknya yang seringkali harus dia bereskan padahal kedua kakaknya yang membeli barang.
“ A.. Alamat... ja.. jalan Putri Hijau No. 13 Gang Melati, Kelurahan Panca Sakti,” jawabnya menyebut alamatnya dengan lengkap seperti anak kecil yang disuruh menghapal alamat rumah.
Gama lagi lagi terkejut dengan sikap kekanakan Ruby, benar benar polos seolah tidak tahu apa apa, padahal memang benar ruby tidak tahu apa apa tentang dunia modern saat ini.
“ Ikut aku!” ucap Gama sambil melangkah tapi Ruby malah terdiam di tempatnya.
“ Ada apa?” tanya Gama.
“ A.. apa... paman... se.. seperti paman paman jahat tadi? Ru.. Ruby.... Ruby mohon jangan jahati Ruby lagi... ru.. Ruby takut!” ucapnya yang tak lagi bisa membendung rasa takut dan sedihnya hingga akhirnya tangisnya pecah di hadapan Gama saat itu juga.
“ Ru.. Ruby takut hiks hiks hiks... ku mohon... jangan bikin Ruby takut lagi paman... Ruby... Ruby akan jadi anak baik, tapi jangan takuti Ruby seperti tadi, leher Ruby juga masih sakit karena dicekik, kaki Ruby lecet, rasanya menyakitkan, Ruby takut... ma.. maaf.. hiks hiks hiks..” Gadis itu menangis sesenggukan sambil mencengkram ujung kaosnya begitu kuat. Dia menangis sesenggukan karena rasa takutnya.
Padahal barusan dia terlihat begitu berani menantang di preman kumis tebal itu, tak tahunya, Ruby diam diam menahan rasa takutnya karena ulah orang orang tadi.
Gama terhenyak, tangisan gadis itu membuat hatinya sedikit pedih, rasanya aneh dan sesak bahkan dia sampai menahan nafasnya karena melihat Ruby sesenggukan di depannya.
“ Dasar cengeng!! Aku tidak akan menyakitimu!” ucap Gama sambil menepuk kepala Ruby lagi.
Ruby yang menangis seketika itu berhenti, dia menatap Gama dengan penuh harap kalau Gama mau membantu dirinya yang tersesat itu.
“ Pa.. Paman.. janji ya, jangan sakiti Ruby!” ucapnya dengan nada memohon dan tatapan memelas.
Arhhh... siapa yang tahan dnegan tatapan menyedihkan itu, belum lagi air mata Ruby menetes begitu banyak sampai membasahi pakaiannya.
“ Ck.. dasar cengeng, aku janji, berhentilah menangis, dan berhenti memanggilku paman!” tegas Gama.
Seketika wajah ruby berubah, dia tersenyum dengan mata berkaca kaca sembari mengangguk seperti anak kecil yang patuh,” terimakasih paman!” seru gadis itu dengan senyuman cerah di wajahnya.
Begitu cepatnya mood gadis itu berubah, membuat Gama sampai terhenyak dan sedikit syok. Ini kali pertama dia menemui seorang perempuan yang moodnya berubah secepat kilat.
“ Wahh... dasar bocah!” gumam Gama tak habis pikir.
"Tunggu dulu! Sudah ku bilang jangan memanggilku paman!" kesal Gama.
"hehehe... Maaf Paman!" balas Ruby sambil tersenyum jahil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
kompiang sari
Lanjuuut Thor
2023-12-10
0