Malam itu, langit gelap yang tak ditaburi percikan bintang bintang, segelap kegelapan yang menyelimuti hati Ratu Evelyn. Ya, statusnya kini adalah seorang Ratu, angin berdesir membawa aroma bunga-bunga istana.Dengan perlahan, ia melangkah dari lorong menuju kamar pribadinya. Kandungannya yang mulai membesar membuatnya agak kesulitan bergerak.
Tanpa diduga, langkahnya terhenti mendadak, dan tubuhnya terhuyung, ambruk.Sophia, yang tidak sengaja sedang lewat di sekitar itu, segera mendekat untuk membantunya. Tapi, sesuatu yang tidak terduga terjadi.
Evelyn menepis uluran tangan Sophia dengan kasar. "Jangan dekati aku! Ini semua kesalahanmu," ucapnya dengan nada menuduh.
Sophia tercengang, tak mengerti apa yang sedang terjadi. Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, Raja Erick datang setelah mendengar suara ribut.
"My Queen, apa yang terjadi di sini?" tanya Raja Erick dengan khawatir.
Evelyn segera memanfaatkan kesempatan ini, menunjuk Sophia dengan penuh dramatis. "Yang Mulia, Putri Sophia dengan sengaja membuatku terjatuh!."
Raja Erick melihat situasi dengan penuh kebingungan. Sophia mencoba membela diri, namun wajahnya dipenuhi oleh kebingungan dan kekecewaan. Apa yang baru saja terjadi tidak masuk akal baginya.
"Sophia, apa benar ini yang terjadi?" tanya Raja Erick, memandang putrinya dengan ekspresi serius.
Sophia menggeleng dengan cepat. "Ayah, aku tidak tahu apa yang terjadi. aku hanya mencoba membantu Ratu Evelyn yang terjatuh." Jelasnya.
Evelyn terisak dengan pura-pura sedih. "Dia berbohong, Yang Mulia. Saya tahu dia iri pada saya Dia ingin mencelakai bayi ini!" ucapnya dengan nada tajam.
Raja Erick bingung, dihadapkan pada dua wanita yang berharga untuknya. "Sophia, Ayah sama sekali tidak ingin percaya bahwa kamu akan melakukan hal seperti ini. Namun, Ayah harus mencari tahu kebenarannya."
Ia tidak percaya pada apa yang dituduhkan istrinya, disisi lain tidak mungkin juga Evelyn akan mencelakai bayinya sendiri.
Dalam kebingungan dan kesedihannya, Sophia hanya bisa menyaksikan bagaimana segalanya berubah. Percayakah Raja Erick pada putrinya, ataukah cintanya terhadap Lady Evelyn akan menjadi pemisah di antara mereka?
Saat itulah, Sophia merasa betapa rapuhnya posisinya, seperti sehelai benang di tepi jurang yang siap putus setiap saat. Walaupun statusnya adalah Putri Raja, ia bisa kapan saja kehilangan gelar itu. Apalagi akan ada Pewaris baru disini.
Dalam naungan mahkota yang membebani, Sophia merasakan angin berubah menjadi badai. Lady Evelyn, sekarang telah menjadi Ratu, semakin berani menunjukkan sisi gelapnya di depan Raja Erick. Setiap kesempatan diambilnya untuk merendahkan Sophia, bahkan dengan fitnah yang merusak. Bahkan saat ini dirinya masih terbilang anak anak namun dengan tega ibu tirinya melakukan itu.
Dengan ekspresi kesakitan, Evelyn meraih perutnya seolah-olah ini akibat terjatuh tadi."Raja Erick, perutku sakit sekali. Aku yakin ini semua karena Sophia yang tadi sengaja ingin mencelakaiku."
Hebatnya Raja Erick, terkesan oleh pertunjukan dramatisasi Evelyn, ia menatap Sophia dengan ekspresi yang penuh pertanyaan dan kekhawatiran seolah tidak mempercayai putrinya.Dalam ketidakpastian, ia memutuskan untuk membawa Evelyn pergi.
"Aku akan segera membawamu ke ruang istirahat. Sementara itu Sophia, kau perlu memberikan penjelasan tentang ini nanti!" Sahut Raja dengan serius.
Sophia, dengan mata berkaca-kaca dan hati yang hancur, menyaksikan Raja Erick membawa Lady Evelyn pergi. Kepercayaan yang sudah runtuh membuatnya terdiam dalam kesendirian, diabaikan dan terbuang oleh orang yang dulu dipanggilnya ayah. Kakinya serasa lemas, ia tahu bahwa lambat laun ini akan terjadi, namun ia tidak menyangka akan secepat ini.
...----------------...
Sebuah rapat diadakan di ruang istana, dan Ratu Evelyn tampak mengejek Sophia di depan semua pejabat kerajaan. Ia memutar kata-kata dengan licik, menciptakan citra Sophia sebagai pengacau, yang mencoba merusak kedamaian kerajaan.
Sophia berdiri di hadapan Raja Erick dengan mata berkaca-kaca, berusaha membela diri. "Ayah, saya tidak melakukan apa-apa. Ini semua fitnah," ucapnya dengan tegas.
Namun, Evelyn dengan dingin menertawakan kata-kata Sophia. "Yang Mulia sayang, jangan terpedaya oleh kata-kata seorang putri yang iri hati."
Sophia merasa dunianya runtuh, melihat bagaimana Ibu Tirinya berhasil memanipulasi situasi untuk kepentingannya sendiri.
Raja menghembuskan nafas berat."Ayah berharap kau bisa lebih bijak,Sophia. dan bisa menerima Evelyn sebagai ibumu," ucap Raja Erick dengan nada tegas.
Sophia menundukkan kepala, hatinya terpukul. Ia menyadari bahwa posisinya sebagai putri semakin terancam, dan Lady Evelyn telah berhasil meraih hati Raja Erick sepenuhnya.
Di balik senyumannya yang lembut, Lady Evelyn menatap Sophia dengan tajam. Keberhasilannya dalam memperdaya Raja Erick membuatnya semakin kuat, dan ia telah menancapkan duri-duri tajam di hati Sophia.
Sophia merasakan penderitaan yang tumbuh di dalam dirinya, namun di saat yang sama, kekuatannya juga mulai bangkit. Ia harus menemukan cara untuk menghadapi kecurangan dan fitnah ini, bahkan jika itu berarti melawan Ratu yang kini menguasai takhta.
Tak sampai disitu saat mereka sedang berdua di kediaman pribadi Raja Erick, dalam keheningan kamar, Lady Evelyn terus menyulut api dendamnya. Dengan mata yang penuh intrik, ia meracuni pikiran Raja Erick terhadap Sophia. Setiap kata yang keluar dari bibirnya merupakan benih-benih agar Raja meragukan putrinya sendiri.
"Dengarlah, Yang Mulia," ucap Lady Evelyn dengan suara yang penuh tipu daya, "Sophia selalu berusaha mencelakai saya. Dia tidak menganggap saya sebagai ibu dan bahkan merencanakan kejahatan terhadap anak yang saya kandung."
Raja Erick mendengarkan dengan hati yang terombang-ambing antara cinta dan kecurigaan. Pergolakan dalam dirinya semakin terasa, dan ia mulai memandang Sophia dengan keraguan yang tumbuh.
"Sayang, apakah kamu yakin? Sophia masih anak anak, ia tidak mungkin berpikiran seperti itu." tanya Raja Erick ragu.
Evelyn tersenyum penuh kemenangan. "Tentu, Yang Mulia. Saya tidak akan berbohong. Meskipun Anak anak, ia tergolong anak yang cerdas,Saya hanya ingin melindungi Anda dan kerajaan ini dari bahaya yang mungkin disebabkan oleh Sophia."
Dalam ruang gelap hatinya, Lady Evelyn merasa senang melihat bagaimana Raja Erick semakin menjauhkan diri dari Sophia. Ia mencapai keberhasilannya, menggantikan cinta ayah dengan keraguan yang mematikan.
Raja Erick merenung dalam. Pergolakan pikirannya menciptakan badai yang melibatkan dua wanita yang sangat berarti baginya. Ia merenungkan kemungkinan bahwa tindakan Sophia mungkin timbul dari rasa cemburu yang sulit diungkapkan.
"Bisakah ini semua terjadi karena cemburu?" Gumamnya Raja Erick, mencoba mencari pemahaman di tengah konflik yang semakin rumit.
Lady Evelyn, yang telah berhasil meracuni pikiran Raja, terus menyulut keraguan itu. "Yang Mulia, cemburu bisa membawa seseorang pada tindakan putus asa. Mungkin Sophia merasa terpinggirkan karena kehadiran saya dan mencari cara untuk menyingkirkan saya."
Raja Erick mendengarkan kata-kata Lady Evelyn dengan hati yang terbagi. Sebagai seorang ayah, ia ingin memahami dan memperbaiki hubungan dengan putrinya. Namun, fitnah dan manipulasi membuatnya ragu.
...----------------...
Sementara itu, Sophia yang tak mengetahui fitnah ini terus hidup dalam bayang-bayang tuduhan yang tak berdasar. Hatinya hancur melihat bagaimana hubungan antara dirinya dan ayahnya semakin retak.
Pada suatu malam yang sunyi, Sophia duduk sendiri di kamarnya. Air mata mengalir di pipinya saat merasakan betapa sendirinya ia berjuang melawan fitnah dan pengkhianatan. Baginya, Raja Erick bukan lagi ayah yang dulu dicintainya dengan sepenuh hati.
Sophia yang masih terpuruk dalam kesendirian, tidak menyadari bahwa setiap langkahnya diawasi oleh mata-mata kerajaan. Fitnah yang dijatuhkan padanya merusak citranya sebagai putri mahkota yang baik hati.
Keadaan semakin rumit ketika muncul isu-isu tentang kemungkinan pewaris baru yang akan datang dari Lady Evelyn. Rakyat terpecah, mengikuti fakta dan fitnah yang melanda istana. Kehidupan Sophia terus menjadi taruhan dalam permainan politik kerajaan.
Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menggantung dalam keheningan malam istana, memutuskan nasib dan masa depan kerajaan.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
❎BACKSPACE❎
dari awal bahasa penyampaian nya
bagus dan mudah di pahami alur
critanya..
ayo berjuang menjd gadis yg kuat dan cerdas Shopia serta punya
strategi yg pintar untuk melawan evelyn
2023-12-23
3
Purnama Pasedu
jahat banget
2023-11-13
1