"Sophia, Perkenalkan ini Lady Evelyn." Ucap sang Ayah dengan bangga.
Seorang wanita dengan rambut putih panjang, tersenyum lebar pada Sophia, Ia membungkuk untuk memberikan hormat lantas memperkenalkan diri.
"Salam Kenal, Putri Sophia," Ucap Evelyn, ia tersenyum dengan lembut dan memberi salam.
"Salam kenal, Lady Evelyn," balas Sophia dengan sopan, berusaha menyembunyikan kecemasan di dalam hatinya.
Hati Sophia berdebar kencang, apakah ia bisa menerima calon ibu barunya ini? Namun ia terlihat seperti wanita yang baik. Pikir Sophia.
Raja, dengan suara penuh harap, meminta restu dan dukungan Sophia untuk pernikahan ini. Dia meyakinkan putrinya bahwa Lady Evelyn adalah wanita baik dan akan menjadi ibu yang baik baginya.
Sophia menggenggam tangannya dengan tegang, berusaha menenangkan diri. akhirnya Sophia mengangguk dengan tulus. Melihat ayahnya bisa tersenyum kembali juga ia merasa bahagia.
Raja tersenyum lega, memeluk putrinya dengan penuh kasih sayang. Dia merasa terharu dengan kebijaksanaan Sophia. "Terima kasih, Putriku,"
Lady Evelyn yang sedari tadi mengamati ayah dan anak ini tersenyum lebar mendengar Sophia sudah merestui mereka, namun dari sorot matanya ada sesuatu yang ia sembunyikan, seolah Kemenangan sudah ada padanya.
...----------------...
Raja pertama kali bertemu dengan Lady Evelyn pada pesta Panen kerajaan yang melimpah ruah, ia merasa bangga setelah bertahun-tahun bekerja keras untuk memajukan pertanian di kerajaannya, saat ini dia merasa puas dengan hasil yang telah dicapai.
Ia memiliki seorang penasehat yang bijaksana dan cerdas, Perdana Menteri Edward. Edward adalah seseorang yang selalu berada di sampingnya, memberikan nasihat berharga dan mendukungnya dalam setiap keputusan yang diambil. Melihat kegelisahan raja, Edward dengan bijak mencari solusi untuk mengatasi kekosongan dalam hidup Erick.
Raja Erick mengenakan pakaian kerajaannya yang paling indah dan berjalan menuju taman istana, di mana pesta dilangsungkan. Di tengah kerumunan tamu yang berbahagia, mata Raja Erick terpaku pada seorang wanita yang berdiri di tengah-tengah kerumunan.
Lady Evelyn memancarkan kecantikan yang memikat hati Erick seketika. Dengan gaun berwarna pastel yang lembut, rambut Putihnya tergerai indah di bahu, dan senyumannya yang lembut, dia adalah sosok yang tidak bisa diabaikan. Raja Erick merasakan denyutan jantungnya berdetak lebih cepat saat pandangannya bertemu dengan mata indah Lady Evelyn.
Ia pun berbisik menanyakan wanita itu pada Edward. Raja sama sekali tak bisa mengalihkan pandanganya.
" Ia bernama Lady Evelyn, putri dari bangsawan terkemuka di kerajaan Stary." Jawab Edward.
Raja merasa penasaran dengan Lady Evelyn dan tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. Setelah berpikir panjang, akhirnya ia meminta untuk bertemu dengan wanita itu pada Edward.
Tak lama dari situ Lady Evelyn sudah ada dihadapan Raja, membungkuk hormat dan tersenyum manis, "Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Anda, Yang Mulia."
Dalam momen itu, keduanya merasa ada ikatan yang kuat di antara mereka. Percikan cinta mulai tumbuh di hati Raja Erick dan Lady Evelyn. Pesta panen yang seharusnya hanya tentang hasil pertanian yang melimpah, kini menjadi awal dari kisah cinta yang tak terduga.
Dari situ tak butuh waktu lama untuk sang Raja meresmikan hubungannya, Erick merasa ia akhirnya menemukan dalam Evelyn sosok yang ia cari selama ini, seorang pendamping hidup yang lembut dan penuh kasih sayang.
Tak lama setelah itu, pesta pernikahan Raja Erick dan Lady Evelyn pun digelar. Kerajaan itu berada dalam kegembiraan yang tak terbendung, dan seluruh rakyatnya berbondong-bondong menuju istana untuk menyaksikan momen ini.
Pernikahan Raja Erick dan Lady Evelyn berlangsung di taman istana yang megah. Di sekeliling taman, bunga-bunga indah berwarna-warni ditempatkan dengan rapi, menciptakan suasana yang begitu romantis. Taman itu dipenuhi dengan suara tawa, riuh rendah percakapan, dan musik yang mengalun lembut di udara.
Di tengah keramaian, Putri Sophia yang juga turut bahagia dengan pernikahan ayahnya, berjalan dengan anggun menuju tempat duduknya di barisan depan. Ia mengenakan gaun putih yang indah, dengan rambut terurai dan mahkota berkilau di atas kepalanya.
Mata Raja Erick terpana saat melihat kecantikan Lady Evelyn. Ia tak bisa menahan senyum bahagia ketika Lady Evelyn berdiri di hadapannya. Mereka saling berpegangan tangan, mengucapkan janji setia mereka satu sama lain di hadapan semua orang yang hadir.
"Apakah Yang mulia bersedia menjadikan Lady Evelyn sebagai istri yang sah dan setia?" Sahut Pastor.
" Ya, aku bersedia. " Jawab Sang Raja dengan tulus.
"Lady Evelyn, apakah engkau bersedia menjadikan Raja Erick sebagai suami yang sah dan setia?" Tanya Pastor lagi.
"Ya, aku bersedia." Balas Lady Evelyn Dengan senyuman.
"Dengan ini, saya menyatakan kalian berdua sebagai suami istri."
Setelah upacara pernikahan, pesta dimulai. Hingga malam pun tiba. Rakyat kerajaan menikmati hidangan lezat dan menari di bawah cahaya bulan yang memancar. Raja Erick dan Lady Evelyn tak luput menari dengan indah di tengah kerumunan,
Namun ada sosok yang mengerti keadaan Sophia,
Peter, melihat kebahagiaan palsu yang terpancar dari wajah Sophia. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dan memutuskan untuk menghampiri Sophia
"Tuan Putri, aku tahu bahwa kau sebenarnya sedih. Aku melihat kesedihan di matamu meski kau berusaha untuk tersenyum." Kata Peter penuh perhatian.
"Tidak Peter, aku baik-baik saja. Ini adalah hari yang bahagia untuk ayahku dan Lady Evelyn." Sangkal Sophia, ia terus berusaha menyembunyikan kesedihannya.
"Tuan Putri, kau tahu bahwa kau bisa berbagi kesedihanmu padaku bukan?" Anak ini tak menyerah, dan terus membujuk Sophia. Jadi ia memutuskan untuk mengajak sang Putri berdansa.
"Putri Sophia apa kau mau berdansa denganku?" Tanya peter dengan Ramah, ia mengulurkan tangannya.
Sophia lantas tersenyum dan menerima tawaran Peter."Tentu, Peter. Terima kasih."
Putri Sophia memandang Peter dengan tatapan penuh kepercayaan. Dia merasa nyaman untuk berbagi perasaannya.
Peter dan Putri Sophia berada di tengah kerumunan yang sedang berdansa di ballroom istana. Sophia masih terlihat sedikit sedih, tetapi Peter berusaha mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya berdansa.
Musik mulai berbunyi, mereka berdua berdiri di tengah lantai dansa.
Mereka berdua berpegangan tangan dan mulai berdansa dengan lembut. Peter memimpin langkah-langkah dansa dengan penuh kehati-hatian, sementara Sophia mencoba mengikuti gerakan dengan anggun.
Mereka saling berpandangan, menemukan keceriaan dan kehangatan di mata satu sama lain. Peter berusaha untuk membuat Sophia melupakan kesedihannya sejenak dan menikmati momen ini.
"Kamu benar, Peter. Aku harus berhenti terlalu memikirkan perasaan gelisah ini dan membiarkan diriku bahagia." Ucap gadis itu sambil tersenyum.
Mereka terus berdansa, tersenyum dan tertawa bersama. Suasana menjadi semakin riang dan Sophia mulai melupakan kesedihannya, terfokus pada kebahagiaan saat ini.
Namun ternyata ini adalah awal dari penderitaan Sophia, kegelisahannya selama ini bukan hanya sekedar Firasat, Wanita yang terlihat anggun dan baik itu menyimpan api dalam matanya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Purnama Pasedu
putri kerajaan tapi jahat y
2023-11-13
2